Manipulasi Genetika
Dosen :
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Manipulasi Genetika” dengan
baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester genap yang
diberikan oleh Bapak Saiful Bahri, S.Si., M.Si selaku dosen pada bidang studi Bioteknologi
Farmasi. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang Manipulasi Genetika.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari terdapat beberapa
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, penulis mohon maaf
karena masih dalam proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin),
artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika berasal
dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika
bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu
memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari
seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh karena cara
berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula
dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini
dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu,
serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita
sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada di lingkungan kita. kita sebagai
manusia tidak hidup autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita
menjalin ekosistem dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat
menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep
genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk. Karena manusia sulit
dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita mempelajari hukum-
hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan
sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu
pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan
dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi,
anatomi, embriologi, taksonomi dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia
menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk
kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau
tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan
mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih
bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik genetika
molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem
ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
1.3 Tujuan
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolasi
DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat
molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada
pada bagian atas tabung (Mader 193). Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua
macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian
bawah.
Isolasi DNA dengan teknik sentrifugasi akan mengendapkan DNA. Supaya
hasil isolasi berupa DNA murni yang tidak tercampur dengan molekul-molekul lain
maka dalam proses isolasinya dicampurkan berbagai macam larutan. Larutan A
berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabunagn kembali pelet yang telah terbentuk
dengan larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan A juga berfungsi sebagai buffer
dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan buffer
menghasilhkan arus listrik. Larutan B yang terdiri atas SDS dan NaOH berfungsi
sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein. Sedangkan larutan
C berfungsi untuk merenarutasikan kembali. Etanol 70% yang digunakan dalam
proses isolasi berfungsi untuk mengeluarkan endapan garam karena Na+ bermuatan
positif dan DNA bermuatan negatif. Larutan ddH 2O yang ditambahkan berfungsi agar
endapan DNA yang dihasilkan didapat dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Larutan
di vortex untuk memudahkan bakteri tersuspensi. Bakteri yang telah diendapkan
tersebut kana lisis dengan penambahan larutan buffer. Agar proses lisisnya bakteri
sempurna maka larutan dibolak-balik secara halus. Bakteri yang telah lisis ini ditandai
dengan munculnya lendir. Ciran DNA yang dihasilkan kemudina dipisahkan dari
endapannya. Cairan ini ditambahkan RNase untuk melisiskan RNA supaya hasil yang
diisolasi berupa DNA murni.
DNA yang telah diisolasi diuji kualitas dan kuantitasnya melalui elektroforesis
dan spektrofotometer. Elektroforesis memisahkan DNA, RNA, dan protein
berdasarkan bobot molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah.
DNA bermuatan negatif sehingga pada elektroforesis DNA akan bergerak dari kutub
negatif ke kutub positif. Kecepatan pergerakan ini tergantung pada ukuran molekul
DNA, kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus listrik yang diberikan untuk
bermigrasi molekul DNA. Sebelum proses elektroforesis suspensi DNA dicampur
dengan peyangga muatan berwarna loading dye. Penambahan warna ini berfungsi
untuk menambah densitas sehingga DNA bearada di bagian bawah sumur, selain itu
pewarna ini digunakan untuk memudahkan meletakan contoh DNA ke dalam sumur
dan bergerak ke arah anoda dengan laju yang dapat diperkirakan sehingga dapat
digunakan sebagai tanda migrasi DNA.
DNA hasil elektroforesis yang terlihat di atas lampu UV dapat dilihat
pergerakannya. Hasil elektroforesis DNA total menunjukkan adanya pita-pita DNA
yang diisolasi dari bakteri Escherichia coli yang kemungkinan adalah DNA plasmid
(Gambar 1). Hal ini dapat dilihat dari pergerakannya yang tinggi. Pergerakan DNA di
agarose berhubungan dengan besar molekul. Sehingga pergerakan yang tinggi ini
menunjukan ukuran DNA yang tidak terlalu besar. Plasmid merupakan DNA sirkuler
yang ukurannya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa DNA total yang diisolasi
mempunyai keutuhan yang tinggi. Akan tetapi pada beberapa kelompok pergerakan
DNA tiadak dapat diamati. Kejadian ini dapat terjadi karena kesalahan teknis saat
memasukan DNA ke dalam sumur gel agarose. Bisa jadi DNA yang dimasukan tidak
masuk benar-benar ke dalam sumur gel sehingga saat elektroforesis DNA tidak
bergerak. Selain itu kesalahan juga dapat terjadi karena DNA yang telah masuk ke
dalam sumur tersedot kembali masuk ke dalam pipet mikro. Sehingga sumur tidak
berisi DNA.
