Penerapan Bioteknologi
Di susun Oleh:
Ada banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan manusia dengan adanya bioteknologi.
Seiring berkembangnya waktu penerapan bioteknologi juga kian meluas, akan tetapi
juga mempunyai dampak buruk sehingga perlu berbagai upaya untuk meminimalisir
dampak tersebut. bioteknologi dapat dibagi berdasarkan kompleksitasnya menjadi
dua jenis, yaitu bioteknologi tradisional atau konvensional dan bioteknologi modern.
PENDAHULUAN
1) LATAR BELAKANG
Selama ini masyarakat hanya mengenal bioteknologi secara singkat tanpa tau makna
sebenarnya dari bioteknologi, ada yang menyimpulkan bioteknologi itu cara untuk
membuat yogurt atau keju dengan cara fermentasi, padahal bioteknologi cakupannya
sangat luas, apalagi sekarang teknologi semakin canggih.
Maka dari itu, karya ilmiah ini ditulis untuk membahas mengenai bioteknologi lebih
detail serta mengkaji mengenai prinsip-prinsip yang digunakan dalam penerapan
bioteknologi khusunya di bioteknologi konvensional ( tradisional ).
2) RUMUSAN MASALAH
3) TUJUAN PENULISAN
4) METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah
menggunakan berbagai sumber sebagai acuan, yang antara lain adalah buku
PANDUAN BELAJAR BIOLOGI KELAS XII, RUANG GURU,POWER POINT
DARI GURU PENGAJAR. Kemudian menilai dan membandingkan dengan sumber
lain, yakni pencarian sumber melalui internet.
5) SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematiaka penulisan karya ilmiah ini terdiri dari tiga bab, yang antara lain adalah
sebagai berikut:
A. BAB I: PENDAHULUAN
2) RUMUSAN MASALAH
3) TUJUAN PENULISAN
4) METODE PNULISAN
5) SISTEMATIKA PENULISAN
1) PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
1) KESIMPULAN
2) SARAN
D. DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1) PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang
lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun
keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan
varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di
bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan
penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas
akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Pada masa ini, bioteknologi berkembang
sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan
ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan,
DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita
stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada
jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, dengan
menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan,
dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat
gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama
maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat
dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat
yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis
baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-
macam golongan.
A. Bioteknologi Konvensional
Anggur dan bir, dari bahan mentah biji sereal (semisal gandu ) dengan agen hayati
khamir dari jenis Aspergillus oryzae.
Roti, dari bahan dasar biji sereal (gandum) dengan agen hayati berupa khamir dari
jenis Saccharomyces cerevisiae.
Keju, dari bahan dasar susu murni dengan agen hayati kelompok bacteri asam
laktat dari genus: Lactobacillus dan Streptococcus) yang memfermentasi laktosa
menjadi asam laktat.. Juga terkadang digunakan jamur Penicillium camembert dan
Penicillium requefort.
Yoghurt, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri asam laktat dari
jenis Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophylus.
Mentega, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri dari jenis
Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremoris.
Sauerkraut, dari bahan dasar sayuran menggunakan agen hayati bacteri asam laktat
Nata de coco, dari bahan dasar air kelapa menggunakan jasa agen hayati
Acetobacter xyllinum.
Tempe, dari bahan dasar kedelai menggunakan bantuan jenis jamur Rhizopus
stoloniferus.
Kecap, dari bahan dasar kedelai menggunakan agen hayati jamur Aspergillus
wentii.
Tapai, dari bahan dasar singkong atau sereal seperti beras ketan menggunakan
agen hayati Saccharomyces cerevisiae.
B. Bioteknologi Modern
3. Bayi tabung, hasil fertilisasi secara in vitro. Ovum dan sperma dipertemukan
dalam sebuah wadah” sehingga terjadi pembuahan.
4. Hormon Domba dolly hasil kloning yaitu transfer inti sel autosom (diploid) ke
dalam ovum (haploid) yang telah diambil inti telurnya
6. Tanaman kebal hama, yang telah disisipi gen penghasil senyawa endotoksin
dari Bacillus thuringiensis
10. Vaksin malaria, hasil rekayasa genetik dengan memanfaatkan DNA virus
cacar air yang kurang aktif
11. Garis waktu biotekno antibiotik jenis baru, yang dikembangkan dari
mikroorganisme galur baru yang diperoleh dari rekayasa genetik logi
12. Interferon, sejenis protein hasil tekhnik DNA rekombinan untuk menghambat
replikasi virus
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini
populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa
Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya.
Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan
tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.
Alat :
1. Baskom
2. Kain Lap
3. Kompor
4. Panci Kukus
5. Penyaring
6. Piring
7. Pisau
8. Sendok & Garpu
Bahan :
1. Air secukupnya
2. Daun pisang
3. Ragi yang telah dihaluskan
4. Singkong 2 kg
Cara Kerja :
1. Siapkan semua bahan.
2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira
– kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga
singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk
dengan garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah,
kemudian didinginkan
8. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai
tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom
yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu
taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan
10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang.
Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga
sudah terasa lunak dan manis.Saat itulah singkong telah menjadi tape.
Reaksi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
BAB III
PENUTUP
1) KESIMPULAN
Jadi, dari beberapa macam bioteknologi tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan
makhluk hidup. Selain itu, bioteknologi juga dapat menimbulkan berbagai dampak
positif maupaun dampak negatif.
2) SARAN
1. Saran kami, dalam melaksanakan kegiatan ini lebih ditekankan pada penerapan
pengetahuan yang lebih bermutu.
2. Lebih baik melaksanakan kegiatan ini lebih efektif dengan menggunakan cara
yang sederhana akan tetapi tetap menarik
DAFTAR PUSTAKA