Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari
kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang
ada kaitannya dengan hal itu juga.Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk
alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih
informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara
individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah
ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan
(hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul
didalamnya.
Ilmu ini tidak cocok diterjemah dengan ilmu kebakaran, karena sebagaimana
tampak nanti, bahan sifat keturunan itu tidaklah bersifat baka.Selalu mengalami
perubahan, berangsur atau mendadak.Seluruh makluk bumi mengalami evolusi
termasuk manusia.Evolusi itu terjadi karena perubahan bahan sifat keturunan, dan
dilaksanakan oleh seleksi alam.
Genitika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita
sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada dilingkungan kita.kita sebagai manusia
tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita menjalin
ekosistem dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat menurun
dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep genetika itu
dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk. Karena manusia sulit dipakai sebagai
objek atau bahan percobaan genetis, kita mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat
menurun yang terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar.
Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan
dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi,
anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia
menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah genetika terjadi ?
2. Apa prinsip genetika ?
3. Apa saja materi yang terdapat dalam genetika?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah genetika.
2. Mengetahui prinsip genetika.
3. Mengetahui materi yang terdapat dalam genetika.
D. Kegunaan
a. Kegunaan Teoritis
1. Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai
hormon manusia seperti insulin dan hormon pertumbuhan.
2. Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah.
3. Tersedianya sumber energi yang terbaharui.
4. Proses industri yang lebih murah.
5. Berkurangnya polusi
6. Adanya pestisida alami hasil dari tanaman rekayasa genetik
b. Kegunaan Praktis
1. Rekayasa genetika bila digunakan pada mikroorganisme membantu dalam
penciptaan obat-obatan baru yang tidak dapat dibuat dengan cara lain.
2. Rekayasa genetika membantu dalam proses remediasi bio yang merupakan
proses pembersihan limbah dan polusi dengan bantuan organisme hidup.
3. Rekayasa genetika telah membantu menurunkan penggunaan secara
keseluruhan herbisida dan pestisida.
4. Rekayasa genetika telah membantu dengan produksi vaksin dan obat
lainnya pada tanaman.
5. Rekayasa genetika telah membantu menghasilkan cara yang lebih cepat
dan lebih dapat diprediksi menghasilkan kultivar baru.
6. Rekayasa genetika telah menghasilkan keturunan rekayasa genetika yang
dapat mentolerir peternakan tanpa penderitaan apapun.
7. Pada manusia, rekayasa genetika digunakan untuk mengobati kelainan
genetik dan kanker.
8. Rekayasa genetika digunakan dalam bidang pertambangan untuk
mengekstrak elemen.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Sejarah Perkembangan Genetika


Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang
akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel
berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil
percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya,
Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap
individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola
pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya
mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama bagi
perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di akui
sebagai bapak genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun
1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih
dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun
1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl
Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti
kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak
saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan
atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang
genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya.
Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa
kimia materi genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA).Dengan ditemukannya
model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick
dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya.Jika
ilmu pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling
time) dalam satu dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua
tahun.Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun
1970-an, yaitu pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi
DNA rekombinan atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba,
babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning
.sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal
sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan pada tahun
1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan
justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.

