Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TUGAS BIOLOGI

TENTANG :

REKAYASA GENETIKA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

Abrar Mufadhal

Reysha Abella Raihan

Sausan Dhinda Amallia

Tania Ariska

GURU PEMBIMBING :

Dra. Delviza Eka Fitri

SMAN 1 SUNGAI PENUH

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah kelompok yang berjudul “REKAYASA GENETIKA” ini dapat tersusun sampai

dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang

telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca

praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sungai penuh, 23 Februari 2022

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………i

Daftar isi……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..…1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Genetika……………………………………………...3


B. Penerapan Genetika………………………………………………………....4
C. Tujuan Rekayasa Genetika………………………………………………….4
D. Teknik Rekayasa Genetika………………………………………..………...5
E. Manfaat Rekayasa Genetika………………………………………………...7
F. Contoh Rekayasa Genetika….……………………………………………....8
G. Dampak Rekayasa Genetika………………………………………………...10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….12
BAB 1

PENDAHULUAN

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan dimulai menjelang


akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya, Mendel bukanlah
orang pertama yang melakukan percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan
sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian
menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu
pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.

Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut dipublikasikan pada tahun 1866 di
Proceedings of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli
botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl Correns di jerman dan Eric von
Tschermak-Seysenegg di Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada
penelitian mereka masing- masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-
20 berbagai percobaan persilangan atas dasar prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi
penelitian di bidang genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan
genetika klasik.

Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang
ilmu pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang hakekat
materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun 1920-an, dan kemudian tahun
1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi genetika adalah asam dioksiribonekleat
(DNA). Dengan ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson
dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu
pengetahuan pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam
satu dasa warsa, maka hal pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan,
perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu
pada saat dikenalnya teknologimanipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan
atau dengan istilah yang lebih populer disebut Rekayasa Genetika.

Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi
dan kera, didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada
manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai proyek genom
manusia (human genom project), yang diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai
pada tahun 2005. Ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada
jadwal yang telah ditentukan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REKAYASA GENETIKA

Genetika adalah kata yang dipinjam dari bahasa Belanda:genetica, adaptasi dari bahasa
Inggris: genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani genno, yang berarti "melahirkan".
Genetika merupakan cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme
maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Maka, dapat juga dikatakan bahwa genetika
adalah ilmu tentang gen dan segala aspeknya. Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah
subselular (molekular) hingga populasi. Dan secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan
tentang :

• material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),

• bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan

• bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain
(pewarisan genetik)
Rekayasa atau biasa juga disebut dengan teknik adalah penerapan ilmu dan teknologi
untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Hal ini diselesaikan lewat pengetahuan, ataupun
pengalaman dari trial dan error. Dan rekayasa juga mengalami perkembangan
layaknya lomba lari estapet yang meneruskan teknologi generasi sebelumnya.

Maka, Rekayasa genetika dalam arti luas adalah teknologi dalam penerapan
genetika untuk membantu masalah dan kepentingan apapun dari manusia. Dengan
segala pengetahuan dan pengalaman dari trial dan error tersebut manusia dapat mengembangkan
produk-produk yang bermanfaat bagi manusia itu sendiri.

Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didifinisikan


sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke
dalam sel atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus rintangan
reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan
seleksi tradisional.

Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan


perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur
DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari
organisme apa saja. Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di kromosom tanaman,
sebaliknya gen tanaman dapat diselipkan pada kromosom bakteri.
Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman atau gen dari babi dapat diselipkan pada
bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat diselipkan pada kromosom bakteri. Produksi insulin
untuk pengobatan diabetes, misalnya, diproduksi di dalam sel bakteri Eschericia coli (E. coli) di
mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan
dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian produksi insulin dapat dilakukan dengan
cepat, massal, dan murah. Teknologi rekayasa genetika juga memungkinkan manusia
membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru yang
khas.

B.PENERAPAN GENETIKA

Charles Darwin dengan teori evolusinya menjadi seseorang yang pertama kali
menyinggung variasi genetik di dalam bukunya the origin of species. Tetapi istilah "genetika"
pertama kali diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam
Chadwick yang juga ia gunakan pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.

