Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang jelas dan pasti terjadi
sebagai sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global
yang juga tidak mengenal istilah berhenti. Hal ini senada dengan diungkakannya oleh
ibnu khaldum dalam mukaddimahnya “tidak ada masyarakat yang tidak berubah “
dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK , menghentikan jalannya
perubahan adalah pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan .Rekayasa genetika akhir-
akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang
cukup serius di kalangan manusia pada umumnya . perkembangan di harapkan mampu
memberikan solusi atas berbagai permasalahan baik dari segi sandang, pangan, dan
papan yang secara konvensional tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal.
Genetika perlu di pelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri
serta setiap makhluk hidup yang berada dilingkungan kita. Kita sebagai manusiia tidak
hidup autonom dan terinsolir dari makhluk lain sekitar kita, juga pada tumbuhan dan
hewan. Lagi pula prinsip-prinsip genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh
makhluk. Karena manusia sulit di pakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita
mempelajari hukum-hukum nya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tumbuh-
tumbuhan dan hewan sekitar. Adanya produk hasil rekayasa tanaman, memiliki tujuan
untuk mengatasi kelaparan, defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas tanaman ,
ketahanan terhadap cekaman lingkungan yang eksterm. Rekayasa genetika memegang
peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk hidup sesuai dengan
keperluan manusia di masa ini. Rekayasa genetika (transgenik)atau juga yang lebih
dikenal dengan Genetically modified organisme (GMO) dapat diartikan sebagai
manipulasi gen untuk memdapatkan jalur baru dengan cara menyisipkan bagian gen ke
tubuh organisme tertentu. Penerapan rekayasa genetika telah memasuki perangkat
terpenting bagi makhluk hidup yakni gen sehingga tumbuhan atau hewan yang
dihasilkan dari rekayasa genetika ini diharapkan memiliki sifat-sifat yang unggul, yang
berbeda dari tanaman atau hewan aslinya .

1
1.2 tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. untuk mengetahui apa keuntungann rekayasa geneika bagi kehidupan manusia


sekarang ini
2. untuk mengetahui sejauh mana rekayasa genetika sudah berkembang
3. untuk mengetahui mengapa rekayasa genetika diperlukan dalam melaksanakan
perkembangan kehidupan makhluk hidup.
4. Untuk mengetahui apa dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan makhluk
hidup

1.3 rumusan masalah

dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mencoba menuliskan berbagai permasalahan
yang akan di bahas mengenai rekayasa genetika adalah sebagai berikut :

1. apakah yang dimaksud dengan rekayasa genetika ?


2. bagaimana perkembangan rekayasa genetika dari masa ke masa ?
3. langkah –langkah apa saja yang dilakukan sebelum melakukan rekayasa
genetika ?
4. apa manfaat rekaya genetika ?
5. dampak apa saja yang di timulkan akibat GMO ?
6. apa kaitan rekayasa genetika dengan bioetika berdasarkan undang-undang ?
7. kaitan rekayasa genetika dengan bioetika berdasarkan undang-undang dan
pandangan agama ?

1.4 pembatasan masalah

masalah dalam karya ilmiah ini di batasi oleh :

1. penjelasan mengenai rekayasa genetika


2. kaitan rekayasa genetika dengan bioetika berdasarkan undang-undang dan
pandangan agama
3. pemanfaatan rekayasa genetika

1.5 hipotesis

1. rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia .


2. rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencakokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga
mampu menghasilkan produk
3. gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa
saja. Misalnya, gen dasi sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan di
masukkan ke dalam sel E. Coli yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.

2
1.6 metode dan teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data dalam karya ilmiah ini, penyusun menggunakan metode Study
Literatur yaitu dengan cara memperoleh data-data teoritis dari berbagai buku, jaringan
internet dan menggunakan teknik deskriptif yakni memaparkan semua hasil penelitian.