B. Prinsip Genetika
Perkembangan genetika sebagai ilmu tidak lepas dari percobaan yang dilakukan
Mendel pada Pisum sativum.Mendel berhasil menjelaskan bagaimana sifat diwariskan
dari tetuanya kepada anak dalam suatu persilangan antar tanaman dengan sifat yang
berbeda.
Pisum sativum memiliki keuntungan digunakan dalam percobaan genetika
karena mudah didapat, mempunyai keragaman yang jelas bisa dibedakan meliputi
warna biji, bentuk biji, warna bunga.Pisum sativum memiliki bunga cukup besar
sehingga memudahkan pesilangan buatan.
Pada persilangan dengan satu sifat beda, mendel menyilangkan tanaman dengan
bunga ungu dengan tanaman berbunga putih dan dihasilkan tanaman berbunga ungu
(F1). Sifat bunga ungu ini disebut dominan. Jika F1 disilangkan dengan F1 maka
dihasilkan bunga F2 dengan perbandingan ungu : putih = 3:1. Sifat yang diamati disebut
fenotipe, sedangkan faktor yang mengendalikan disebut genotipe.
Pada persilangan dengan dua sifat beda, misalnya bulat kuning (RRYY) dengan
hijau keriput (rryy), dihasilkan F1 bulat kuning (RrYy). Jika F1 diselangkan dengan F1,
diperoleh perbandingan bulat kuning, bulat hijau, keriput kuning, keriput hijau dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Dari persilangan ini maka ditetapkan hukum mendel I atau
hukum segregasi dan hukum mendel II atau hukum pisah bebas.
Konsep umum mengenai cara kerja gen atau ekspresi gen adalah berdasarkan
kedominanan dan keresesifan. Artinya, alel terekspresi secara komplit pada fenotipe
atau tidak terekspresi sama sekali. Prinsip ini merupakan prinsip Mendel. Tetapi
penelitian membuktikan bahwa terdapat banyak macam aksi gen dan interaksi yang
mempengaruhi pola segregasi. Tipe dari aksi gen dapat dibedakan menjadi dua katagori
umum yaitu antar alel pada lokus yang sama (intralokus) dan antar alel pada lokus-lokus
yang berbeda (interlokus).

a. Interaksi intralokus
Terdapat tiga macam interaksi intralokus. Tipe pertama adalah dominan
seperti yang disimpulkan oleh mendel dalam penelitiannya. Pada tipe dominan,
rasio F2 dari dua tetua homozigot adalah 3:1.Tipe kedua adalah tidak dominan
(no-dominance/incomplete dominance). Pada tipe ini fenotipe dari heterozigot
berada di tengah-tengah di antara kedua tetua.Contohnya adalah pada
persilangan bunga pukul empat merah dan putih dihasilkan bunga merah muda
pada F1. F2nya menyebar dengan rasio 1 merah: 2 merah muda: 1 putih. Tipe
ketiga adalah overdominance.Pada situasi ini heterozigot memiliki nilai fenotipe
di luar kisaran antara kedua tetua.
Tipe aksi gen lainnya yang tidak termasuk epistasis adalah additive gene
action. Pada aditif tiap alel pada satu lokus akan menambah atau mengurangi
derajat nilai fenotipe. Contohnya adalah pada warna bagian dalam biji
gandum.Warna biji gandum ditentukan oleh 3 lokus R1, R2 dan R3 dengan 2
alel pada tiap lokus.Warna biji bervariasi dari merah gelap ke putih dan
intensitas warna tergantung pada jumlah dari alel yang menambah warna.Warna
merah gelap adalah R1R1R2R2R3R3, sedangkan putih adalah r1r1r2r2r3r3.Jika
disilangkan, maka F1nya adalah R1r1R2r2R3r3 menunjukkan warna intermediet
diantara kedua tetuanya.
Pada aksi gen, kadang-kadang terjadi genotipe-genotipe yang sama tetapi
tidak mengekspresikan fenotipe yang sama walaupun keadaan lingkungan
seragam. Perbedaan ini disebut perbedaan dalam penetrasi.Penetrasi adalah
presentase individu untuk genotype tertentu yang menampilkan fenotipe dari
genotype tersebut. Contohnya, suatu organisme yang bergenotipe aa atau A_
tetapi tidak menunjukkan fenotipe yang sebagaimana normalnya bergenotipe aa
atau A_ karena adanya gen-gen epistasis atau supresor, atau karena efek
lingkungan. Istilah penetrasi dapat digunakan untuk menjelaskan efek tersebut
jika penyebab pastinya tidak diketahui.
Peristiwa lain yang cenderung memperlihatkan hasil peristiwa genetika yang
kurang jelas adalah ekspresivitas. Ekspresivitas adalah derajat atau tingkat suatu
genotype tertentu mengekspresikan fenotipenya pada suatu individu.Contohnya,
genotype A_ yang seharusnya berfenotipe merah, tetapi yang tampak adalah
derajat warna yang berbeda-beda, misalnya warna biru, merah tua, merah muda,
putih.Ekspresivitas warna yang berbeda-beda ini karena adanya pengaruh gen-
gen lainnya atau pengaruh lingkungan yang tidak diketahui dengan pasti.
Kondisi lingkungan yang penting Cahaya: Lamanya penyinaran atau
lamanya periode gelap dapat menginduksi munculnya bunga pada beberapa
species tanaman Suhu: Banyak proses biokimia dipengaruhi oleh suhu. Lintasan
reaksi biokimia melibatkan enzim yang peka terhadap suhu.
Perubahan suhu dapat mengubah fenotipe.Nutrisi: Contohnya, efek
beberapa genotype baru dapat dilihat hanya kalau tanaman dalam lingkungan
stress. Perlakuan buatan: Ekspresi suatu sifat bisa tidak nampak karena
pemberian senyawa kimia atau hormon.
Variasi atau keanekaragaman genetik sangat penting karena jika tidak
terdapat variasi genetik, maka apabila terjadi perubahan lingkungan yang cukup
keras akan dapat mengakibatkan punahnya suatu spesies pada habitat alaminya.
Keragaman genetik dalam bentuk variasi alelik disebabkan oleh mutasi. Mutasi
terjadi secara spontan dengan frekuensi yang bervariasi tergantung pada lokus
dan informasi genetik dari area sekitarnya pada kromosom. Mutasi
menghasilkan perubahan DNA, yang akibatnya mengubah enzim-enzim dan
menyebabkan variasi dalam mekanisme fisiologi yang nantinya dievaluasi
melalui proses seleksi alam.
C. Materi Genetika
1. Kromosom
Kromosom berasal dari kata chrome artinya berwarna dan soma artinya
badan. Oleh karena itu, kromosom dapat diartikan sebagai badan yang menyerap
warna.Kromosom terdapat pada nukleus (inti sel) setiap sel. Kromosom dapat
diamati pada tahap metafase saat pembelahan mitosis maupun meiosis.
a) Struktur Kromosom
Kromosom terdiri atas sentromer dan lengan kromosom. Sentromer
tidak mengandung gen dan merupakan tempat melekatnya kromosom.
Jika dilihat menggunakan mikroskop, sentromer terlihat terang karena
kemampuan menyerap zat warna yang rendah. Sentromer memiliki
fungsi penting dalam pembelahan sel mitosis dan meiosis yang akan
Anda pelajari pada bab berikutnya. Lengan kromosom merupakan
bagian kromosom yang mengandung gen.
Setiap kromosom memiliki satu atau dua lengan.Setiap lengan
kromosom, terdapat benang halus yang terpilin. Benang-benang halus
tersebut dikenal dengan kromatin. Benang-benang kromatin juga
merupakan untaian DA (deo yribonucleic acid) yang berpilin
dengan protein histon. Bentuk ikatan DNA dan protein histon disebut
juga nukleosom.
b) Bentuk Kromosom
Kromosom memiliki bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan
panjanglengan yang dimilikinya kromosom dibedakan
menjadi metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik
1. Metasentrik, kromosom jenis ini memiliki panjang lengan yang
relative sama sehingga sentromer berada di tengah-tengah
kromosom.
2. Submetasentrik, kromosom jenis ini memiliki satu lengan kromosom
lebih pendek sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah
kromosom.
3. Akrosentrik, pada kromosom ini salah satu lengan kromosom jauh
pendek dibandingkan lengan kromosom lainnya.
4. Telosentrik, kromosom ini hanya memiliki satu buah lengan saja
sehingga letak sentromernya berada di ujung kromosom.
c) Jumlah kromosom
Semua makhluk hidup eukariotik memiliki jumlah kromosom yang
