Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TOPIK KHUSUS GIZI PANGAN

“ Genetically Modified Organism (GMO)/Pangan produk Rekayasa Genetika (pangan


Transgenik)”

OLEH:

ELISA (Q1A119034)

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FASKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Genetically Modified Organism (GMO)/Pangan produk Rekayasa Genetika (Pangan


transgenic)

B. Pangan Hasil GMO

C. Dampak Pangan Rekayasa Genetik


D. Manfaat Pangan Produk Rekayasa Genetika

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan di Indonesia kini membawa dampak yang


signifikan bagi masyarakat secara luas dan berakibat pada perubahan dalam hal
kesejahteraan masyarakat, baik yang mengalami peningkatan, stagnan maupun penurunan,
sehingga perubahan gaya hidup dan cara pandang masyarakat terutama dalam hal konsumsi
makanan dan minumanpun turut pula mengalami perubahan, terutama ummat Islam yang
memiliki aturan yang ketat dalam hal mengkonsumsi makanan dan minuman.
Namun dilain pihak upaya meningkatkan jumlah produksi terhambat dengan
ketersediaan bahan baku dari alam yang terbatas, sehingga pada akhirnya banyak
industri pangan yang beralih kepada tanaman hasil teknologi rekayasa genetika yang juga
biasa dikenal Genetically Modified Organism (GMO) yang memang dilaksanakan dengan
tujuan meningkatkan jumlah produksi lebih tinggi, kualitas yang baik serta memiliki
kemampuan atau ketahanan terhadap ganguan biotik dan abiotic, juga untuk menekan
pembiayaanya sehingga sangat berpengruh dalam perolehan keuntungan (Herlina, 2022).

Genetically Modified Organism (GMO) merupakan dasar dari bidang bioteknologi


yang meliputi manipulasi gen, kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik,
dan genetika modern dengan menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan
transfer materi genetik dari sel, jaringan maupun organ. Salah satu produk baru yang
dihasilkan dari pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah produk
rekayasa genetika. Teknologi rekayasa genetik (teknologi DNA) digunakan untuk perbaikan
sifat tanaman melalui modifikasi genetik, dengan tujuan mendapatkan tanaman yang
mempunyai sifat baru dan unggul (Ilham, 2021)

Produk rekayasa genetik adalah organisme hidup, bagian-bagiannya atau hasil


olahannya yang mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi modern.
Sedangkan pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan pangan
transgenik adalah pangan yang diproduksi menggunakan bahan baku, bahan tambahan
pangan, dan bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika.

Pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan pangan transgenik
adalah pangan yang diproduksi menggunakan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan
bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika. Adapun manfaat dari teknologi
rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain adalah tanaman lebih produktif, lebih
genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam, toleran terhadap lingkungan yang
kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan, serta lebih mudah beradaptasi dengan
iklim yang bergeser cukup cepat (Famela, 2018).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Genetically Modified Organism (GMO)?
2. Apa alasan yang mendasari dilakukannya rekayasa genetika pada pangan?
3. Apa saja manfaat dari pangan produk rekayasa genetika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Genetically Modified Organism (GMO) atau pangan
Transgenik.
2. Untuk mengetahui mengapa dilakukan rekayasa genetika pada pangan.
3. Untuk mengetahui manfaat dari pangan prooduk rekayasa genetika.
BAB II PEMBAHASAN

A. Genetically Modified Organism (GMO)/Pangan produk Rekayasa Genetika (Pangan


transgenic)

Genetically Modified Organism (GMO) biasanya juga dikenal dengan sebutan


rekayasa genetika, merupakan dasar dari bidang bioteknologi yang meliputi manipulasi gen,
kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan
menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel,
jaringan maupun organ. pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan
pangan transgenik adalah pangan yang diproduksi menggunakan bahan baku, bahan
tambahan pangan, dan bahan lain yang dihasilkan dari proses rekayasa.

Pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan pangan transgenik
merupakan pangan yang memproduksi bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan lain
yang dihasilkan dari proses rekayasa genetika. Tujuan adanya teknologi rekayasa genetika
dibidang pertanian tidak lain adalah untuk mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian
dan kesehatan seperti adanya perubahan iklim global, adanya konversi lahan serta
pertambahan penduduk secara pesat.

Rekayasa genetik digambarkan sebagai ilmu sehingga karakteristik suatu organisme


yang sengaja dimodifikasi dengan manipulasi materi genetik, terutama DNA dan
transformasi gen tertentu untuk menciptakan variasi yang baru. Dengan memanipulasi DNA
dan memindahkannya dari satu organisme ke organisme lain (disebut teknik rekombinan
DNA), memungkinkan untuk memasukkan sifat dari hampir semua organisme pada tanaman,
bakteri, virus atau hewan.

Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 35 Tahun 2013 tentang Rekayasa Genetika dan
Produknya, pada ketentuan hukumnya menyatakan bahwa: Melakukan rekayasa genetika
terhadap hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroba (jasad renik) adalah mubah (boleh), dengan
syarat : (1) Dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat) (2) Tidak membahayakan (tidak
menimbulkan mudharat), baik pada manusia maupun lingkungan; dan (3) Tidak
menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia. Adapun terkait
kehalalan pangan rekayasa genetika ketetapan hukumnya dalam fatwa MUI adalah halal,
dengan syarat: (1)bermanfaat (2) Tidak membahayakan.
Aturan pelabelan rekayasa genetika yang dipertegas oleh PerKBPOM Nomor
HK.03.1.23.03.12 1562 Tahun 2010 tentang Pengawasan Pelabelan Pangan Rekayasa
Genetik memberikan keterangan lebih lanjut mengenai pelabelan misalnya mengenai batas
persentase kandungan protein PRG yang wajib dan tidak untuk dilabeli selain itu memberikan
penjelasan bagaimana mekanisme pelabelan pada kemasan pangan olahan yang terdiri dari
beberapa bahan baku dan kemasan pangan segar yang terdiri dari satu jenis bahan baku
bahkan hingga pangan PRG yang berbentuk curah atau dalam keadaan tidak dikemas.

Ketersediaan benih bermutu merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan


produksi pangan Indonesia. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh Indonesia dalam rangka
peningkatan produksi pangan yaitu terkait dengan ketersediaan benih tanaman yang bermutu.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sudah dipandang perlu
pengaturan yang komprehensif terhadap pegembangan varietas tanaman melalui rekayasa
genetik. Varietas tanaman melalui rekayasa genetik ini umumnya dikenal dengan tanaman
Produk Rekayasa Genetik (PRG). Pengembangan tanaman PRG bagi pertanian Indonesia
bukan tanpa masalah. Pihak yang tidak setuju dengan teknologi rekayasa genetik,
menganggap tanaman-tanaman rekayasa genetik yang dihasilkan dapat menyebabkan
ancaman serius bagi kesehatan manusia dan juga bagi lingkungan. Padahal kenyataannya
produk PRG sudah banyak beredar di Indonesia. Melalui tulisan ini hendak dibahas mengenai
bagaimana pengaturan mengenai benih tanaman PRG di Indonesia serta bagaimana cara
meningkatkan keberterimaan atas benih tanaman PRG. Melalui pengaturan benih tanaman
PRG yang tepat dan responsif diharapkan dapat meningkatkan keberterimaan di masyarakat
atas benih tanaman PRG.

B. Pangan Hasil GMO

Teknik-teknik pertanian telah dimanfaatkan terutama untuk memberikan karakter baru


pada berbagai jenis tanaman. Penekanan pemberian karakter tersebut dapat dibagi kedalam
beberapab tujuan utama yaitu peningkatan hasil, kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan,
dan nilai tambah tanaman-tanaman tertentu. contoh beberapa tanaman transgenik yang
dikembangkan adalah :

 Peningkatan kandungan nutrisi : pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar.


 Peningkatan rasa : tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis,
kedelai
 Peningkatan kualitas : pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan
tekstur yang meningkat
 Mengurangi alergen : polong-polongan dengan kandungan protein allergenik
yang lebih rendah.
 Kandungan bahan berkhasiat obat : tomat dengan kandungan lycopene yang
tinggi(antioksidan untuk mengurangi kanker), bawang dengan kandungan
allicin untuk menurunkan kolesterol, padi dengan kandungan vitamin A dan
besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
 Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati penyakit
manusia.
 Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak dan
lain-lain.
C. Dampak Pangan Rekayasa Genetik

Makanan hasil rekayasa genetika pertama kali muncul di pasaran pada tahun 1960.
Pada tahun 1967, ditemukan varietas kentang baru yang disebut Lenape dengan kandungan
padatan yang tinggi dan dimanfaatkan untuk pembuatan kripik kentang. Setelah dua tahun,
ditemukan dalam varietas kentang baru ini terdapat racun Solanin. Akibatnya, kentang ini
ditarik dari pasar oleh USDA. Adanya racun di dalam kentang ini menunjukkan bahwa
perubahan rekayasa genetik tanaman atau hewan memiliki kemungkinan efek yang tidak
terduga.