1.7 sistematika penyusunan

1. PENDAHULUAN : latar belakang, tujuan penelitian, rumusan masalah,


pembatasan masalah, hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data,
sistematika penyusunan
2. LANDASAN TEORITIS : Definisi Rekayasa Genetika dan Perkembangan Rekayasa
Genetika, sejarah rekayasa genetika.
3. METODE PENELITIAN : Metodologi Penelitian
4. PEMBAHASAN : : Tujuan Rekayasa Genetika, Tahap Pembuatan Insulin, Penyebab
Berkembangnya Rekayasa Genetika, Penerapan dan manfaat Rekayasa Genetika,
Dampak Negatif Rekayasa Genetika dan Dampak Positif Rekayasa Genetika
5. PENUTUP : kesimpulan dan saran

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika (genetic engineering) merupakan teknologi perbaikan mutu genetik


dengan cara menyisipkan gen tertentu dari suatu organisme ke dalam sel oerganisme
lain. Misalnya, sepotong gen dari bakteri disisipkan ke dalam sel tanaman, atau sepotong
gen dari hewan di sisipkan ke dalam sel bakteri. Gen yang disisipkan tentu saja gen yang
menguntungkan.

sedangkan dalam arti paling luas rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman
melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan
tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih
bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem
ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Sebagai contohnya, tanaman kapas yang telah disisipi gen dari bakteri bacillus thuringiensis
menjadi tahan terhadap serangan hama ulat grayak. Contoh lain, dihasilkannya bakteri yang
mampu menghasilkan hormon insulin karena telah disisipi gen insulin dari manusia.
Penelitian tentang rekayasa genetika telah di mulai pada awal 1950-an. Sebelumnya
rekayasa genetika dianggap sebagai suatu impian saja. Akan tetapi, kini kemampuan untuk
mencangkokan bahan genetik dan membongkar kembali informasi keturunan memberikan
hasil nyata dan telah terbukti sangat bermanfaat.

Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan sebagai teknik
in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel
atau organel atau fusi sel di luar keluarga taksonomi yang dapat menembus rintangan
reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan
seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan
susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA
organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari
organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan
dimasukkan ke dalam sel E. Coli yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.

2.2 sejarah rekayasa genetika

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang akhir abad
ke-19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan
analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum sativum). Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan persilangan (Anonim. 2008).  Akan
tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan
keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat
sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini

4
kemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendel pun diakui sebagai Bapak Genetika.

Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866
di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang
ahli botani secara terpisah, yakni Hugo de Vries di Belanda, Carl Correns di Jerman, dan Eric
von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing-masing.  Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad
ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat
mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era
yang dinamakan genetika klasik.

Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu
pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang
hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan
kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetik adalah asam
deoksiribonukleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun
1953 oleh J.D. Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika
molekuler.

Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu


pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat dalam satu
dasawarsa, maka waktu yang dibutuhkan untuk itu (doubling time) pada genetika molekuler
hanyalah dua tahun. Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan
semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau
teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang lebih populer disebut sebagai rekayasa
genetika.

Salah satu penelitian yang memberikan kontribusi terbesar bagi rekayasa genetika adalah
penelitian terhadap transfer (pemindahan) DNA bakteri dari suatu sel ke sel yang lain
melalui lingkaran DNA kecil yang disebut plasmid. Bakteri eukariota uniseluler ternyata
sering melakukan pertukaran materi genetik ini untuk memelihara memelihara ciri-cirinya.
Dalam rekayasa genetika inilah, plasmid berfungsi sebagai kendaraan pemindah atau vektor.

Agar materi genetik yang dipindahkan sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus
memotong materi genetik tersebut. Secara alami, sel memiliki enzim-enzim pemotong yang
sering disebut dengan enzim restriksi. Enzim ini dapat mengenali dan memotong tempat-
tempat tertentu di sepanjang molekul DNA. Untuk menyambung kembali potongan-
potongan DNA ini digunakan enzim ligase. Sampai sekarang ini telah ditemukan lebih dari

5
200 enzim restriksi. Hal ini tentu saja mempermudah pekerjaan para ahli rekayasa genetika
untuk memotong dan menyambung kembali DNA.

Genetika pada saat ini telah berkembang pesat. Sejak sruktur DNA diketahui dan kode
genetika dipecahkan, serta proses transkripsi dan tranlasi dapat dijabarkan dalam kurun
waktu antara tahun 1952-1953, telah terbuka pintu untuk perkembangan penting di bidang
genetika. Penemuan di atas diikuti periode antiklimaks ketika beberapa ahli biologi
molekuler antara tahun 1971-1973 berhasil melakukan rekayasa genetika, separti
pemotongan gen (DNA) yang terkontrol dan rekombinasi DNA yang inti prosesnya adalah
kloning atau pengklonaan DNA. Dengan rekayasa genetika dapat disatukan bahan genetik
dari satu organisme dengan organisme lain dan dapat dihasilkan makhluk hidup baru.

6
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 metodologi penelitian

Metodologi Penelitian yang dilakukan penulis adalah mencari informasi dari


berbagai sumber diantaranya dari buku- buku Biologi tentang Rekayasa Genetika
baik dari buku paket BSE ataupun dari lks Biologi dan juga mengakses informasi
secara online dari internet agar diperoleh informasi-informasi yang lebih baru
ataupun lebih modern yang belum tercantum dalam buku- buku Biologi
tersebut.

7
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 tujuan rekayasa genetika

Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan
hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap
herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida),
toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan
nutrisi, perubahan pigmentasi.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja
mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan
makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan
bahan obat-obatan dan kosmetika.

4.2 tahap pembuatan insulin

 Bakteri yang masih mempunyai plasmid, plasmidnya dipotong dengan


menggunakan enzim Restriksi Endonuklease
 Kemudian gen insulin dari sel pankreas juga dipotong dengan menggunakan
enzim restriksi
 Lalu gen insulin ini di sisipkan pada plasmid bakteri dengan menggunakan enzim
ligase sehingga disebut dengan ADN rekombinan
 Setelah itu ADN rekombinan itu dimasukkan ke dalam tubuh bakteri baru.
 Bakteri dibiarkan berkembang biak dalam wadah fermentasi sehingga dihasilkan
insulin.

4.3 penyebab berkembangnya rekayasa genetika

 Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi endonuklease.


 Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan operon
laktosa pada prokariota.
 Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase.
 Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel mikroorganisme.
Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang
biostatistika, bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan
penting dalam kemajuan dan efisiensi kerja bidang ini.

8
4.4 Penerapan dan manfaat rekayasa genetika

4.4.1 Rekayasa genetika dibidang kedokteran

Dalam dunia kedokteran, misalnya, produksi horman insulin tidak lagi disintesis dari
hewan mamalia, tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan cara kloning.
ADN mamalia yang mengkode sintesis hormon insulin. Klon ADN kemudian
dimasukkan ke dalam sel bakteri sehingga sel-sel bakteri tersebut akan
menghasilkan hormon insulin

a. pembuatan insulin manusia oleh bakteri

Dalam bulan Desember 1980, seorang wanita Amerika (37 tahun) berasal dari
Kansas, Amerika Serikat, merupakan manusia pertama yang dapat menikmati
manfaat rekayasa genetika. Dia merupakan pasien diabetes pertama yang disuntik
dengan insulin manusia yang dibuat oleh bakteri. Insulin adalah suatu macam
protein yang tugasnya mengawasi metabolisme gula di dalam tubuh manusia. Gen
insulin adalah suatu daerah dalam ADN kita yang memiliki informasi untuk
menghasilkan insulin. Penderita diabetes tidak mampu membentuk insulin dalam
jumlah yang dibutuhkan. Dahulu insulin didapatkan dari kelenjar pancreas sapi dan
babi. Untuk membuat hanya 1 pound (0,45 kg) insulin hewani itu, yang dibutuhkan
oleh 750 pasien diabetes selama satu tahun, diperlukan 8.000 pound (3.600 kg)
kelenjar yang berasal dari 23.000 ekor hewan.
Dengan teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil memaksa bakteri untuk
membentuk insulin yang mirip sekali dengan insulin manusia. Melalui penelitian
dapat dibuktikan pula bahwa salinan insulin manusia ini bahkan lebih baik daripada
insulin hewani dan dapat diterima lebih baik oleh tubuh manusia.