berbeda-beda.Pada sel tubuh atau sel somatis, jumlah kromosom
umumnya genap, karena kromosom sel tubuh selalu berpasangan.
Jumlah kromosom sel somatis tersebut terdiri atas 2 set kromosom
(diploid, 2n), dari induk jantan dan induk betina.
Pada sel gamet atau sel kelamin, seperti sel telur dan sel sperma, hanya
memiliki setengah dari jumlah kromosom sel tubuh. Jumlah kromosom
sel gamet hanya satu set atau haploid (n). Pada manusia dengan jumlah
kromosom sel somatis 46, sel telur atau sel sperma hanya memiliki 23
kromosom.Adanya fertilisasi (peleburan sel telur dan sel sperma)
mengembalikan jumlah kromosom sel tubuh menjadi 46 buah.
d) Tipe Kromosom
Kromosom dalam tubuh berdasarkan pengaruhnya terhadap penentuan
jenis kelamin dan sifat tubuh dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Autosom, disebut juga kromosom biasa atau kromosom tubuh.
Autosom tidak menentukan jenis kelamin organisme.Pada manusia
dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44
autosom.Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom kelamin.
Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga
penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.
2) Gonosom, disebut juga kromosom kelamin atau kromosom seks.
Gonosom dapat menentukan jenis kelamin makhluk
hidup.Jumlahnya sepasang pada sel somatis.Pada manusia dengan
jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2
gonosom. Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya
pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina
dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan
gonosom wanita XX dan gonosom pria XY.Oleh karena itu,
penulisan kromosom sel somatic (2n) adalah 44A + XY (pria) atau
44A + XX (wanita).Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X
atau 22A + Y.
2. DNA dan RNA
Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida,
jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut
dioksiribonukleat (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut
asam ribonukleat (RNA).
DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab
antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui
jembatan fosfodiester antara posisi 3′ suatu mononukleotida dan posisi 5′ pada
mononukleotida lainnya (Harpet, 1980).
Asam-asam nukleat seperti asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam
ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi pemindahan keterangan di
dalam semua sel. Asam nukleat merupakan molekul makro yang memberi
keterangan tiap asam nukleat mempunyai urutan nukleotida yang unik sama
seperti urutan asam amino yang unik dari suatu protein tertentu karena asam
nukleat merupakan rantai polimer yang tersusun dari satuan monomer yang
disebut nukleotida (Dage, 1992).
Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat(DNA) dan asam
ribonukleat(RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan
pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya
dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam
sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA,
satu tipe RNA, yaitu messenger RNA (mRNA), meninggalkan inti sel dan
mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai
dengan kode DNA-nya (fessenden, 1990).
Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan
dengan DNA, antara lain yaitu (Poedjiati, 1994):
1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah
dioksiribosa.
2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa
rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda.
3. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak
mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil.
4. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin,
demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil.
Selain itu perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal (Suryo,
1992):
1. Ukuran dan bentuk
Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA.DNA
berbentuk double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal.Meskipun
demikian pada beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun
tidak terpilih sebagai spiral.
2. Susunan kimia
Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan
DNA yaitu:
a. Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa.
b. Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi
urasil.
3. Lokasi
DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung
dari macamnya, yaitu:
a. RNA d(RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah
satu pita DNA yang berlangsung didalam nukleus.
b. RNA p(RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer), terdapat di
sitoplasma.
c. RNA r(RNA ribosom), terdapat didalam ribosom.
4. Fungsinya
DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan
fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu:
a. RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan
transkripsi, berlangsung didalam inti sel.
b. RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma.
c. RNA t, mensintesa protein dengan menggunakan bahan asam amino,
proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida.
3. Kode Genetika
Kode genetik adalah suatu informasi dengan menggunakan huruf sebagai
lambang basa nitrogen (A, T, C, dan G) yang dapat menerjemahkan macam-
macam asam amino dalam tubuh. Dengan kata lain, kode genetik adalah cara
pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan
asam amino pada saat sintesis protein. Macam molekul protein tergantung pada
asam amino penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida.

