Anda di halaman 1dari 20

Makalah Bioteknologi Farmasi

Manipulasi Genetika

Dosen :

Saiful Bahri, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1

Megianty Puspanegara 22334773

Hana Alifah Bustami 22334760

Klarencia Aprilianti 22334736

Ilmi Yulaima Zahwa 22334772

Khania Aulia Widhiastuti 22334764

PROGRAM STUDI FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Manipulasi Genetika” dengan
baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester genap yang
diberikan oleh Bapak Saiful Bahri, S.Si., M.Si selaku dosen pada bidang studi Bioteknologi
Farmasi. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Manipulasi Genetika.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, penulis mohon maaf
karena masih dalam proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jakarta, Juni 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika berasal
dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu
memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini
dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu,
serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita
sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada di lingkungan kita. kita sebagai
manusia tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita
menjalin ekosistem dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat
menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep
genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk. Karena manusia sulit
dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita mempelajari hukum-
hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan
sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan
dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi,
anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia
menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan
mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih
bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem
ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimanakah konsep dari manipulasi gen ?


 Apa saja manfaat dan dampak dari manipulasi gen ?
 Bagaimanakah langkah-langkah dalam manipulasi gen ?
 Enzim apa saja yang berperan dalam manipulasi gen ?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui konsep dari manipulasi gen.


 Untuk mengetahui manfaat dan dampak dari manipulasi.
 Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam manipulasi gen.
 Untuk mengetahui enzim-enzim yang berperan dalam manipulasi gen.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang


akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan austria bernama Gregor Johann Mendel
berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-
hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap
individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola
pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya
mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama bagi
perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di
akui sebagai bapak genetika.
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun
1866 di Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih
dari 30 tahun tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun
1900 tiga orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl
Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti
kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka masing-masing. Semenjak
saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan
atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika.
Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai
cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih
dalam tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada
tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi
genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model struktur
molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era
genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika
ilmu pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling
time) dalam satu dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua
tahun. Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak
tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau
teknologi DNA rekombinan atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa
genetika.
Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti
domba, babi dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut
kloning . sementara itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau
dikenal sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan
pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek
ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan.

2.2 Pengertian Rekayasa Genetika


Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer
(memindahkan) gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme
kepada susunan gen (DNA) dari organisme lain.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika secara
sederhana urutannya sebagai berikut :
 Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
 Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
 Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
 Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
 Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
 Pemanenan produk.
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didefinisikan
sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung
DNA ke dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat
menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang
digunakan dalam pemuliaan dan seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau
melakukan perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen
baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan
organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel
pankreas manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. Coli yang
bertujuan untuk mendapatkan insulin.

2.3 Tujuan Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam
penyimpanan pascapanen, peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan hama
dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida,
sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi
terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi,
perubahan pigmentasi.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara,
meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan
makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan
bahan obat-obatan dan kosmetika.

2.4 Rekayasa Genetika


Secara tradisional, pemuliaan tanaman, dan rekayasa genetika sebenarnya
telah dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan dan perbaikan tanaman.
Misalnya melalui tahap penyilangan dan seleksi tanaman dengan tujuan tanaman
tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan lebih tahan terhadap penyakit. Selama puluhan
bahkan ratusan tahun yang lalu, para petani dan para pemulia tanaman telah berhasil
memuliakan tanaman padi, jagung, dan tebu, sehingga tanaman-tanaman tersebut
mempunyai daya hasil tinggi dan memiliki kualitas panen yang lebih baik. Proses
pemindahan gen pada pemuliaan tradisional dilakukan melalui proses penyerbukan
dengan perantaraan angin maupun bantuan serangga penyerbuk. Proses penyerbukan
ini sering kali melibatkan bantuan manusia, misalnya melalui penyerbukan dengan
cara memindahkan serbuk sari tanaman yang satu ke ujung putik tanaman lainnya.
Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap
cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan yang kurang
menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa genetika
adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional. Dalam arti paling luas merupakan
penerapan genetika untuk kepentingan manusia akan tetapi masyarakat ilmiah
sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-
teknik genetika molekuler untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau
mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai
dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-
tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang
relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan,
pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah
melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing. Tidak seperti
halnya pemuliaan tanaman secara tradisional yang menggabungkan seluruh
komponen materi genetika dari dua tanaman yang disilangkan, rekayasa genetika
memungkinkan pemindahan satu atau beberapa gen yang dikehendaki dari satu
tanaman ke tanaman lain.
Keunggulan rekayasa genetika adalah mampu memindahkan materi genetika
dari sumber yang sangat beragam dengan ketepatan tinggi dan terkontrol dalam waktu
yang lebih singkat. Melalui proses rekayasa genetika ini, telah berhasil dikembangkan
tanaman yang tahan terhadap organisme pengganggu seperti serangga, penyakit dan
gulma yang sangat merugikan tanaman. Rekayasa genetika bermain pada tingkat
molekuler khususnya DNA. Beberapa tahapan yang digunakan dalam rekayasa
genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi DNA, perbanyakan DNA dan visualisasi hasil
manipulasi DNA, DNA rekombinan, dan Kloning Gen.
Tahapan dalam Manipulasi DNA
.’
1. Isolasi DNA

Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolasi
DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat
molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada
pada bagian atas tabung (Mader 193). Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua
macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian
bawah.
Isolasi DNA dengan teknik sentrifugasi akan mengendapkan DNA. Supaya
hasil isolasi berupa DNA murni yang tidak tercampur dengan molekul-molekul lain
maka dalam proses isolasinya dicampurkan berbagai macam larutan. Larutan A
berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabunagn kembali pelet yang telah terbentuk
dengan larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan A juga berfungsi sebagai buffer
dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan buffer
menghasilhkan arus listrik. Larutan B yang terdiri atas SDS dan NaOH berfungsi
sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein. Sedangkan larutan
C berfungsi untuk merenarutasikan kembali. Etanol 70% yang digunakan dalam
proses isolasi berfungsi untuk mengeluarkan endapan garam karena Na+ bermuatan
positif dan DNA bermuatan negatif. Larutan ddH 2O yang ditambahkan berfungsi agar
endapan DNA yang dihasilkan didapat dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Larutan
di vortex untuk memudahkan bakteri tersuspensi. Bakteri yang telah diendapkan
tersebut kana lisis dengan penambahan larutan buffer. Agar proses lisisnya bakteri
sempurna maka larutan dibolak-balik secara halus. Bakteri yang telah lisis ini ditandai
dengan munculnya lendir. Ciran DNA yang dihasilkan kemudina dipisahkan dari
endapannya. Cairan ini ditambahkan RNase untuk melisiskan RNA supaya hasil yang
diisolasi berupa DNA murni.
DNA yang telah diisolasi diuji kualitas dan kuantitasnya melalui elektroforesis
dan spektrofotometer. Elektroforesis memisahkan DNA, RNA, dan protein
berdasarkan bobot molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah.
DNA bermuatan negatif sehingga pada elektroforesis DNA akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif. Kecepatan pergerakan ini tergantung pada ukuran molekul
DNA, kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus listrik yang diberikan untuk
bermigrasi molekul DNA. Sebelum proses elektroforesis suspensi DNA dicampur
dengan peyangga muatan berwarna loading dye. Penambahan warna ini berfungsi
untuk menambah densitas sehingga DNA bearada di bagian bawah sumur, selain itu
pewarna ini digunakan untuk memudahkan meletakan contoh DNA ke dalam sumur
dan bergerak ke arah anoda dengan laju yang dapat diperkirakan sehingga dapat
digunakan sebagai tanda migrasi DNA.
DNA hasil elektroforesis yang terlihat di atas lampu UV dapat dilihat
pergerakannya. Hasil elektroforesis DNA total menunjukkan adanya pita-pita DNA
yang diisolasi dari bakteri Escherichia coli yang kemungkinan adalah DNA plasmid
(Gambar 1). Hal ini dapat dilihat dari pergerakannya yang tinggi. Pergerakan DNA di
agarose berhubungan dengan besar molekul. Sehingga pergerakan yang tinggi ini
menunjukan ukuran DNA yang tidak terlalu besar. Plasmid merupakan DNA sirkuler
yang ukurannya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa DNA total yang diisolasi
mempunyai keutuhan yang tinggi. Akan tetapi pada beberapa kelompok pergerakan
DNA tiadak dapat diamati. Kejadian ini dapat terjadi karena kesalahan teknis saat
memasukan DNA ke dalam sumur gel agarose. Bisa jadi DNA yang dimasukan tidak
masuk benar-benar ke dalam sumur gel sehingga saat elektroforesis DNA tidak
bergerak. Selain itu kesalahan juga dapat terjadi karena DNA yang telah masuk ke
dalam sumur tersedot kembali masuk ke dalam pipet mikro. Sehingga sumur tidak
berisi DNA.
2. Manipulasi DNA

Untuk memanipulasi DNA, diperlukan beberapa perangkat penting meliputi


“gunting” untuk memotong molekul DNA, “lem/perekat” untuk menggabungkan
molekul DNA, dan “gergaji” untuk membelah molekul DNA.

a. Pemotongan molekul DNA


Pada proses pemotongan molekul DNA, “gunting” yang dimaksud
bukanlah gunting yang biasa kita pakai untuk memotong sesuatu, tetapi
merupakan suatu enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu. Enzim
ini dikenal dengan nama enzim restriksi. Setiap enzim restriksi mempunyai
tempat pemotongan yang spesifik pada suatu urutan molekul DNA.
Mekanisme pemotongannya adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Mekanisme pemotongan enzim EcoR1

Hingga saat ini, sudah ribuan enzim restriksi yang diperoleh dari
mikroorganisme. Beberapa diantaranya yang terkenal dan sering digunakan
adalah enzim EcoRV, HindIII, SacI, TaqI, BamHI, MspI dan lain-lain (tabel
1).
Tabel 1. Macam-macam Enzim Restriksi

b. Penggabungan molekul DNA


Proses penggabungan (ligasi) antara dua molekul DNA menggunakan
lem/perekat berupa enzim, yang dikenal dengan nama enzim ligase. Enzim ini
berfungsi mensintesis pembentukan ikatan fosfodiester yang menghubungkan
nukleotida yang satu dengan nukleotida di sebelahnya. Berikut adalah contoh
penggabungan dua molekul DNA (A dan B) menjadi molekul AB :
3. Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pembelahan molekul DNA sangat penting dalam proses amplifikasi DNA


melalui teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase.
Reaksi berantai polimerase atau lebih umum dikenal sebagai PCR (kependekan dari
istilah bahasa Inggris polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau
metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan
organisme. Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam jumlah besar dengan
waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang menggunakan
DNA.
Secara prinsip, PCR merupakan proses yang diulang-ulang antara 20–30 kali
siklus. Setiap siklus terdiri atas tiga tahap. Berikut adalah tiga tahap bekerjanya PCR
dalam satu siklus:

1. Tahap peleburan (melting) atau denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung pada suhu
tinggi, 94–96 °C) ikatan hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA menjadi
berberkas tunggal. Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini dilakukan agak lama
(sampai 5 menit) untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini
menyebabkan DNA tidak stabil dan siap menjadi templat ("patokan") bagi primer.
Durasi tahap ini 1–2 menit.
2. Tahap penempelan atau annealing. Primer menempel pada bagian DNA templat
yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu antara 45–60 °C.
Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak
terjadinya penempelan atau primer menempel di sembarang tempat. Durasi tahap
ini 1–2 menit.
3. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis
DNA polimerase (ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai. Dengan Taq-
polimerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76 °C. Durasi tahap ini
biasanya 1 menit.

Lepas tahap 3, siklus diulang kembali mulai tahap 1. Akibat denaturasi dan
renaturasi, beberapa berkas baru (berwarna hijau) menjadi templat bagi primer lain.
Akhirnya terdapat berkas DNA yang panjangnya dibatasi oleh primer yang dipakai.
Jumlah DNA yang dihasilkan berlimpah karena penambahan terjadi secara
eksponensial.

