OLEH:
ELISA (Q1A119034)
FASKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan pangan transgenik
adalah pangan yang diproduksi menggunakan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan
bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika. Adapun manfaat dari teknologi
rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain adalah tanaman lebih produktif, lebih
genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam, toleran terhadap lingkungan yang
kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan, serta lebih mudah beradaptasi dengan
iklim yang bergeser cukup cepat (Famela, 2018).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Genetically Modified Organism (GMO)?
2. Apa alasan yang mendasari dilakukannya rekayasa genetika pada pangan?
3. Apa saja manfaat dari pangan produk rekayasa genetika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Genetically Modified Organism (GMO) atau pangan
Transgenik.
2. Untuk mengetahui mengapa dilakukan rekayasa genetika pada pangan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari pangan prooduk rekayasa genetika.
BAB II PEMBAHASAN
Pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan pangan transgenik
merupakan pangan yang memproduksi bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan lain
yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika. Tujuan adanya teknologi rekayasa genetika
dibidang pertanian tidak lain adalah untuk mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian
dan kesehatan seperti adanya perubahan iklim global, adanya konversi lahan serta
pertambahan penduduk secara pesat.
Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 35 Tahun 2013 tentang Rekayasa Genetika dan
Produknya, pada ketentuan hukumnya menyatakan bahwa: Melakukan rekayasa genetika
terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba (jasad renik) adalah mubah (boleh), dengan
syarat : (1) Dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat) (2) Tidak membahayakan (tidak
menimbulkan mudharat), baik pada manusia maupun lingkungan; dan (3) Tidak
menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia. Adapun terkait
kehalalan pangan rekayasa genetika ketetapan hukumnya dalam fatwa MUI adalah halal,
dengan syarat: (1)bermanfaat (2) Tidak membahayakan.
Aturan pelabelan rekayasa genetika yang dipertegas oleh PerKBPOM Nomor
HK.03.1.23.03.12 1562 Tahun 2010 tentang Pengawasan Pelabelan Pangan Rekayasa
Genetik memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pelabelan misalnya mengenai batas
persentase kandungan protein PRG yang wajib dan tidak untuk dilabeli selain itu memberikan
penjelasan bagaimana mekanisme pelabelan pada kemasan pangan olahan yang terdiri dari
beberapa bahan baku dan kemasan pangan segar yang terdiri dari satu jenis bahan baku
bahkan hingga pangan PRG yang berbentuk curah atau dalam keadaan tidak dikemas.
Makanan hasil rekayasa genetika pertama kali muncul di pasaran pada tahun 1960.
Pada tahun 1967, ditemukan varietas kentang baru yang disebut Lenape dengan kandungan
padatan yang tinggi dan dimanfaatkan untuk pembuatan kripik kentang. Setelah dua tahun,
ditemukan dalam varietas kentang baru ini terdapat racun Solanin. Akibatnya, kentang ini
ditarik dari pasar oleh USDA. Adanya racun di dalam kentang ini menunjukkan bahwa
perubahan rekayasa genetik tanaman atau hewan memiliki kemungkinan efek yang tidak
terduga.
Ada empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan oleh produk transgenik yaitu efek
akibat gen asing yang diintroduksi ke dalam organisme transgenik, efek yang tidak
diharapkan dan tidak ditargetkan akibat penyisipan gen secara random dan interaksi antara
gen asing dan gen inang di dalam organisme transgenik, efek yang dikaitkan dengan sifat
konstruksi gen artifisial yang disisipkan ke dalam organisme transgenik dan efek dari aliran
gen terutama penyebaran secara horizontal dan sekunder dari gen dan konstruksi gen dari
organisme transgenik ke spesies yang tidak berkerabat.
Beberapa potensi resiko lain yang muncul dari rekayasa genetik pagan antara lain
perubahan kualitas gizi makanan, potensi toksisitas, kemungkinan resistensi antibiotik dari
tanaman GM, potensi alergenitas dan carcinogenicity karena mengkonsumsi makanan GM,
pencemaran lingkunagn, tidak sengaja transfer gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan
penciptaan racun dan virus baru, ancaman terhadap keragaman genetik tanaman, dapat
menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia seperti adanya transfer gen dan
menimbulkan penyakit kanker, AIDS dan flu. kontroversi agama, budaya, dan etika.
Adapun manfaat dari teknologi rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain
adalah tanaman lebih produktif, lebih genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam,
toleran terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan,
serta lebih mudah beradaptasi dengan iklim yang bergeser cukup cepat, mempunyai
penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
produk yang asli, memperbaikan masa simpan dan organoleptik sayuran dan buah,
peningkatan kualitas gizi dan manfaat kesehatan dalam makanan, meningkatkan protein dan
karbohidrat makanan, meningkatkan kualitas lemak, meningkatkan kualitas dan kuantitas
daging, susu, dan ternak, meningkatkan hasil panen yang tahan terhadap serangga, hama,
penyakit, digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap bahaya biotik (seperti
parasit atau predator) dan abiotik (misalnya air, suhu, atau cahaya).dapat mengatasi masalah
populasi dan pangan yang dihadapi oleh dunia.
Teknologi rekayasa genetic ini memanfaatkan subjek hidup untuk memperoleh aneka
organisme dengan susunan gen baru atau bisa disebut dengan teknologi rekombinasi DNA.
Tujuan adanya teknologi rekayasa genetika dibidang pertanian tidak lain adalah untuk
mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian dan kesehatan seperti adanya perubahan
iklim global, adanya konversi lahan serta pertambahan penduduk secara pesat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya teknologi rekayasa genetika dibidang pertanian tidak lain adalah untuk
mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian dan kesehatan seperti adanya perubahan
iklim global, adanya konversi lahan serta pertambahan penduduk secara pesat.
Adapun manfaat dari teknologi rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain
adalah tanaman lebih produktif, lebih genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam,
toleran terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan,
serta lebih mudah beradaptasi dengan iklim yang bergeser cukup cepat, mempunyai
penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
produk yang asli.
B. Saran
Makalah ini disusun dari beberapa referensi agar bisa memberikan pengetahuan
kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga
kritik dan saran dari pembacaca sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini agar lebih
baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alice,dkk. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. Vol.3(1).
Famela ajeng, dan Efridani. 2018. Efektifitas Pengaturan Penggunaan Rekayasa Genetika
Pada Produk Pangan Jagung Event Mon 87427. Jurnal Hukum De'rechtsstaat. Vol. 4
(2).
Herlina lenny. 2022. Pangan Rekayasa Genetika: Perspektif Kesehatan, Hukum Negara Dan
Agama. Jurnal Pendidikan dan Sosial Budaya. Volume 2 (2).
Ilham Arrofiq. 2021. Rekayasa Genetika Tanaman Pangan Dalam Pandangan Islam.
Universitas Islam Malang. Jurnal ilmiah.