Pada tahun 1968, Nirenberg, Khorana dan Holley menerima hadiah nobel
untuk penelitian mereka yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang
hingga sekarang kita kenal. Seperti kita ketahui saat ini, ada 20 macam asam
amino penting yang dapat dirangkai membentuk jutaan polipeptida.

Untuk memudahkan mempelajarinya, asam amino ditulis secara singkat


dengan mencantumkan 3 huruf pertama dari nama asam amino itu.
Proses sintesis protein (polipeptida) baru akan diawali apabila ada kodon
AUG yang mengkode asam amino metionin, karenanya kodon AUG disebut
sebagai kodon permulaan (kode ‘start’). Sedangkan berakhirnya proses
sintesis polipeptida apabila terdapat kodon UAA, UAG, dan UGA (pada
prokariotik) dan UAA (pada eukariotik). Kodon UAA,UAG, dan UGA tidak
mengkode asam amino apapun dan merupakan agen pemotong gen (tidak dapat
bersambung lagi dengan double helix asam amino) disebut sebagai kodon
terminasi/kodon nonsense (kode ‘stop’). Kode genetik berlaku universal,
artinya kode genetik yang sama berlaku untuk semua jenis makhluk hidup.

4. Alel & Alel Ganda


Gen dalam tubuh yang terletak pada kromosom tidak hanya satu,
tetapibanyak. Alel adalah gen-gen yang menempati atau terletak pada lokus
yang sama pada kromosom homolognya yang mempunyai tugas berlawanan
untuk suatu sifat tertentu.
Surya (1984) mendefinisikan alel sebagai anggota dari sepasang gen yang
memiliki pengaruh berlawanan. Misalnya gen B memiliki peran untuk
menumbuhkan karakter pigmentasi kulit secara normal. Gen B dapat
membentuk melanin karena diekspresikan sepenuhnya pada penampakan fisik
organisme. Dalam hal ini gen B menimbulkan karakter yang dominan. Apabila
gen B bermutasi maka akan berubah menjadi b, sehingga pigmentasi kulit
secara normal, tidak dapat dilakukan. Gen b menimbulkan karakter yang
berbeda, yaitu resesif. Karakter resesif ini menumbuhkan karakter albinisme
(tidak terbentuk melanin). Contoh yang lainnya, misalnya:
1. K alelnya k, untuk rambut keriting dan lurus.
2. H alelnya h, untuk kulit hitam dan putih dan sebagainya.
Sedangkan alel ganda (multiple alelo murphi) adalah beberapa alel lebih
dari satu gen yang menempati lokus sama pada kromosom homolognya.
Pengaruh alel ganda pada organisme dapat ditemukan pada tempat-tempat
berikut.
Golongan Darah pada Manusia
Golongan Darah Alel Genotif
A |A |A|A dan |A |O
B |B |B|B dan |B |O
AB |A,|B |A |B
O |O |O |O

Warna Bulu Kelinci dipengaruhi oleh empat alel yaitu W, Wch, Wh, w yang
keempatnya berada pada lokus yang sama, di mana:
Alel W : warna bulu normal (hitam), Wch : warna bulu normal Chinchilia (kelabu), Wh
: warna bulu Himalaya (coklat), w : warna bulu albino (putih)
Genotipe Fenotipe
Hitam (normal) WW, WWch, WWh, Ww
Kelabu (Chichilia) WchWch, WchWh, Wch,w
Coklat (Himalaya) WhWh, Wchw
Putih (Albino) Ww