Perkembangan genetika terus terjadi baik itu dalam bidang genetika murni ataupun
genetika terapan. Dan perkembangan dilakukan pertama kali oleh Gregor Mendel dengan
menyilangkan tanaman pada 1985 yang biasa dikenal dengan "hukum pewarisan
Mendel". Sebuah hukum yang mengenalkan konsep gen (Mendel menyebutnya 'faktor')
sebagai pembawa sifat. Yang menyatakan bahwa setiap gen memiliki alel yang menjadi ekspresi
alternatif dari gen dalam kaitan dengan suatu sifat. Setiap individu disomik selalu memiliki
sepasang alel, yang berkaitan dengan suatu sifat yang khas, masing-masing berasal dari
tetuanya. Status dari pasangan alel ini dinamakan genotipe. Dan apabila suatu individu
memiliki pasangan alel sama, genotipe individu itu bergenotipe homozigot, apabila
pasangannya berbeda, genotipe individu yang bersangkutan dalam keadaan heterozigot.
Genotipe terkait dengan sifat yang teramati. Sifat yang terkait dengan suatu genotipe
disebut fenotipe.

Setelah penemuan karya Mendel tersebut, genetika berkembang sangatpesat.


Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan
metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Dan perkembangan tersebut terjadi
dalam bidang genetika murni maupun terapan.

C. TUJUAN REKAYASA GENETIKA

Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain untuk
peningkatan produksi, peningkatan mutu produk agar

tahan lama dalam penyimpanan pascapanen, peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap
serangan hama dan penyakit tertentu (serangga, bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap
herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan (untuk produksi benih hibrida), toleransi
terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah, kualitas aroma dan nutrisi, serta perubahan
pigmentasi.

Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja


mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba
prebiotik untuk makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.

Di negara-negara maju seperti di Amerika, Eropa, Australia, dan Jepang organisme hasil
rekayasa genetika telah banyak beredar di masyarakatnya maupun diekspor ke negara-negara
lain seperti Indonesia. Organisme hasil rekayasa genetika dapat berupa mikrooraganisme
(bakteri, jamur, ragi, virus), serangga, tanaman, hewan dan ikan. Di AS produk-produk hasil
rekayasa genetika dijual secara bebas di pasaran, sementara di Eropa dan Jepang
diwajibkan untuk memberi label bagi produk-produk tersebut. Cina juga merupakan negara
yang telah sangat maju dalam pengembangan bioteknologi rekayasa genetika.

D. TEKNIK REKAYASA GENETIKA

1. Teknik Plasmid

Dilansir dari National Human Genome Research Institute, plasmid adalah molekul DNA
kecil berbentuk melingkar yang ditemukan pada bakteri dan terpisah dari kromosom. Karena
terpisah dari kromosom, plasmid hanya membawa sedikit gen dan dapat bereplikasi secara
mandiri. Plasmid hanya membawa sedikit gen, karena ukurannya yang sangat kecil. Plasmid
tidak terlalu penting bagi bakteri, namun sangat penting bagi rekayasa genetika yang dilakukan
manusia.

Dilansir dari Nature, plasmid dalam rekayasa genetika digunakan sebagai alat untuk
mengkloning, mentransfer, dan memanipulasi gen. Penggunaan plasmid dalam rekayasa genetika
dimulai dengan mengidentifikasi gen yang diinginkan. Gen yang diinginkan bisa berupa elemen
suatu DNA, sesuai dengan tujuan rekayasa genetika dilakukan (misalnya gen insulin). Bentuk
plasmid yang melingkar, kemudian dipotong.

DNA asing yang diinginkan lalu disisipkan ke dalam plasmid, dan plasmid
disambungkan kembali menjadi melingkar. Dengan ini, plasmid bakteri menjadi DNA
rekombinan dan dimasukkan kembal ke dalam sel bakteri.