Ada empat jenis resiko yang mungkin ditimbulkan oleh produk transgenik yaitu efek
akibat gen asing yang diintroduksi ke dalam organisme transgenik, efek yang tidak
diharapkan dan tidak ditargetkan akibat penyisipan gen secara random dan interaksi antara
gen asing dan gen inang di dalam organisme transgenik, efek yang dikaitkan dengan sifat
konstruksi gen artifisial yang disisipkan ke dalam organisme transgenik dan efek dari aliran
gen terutama penyebaran secara horizontal dan sekunder dari gen dan konstruksi gen dari
organisme transgenik ke spesies yang tidak berkerabat.

Beberapa potensi resiko lain yang muncul dari rekayasa genetik pagan antara lain
perubahan kualitas gizi makanan, potensi toksisitas, kemungkinan resistensi antibiotik dari
tanaman GM, potensi alergenitas dan carcinogenicity karena mengkonsumsi makanan GM,
pencemaran lingkunagn, tidak sengaja transfer gen pada tanaman liar, adanya kemungkinan
penciptaan racun dan virus baru, ancaman terhadap keragaman genetik tanaman, dapat
menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia seperti adanya transfer gen dan
menimbulkan penyakit kanker, AIDS dan flu. kontroversi agama, budaya, dan etika.

D. Manfaat Pangan Produk Rekayasa Genetika

Adapun manfaat dari teknologi rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain
adalah tanaman lebih produktif, lebih genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam,
toleran terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan,
serta lebih mudah beradaptasi dengan iklim yang bergeser cukup cepat, mempunyai
penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
produk yang asli, memperbaikan masa simpan dan organoleptik sayuran dan buah,
peningkatan kualitas gizi dan manfaat kesehatan dalam makanan, meningkatkan protein dan
karbohidrat makanan, meningkatkan kualitas lemak, meningkatkan kualitas dan kuantitas
daging, susu, dan ternak, meningkatkan hasil panen yang tahan terhadap serangga, hama,
penyakit, digunakan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap bahaya biotik (seperti
parasit atau predator) dan abiotik (misalnya air, suhu, atau cahaya).dapat mengatasi masalah
populasi dan pangan yang dihadapi oleh dunia.

Teknologi rekayasa genetic ini memanfaatkan subjek hidup untuk memperoleh aneka
organisme dengan susunan gen baru atau bisa disebut dengan teknologi rekombinasi DNA.
Tujuan adanya teknologi rekayasa genetika dibidang pertanian tidak lain adalah untuk
mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian dan kesehatan seperti adanya perubahan
iklim global, adanya konversi lahan serta pertambahan penduduk secara pesat.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Genetically Modified Organism (GMO) biasanya juga dikenal dengan sebutan


rekayasa genetika, merupakan dasar dari bidang bioteknologi yang meliputi manipulasi gen,
kloning gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan genetika modern dengan
menggunakan prosedur identifikasi, replikasi, modifikasi dan transfer materi genetik dari sel,
jaringan maupun organ. pangan produk rekayasa genetika atau yang dikenal juga dengan
pangan transgenik adalah pangan yang diproduksi menggunakan bahan baku, bahan
tambahan pangan, dan bahan lain yang dihasilkan dari proses rekaya.

Adanya teknologi rekayasa genetika dibidang pertanian tidak lain adalah untuk
mengatasi berbagai masalah di dalam pertanian dan kesehatan seperti adanya perubahan
iklim global, adanya konversi lahan serta pertambahan penduduk secara pesat.

Adapun manfaat dari teknologi rekayasa genetika pada tanaman pangan antara lain
adalah tanaman lebih produktif, lebih genjah, lebih efisien menggunakan sumberdaya alam,
toleran terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan, lebih bermutu sebagai pangan,
serta lebih mudah beradaptasi dengan iklim yang bergeser cukup cepat, mempunyai
penampilan yang menarik, mempunyai nutrisi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
produk yang asli.

B. Saran

Makalah ini disusun dari beberapa referensi agar bisa memberikan pengetahuan
kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga
kritik dan saran dari pembacaca sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini agar lebih
baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ade, 2014. Makalah Transgenik GMO. Universitas Brawijaya. Malang.

Alice,dkk. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko. Jurnal Aplikasi
Teknologi Pangan. Vol.3(1).

Famela ajeng, dan Efridani. 2018. Efektifitas Pengaturan Penggunaan Rekayasa Genetika
Pada Produk Pangan Jagung Event Mon 87427. Jurnal Hukum De'rechtsstaat. Vol. 4
(2).

Herlina lenny. 2022. Pangan Rekayasa Genetika: Perspektif Kesehatan, Hukum Negara Dan
Agama. Jurnal Pendidikan dan Sosial Budaya. Volume 2 (2).

Ilham Arrofiq. 2021. Rekayasa Genetika Tanaman Pangan Dalam Pandangan Islam.
Universitas Islam Malang. Jurnal ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai