Oleh Kelompok 5 :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Pisang adalah tanaman pokok utama bagi lebih dari 500 juta orang di
negara-negara tropis dan subtropis. Produksinya sebagian besar dibatasi
oleh penyakit dan hama di samping faktor lain seperti menurunnya
kesuburan tanah dan keanekaragaman genetik yang sempit di plasma
nutfah. Dampak perubahan iklim, khususnya kenaikan suhu dan
kekeringan, diprediksi mempengaruhi produksi karena merugikan dan
memberikan efek langsung pada agronomi tanaman dan juga berpengaruh
pada patogen, hama, dan interaksi mereka dengan tanaman inang.
Untuk mengatasi masalah ini, upaya yang cukup besar telah dilakukan
dengan memberikan Cas9 protein- gRNA teins ribonucleopro- (RNPs)
langsung ke sel tanaman. RNPs ini mampu langsung mengedit gen sasaran
segera setelah dimasukkan dan kemudian dengan cepat terdegradasi oleh
protease endogen dalam sel, sehingga mengurangi efek sasaran off dan
tidak meninggalkan jejak unsur DNA yang dimodifikasi. RNPs bisa
langsung dimasukkan ke sel tanaman oleh penembakan partikel,
troporation elektroforesis, sel-peptida menembus, silika mesopori
nanopartikel, atau melalui polietilen glikol (PEG) ke protoplas.
Tanaman pisang dengan RNPs memiliki ciri-ciri yang berbeda (abiotik
dan cekaman biotik) untuk dapat beradaptasi dengan kondisi iklim yang
mengalami perubahan karena adanya lapisan partikel yang berasal dari
penembakan partikel dan dikirim ke sel-sel embriogenik atau dapat
dikirim ke protoplas melalui PEG. Sel-sel embriogenik atau protoplas
kemudian dapat diregenerasi menjadi tanaman penuh. Sehingga dihasilkan
tanaman pisang yang telah mengalami rekayasa genetika dan dapat toleran
terhadap iklim yang berubah.
.
Perubahan iklim diperkirakan berdampak pada populasi patogenesis gen,
kelangsungan hidup, siklus hidup, distribusi, ficity tuan speci-, dan
kerentanan tanaman inang. Patogen menjadi lebih agresif dan
mengakibatkan peningkatan insiden penyakit dan tingkat keparahan pada
tanaman. Salah satu penyakit pada tanaman pisang adalah BXW. Dampak
ekonomi dari BXW adalah karena tidak adanya hasil panen diakibatkan
karena kematian pohon induk yang disebabkan oleh bakteri XCM.
Patogen bakteri XCM, terutama ditularkan melalui vektor serangga, bahan
tanam yang terinfeksi, dan penggunaan alat-alat pertanian yang
terkontaminasi. Baru-baru ini, dikenal pisang yang memiliki protein
(HRAP) dan ferredoxin seperti protein (PFLP) yang berasal dari paprika
(Capsicum annuum). Pisang transgenik ini menunjukkan tingkat resistensi
yang tinggi terhadap penyakit BXW. PFLPdan HRAP gen meningkatkan
respon hipersensitif (HR) setelah telah terbukti memberikan ketahanan
terhadap berbagai patogen terial bac- seperti Erwinia, Pseudomonas,
Ralstonia, dan Xanthomonas pada tanaman termasuk tembakau, tomat,
beras, anggrek, dan kentang.
Kate Binzen Fuller, Gary W.Brester, and Michael A.Boland (2018). Genetic
Engineering and Risk In Varietal Selection of Potatoes. Vol 100(2):600-
6008.
Leena Tripathi, Valentine Otang Ntui, and Jaindra Nath Tripathi (2019).
Application of Genetic Modification and Genome Editing For Developing
Climate-Smart Banana. DOI: 10.1002/fes3.168.