Anda di halaman 1dari 11

Tugas Individu

Bioteknologi OPT

STERILANT (BIOTEKNOLOGI KLASIK, MODERN DAN BARU)

Oleh:
Ima Rahima Hidayati
G111 14 324

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan
makhluk hidup untuk menghasilkan produk dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-
ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi
sel, teknik kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan
mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu bahan.
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional
dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan,
seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan.
Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain
tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional,
yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya
penggunaan enzim.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien. Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam
industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika,
penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai
penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi
makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.
Kultur yang bebas dari kontaminan merupakan modal yang penting dalam
keberhasilan kutur in-vitro. Pada tahap ini bahan sterilant dengan konsentrasi dan waktu
yang tepat menentukan keberhasilan pertumbuhan eksplan. Clorox (natrium hipoklorid)
merupakan bahan sterilant yang umum digunakan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yaitu:
1. Bagaimanakah perbedaan bioteknologi klasik, modern dan baru?
2. Apa kegunaan sterilant dalam bioteknologi?

C. Tujuan
Mengetahui dan memahami konsep bioteknologi klasik, bioteknologi modern, dan
bioteknologi baru. Serta mengetahui kegunaan atau manffat sterilant dalam bioteknologi
pertanian.
BAB II
ISI

2.1 Bioteknologi Pertanian


Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan
'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata
tersebut European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi
sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan atau
analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa.
Dalam pengertian popular, bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan teknik-
teknik yang sesuai untuk mendayagunakan organisme (sel, jaringan makhluk hidup)
dalam rangka memperoleh hasil yang diinginkan. Bioteknologi dapat dikatakan juga
sebagai penggunaan atau pengubahan sel-sel atau senyawa/molekul biologi untuk
aplikasi khusus. Aspek dari bioteknologi yang menangani proses-proses yang melibatkan
mikroorganisme disebut bioteknologi mikroba. Secara umum Bioteknologi adalah cabang
ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu yang penting dalam
pengembangan bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan
pangan. Sebagai negara tropis dan agraris yang sebagian besar penduduknyamemiliki
mata pencaharian dalam bidang pertanian, Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna
yang sangat tinggi, serta ketergantungan terhadap sektor pertanian yang amat besar,
sehingga upaya pengembangan bioteknologi merupakan hal yang mutlak. Kondisi
pertanian yang tangguh hanya akan terwujud jika mendapat dukungan Iptek secara
optimal. Mengikutsertakan bioteknologi dalam pengembangan pertanian merupakan
pilihan yang tepat, sebagaimana telah ditempuh Malaysia yang menetapkan bioteknologi
sebagai salah satu prioritas dalam pembangunan nasionalnya. Sebagai konsekuensi dari
hal itu, maka upaya penelitian, pengembangan dan aplikasi bioteknologi perlu makin
digalakaan.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari mahluk hidup, semua mahluk hidup
mulai dari yang sederhana (mahluk hidup ber sel satu sampai MH yang sangat
kompleks). Pertanian itu ilmu yang mempelajari budidaya tumbuhan dan segala yang
berkaitan dengan upaya budidaya tersebut (termasuk ilmu tanah pengolahan hasil dan
agro industri). Jadi kedua ilmu ini memiliki keterkaitan yang sangat kuat, dimana Ilmu
Biologi merupakan dasar dari Ilmu Pertanian terutama dalam penemuan jenis tanaman
unggul, rekayasa genetika tumbuhan/hewan dan lain sebagainya.
Pengetahuan mengenai sifat suatu tanaman berdasarkan analisa sel (ilmu biologi)
membuat manusia mampu menerapkan cara pembudidayaan yang tepat dan pengolahan
hasilnya lebih lanjut untuk kegiatan produksi besar-besaran dan produk unggulan dalam
bidang pertanian.
Pengetahuan mengenai sifat dan karakter serangga yang berhubungan dengan
iklim atau musim (ilmu biologi) membuat manusia dapat menetapkan waktu bercocok
tanam yang tepat atau metode penanggulangan hama serangga tersebut (ilmu pertanian).
Bioteknologi di bidang pertanian dan perkebunan difokuskan pada agen biologi
yang berupa tumbuhan budidaya yang menhasilkan bahan makanan dan sandang.
Teknologi yang dikembangkan rekayasa genetik dengan bantuan mikroorganisme
(bakteri). Tujuannya adalah untuk mendapatkan tanaman transgenik (GMO/Genetic
Manipulation Organisme) yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Mampu membentuk pestisida sendiri dan tahan terhadap antibiotic tertentu.
2. Mampu menfiksasi nitrogen sehingga mampu memupuk diri sendiri, sehingga
dapat ditanam di tempat yang gersang.
3. Mampu menghasilkan kandungan gizi yang lebih beranekaragam, tinggi dan
berkualitas baik.
4. Mampu mengkode kegiatan metabolismenya sehingga terhindar dari pencemaran
genetis.