b. Pembuatan vaksin terhadap virus AIDS

Pada tahun 1979 di Amerika Serikat dikenal suatu penyakit baru yang menyebabkan
seseorang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakit ini dinamakan AIDS (Acquired
Immune Deficiency Syndrome) atau Sindrom defisiensi imunitas dapatan. Penderita
mengidap kerapuhan daya kekebalan untuk melawan infeksi. Dalam tahun 1983
diketahui bahwa AIDS ditularkan oleh prosedur transfusi darah, selain oleh
pemakaian jarum obat bius dan hubungan seks pada orang homoseks. Penderita
AIDS mengalami kerusakan pada sel-T, sel darah putih kelompok limfosit yang vital
bagi tubuh guna memerangi infeksi.

c. Usaha menyembuhkan penyakit lesch-nyhan

Penyakit Lesch-Nyhan adalah salah satu penyakit keturunan yang ditemukan paling
akhir, yaitu di pertengahan 1960, oleh Dr. William Nyhan dari medical Scholl,
University of California, San Franscisco, California, USA, bersama seorang

9
mahasiswanya bernama Michael Lesch. Penyakit ini adalah salah satu dari sekitar
3000 jenis penyakit keturunan yang pernah ditemukan.
Penerita penyakit mental ini tidak mampu membentuk enzim hipoxantin-guanin
phosphoribosil transferase (HGPRT) yang diikuti olah bertambah aktifnya gen serupa,
ialah adenine phosphoribosil transferase (APRT). Karena metabolisme purin menjadi
abnormal, maka penderita memilliki purin yang berlebihan, terutama basa guanine.

d. Terapi gen

Para peneliti juga menggunakan rekayasa genetika untuk mengobati kelainan


genetik. Proses ini, yang disebut terapi gen, meliputi penyisipan duplikat beberapa
gen secara langsung ke dalam sel seseorang yang mengalami kelainan genetis.
Sebagai contoh, orang-orang yang mengalami sistik fibrosis tidak memproduksi
protein yang dibutuhkan untuk fungsi paru-paru yang tepat. Kedua gen yang
mengkode protein untuk cacat bagi orang-orang ini mengalami kerusakan. Para
ilmuwan dapat menyisipkan duplikat gen ke dalam virus yang tidak membahayakan.
Virus “yang direkayasa” ini dapat disemprotkan ke paru-paru pasien yang menderita
sistik fibrosis. Para peneliti berharap bahwa duplikat gen dalam virus tersebut akan
berfungsi bagi pasien untuk memproduksi protein.

4.4.2 Rekayasa genetika di bidang farmasi

Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika diprosukdi
secara alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika diklon dan
dimasukkan ke dalam sel-sel bakteri, bakteri akan memproduksi obat-obatan
tersebut. Rekayasa genetik begitu cepat mendapat perhatian di bidang farmasi
dalam usaha pembuatan protein yang sangat diperlukan untuk kesehatan.

1. Pencangkokan gen biasanya hanya menyangkut sebuah gen tunggal. Secara


teknik, ini tentunya lebihmudah dijalankan daripada menghadapi sejumlah
gen-gen.
2. Mungkin kloning gen ini relatif lebih murah, aman, dan dapat dipercaya
dalam memperoleh sumber protein yang mempunyai arti penting dalam
bidang farmasi.
3. Banyak hasil-hasil farmasi yang didapatkan melalui pencangkokan gen itu
berupa senyawa-senyawa yang dengan dosis kecil saja sudah dapat
memperlihatkan pengaruh yang banyak, seperti misalnya didapatkannya
berbagai macam hormone, faktor tumbuh dan protein pengatur, yang
mempengaruhi proses fisiologis, sepeerti tekanan darah, penyembuhan luka
dan ketenangan hati.

4.4.3 Rekayasa genetika di bidang pertanian

Rekayasa genetik juga telah digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari
organisme-organisme lain. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dari bakteri ke
dalam sel tomat, gandum, padi, dan tanaman pangan lainnya (Bernabetha, dkk.

10
2006.). Beberapa memungkinkan tanaman bertahan hidup dalam temperatur dingin
atau kondisi tanah yang gersang, dan kebal terhadap hama serangga. Pertanian
diharapkan akan menikmati keuntungan paling banyak dari teknik rekayasa genetik,
seperti:

1. Menggantikan pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tetapi


mahal harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah.
2. Teknik rekayasa genetik mengusahakan tanam-tanaman (khususnya yang
mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu peka terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur, dan cacing.
3. Mengusahakan tanam-tanaman yang mampu menghasilkan pestisida
sendiri.
4. Mengusahakan tanaman padi-padian yang mampu membuat pupuk
nitrogen sendiri.
5. Tanam-tanaman yang mampu menangkap cahaya dengan lebih efektif
untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.
6. Tanam-tanaman yang lebih tahan terhadap pengaruh kadar garam, hawa
kering, dan embun beku.
7. Mengusahakan menadapatkan tanaman baru yang lebih menguntungkan
lewat pencangkokan gen. Tanaman kentang, tomat, dan tembakau
tergolong dalam keluarga yang sama, yaitu Solanaceae. Akan tetapi serbuk
sari dari satu spesies dalam keluarga ini tidak dapat membuahi sel telur dari
spesies lain dalam keluarga itu juga.

Contoh tanaman yang telah menggunakan teknologi rekayasa genetia yaitu :

a. Kedelai transgenik

Kedelai merupakan produk Genetikally Modified Organism terbesar yaitu sekitar


33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan rekayasa
genetik, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap
herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global telah
dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleran herbisida dan
kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi.

b. Jagung transgenik

Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa genetik melalui


teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri Bacillus
thuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga yang
disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gen Bacillus

11
thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida yang
membunuh larva corn borer tersebut.
Berdasarkan kajian tim CARE-LPPM IPB menunjukkan bahwa pengembangan usaha
tani jagung transgenik secara nasional memberikan keuntungan ekonomi sekitar Rp.
6,8 triliyun. Keuntungan itu berasal dari mulai peningkatan produksi jagung,
penghematan usaha tani hingga penghematan devisa negara dengan berkurangnya
ketergantungan akan impor jagung. Dalam jangka pendek pengembangan jagung
transgenik akan meningkatkan produksi jagung nasional untuk pakan sebesar
145.170 ton dan konsumsi langsung 225.550 ton. Sementara dalam jangka panjang,
penurunan harga jagung akan merangsang kenaikan permintaan jagung baik oleh
industri pakan maupun konsumsi langsung. Bukan hanya itu, dengan meningkatkan
produksi jagung Indonesia juga menekan impor jagung yang kini jumlahnya masih
cukup besar. Pada tahun 2006, impor jagung masih mencapai 1,76 juta ton. Secara
tidak langsung, penggunaan tanaman transgenik juga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

c. Kapas transgenik

Kapas hasil rekayasa genetik diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas
yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan
insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin)
dari Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap
herbisida, gen yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan
dengan menggunakan kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau
membersihkan gulma tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan
tanaman kapas. Serangga merupakan kendala utama pada produksi tanaman kapas.
Di samping dapat menurunkan produksi, serangan serangga hama dapat
menurunkan kualitas kapas.Saat ini lebih dari 50 persen areal pertanaman kapas di
Amerika merupakan kapas transgenik dan beberapa tahun ke depan seluruhnya
sudah merupakan tanaman kapas transgenik. Demikian juga dengan Cina dan India
yang merupakan produsen kapas terbesar di dunia setelah Amerika Serikat juga
secara intensif telah mengembangkan kapas transgenik. 
d. Tomat transgenik

Pada pertanian konvensional, tomat harus dipanen ketika masih hijau tapi belum
matang. Hal ini disebabkan akrena tomat cepat lunak setelah matang. Dengan
demikian, tomat memiliki umur simpan yang pendek, cepat busuk dan penanganan
yang sulit. Tomat pada umumnya mengalami hal tersebut karena memiliki gen yang
menyebabkan buah tomat mudah lembek. Hal ini disebabkan oleh enzim
poligalakturonase yang berfungsi mempercepat degradasi pektin.

12
Tomat transgenik memiliki suatu gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan (ripening) dengan cara memperlambat sintesa
enzim poligalakturonase sehungga menunda pelunakan tomat. Dengan mengurangi
produksi enzim poligalakturonase akan dapat diperbaiki sifat-sifat pemrosesan
tomat. Varietas baru tersebut dibiarkan matang di bagian batang tanamannya untuk
waktu yang lebih lama sebelum dipanen. Bila dibandingkan dengan generasi tomat
sebelumnya, tomat jenis baru telah mengalami perubahan genetika, tahan terhadap
penanganan dan ditransportasi lebih baik, dan kemungkinan pecah atau rusak
selama pemrosesan lebih sedikit.

e. Kentang transgenik

Mulai pada tanggal 15 Mei 1995, pemerintah Amerika menyetujui untuk


mengomersialkan kentang hasil rekayasa genetika yang disebut Monsanto sebagai
perusahaan penunjang dengan sebutan kentang “New Leaf”. Jenis kentang hybrid
tersebut mengandung materi genetik yang memnungkinkan kentang mampu
melindungi dirinya terhadap serangan Colorado potato beetle. Dengan demikian
tanaman tersebut dapat menghindarkan diri dari penggunaan pestisida kimia yang
digunakan pada kentang tersebut. Selain resisten terhadap serangan hama, kentang
transgenik ini juga memiliki komposisi zat gizi yang lebih baik bila dibandingkan
dengan kentang pada umumnya. Hama beetle Colorado merupakan suatu jenis
serangga yang paling destruktif untuk komoditi kentang di Amerika dan mampu
menghancurkan sampai 85% produksi tahunan kentang bila tidak ditanggulangi
dengan baik. 
Daya perlindungan kentang transgenik tersebut berasal dari bakteri Bacillus
thuringiensis sehingga kentang transgenik ini disebut juga dengan kentang Bt.
Sehingga diharapkan melalui kentang transgenik ini akan membantu suplai kentang
yang berkesinambungan, sehat dan dalam jangkauan daya beli masyarakat

4.4.4 Rekayasa genetika di bidang peternakan

Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam
hewan, yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai
contoh, para ilmuwan dapat menyisipkan gen manusia ke dalam sel sapi. Kemudian
sai tersebut memproduksi protein manusia yang sesuai dengan kode gen yang
disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan teknik ini untuk memproduksi protein
pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita hemophilia. Protein tersebut
diproduksi dalam susu sapi, dan dapat dengan mudah diekstraksi dan digunakan
untuk mengobati manusia yang menderita kelainan itu. Di bidang Peternakan,
rekayasa genetika juga diduga akan memberi harapan besar, seperti:

13
a. Pembuatan vaksin untuk ternak

1. Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit mencret ganas yang


dapat mematikan anak-anak babi.
2. Sudah dipasarkan vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut,
yaitu penyakit ganas dan sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa
dan babi. Sebelumnya, para peternak sering membantai seluruh ternaknya,
walaupun sebenarnya hanya seekor saja yang terkena penyakit tersebut,
dengan maksud untuk mencegah penularannya yang lebih luas.
3. Sekarang sedang diuji hormone pertumbuhan tertentu untuk sapi yang
mungkin dapat meningkatkan produksi susu.

b. Pembuatan tumbuhan pakan ternak bergizi tinggi

Salah satu masalah yang umum dihadapi oleh petani ternak tradisional adalah
rendahnya mutu pakan dengan kandungan serat kasar yang tinggi, berupa
jerami, rumput lapangan, dan berbagai jenis tumbuhan hijau lainnya. Jenis pakan
ternak tersebut sulit dicerna dan tidak dapat memberikan nutrisi yang seimbang
untuk menghasilkan produktivitas yang optimal.