Bakteri tersebut kemudian dikembangbiakkan dalam lingkungan khusus, misalnya tabung


fermentasi. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, plasmid dalam sel bakteri kemudian
bereplikasi dan menghasilkan salinan molekul DNA rekombinan dalam jumlah besar. Sehingga,
rekayasa genetika tersebut menghasilkan produk yang diinginkan dalam jumlah besar. Produk
yang diinginkan dapat berupa hormon insulin, kloning gen, dan juga terapi gen.
2.Teknologi hibridoma

adalah suatu metode penggabungan (fusi) dua macam sel dari organisme yang sama atau
berbeda untuk mendapatkan sel hibrid (hibridoma) yang mempunyai kombinasi kedua sifat
tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga listrik sehingga prosesnya disebut
elektrofusi.Hibridoma (hybrid = sel asli, oma = kanker) adalah sel-sel yang dihasilkan dari
peleburan (fusi) dua tipe sel yang berbeda menjadi kesatuan tunggal yang mengandung gen dari
kedua sel asli. Teknik Hibridoma dilakukan dengan cara mengambil dua jenis sel dari jaringan
yang berbeda dari organisme sel tunggal.

Teknik hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi antara sel B
limfosit dengan sel kanker. Sifat dari sel hibridoma ini adalah imortal. Proses pembuatan dari sel
hibridoma adalah sebagai berikut, pertama-tama dilakukan proses imunisasi dengan
menggunakan antigen tertentu. Kemudian dipisahkan sel B-limfosit dari organ limpa, lalu sel ini
difusikan dengan sel kanker immortal. Tahapan fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan
membuat membran sel menjadi lebih permeabel. Sel hibrid hasil fusi inilah yang disebut sebagai
sel hibridoma yang merupakan sel imortal yang dapat menghasilkan antibodi. Dalam percobaan
yang umum dilakukan, proses pembuatan sel hibridoma dilakukan dengan menggunakan sel
mieloma NS-1 dan sel limpa dari mencit.

3. Kloning

Kloning dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” , artinya potongan
yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. klon sel adalah sekelompok sel yang identik
sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. klon gen atau molekuler adalah sekelompok
salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukkan dalam sel
inangdasar teori. MenurutGregorMendel,sifat-sifatorganismeyang dapat diwariskan diatur oleh
suatu faktor yang disebut gen, (yaitu suatu partikel yang berada di suatu di dalam sel, tepatnya di
dalam kromosom).

TRANSFER GEN

Gen menjadi dasar dalam pengembangan penelitian genetika meliputi pemetaan gen,
menganalisis posisi gen pada kromosom. Setelah DNA sebagai material genetik beserta
strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi, dapat dijabarkan, maka
lahir metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa genetika, yang inti prosesnya adalah
kloning gen, yaitu suatu prosedur untuk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau
organisme tunggal

Meliputi serangkaian pr isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme,
penentuan sekuen atau fragmen DNA, pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi
gen target dalam sel inang.
TRANSFER EMBRIO

Merupakan generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah inseminasi buatan (IB).


Teknologi ini memiliki kelebihan dari ilmu reproduksi lainnya seperti IB. Transfer embrio
merupakan suatu proses, mulai dari pemilihan sapi-sapi donor, sinkronisasi birahi, superovulasi,
inseminasi, koleksi embrio, penanganan dan evakuasi embrio, transfer embrio ke resipien sampai
pada pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran. Transfer embrio memiliki manfaat ganda karena
selain dapat diperoleh keturunan sifat dari kedua tetuanya juga dapat memperpendek interval
generasi sehingga perbaikan mutu genetik ternak lebih cepat diperoleh. Selain itu, dengan TE
seekor betina unggul yang disuperovulasi kemudian diinseminasi dengan sperma pejantan
unggul dapat menghasilkan sekitar 40 ekor anak sapi unggul dan seragam setiap tahun, bila
dibandingkan dengan perkawinan alam atau IB hanya mampu melahirkan 1 ekor anak sapi
pertahun. Bahkan bisa dibuat kembar identik dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan
teknik “Cloning”.

TRANSFER INTI

Teknik kloning transfer inti diawali dengan proses perusakan inti sel telur dan proses
isolasi inti sel somatik donor. Setelah itu, inti sel donor dimasukkan ke dalam ovum. Ovum
dibiarkan membelah sampai tahap morula. Morula lalu diimplantasikan ke dalam rahim domba
betina dan dibiarkan berkembang sampai bayi siap dilahirkan.

