Anda di halaman 1dari 6

Bioteknologi dalam Bidang Budidaya Perikanan

Aisyah Azzahra Abdurrahman


1222060006

Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Bios” dan “Logos”.
Bios berarti hidup dan Logos berarti ilmu. Dapat didefinisikan bahwa biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan organisme hidup seperti
tumbuhan, hewan, manusia, mikroorganisme, dan hubungan antara makhluk
hidup. Biologi tidak hanya mengkaji tumbuhan dan hewan yang hidup di muka
bumi ini, tetapi tumbuhan dan hewan yang hidup di masa lampau bahkan di
tempat lain jika mungkin ada kehidupan.
Teknologi merupakan sarana untuk menyediakan barang- barang yang
diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Kata teknologi
bermakna perkembangan dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk
menyelesaikan masalah- masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Teknologi merupakan hasil olah pikiran manusia untuk mengembangkan
sistem tertentu dan menggunakannya untuk menyelesaikan persoalan dalam
hidupnya.
Bioteknologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup maupun dari produk makhluk hidup dalam proses
produksi barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
manusia. Ciri utama bioteknologi adalah:
1. Adanya benda biologi berupa mikroba, tumbuhan atau hewan.
2. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
3. Proses yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Bioteknologi sudah berkembang pesat, terutama di bidang kedokteran,
pengelolaan lingkungan, pangan dan pertanian. Dalam bidang kedokteran,
bioteknologi mengembangkan obat- obat berbasis bioteknologi insulin yang sudah
terbukti dapat mengobati diabetes, bioteknologi juga telah berhasil
mengembangkan vaksin hepatitis B.
Adapun teknik- teknik dalam bioteknologi yaitu:
1. Fermentasi. Proses fermentasi digunakan pada bioteknologi pembuatan
tape, industry farmasi, biopulping, bahan bakar etanol, dan bioplastic.
2. Analisis genetic. Bertujuan mempelajari bagaimana sifat/ karakter atau gen
diwariskan dari generasi ke generasi dan bagaimana gen dan lingkungan
berinteraksi untuk menghasilkan suatu sifat. Ini digunakan untuk diagnosis
kedokteran, pertanian, dan bahan bakar.
3. Seleksi dan Pemuliaan. Melakukan manipulasi pada mikroba, tanaman
atau hewan dan pemilihan individu atau populasi yang diinginkan sebagai
stock genetik untuk perbaikan generasi baru.
4. Analisis DNA dengan PCR dapat membuat kopi segmen DNA dan RFLP,
merupakan alat yang penting untuk genom mapping. Dapat digunakan
untuk diagnosis suatu penyakit, konseling genetik, dan terapi gen.
5. Kultur sel dan Jaringan. Menumbuhkan tanaman atau jaringan hewan atau
sel secara steril di dalam tabung reaksi atau tabung gelas lainnya. Dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman, produksi tanaman transgenik
produksi bahan kimia, dan penelitian kedokteran.
6. Rekayasa genetik atau DNA rekombinan. Transfer segmen DNA dari
suatu organisme ke DNA organisme lain. Kedua organisme tersebut dapat
tidak saling berabad satu sama lain. Dapat digunakan untuk produksi
bahan pangan industri farmasi, konseling genetik, dan terapi gen.

Bioteknologi perairan juga mencakup ekstraksi (pengambilan) bahan


bahan alamiah dari organisem perairan untuk bahan dasar industry makanan,
minuman, farmasi, kosmetika, dan lainnya.
Biotekknologi perikanan adalah bioteknologi yang ditekankan khusus
pada bidang perikanan. Penerapan bioteknologi dalam bidang perikanan ini sangat
luas, mulai dari Rekayasa media budidaya, ikan, hingga pasca panen hasil
perikanan.
Bioteknologi telah menciptakan ikan berkarakter yang dihasilkan melalui
rekayasa gen. Melalui rekayasa gen ini dapat diciptakan ikan yang tumbuh dengan
cepat, warnanya juga menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dan sebagainya.
Pada tahap pasca panen hasil perikanan bioteknologi mampu mengubah ikan
melalui proses transformasi biologi hingga dihasilkan produk yang bermanfaat
bagi kelangsungan hidup manusia.
Bioteknologi memiliki cakupan manfaat yang sangat luas bagi dunia
perikanan. Manfaat tersebut adalah meningkatkan tingkat pertumbuhan ikan,
meningkatkan nilai gizi pada pakan ikan, meningkatkan kesehatan ikan,
membantu memperbaiki dan melindungi lingkungan, memperluas cakupan jenis
ikan, meningkatkan pengelolaan dan konservasi ketersediaan benih di alam.
Tujuan utama dari penerapan bioteknologi genetik pada ikan adalah untuk
meningkatkan tingkat pertumbuhan. Tetapi bisa juga digunakan untuk
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit dan lingkungan. Ada beberapa teknik
bioteknologi yang sudah diterapkan pada ikan budidaya.
Pada penelitian bioteknologi dalam bidang perikanan, diutamakan pada
tiga kelompok yaitu akulkultur, pemanfaatan produksi alam dan prosesing bahan
makanan yang bernilai ekonomi tinggi. pengembangan bioteknologi di bidang
akulkultur meliputi seleksi, hibridasi, rekayasa kromosom dan pendekatan biologi
molekuler seperti transgenik sangat dibutuhkan untuk menyediakan benih dan
induk ikan.

Pembenihan Selektif
Pembenihan selektif adalah penangkaran tumbuhan atau hewan untuk
suatu sifat genetik terentuu melalui seleksi secara bertahap. Pembenihan selektif
pada ikan adalah pembenihan tradisional yang pertam akali dikembangkan pada
ikan mas ribuan tahun lalu. Tetapi sampai sekarang pembenihan selektif hanya
diterpkan pada ikan untuk konsumsi. Program pembenihan secara selektif telah
mmberikan hasil peningkatan dan pendpatan yang stabil.

Manipulasi
Manipulasi adalah sebuah proses rekayasa yang secara diesengaja dengan
melakukan penambahan, penyembunyian, penghilangan, atau pengkaburan
terhadap bagian atau keseluruhan sebuah sumber. Manipulasi dalam bentuk
kromosm merupakan Teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan
organisme “triploid” yaitu organisme dengan bentuk 3 kromosm. Triploid
umumnya tidak bereproduksi. Keuntungan triploid dapat dilihat pada fungsi
sterilisasinya meskiupn tidak dapat mencapai 100%.

Budidaya Sejenis
Di budidaya perikanan, budidaya sejenis atau monosex biasanya lebih
mengunntungkan dari budidaya lainnya. Produksi ikan dnegan monosex
memberikan banyak keuntungan dan dapat dilakukan dengan manipulasi
perkembangan embrio dan gamet.

Hibridasi
Hibridasi adalah bioteknologi genetic yang semakin mudah dilakukan
dengan berkembangnya teknik pembenihan buatan. Dengan meningkatkan
pemahaman tentang faktor- faktor lingkungan yang dapat memengaruhi
reproduksi seperti lamanya penyinaran matahari, suhu, atau arus air sudah
memainkan peranan penting dalam peningkatan program pembenihan. Hibridasi
juga dapat digunakan untuk menghasilkan anakan satu jenis kelamin seperti
hibridasi ikan Nila Nile dan Nila Biru.

Peningkatan Teknologi
Peningkatan teknologi reproduksi pada ikan telah banyak membantu
pembudidaya dalam usaha membudidayakan ikan. Selain itu, dengan adanya
kemampuan untuk mengatasi kendala alam, pembudidaya bisa mengawinkan ikan
lebih banyak pada saat nilai jual ikan tinggi dan jug amenjamin ketersediaan ikan
di pasar.

Perkembangan Teknologi Transgenik


Rekayasa genetic merupakan istilah yang samar samar dengan
pengertiannya hamper mirip dengan transgenic. Teknologi ini sedang berkembang
dengan cepat dan memungkinkan dapat merubah gen- gen spesies yang memiliki
keterikatan yang jauh. Transfer gen pada ikan biasanya mencakup gen yang
menghasilkan hormon pertumbuhan. Teknologi transgenic saat ini masih dalam
tahap penelitian dan pengembangan. Belum ada ikan yang transgenic yang
tersedia untuk dikonsumsi.

Pemanfaatan bioteknologi dalam meningkatkan upaya sector salah satunya


adalah dengan sistem bioflok. Sistem bioflok yaitu Teknik pengolahan limbah cair
unntuk makroagreratyang dihasilkan dalam lumpur lumpur aktif. Bahan- bahan
organic bioflok yaitu pakan ikan alami yang mengandung nutrisi ynag cukup baik
dan dapat menjadi makanan tambahan yang dapat meningkatkan produksi sector
perikanan dan menurunkan jumlah pakan yang diberikan.
Dalam bidang budidaya ikan hias, prinsip biologi adalah sebagai sarana
usaha untuk penyediaan induk dan benih ikan hias yang berkualitas. Salah stau
penyebab rendahnya produksi ikan di Indonesia adalah kemampuan mengolahnya.
Sekitar 20- 25% ikan terbuang percuma, produk perikanan tidak dapat
dimanfaatkan karen atidak diolah dan mengalami pembusukan.
Bioteknologi sudah menciptakan ikan yang berkaratker genetic melalui
rekayasa gen. Melalui rekayasa gen, dapat diciptakan ikanyang tumbuh cepat,
warnanya menarik, dagingnya tebal, tahan penyakit dansebagainya. Pada tahap
pascapanen hasil perikanan, bioteknologi mampu mengubah ikan melalui proses
transformasi biologi hingga dihasilkan produk yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup manusia.

Bioteknologi pengolahan hasil perikanan (BPHP) adalah cabang dari


bioteknologi pangan yang sudah lama diterpakn oleh masyarakat Indonesia untuk
mengolah hasil perikanan. Bebebrapa produk yang sudah dihasilakn masyarakat
melalui bioteknologi tersebut antara lain peda, kecap ikan, bekasem,
bekasang,terasi, dan silase.
Adapun cara pembuatan peda sebagai berikut:
1. Cuci ikan kembung dan timbang beratnya untuk menentukan banyaknya
garam yang akan digunakan. Pada umumnya garam yang digunakan 25-
30% dari berat ikan kembung.
2. Campurkan ikan kembung dan garam lalu susun ikan kembung di dalam
bak plastic selapis demi selapis di selingi garam.
3. Pada permukaan paling atas diberi lapisan garam lebih banyak, tutup
dengan penutup dari papan/ tampah kemudian beri pemberat. Simpan di
tempat yang bersih dan sejuk selama 3-6 hari.
4. Setelah dibiarkan 3-6 hari, bongkar ikan kemudian cuci dengan air bersih,
dan tiriskan di rak peniris.
5. Lalu, jemur dan angin anginkan sampai ikan kelihatan kesat atau padat.
6. Baluri ikan dengan garam dan susun berlapis lapis dalam pendil yang
sudah dialasi merang atau daun pisang kering.
7. Tutup bagian atas dengan merang/ daun pisang kering dan diberi pemberat
di atasnya. Pada saat pengepakan harus rapat dan jangan sampai oksigen
masuk kedalamnya.
8. Simpan di tempat yang bersih selama 10 sampai dengan 15 hari untuk
proses fermentasi sampai tercium bau peda.

Cara pembuatan kecap ikan sebagai berikut:


1. Cuci bersih ikan teri, kemudian tiriskan dan taburi dengan garam,
diratakan dan masukkan dalam wadah yang ada tutupnya.
2. Tutup dan simpan dalam tempat yang suhunya netral. Fermentasi paling
cepat minimum 2 minggu atau lebih lama lebih baik.
3. Setelah itu, rebus fermentasi teri tadi dengan menambahkan 2 liter air dan
250 gram gula pasir. Rebus kurang lebih 2 jam dengan api yang kecil.
Kmeudian matikan api dan biarkan dingin. Kemduaian, saring dengan kain
bersih.
4. Hasilnya akan menjadi kekuning kuningan. Untuk menghasilkan citarasa
kecap ikan ini bisa di tambahkan pada masakan tumis- tumisan dan kuah
soup.

Secara garis besar, BPHP yaitu salah stau teknologi yang dipergunakan
untuk mengolah hasil perikanan menggunakan jasa makhluk hidup yaitu mikroba.
Mikroba memiliki kemampuan untuk merombak senyawa kompleks (protein,
lemak, dan karbohidrat) menjadi senyawa sederhana (asam amino, asam lemak,
dan glukosa).
Dalam bidang perikanan kebutuhan adanya penerapan teknologi sangat
ditunggu-tunggu, pengingat adanya penangkapan ikan yang melebihi potensi
Lestari, banyaknya terumbu karang yang rusak dan dengan adanya peningkatan
konsumsi ikan. Menteri Kelautan dan Perikanan mengakui adanya kebutuhan
penerapan teknologi, tetapi Beliau juga mengakui adanya ketakutan pada dampak
penerapan teknologi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, C., Swastawati, F., & Riyadi, P. (2014). Pengaruh Perbedaan
Konsentrasi Asap Cair Terhadap Karakteristik Arabushi Ikan Tongkol
(Euthynus Affinis). Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil Perikanan,
3(4), 10–15.
Haq, M. (2016). https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi diakses pada tanggal 15
April 2016 pukul 16.30 WIB. April 2016, 15–52.
Muhammad. (n.d.). Bab 2 Bioteknologi Dalam Bidang Budidaya Perikanan dan
Perkembangannya. 4–14.
Prasetya, E. (2016). Pembelajaran 11 : Bioteknologi. Modul Belajar Mandiri
Calon Guru PPPPK, 255–279.
Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). Suparyanto dan Rosad (2015. (2020).
Pengertian Biologi. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.Pengertian
Biologi. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–253.
Syarqi, H. M., & Amalia, S. (2021). Studi deskriptif minat sosial pada remaja
ditinjau dari latar belakang keluarga. Cognicia, 9(1), 45–52.
https://doi.org/10.22219/cognicia.v9i1.14222
Warianto, C. (2011). Biologi Sebagai Ilmu Biologi Sebagai Ilmu. Unair Press, 1–
4.

Anda mungkin juga menyukai