Bertolak dari cara-cara dan masalah pemeliharaan yang dihadapi para petani
ternak tersebut, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN melakukan
penelitian dengan memanfaatkan teknik penurut radio isotop. Penelitian
tersebut berkaitan dengan proses fermentasi yang terjadi didalam perut ternak
ruminansia, seperti kambing, sapi, dan kerbau.

Dengan teknik radioisotop, dapat di peroleh informasi ukuran sintesis protein


mikroorganisme didalam rumen dan efisiensi pemanfaatan energi oleh
mikroorganisme rumen. Selanjutnya, dari hasil yang di peroleh tersebut dapat
dirumuskan komposisi suplemen yang secara optimal dapat menjamin
berlangsungnya fungsi rumen yang baik.

4.4.5 Rekayasa genetika di bidang industri

Penelitian rekayasa genetika di bidang industri sedang meningkat cepat.


Berbagai usaha yang sedang giat dilakukan misalnya:

1. Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam-logam langsung dari dalam


bumi.
2. Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan kimia, yang sebelumnya
berasal dari minyak atau dibuat secara sintetis, misalnya saja dapat
menghasilkan bahan pemanis yang digunakan pada pembuatan berbagai macam
minuman.
3. Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia seperti
etilen yang diperlukan untuk pembuatan plastik.

14
4. Chakrabarty, seorang peneliti yang bekerja untuk perusahaan “General Electrik”
mencoba untuk menciptakan suatu mikroorganisme yang mampu menggunakan
minyak tanah sebagi sumber makanan dengan maksud agar supaya
mikroorganisme demikian itu akan sangat berharga dalam dunia perdagangan,
karena dapat membersihkan tumpahan minyak tanah.

4.5 Dampak negatif rekayasa genetika

4.5.1 Dibidang sosial ekonomi

Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan
kosentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat
luas pada masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil.
Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat meningkatkan produksi susu sapi
sampai 20%, niscaya akan menggusur peternak kecil.

4.5.2 Dibidang kesehatan

Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan
masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa
menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui
mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan
hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi
berbahaya bagi kesehatan manusia.

4.5.3 Dibidang etika dan moral

Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika
yag serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat dianggap
sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia. Bahan
pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut
agama tertentu. Penerapan hak paten pada organism hasil rekayasa merupakan
pemberian hak pribadi atas organism. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai
budaya yang mengghargai nilai intrinsic makhluk hidup.

4.5.4 Gangguan terhadap lingkkungan

Pola tanam produk pertanian di Indonesia areal kecil dikelilingi oleh berbagai gulma,
dengan adanya sifat cross-polination dari GMO maka dikhawatirkan akan
bermunculan gulma baru yang lebih resisten. Tanpa membakar sisa tanaman GMO
akan memusnahkan jasad renik dalam tanah bekas penanaman tanaman GMO
akibat sifat dari sisa GMO yang bersifat toksis. Jangka panjang akan merubah
struktur dan tekstur tanah. Sifat tanaman GMO yang dapat membunuh larva kupu-
kupu, akan memberikan kekhawatiran punahnya kupu-kupu di Sulawesi Selatan.
Seperti diketahui Sulawesi Selatan termasyhur dengan kupu-kupunya.