E. MANFAAT REKAYASA GENETIKA

Penerapan rekayasa genetik sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup


manusia, diantaranya menyediakan kebutuhan pangan masa depan dengan kualitas yang lebih
baik. Dijadikan alternatif sumber energi yang dapat diperbarui, misalnya biomass dan biofuel
yang dapat menggantikan sumber energi konvensional.

1. Pembuatan Insulin Manusia oleh Bakteri

Insulin merupakan suatu protein yang bertugas untuk mengatur metabolisme gula di
dalam tubuh manusia. Penderita diabetes tidak mampu membentuk insulin dalam jumlah yang
dibutuhkan, jadi ia harus menerima suntikan insulin setiap hari. Sebelumnya, insulin didapatkan
dari kelenjar pankreas sapi dan babi. Biasanya, untuk memperoleh 0,45 kg insulin yang
dibutuhkan oleh 750 pasien diabetes selama satu tahun, diperlukan 3.600 kg kelenjar pankreas
yang berasal dari 23.000 ekor hewan. Karena ketidakefektifan itu, peneliti mencari cara lain
untuk memproduksi insulin. Hingga akhirnya kini insulin bisa dibuat dengan transfer gen bakteri
Escherichia coli.

2. Terapi Gen Manusia

Setiap kelainan genetik yang disebabkan alel tunggal rusak memungkinkan untuk diganti
dengan alel yang masih berfungsi normal menggunakan teknik DNA rekombinan. Alel baru
tersebut dapat disisipkan ke dalam sel somatik jaringan yang dipengaruhi kelainan dalam diri
pasien. Atau bisa juga juga dengan memasukannya ke dalam sel germinal (sel benih penghasil
gamet) atau sel embrionik.

3.Antibodi Monoklona

Antibodi merupakan protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas vertebrata sebagai
sistem pertahanan untuk melawan infeksi. Antibodi memiliki keunikan dibandingkan protein
lainnya karena terdapat berjuta-juta antibodi dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Masing-
masing antibodi tersebut memiliki tempat pengikatan yang spesifik, yang hanya mengenali
molekul target yang juga spesifik (antigen).

4. Organisme Transgenik

Bakteri bukan satu-satunya organisme yang dapat dimodifikasi dengan teknik klona atau
transfer gen. Rekayasa genetik juga dapat mentransfer gen-gen tertentu ke tumbuhan berbunga,
jamur, dan mamalia yang mengakibatkan perubahan genotip organisme tersebut atau disebut
organisme transgenik. Organisme transgenik merupakan organisme yang menerima gen-gen dari
spesies lain (yang berbeda). Hewan maupun tumbuhan transgenik dihasilkan dengan berbagai
teknik misalnya transfer gen, klona embrio, dan klona dengan transfer inti.

5. Klona Embrio

Klona embrio telah digunakan untuk produksi hewan ternak, misalnya sapi atau domba
yang secara genetik identik. Pada sapi atau domba, setiap kehamilan biasanya hanya
mengandung seekor anak. Dengan teknik klona embrio akan memungkinkan bagi peternak untuk
meningkatkan jumlah hewan ternaknya.

F. CONTOH REKAYASA GENETIKA

Rekayasa genetik memegang peranan penting dalam merubah susunan genetika makhluk
hidup sesuai dengan keperluan manusia di masa kini. Pengertian dari rekayasa genetik sendiri
adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan modifikasi langsung atau perubahan susunan
genetik dari suatu organisme hidup untuk mengekspresikan sifat-sifat yang tidak alami namun
diinginkan.

Memodifikasi genetika ini dilakukan dengan menggunakan bioteknologi. Prinsip dasar


teknologi rekayasa genetik adalah memamemanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam
nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima.
DNA baru dapat dimasukan secara acak atau ditargetkan ke bagian tertentu dari genom. Selain
memasukan gen, proses ini dapat digunakan untuk menghapus gen.
Kendati demikian, rekayasa genetik ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai hal
berguna termasuk dalam penelitian, pertanian, operasi, kedokteran maupun teknologi. Adapun
beberapa contoh dari rekayasa genetik yang bisa bermanfaat bagi makhluk hidup antara lain :

1.Bidang kedokteran, pembuatan protein, hormon, jaringan, dan organ

Dalam dunia kedokteran misalnya produksi hormone insulin tidak lagi disintesis dari
hewan mamalia tetapi dapat diproduksi oleh sel-sel bakteri dengan cara cloning. Contohnya
pembuatan insulin manusia oleh bakteri, pembuatan vaksin terhadap virus AIDS.