5. Sintesis Protein
Sintesis protein terdiri atas 2 tahap, yaitu :
1.Transkripsi
Transkripsi adalah proses menyalin data yang terdapat pada rantai sense (3′–
>5″) DNA. Proses ini terjadi di dalam inti sel dimulai dengan pembukaan rantai DNA
oleh enzim helikase. Setelah itu penempelan enzim polimerase pada daerah promotor
sekuen gen dan barulah enzim polimerase mulai aktif menyalin kode genetik pada rantai
sense DNA hingga bagian triplet basa nitrogen yang mengandung informasi untuk
mengehentikan proses menyalinpemindahan kode dari 3′-5′-DNA ke m RNA.
Hasil dari proses transkripsi adalah mRNA dengan kode pasangan yang terdapat
pada rantai sense DNA. Rantai RNA yang mengandung kode ini disebut pula dengan
kodon. Jadi mRNA adalah kodon. Setelah proses transkripsi selesai maka m-RNA akan
segera bergerak meninggalkan inti sel menuju sitoplasma untuk melakukan proses
selanjutnya (translasi).

2. Translasi
Translasi adalah proses proses penerjemahan kodon menjadi asam amino dan
menyambungkan setiap asam amino yang sesuai kodon dengan ikatan peptida menjadi
protein. Organel yang aktif melakukan proses penerjemahan kodon adalah ribosom.
Setelah ribosom melekat pada triplet kodon maka t-RNA yang berada di sitoplasma
akan membawakan asam amino yang sesuai pada kodon.

BAB II
PEMBAHASAN

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari
kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah
ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada
kaitannya dengan hal itu juga. Genitika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih
informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi
hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu
organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu
tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu
diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Ilmu ini tidak cocok diterjemah dengan ilmu kebakaran, karena sebagaimana
tampak nanti, bahan sifat keturunan itu tidaklah bersifat baka. Selalu mengalami
perubahan, berangsur atau mendadak. Seluruh makluk bumi mengalami evolusi termasuk
manusia. Evolusi itu terjadi karena perubahan bahan sifat keturunan, dan dilaksanakan
oleh seleksi alam.
Genitika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita
sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada dilingkungan kita. kita sebagai manusia
tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem
dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat menurun dalam tubuh
kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep genetika itu dapat disebut
sama saja bagi seluruh makluk. Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan
percobaan genetis, kita mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang
terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar.
Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan matematika juga ilmu pengetahuan dasar
dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi,
embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang
banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang
akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel
bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan
sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga
menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian
menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai bapak genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun
1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30
tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga
orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman
dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip
Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang
pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip
Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai
berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-
an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika adalah
asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada
tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu
genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu
pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time)
dalam satu dasawarsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan,
perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu
pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan
atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba,
babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning .
sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal
sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan pada tahun
1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan
justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.

A. Kode Genetik
Kode genetik mempunyai sifat-sifat yang akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Kode genetik bersifat universal. Artinya, kode genetik berlaku sama hampir di setiap
spesies organisme.
2. Kode genetik bersifat degenerate atau redundant, yaitu bahwa satu macam asam amino
dapat disandi oleh lebih dari satu triplet kodon. Sebagai contoh, treonin dapat disandi oleh
ACU, ACC, ACA, dan ACG. Sifat ini erat kaitannya dengan sifat wobble basa ketiga, yang
artinya bahwa basa ketiga dapat berubah-ubah tanpa selalu disertai perubahan macam
asam amino yang disandinya. Diketahuinya sifat wobblebermula dari penemuan basa
inosin (I) sebagai basa pertama pada antikodon tRNAala ragi, yang ternyata dapat
berpasangan dengan basa A, U, atau pun C. Dengan demikian, satu antikodon pada tRNA
dapat mengenali lebih dari satu macam kodon pada mRNA.
3. Oleh karena tiap kodon terdiri atas tiga buah basa, maka tiap urutan basa mRNA, atau
berarti juga DNA, mempunyai tiga rangka baca yang berbeda (open reading frame). Di
samping itu, di dalam suatu segmen tertentu pada DNA dapat terjadi transkripsi dan
translasi urutan basa dengan panjang yang berbeda. Dengan perkataan lain, suatu
segmen DNA dapat terdiri atas lebih dari sebuah gen yang
salingtumpang tindih (overlapping).

