Anda di halaman 1dari 17

KARAKTER PENELITI DALAM KEMAJUAN

TEKNOLOGI REKAYASA GENETIK UNTUK


KETAHANAN PANGAN : PERSPEKTIF
FILSAFAT SAIN
Oleh Kelompok 5
1. Maulidian : H3601221003
2. Arti Yoesdiarti : H3601222008
3. Dwi Shinta Agustina : H3601221002
4. Farida Ratna Dewi : H3601222010
5. Rizma Aldillah : H3601222005

Tugas Mata Kuliah Filsafat Sain


Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
ANCAMAN KRISIS PANGAN
Ketidakpastian situasi global
(dampak perang)
Krisis
Harga pangan
Keuangan naik

Perubahan iklim
Pembatasan
Krisis ekspor pangan
Pangan

Pandemi Covid-19 Beberapa jenis


pangan masih
tergantung impor
Krisis
Energi
Disrupsi pasokan
(contoh kasus PMK)
Diperlukan solusi penyediaan
pangan berbasis sumber daya
lokal bagi 275 juta penduduk
Indonesia
PRODUK-PRODUK SCIENCE DALAM KRISIS PANGAN

Teknologi Rendah: Teknologi untuk Teknologi energi Mekanisasi mencakup


inseminasi buatan, teknik peningkatan produksi dan terbarukan menggunakan pertanian dan teknologi
fermentasi, pupuk hayati produktivitas pertanian, sumber angin, laut, pengolahan mulai dari
beradaptasi dan matahari, hidrologi, panas perkakas tangan dasar
mengurangi dampak iklim, bumi, dan bioenergi untuk hingga peralatan yang
Teknologi Tinggi: Teknologi peringatan dini terhadap menghasilkan energi. lebih canggih dan
Rekayasa Genetika dan serangan hama dan bermotor.
Teknologi Multi Omics penyakit, meningkatakan
kesejahteraan hewan,
mengintegrasikan dari
produsen ke konsumen,
dsb.

94,116 artikel penelitian 21,785 artikel penelitian 13,465 artikel penelitian 16,386 artikel penelitian
36,259 rekayasa
genetik
Berdasarkan penelusuran di science direct 2022, kategori agricultural
Ontologi : hakikat rekayasa genetika (struktur keilmuan
dari rekayasa genetika)
• Landasan teori Rekayasa Genetika :
• Teori evolusi Darwin dan Teori Genetika Mendel 🡪 Teori New Darwinism
• Teori evolusi Darwin : “individu yang memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungannya akan mampu meneruskan sifat unggul yang dimilikinya kepada
keturunannya melalui proses seleksi alam”.
• Teori Genetika Mendel : sifat makhluk hidup diturunkan dari induk kepada
keturunannya, yaitu melalui substansi genetic yang berfungsi sebagai factor
pembawa sifat.
• National Center for Biotechnology Information menjelaskan bahwa Teori Neo
Darwinism menjelaskan evolusi dengan mendasarkannya pada proses mutasi gen
pada tingkat jaringan protein yang kemudian mampu merubah fenotip dari makhluk
hidup dan kemudian akan menyebabkan perbedaan fenotip antar individu dalam
suatu populasi dan evolusi berlangsung dalam waktu yang lama dan terus-menerus.
Organisme yang materi genetiknya
Genetic telah diubah dengan cara yang tidak
alami (bukan melalui perkawinan

Modified
dan/atau rekombinasi alami)
Europian Commision, 2001

Organism Organisme hidup, bagian-bagiannya dan/atau hasil

(GMO) olahannya yang mempunyai susunan genetik baru


dari hasil penerapan bioteknologi modern.
Bioteknologi modern : aplikasi dari teknik
perekayasaan genetik yang meliputi teknik asam
nukleat invitro dan fusi sel dari dua jenis atau lebih
organisme di luar kekerabatan taksonomis.
PP RI No. 21 Tahun 2015

Teknologi GM : memasukkan gen atau segmen gen satu


organisme ke dalam genom organisme inang yang berguna
untuk mematahkan hambatan reproduksi antara spesies yang
berbeda dan mengubah sifat genetik dari reseptor Jian, 2015
Epistemology : bagaimana teknik rekayasa genetika diperoleh
dan bagaimana perkembangan teknik rekayasa genetika