2. Manipulasi DNA
Hingga saat ini, sudah ribuan enzim restriksi yang diperoleh dari
mikroorganisme. Beberapa diantaranya yang terkenal dan sering digunakan
adalah enzim EcoRV, HindIII, SacI, TaqI, BamHI, MspI dan lain-lain (tabel
1).
Tabel 1. Macam-macam Enzim Restriksi
1. Tahap peleburan (melting) atau denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung pada suhu
tinggi, 94–96 °C) ikatan hidrogen DNA terputus (denaturasi) dan DNA menjadi
berberkas tunggal. Biasanya pada tahap awal PCR tahap ini dilakukan agak lama
(sampai 5 menit) untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini
menyebabkan DNA tidak stabil dan siap menjadi templat ("patokan") bagi primer.
Durasi tahap ini 1–2 menit.
2. Tahap penempelan atau annealing. Primer menempel pada bagian DNA templat
yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu antara 45–60 °C.
Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat menyebabkan tidak
terjadinya penempelan atau primer menempel di sembarang tempat. Durasi tahap
ini 1–2 menit.
3. Tahap pemanjangan atau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari jenis
DNA polimerase (ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai. Dengan Taq-
polimerase, proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76 °C. Durasi tahap ini
biasanya 1 menit.
Lepas tahap 3, siklus diulang kembali mulai tahap 1. Akibat denaturasi dan
renaturasi, beberapa berkas baru (berwarna hijau) menjadi templat bagi primer lain.
Akhirnya terdapat berkas DNA yang panjangnya dibatasi oleh primer yang dipakai.
Jumlah DNA yang dihasilkan berlimpah karena penambahan terjadi secara
eksponensial.
4. Elektroforesis
DNA rekombinan
Secara alami, proses rekombinasi dapat terjadi sehingga
memungkinkan suatu gen dapat berpindah dari satu organisme ke organisme
lain. Persitiwa tersebut biasanya terjadi diantara organisme yang memiliki
kekerabatan yang dekat. Dengan kemajuan teknologi molekuler, perpindahan
gen dapat terjadi meskipun antara organisme yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan. Misalnya gen manusia yang dipindahkan ke bakteri atau ke
hewan seperti babi. Teknik penggabungan molekul DNA tersebut dikenal
sebagai Teknik rekombinan DNA.
Gambar : DNA Rekombinan terjadi karena ada penggabugan DNA dari sumber yang berbeda
5. Kloning Gen
Terdapat berbagai macam enzim yang dapat berperan secara teknis untuk
membelah dan menggabungkan molekul-molekul DNA. Enzim-enzim tersebut adalah
sebagai berikut :
Telah ditemukan lebih dari 350 enzim rentriksi dengan berbaagai variasi
tempat pengenalan dan tempat pembelahan. Hasil pembelahan berupa fragmen DNA
untai rangkap berujung tumpul atau fragmen-fragmen DNA dengan ekor-ekor untai
tunggal.
3. Ligase DNA
c) Bidang Industri
Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar
Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak berbahaya
Bakteri pembuat aspartanik.
2.7 Dampak Rekayasa Genetika
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Campbell, N.A, etc. 2009. Biologi. 8th edition. San Fransisco : Pearson Benjamin Cumming
Nur Azhar, T. 2008. Dasar-dasar Biologi Molekuler. Bandung : Penerbit Widya Padjadjaran
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1999578-rekayasa-genetika/
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0153%20Bio%203-
7e.htm