B. Pengaturan Ekspresi Gen


Pengaturan ekspresi gen dapat terjadi pada berbagai tahap, misalnya transkripsi,
prosesing mRNA, atau translasi. Namun, sejumlah data hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengaturan ekspresi gen, khususnya pada prokariot, paling banyak terjadi pada
tahap transkripsi.
Mekanisme pengaturan transkripsi, baik pada prokariot maupun pada eukariot,
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu (1) mekanisme
yang melibatkan penyalapadaman (turn on and turn off) ekspresi gen sebagai respon
terhadap perubahan kondisi lingkungan dan (2) sirkit ekspresi gen yang telah
terprogram (preprogramed circuits). Mekanisme penyalapadaman sangat penting bagi
mikroorganisme untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang seringkali
terjadi secara tiba-tiba. Sebaliknya, bagi eukariot mekanisme ini nampaknya tidak terlalu
penting karena pada organisme ini sel justru cenderung merespon sinyal-sinyal yang
datang dari dalam tubuh, dan di sisi lain, sistem sirkulasi akan menjadi penyangga bagi sel
terhadap perubahan kondisi lingkungan yang mendadak tersebut. Pada mekanisme sirkit,
produk suatu gen akan menekan transkripsi gen itu sendiri dan sekaligus memacu
transkripsi gen kedua, produk gen kedua akan menekan transkripsi gen kedua dan
memacu transkripsi gen ketiga, demikian seterusnya. Ekspresi gen yang berurutan ini telah
terprogram secara genetik sehingga gen-gen tersebut tidak akan dapat diekspresikan di
luar urutan. Oleh karena urutan ekspresinya berupa sirkit, maka mekanisme tersebut
dinamakan sirkit ekspresi gen.
BAB Ill
PENUTUP

A. Kesimpulan
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi”kata genetika berasal dari
kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Genitika adalah ilmu yang
mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan
bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun
1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30
tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga
orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di Jerman
dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip
Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang
pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip
Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai
berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Seiring berkembangnya jaman, ilmu genetika semakin mengalami perkembangan
bahkan ilmu genetika sudah banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam
berbagai bidang diantaranya pertanian, kesehatan, industri farmasi, hukum serta
kemasyarakatan dan kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2002. Genetika dasar. http://www.Buletin AgroBio.co.id. Diakses tanggal 11 maret


2009.

Anonymous. 2009. Genetika. http.wikipedia.com. Diakses tanggal 12 maret 2009

Anonymous.2009. Sejarah Genetika. http://open door.com.Di akses tanggal 13 maret 2009.

Anonymous.2009. Faktor Genetika Pada Skizofrenia. www.Skizofrenia.com. Di akses pada tanggal


12 maret 2009.

Aminullah, Erman. 20009. Perkembangan Penerapan Bioteknologi dan Rekayasa Genetika Dalam
Kesehatan. www.portalkable/files/cdk/html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2009.

Moeljopawiro, Sugiono. 2001. Paradigma Baru Pemanfaatkan Sumberdaya Genetika Untuk


Pembangunan Genetika Pertanian. www.bioteknologi untuk indonesia abad 21. di akses
pada 10 Maret 2009

Neil Campbell. 2002. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Pratiwi d.a, dkk, 2007. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga

Syarifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan edisi 3. Jakarta: Buku
kedokteran.

Suryo, 2005. Genetika strata 1. Cet ke-11, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

www.crayonpedia.org/mw/G.hereditas pada manusia12.1

www.psb-psma.org/content/powerpoint/hereditas-pada-manusia

www.duniawedding.com/.../1652-faktor-penentu-jenis-kelamin-bayi

Anda mungkin juga menyukai