Kegiatan pada bidang pertanian dapat dibagi menjadi tiga generasi:


1) Generasi pertama adalah kegiatan menghasilkan benih (generatif dan vegetatif).
2) Generasi kedua adalah kegiatan menghasilkan tenik budidaya pada bidang
pertanian.
3) Generasi ketiga adalah kegiatan menghasilkan produk agroindustri.
Selain itu upaya pengembangan di Indonesia yang mana sebagian besar
penduduknya adalah bertani, maka dalam bidang teknologi pertanian terus diupayakan
oleh para ahli untuk mendapatkan produk unggulan dengan proses yang efektif, efisien,
dan hasil yang unggul. Oleh sebab itu banyak para penelitian pengembangan pertanian
yang ditujukan untuk :
a. Pemetaan, eksplorasi gen-gen penting dan sekuen genom hewan, tanaman dan
mikroba yang berguna dalam perakitan genetik;
b. engungkapan biokimia dan molekuler serta struktur biologi yang menjadi dasar
pertumbuhan tanaman dan hewan;
c. Penciptaan galur-galur unggul yang dapat merespon kondisi lingkungan ekstrim
(cekaman abiotik dan biotik) seperti kekeringan, lahan asam, salinitas tinggi dan
lain-lain;
d. enciptaan bibit dan benih unggul yang mempunyai produktifitas tinggi, tahan
terhadap hama dan penyakit (meningkatkan produktivitas lahan), komposisi gizi
yang lebih baik dan diminati pasar;
e. Penentuan biokimia dan mekanisme genetic control dalam metabolisme pada
hewan, tanaman dan mikroba potensi untuk pengembangan produk bahan pangan
baru ataupun bahan kimia untuk keperluan industri dan farmasi.
f. Pengembangan teknik dan metode untuk pengujian keamanan pangan.
(Hoobelink, 1988: 35).
2.2 Peran Bioteknologi Pertanian Modern Terbaru
Adapun contoh-contoh aplikasi bioteknologi modern sat sekarang ini. Beberapa
jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah sebagai
berikut:
1. Padi Golden Rice
Padi merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi
prioritas utama dalam bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak
mendapat sentuhan bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman
padi sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden rice
yang dikenalkan pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu jutaan
orang yang mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan vitamin A dan
besi. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel,
pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga penting untuk pertumbuhan embrionik.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai emas karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode
yang digunakan untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma
nutfah padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
2. Kentang Russet Burbank
Teknik bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang.
Baik dalam teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk
meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini teknik
kultur jaringan telah banyak digunakan. Teknik kultur jaringan me-mungkinkan petani
mendapatkan bibit dalam jumlah besar yang identik dengan induknya. Contoh varietas
kentang baru adalah kentang Russet Burbank yang memiliki kandungan pati yang tinggi
yang dapat menghasilkan kentang goreng dan kripik kentang dengan kualitas yang lebih
baik karena menyerap lebih sedikit minyak ketika digoreng.
3. Tomat FlavrSavr
Teknologi rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura.
Sebagai contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah
matangnya tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman tomat
lain, di mana buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr ini sangat
berguna dalam pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di tangan konsumen.
4. Tembakau Rendah Nikotin
Salah satu dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan
karena kadar nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan nikotin.
Pada tahun 2001 jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko serangan kanker
akibat merokok. Selain bebas nikotin, sentuhan bioteknologi lain juga dilakukan untuk
tanaman tembakau misalnya dengan meningkatkan aroma menggunakan gen aroma dari
tanaman lain. Salah satu yang telah berhasil adalah mengabungkannya dengan aroma
buah lemon.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Dalam Bidang Pertanian
Peran bioteknologi pertanian sangat banyak manfaatnya, mulai dari segi
keunggulan produk yang dihasilkan maupun dari segi keefekifan dalam menanam serta
banyak manfaat lainnya, manfaat-manfaat itu diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan keturunan dengan sifat yang unggul.
2) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta melipatgandakan
hasil pertanian
3) Menghasilkan produk agribisnis yang berdaya saing tinggi.
4) Terciptanya tanaman yang tahan dalam berbagai hama serta kondisi.
5) Terciptanya tanaman yang dapat membuat pupuknya sendiri.
6) Mengurangi pencemaran lingkungan serta menekan biaya produksi.
7) Memudahkan petani dalam proses budidaya tanaman