• Beberapa metode yang sering digunakan dalam teknik rekayasa


genetika meliputi pengunaan vektor, kloning, PCR (Polymerase Chain
Reaction), dan seleksi, screening, serta analisis rekombinan.
• Adapun langkah-langkah dari rekombinasi genetik meliputi:
(1) Identifikasi gen yang diharapkan;
(2) Pengenalan kode DNA terhadap gen yang diharapkan;
(3) Pengaturan ekpresi gen yang sudah direkayasa; dan
(4) Pemantauan transmisi gen terhadap keturunannya.
Epistemology : bagaimana teknik rekayasa genetika diperoleh
dan bagaimana perkembangan teknik rekayasa genetika
• Contoh tanaman yang sudah dilakukan GMO (Prianto dan Yudhasasmita, 2017)

• Padi, tebu, tomat, singkong, pepaya dan kentang → menambahkan gen yang memiliki sifat resisten
terhadap salinitas, hama, dan kekeringan (Prianto dan Yudhasasmita, 2017)

• Padi → penyisipan gen OsGS3 (gen penentu ukuran padi) ke dalam tanaman padi akan menghasilkan padi
yang memiliki bentuk panjang dan dapat meningkatkan produksi beras (Prianto dan Yudhasasmita, 2017)

• Tomat → penyisipan gen ikan “flounder” (ikan yang hidup di daerah es di Arktik) pada tanaman tomat
menghasilkan tanaman tomat yang dapat ditanam di daerah bersuhu rendah dan memiliki musim tumbuh
lebih lama (Agustini, 2011).

• Kedelai → penyisipan bakteri dari tanah yang mampu mengeluarkan pestisida alami sehingga hama yang
menyerang kedelai dapat mati dengan sendirinya (Agustini, 2011).
Epistemology : bagaimana teknik rekayasa genetika diperoleh
dan bagaimana perkembangan teknik rekayasa genetika
• Contoh ternak yang sudah dilakukan GMO (Sutarno, 2016) :
• Domba transgenic
• DNA domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut factor VIII (merupakan protein
pembeku darah) dengan harapan gen tersebut diekspresikan.
• Domba transgenic yang mengekspresikan gen yang disisipkan tersebut akan
menghasilkan susu yang mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk
menolong penderita hemophilia
• Zebra
• sel telur zebra yang sudah dibuahi lalu ditanam dalam rahim kuda yang merupakan
spesies lain sebagai surrogate mother (ibu/ induk titipan) 🡪 melestarikan spesies langka
• Sapi
• pemanfaatan Hormon bST (bovine somatotrophine hormone) yang disuntikkan ke tubuh
hewan dapat memicu pertumbuhan dan meningkatkan produksi susu
Aksiologi
Berdasarkan prinsip aksiologi yaitu hakikat kemanfaatan suatu ilmu
pengetahuan, maka rekayasa genetik dalam ketahanan pangan bagi
produsen (petani) dan konsumen dibahas melalui keuntungan dan
kerugiannya sbb:
Keuntungan: melindungi tanaman dari H&P, meningkatkan hasil
panen, mengurangi biaya produksi (pestisida berkurang),
meningkatkan rasa & penampilan, meningkatkan nilai gizi makanan
(eg: beras emas)
● Produktivitas naik
● Produk sesuai kebutuhan
Profit meningkat
1996 –2015 : 150,3 miliar US$
konsumen
● Biaya produksi dan kerugian
akibat hama turun
Pangan terjamin
Fenomena Rekayasa Genetik: Sintesa dari Sudut
Pandang Peneliti Sosial
• Pro Rekayasa Genetika
Ada banyak hal baik yang bisa diciptakan dari rekayasa genetika. Tanaman
rekayasa genetika dapat membuat lebih banyak makanan untuk orang-orang
kelaparan. Tumbuhan juga dapat diubah agar memiliki lebih banyak vitamin
dan nutrisi di dalamnya agar lebih sehat untuk dimakan manusia. Tumbuhan
juga dapat diubah sehingga mengandung obat-obatan. Anak-anak kemudian
dapat memakan tanaman ini dan meminum obatnya secara bersamaan.
Hewan telah dimodifikasi secara genetik untuk tumbuh lebih cepat dan
melawan penyakit. Beberapa sapi telah dimodifikasi secara genetik untuk
membuat susu manusia untuk bayi yang ibunya tidak dapat membuat susu
sendiri. Rekayasa genetika sedang digunakan untuk mengakhiri penyebaran
berbagai penyakit pada manusia, termasuk anak-anak yang belum lahir. Ini
juga dapat membantu meningkatkan rentang hidup manusia.
Fenomena Rekayasa Genetik: Sintesa dari
Sudut Pandang Peneliti Sosial
Karakter Peneliti Rekayasa Genetik
Berdasarkan hasil sintesa tim penulis dari perspektif filsafat sain terkait penelitian-penelitian GMO, maka kami menyimpulkan karakter-
karakter peneliti sebagai berikut:
a. ilmiah;
• Peneliti-peneliti telah melakukan penelitian dengan kaidah dan metode ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan sesuai bidang keilmuannya, secara logis, kritis,
terbuka, objektif dan sistematis.
b. kejujuran;
• Para peneliti kurang jujur dalam mengungkapkan informasi mengenai material yang digunakan dalam rekayasa genetik
c. tanggung jawab;
• Peneliti GMO bertanggung jawab terhadap hasil riset nya, namun dampak negatif terhadap lingkungan, tanggungjawab peneliti menjadi berkurang.
• Peneliti kurang mendahulukan dan memperhatikan kepentingan dan keselamatan pihak-pihak yang terkait.
• Peneliti tidak memikirkan akibat dan dampak negative pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan/atau penerapan yang dapat merugikan
diri sendiri, kolega, kepentingan umum dan lingkungan.
d. profesional;
• Peneliti sesuai dengan bidang keahliannya.
e. disiplin;
• Peneliti telah memiliki Karakter yang sesuai
f. bermartabat;
• Peneliti cenderung mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan komunitas agama, budaya, ekonomi, dan politik dalam melaksanakan
kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan/atau penerapan.
g. independensi.;
• Peneliti benar-benar ingin mengembangkan keilmuan untuk kepentingan kepentingan pribadi atau pihak tertentu
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Seorang peneliti rekayasa genetic harus menjaga Karakter peneliti seperti ilmiah,
kejujuran, tanggung jawab, professional, disiplin, bermartabat dan independensi.