15
4.5.5 Gangguan terhadap kesehatan

Satu-satunya gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetika ialah


reaksi alergis yang sudah dapat dibuktikan. Kebiasaan mengonsumsi daging, di
Indonesia memiliki kekhususan tersendiri dalam pola konsumsi daging, tidak ada
bagian tubuh sapi yang tidak dikonsumsi. Apabila sapi disuntik dengan
bovinesomatotropin, mengakibatkan kadar IGF I meningkat sangat tinggi dalam
darah dan hati. Bagi daerah yang menggunakan darah sebagai bahan pangan
demikian pula mengonsumsi hati (Indonesia mengimpor hati sejumlah lima juta kg
dari negara-negara yang menggunakan GMO) memberikan kekhawatiran munculnya
dampak negatif penggunaan GMO.

4.5.6 Gangguan terhadap religi dan etika

Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel
bakteri, serta xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi
ditransplantasikan ke jantung manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka
yang beragama Islam. Indonesia telah mengimpor kedelai dua juta ton dan jagung
1,2 juta ton serta berbagai komoditas lainnya pada tahun 2000 yang diduga
mengandung GMO, sehingga sudah dapat dipastikan Indonesia telah mengonsumsi
hasil rekayasa genetika. Tetapi, hingga saat ini belum pernah dilaporkan adanya
dampak negatif dari penggunaan GMO. Jangankan mendeteksi dampak negatif
penggunaan GMO, mendeteksi apakah komoditas yang diimpor mengandung GMO
saja belum pernah dilakukan di Indonesia. Justru untuk itulah kami memberanikan
diri mengemukakan dugaan kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan
dari produk rekayasa genetika di Indonesia.

4.6 dampak positif rekayasa genetika

1. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai


hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan.
2. Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
3. Tersedianya sumber energy yang terbaharui.
4. Proses industry yang lebih murah.
5. Berkurangnya polusi.

16
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rekayasa genetika adalah upaya pencangkokan gen dengan teknik rekombinan DNA
pada mikroorganisme tertentu. Dengan rekayasa genetika, manusia dapat memuat
organisme yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu
menghasilkan bahan tertentu yang dibutuhkan manusia. Mikroorganisme yang
berperan ini disebut makluk transgenik. Setelah melakukan pengkajian penulis dapat
menyimpulkan :

1. Rekayasa genetika adalah suatu kemajuan dibidang IPTEK yang sangat


bermanfaat untuk meningkatkan tingkat fungsional dari suatu makhluk hidup
atau organism.
2. Rekayasa genetika sangat baik digunakan asalkan masih dalam batas kewajaran
manusia yang masih bias dimengerti dengan akal pikiran manusia.
3. Rekayasa genetika dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan dan
merupakan alat untuk melakukan pembaharuan yang sangat efisien jika
digunakan dengan tepat.
4. Rupanya masih banyak masyarakat yang belum benar mengerti arti rekayasa
genetika itu dan apa dampaknya bagi kehidupan manusia.

5.2 Saran

1. Hendaknya rekayasa genetika dimanfaatkan dan digunakan dengan selayak-


layaknya.
2. Rekayasa genetika hendaknya tidak digunakan untuk merusak gen suatu
organisme
3. Hendaknya rekayasa genetika digunakan untuk memperbaiki keadaan manusia
yang semakin terpuruk
4. Hendaknya masyarakat diberi pengetahuan kembali mengenai rekayasa genetika,
karenma banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui apa itu rekayasa
genetika.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya.
Jakarta :Pusat Perbukuan
Brown, T.A.. 1993. Genetics A Molecular Approach. Department of Biochemistry And Applicd
Molecular, Umist, Manchester: United Kingdom.
Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Tjan, Kiauw Nio. 1995. Genetika Dasar (Diktat). Bandung: penerbit ITB.
Yatim, wildan. 1986. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.
http//www.google.com
http//wikipedia.com

buku sumber
 Menjelajah dunia biologi untuk kelas XII SMA dan MA ( PLATINUM ) , Sri Pujiyanto
 Cerdas belajar biologi untuk kelas XII dan MA ( GRAFINDO MEDIA PRATAMA )
Oman karmana

18

Anda mungkin juga menyukai