Selain itu, keefektifan memberikan banyak manfaat, bioteknologi pertanian juga


memiliki beberapa kelemahan, kelemahan-kelemahan itu diantaranya adalah:
1) Terjadinya silang luar akibat adanya penyebaran pollen dari tanaman transgenik
ke tanaman lain.
2) Adanya efek kompensasi.
3) Muncul hama target yang tahan terhadap insektisida.
4) Munculnya efek samping terhadap hama nontarget.
5) Biaya untuk memuatnya relatif tinggi.
6) Membutuhkan teknologi yang tinggi, sehingga dalam perakitannya diperlukan
orang-orang yang memiliki keahlian khusus.
7) Pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan
nuklir
8) Dapat memunahkan varietas aslinya jika tidak dijaga kelestariannya
9) Merugikan petani kecil
2.4 Kegunaan Bahan Sterilant dalam Bioteknologi Pertanian
Kultur yang bebas dari kontaminan merupakan modal yang penting dalam
keberhasilan kutur invitro. Pada tahap ini bahan sterilant dengan konsentrasi dan waktu
yang tepat menentukan keberhasilan pertumbuhan eksplan. Clorox (natrium hipoklorid)
merupakan bahan sterilant yang umum digunakan untuk sterilisasi bahan eksplan dan
berhasil mensucihamakan eksplan Z. zerumber var. aromaticum hingga 80%.
Dormansi sering terjadi pada tumbuhan yang berumbi termasuk lempuyang
wangi. Namun ZPT sitokinin dapat mempercepat masa dormansi tersebut, dari hasil
pengamatan pada minggu pertama tampak kultur yang diberi penambahan sitokinin BA
dan adenine sulfat baik secara tunggal ataupun dengan dikombinasikan telaji berhasil
membentuk tunas, sementara kultur dalam medium tanpa ZPT belum berhasil
membentuk tunas hingga tahap inisiasi selesai. Peran ZPT dapat mempercepat periode
dormansi tersebut, teramati pula pada kultur sejumlah jenis tumbuhan / tanaman berkayu
dan herba seperti apel dan amarilis (Powell et al, 1980; Hoesen, 2003).
Pembentukan dan perkembangan tunas (proliferasi eksplan) pada tumbuhan suku
Zingiberaceae telah diketahui dipengaruhi oleh keberadaan sitokinin dalam media. Hal
ini teramati pula pada kultur lempuyang wangi (Tabel 1) yang dirunjukkan oleh nilai
rataan jumlah tunas yang lebih tinggi, pada kultur dalam media yang diberi tambahan
kinetin (2 mg/1) dan adenine sulfat (5 mg/1) baik secara tunggal dan dikombinasikan
dibandingkan dengan kultur pada media tanpa ZPT. Keadaan yang hamper sama terjadi
pula pada kultur tanaman yang termasuk suku Zingiberaceae lainnya yaitu dari marga
Alpinia, Kaempferia, Curcuma dan marga lainnya (Hoesen, 1994; Illg dan Faria, 1995;
Hoesen, 1998; Hoesen et al, 1998).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bioteknologi pertanian merupakan salah satu cabang ilmu yang penting dalam
pengembangan bioteknologi yang diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia akan
pangan. Penerapan bioteknologi pada bidang pertanian bertujuan untuk memperoleh
varietas unggul suatu tanaman, meningkatkan hasil panen dan kualitas produk, serta daya
tahan suatu tanaman terhadap berbagai jenis penyakit.
Metode yang digunakan dalam bioteknologi pertanian dapat dilakukan dengan
beberapa cara diantaranya adalah Seleksi perkawinan konvensional dan hibridisasi,
Kloning (menumbuhkan tanaman dari sel tunggal), Fusi protoplas, Teknik potongan daun
(leaf fragment technique) dan Teknik kultur invitro.
DAFTAR PUSTAKA

Hobbelink, henk.1988. Bioteknologi dan Pertanian Dunia Ketiga. Jakarta : Yayasan


Obor Indonesia.
Hoesen DSH. 1996. Pembentukan tunas kencur secara invitro. Warta Tumbuhan Obat
Indonesia 3(2),21-23.
Powell LE, Borkoskwa B and Singha S. 1980. Dormancy status of apple buds and
abscissic acid relationship. Plant Physiology 65, 92 {Suppl.) (Abstr. 502).

Anda mungkin juga menyukai