Saran
1. Peneliti rekayasa genetik tidak boleh berhenti untuk melakukan penelitian
sampai ditemukan kebenaran mengenai dampak-dampak dari GMO.
2. Peneliti rekayasa genetik harus pro aktif dalam mensosialisasikan produk GMO
yg memiliki manfaat bagi masyarakat dengan meng-edukasi dampaknya
terhadap lingkungan dan kesehatan secara jujur, dilakukan bekerjasama
dengan pemerintah pusat & daerah, serta swasta/stakeholder terkait.
Daftar Pustaka
• Agustini, N.P. 2011. Aspek Keamanan Pangan Genetically Modified Food (GMF). Jurnal Ilmu Gizi,
Vol. 2, No. 1, p. 27 - 36.

• https://id.wikipedia.org/wiki/Peneliti#:~:text=Peneliti%20dalam%20pengertian%20luas%20dap
at,pendidikan%2C%20pemikiran%2C%20atau%20filosofis
.
• Hasan, Z.H. 2010. GMO : Antara Pro dan Kontra. SinarTani, Edisi 30 Juni – 6 Juli 2010 No. 3361,
Tahun XL.
• Kerans, G. 2022. Kemajuan Teknologi Rekayasa Genetika Ditinjau dari Filsafat Evolusi Darwin.
Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 5 No. 2, pp. 112-122. ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN: 2620-7990.
• Mahrus. 2014. Kontroversi Produk Rekayasa Genetika yang Dikonsumsi Masyarakat . Jurnal
Biologi Tropis. Vol. 14 No. 2 Juli 2014, pp. 108 – 119.
• Sutarno. 2016. Rekayasa Genetik dan Perkembangan Bioteknologi Di Bidang Peternakan.
Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 23-27, pp. 23 –
27. Seminar Nasional XIII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2016.

Anda mungkin juga menyukai