4. Elektroforesis

Untuk menganalisis hasil manipulasi DNA dapat dilihat melalui


elektroforesis. Elektroforesis adalah suatu teknik yang menggunakan medan listrik
untuk memisahkan molekul berdasarkan ukuran. Karena mengandung fosfat yang
bermuatan negatif, DNA akan bergerak menuju elektroda positif dalam medan listrik.
 Pengurutan DNA (DNA Sekuensing)

Urutan nukleotida DNA dari sebagian besar organisme masih tidak


diketahui. Mengetahui urutan dari DNA suatu oganisme atau suatu klon
fragment DNA memberikan informasi yang sangat berharga untuk studi
lanjutan. Urutan dari suatu gen dapat digunakan untuk memprediksi fungsi
dari gen, untuk membandingkannya dengan urutan yang sama dari organisme
yang berbeda, dan untuk mengidentifikasi mutasi atau keselahan dalam urutan
DNA.
karena genom dari sebagian besar organisme terdiri dari milyaran
nukleotida seh ingga molekul DNA yang digunakan untuk reaksi sekuensing
harus dipotong terlebih dahulu menjadi fragmen yang lebih kecil dengan
menggunakan enzim restriksi.

 DNA rekombinan
Secara alami, proses rekombinasi dapat terjadi sehingga
memungkinkan suatu gen dapat berpindah dari satu organisme ke organisme
lain. Persitiwa tersebut biasanya terjadi diantara organisme yang memiliki
kekerabatan yang dekat. Dengan kemajuan teknologi molekuler, perpindahan
gen dapat terjadi meskipun antara organisme yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan. Misalnya gen manusia yang dipindahkan ke bakteri atau ke
hewan seperti babi. Teknik penggabungan molekul DNA tersebut dikenal
sebagai Teknik rekombinan DNA.

Gambar : DNA Rekombinan terjadi karena ada penggabugan DNA dari sumber yang berbeda
5. Kloning Gen

Kloning merupakan suatu teknik untuk menghasilkan banyak salinan


dari satu gen tunggal, kromosom, atau keseluruhan individu. Klon (clone)
berasal dari kata Yunani yang berarti ranting. Jaringan-jaringan non
reproduktif digunakan untuk pengklonan keseluruhan individu. Secara alami,
seringkali proses kloning terjadi. Misalnya pada tanaman kentang yang
mampu berkembang biak secara vegetatif yaitu mampu menghasilkan tanaman
baru dari tuber (umbi). Dalam hal ini, kentang bisa dikatakan mengalami
proses kloning.

2.5 Macam-macam Enzim

Terdapat berbagai macam enzim yang dapat berperan secara teknis untuk
membelah dan menggabungkan molekul-molekul DNA. Enzim-enzim tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Endonuklease Restriksi (Endo R)

Enzim-enzim restriksi adalah endonuklease endonuklease yang mengenali


rangkaian DNA basa spesifik dalam DNA Spiral rangkap dan membelah kedua rantai
dupleks. Kebanyakan enzim restriksi mengenali rangakain spesifik dari empat sampai
enam pasang basa dan menghidrolisis suatu ikatan fosfodier pada tiap rantai dalam
daerah ini. Tempat pembelahan ini mempunyai simetri rotasi lipat dua, rangkaian
pasangan basanya disebut polindrom. Tempat-tempat pembelahan terletak simetrik
terhadap sumbu lipat dua.

Telah ditemukan lebih dari 350 enzim rentriksi dengan berbaagai variasi
tempat pengenalan dan tempat pembelahan. Hasil pembelahan berupa fragmen DNA
untai rangkap berujung tumpul atau fragmen-fragmen DNA dengan ekor-ekor untai
tunggal.

2. Transferase Deoksinukleotidil Terminal (TdT)

TdT mengkatalisis adisi suatu deoksiribonukleotida tunggal ke ujung


(terminal) 3-OH polideoksioribonukleotida. Aktivitas utama TdT tidak memerlukan
hanya satu dioksinukelotida trifosfat untuk berlangsungnya polimerisasi. Sembarang d
NTP atau kombinasi d NTP atau kombinasi d NTP akan dipakai sebagai substrat.

3. Ligase DNA

Ligase DNA mengkatalisis pembentukan ikatan fosofodiester antara dua rantai


DNA. Enzim ini membutuhkan gugus-OH bebas pada ujung 3’ satu rantai DNA dan
gugus –PO pada ujung 5’ rantai DNA lainnya. Ligase DNA tak dapat menyambung
dua molekul DNA untai tunggal. Rantai-rantai DNA yang digabungkan oleh ligase
DNA harus merupakan bagian dari molekul DNA spiral rangkap. Ligase DNA
membentuk ikatan fosfodiester hanya jika ada paling sedikit beberapa pasangan basa
dalam daerah sambungan ini. Ligase DNA menutup takik yaitu suatu ikatan
fosfifiester yang terbuka hanya pada satu untai rantai spiral rangkap DNA. Proses
penggabungan ini sangat penting dalam penyambungan rantai-rantyai DNA.

2.6 Penerapan Rekayasa Genetika

a) Bidang pertanian dan bahan pangan


 Ditemukannya tomat Flavr Savr yang tahan
 Ditemukannya sapi dengan produksi susu meningkat 20%
 Ditemukannya kopi super
 Ditemukannya tanaman ber-pestisida
 Ditemukannya vaksin penyakit mulut dan kuku
 Jagung dengan protein tinggi

b) Bidang kesehatan dan farmasi


 Diproduksinya insulin dengan cepat dan murah
 Adanya terapi genetic
 Diproduksinya interferon
 Diproduksinya beberapa hormon pertumbuhan

c) Bidang Industri
 Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar
 Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak berbahaya
 Bakteri pembuat aspartanik.
2.7 Dampak Rekayasa Genetika

a. Dampak di bidang sosial ekonomi


Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa,
swastanisasi dan kosentrasi bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan
pengaruh yang sangat luas pada masyarakat. Produk bioteknologi dapat
merugikan petanikecil. Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggusur
peternak kecil.

b. Dampak di bidang kesehatan


Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin
hasil rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr
diketahui mengandung gen resisten terhaap antibiotic. Susu sapi yang disuntik
dengan hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.

c. Dampak di bidang etika dan moral


Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki
dampak etika yag serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak
berkerabat5 dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit
diterima manusia. Bahan pangan transgenic yang tidak berlabel juga
membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Penerapan hak paten
pada organism hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas
organism. Hal ini bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
mengghargai nilai intrinsic makhluk hidup.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Rekayasa Genetika adalah teknik yang dilakukan manusia mentransfer


(memindahkan) gen (DNA) yang dianggap menguntungkan dari satu organisme
kepada susunan gen (DNA) dari organisme lain.
 Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam rekayasa genetika secara
sederhana urutannya sebagai berikut :
 Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan.
 Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta.
 Pemasangan cDNA pada cincin plasmid
 Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri.
 Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
 Pemanenan produk.
 Rekayasa genetika bermain pada tingkat molekuler khususnya DNA. Beberapa
tahapan yang digunakan dalam rekayasa genetika yaitu isolasi DNA, manipulasi
DNA, perbanyakan DNA dan visualisasi hasil manipulasi DNA, DNA rekombinan,
dan Kloning Gen.
 Terdapat berbagai macam enzim yang dapat berperan secara teknis untuk
membelah dan menggabungkan molekul-molekul DNA, yaitu:
 Endonuklease Restriksi (Endo R)
 Ligase DNA
 Transferase Deoksinukleotidil Terminal (TdT)
 Endonuklease Restriksi (Endo R)

3.2 Saran

Penulis berharap rekayasa Genetika ( Manipulasi Gen ) yang telah disajikan


dalam bab pembahasan dapat dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi
pembaca sehingga bermanfaat suatu saat.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A, etc. 2009. Biologi. 8th edition. San Fransisco : Pearson Benjamin Cumming

Djuminar, A. 2006. Biologi Molekuler. Bandung : Poltekkes Jurusan Analis Kesehatan

F, Robert, dkk. 1995. Basic Genetics. England : Wm.C. Brown Publishers

J, Peter,Russell.1994. Fundamental of Genetics. New York : HarperCollins College


Publishers

Nur Azhar, T. 2008. Dasar-dasar Biologi Molekuler. Bandung : Penerbit Widya Padjadjaran

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1999578-rekayasa-genetika/

http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0153%20Bio%203-
7e.htm

Anda mungkin juga menyukai