2.Pengobatan, obat-obatan dalam bidang farmasi

Dalam dunia farmasi, gen yang mengontrol sintesis obat-obatan jika diproduksi secara
alami akan membutuhkan ongkos produksi yang tinggi. Jika diklon dan dimasukan ke dalam sel-
sel bakteri, maka bakteri akan memproduksi obat-obatan tersebut.Rekayasa genetik begitu cepat
mendapatkan perhatian di bidang farmasi dalam usaha pembuatan protein yang sangat
diperlukan bagi kesehatan.

3.Penyembuhan penyakit genetik permanen oleh terapi gen

Para peneliti juga menggunakan rekayasa genetik untuk mengobati kelainan genetik.
Proses ini yang disebut terapi gen, meliputi penyisipan duplikat beberapa gen secara langsung ke
dalam sel seseorang yang mengalami kelainan genetik.

4. Peningkatan varietas tanaman dan pengembangan varietas baru dengan hasil yang
lebih tinggi dan ketahanan terhadap penyakit dan hama.

Rekayasa genetik juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam sel dari organisme
lainnya. Para ilmuwan telah menyisipkan gen-gen dan bakteri ke dalam sel tomat, gandum, padi,
dan tanaman pangan lainnya, sehingga beberapa memungkinkan tanaman bertahan hidup dalam
temperature dingin atau kondisi tanah yang gersang dan kebal terhadap serangan hama serangga.

5.Peningkatan kualitas nutrisi berbagai produk makanan dari hewan

Teknik rekayasa genetika dapat juga digunakan untuk menyisipkan gen ke dalam hewan
yang kemudian memproduksi obat-obatan penting untuk manusia. Sebagai contoh, para ilmuwan
dapat menyisipkan gen manusia ke sel sapi kemudian sapi tersebut memproduksi protein
manusian yang sesuai dengan kode gen yang disisipkan. Para ilmuwan telah menggunakan
teknik ini untuk memproduksi protein pembeku darah yang dibutuhkan oleh penderita
hemophilia.
G. DAMPAK REKAYASA GENETIKA

1. Dampak terhadap bidang kesehatan

Bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa makanan,minuman,ataupun produk


rekayasa genetika yang lainnya dapat menimbulkan dampak yang kurang baik. Contohnya,sepeti
matinya 31 orang pengguna insulin hasil rekayasa di Inggris.Susu dari sapi yang disuntik
dengan BHG,di duga mengandung materi kimia yang mempunyai potensi berbahaya bagi
kesehatan manusia. Dampak-dampak yang di khawatirkan akibat tanaman transgenik tehadap
manusia antara lain sebagai berikut.

1. Kemungkinan menimbulkan keracunan.


2. Kemungkinan menimbulkan alergi.
3. Kemungkinan menyebabkan bakteri dalam tubuh manusia menjadi tahan terhadap antibiotik.
4. Kemungkinan adanya perbedaan nutrisi dan komposisi.
2. Dampak terhadap bidang lingkungan
Terlepasnya organisme transgenik di alam bebas tanpa pengawasan dapat menghasilkan
pencemaran biologis.Pencemaran biologis tersebut,kemungkinan menghasilkan varietas
baru atau spesies baru yang dapat mengganggu keseimbangan biologis yang sudah ada
dialam.Karena organisme produk rekayasa genetika atau lebih dikenal dengan nama GMOs
(genetically modified organisms),perubahan genotifnya bukan merupakan rancangan alam yang
sesuai dengan kebutuhan dinamika populasi,tetapi lebih menjurus kepada keinginan manusia
saja. Dampak yang lain antara lain sebagai berikut:
1. Menimbulkan penyakit baik pada manusia,hewan,maupun tumbuhan
2. Mengganggu ekosistem,seperti menurunkan jumlah populasi yang ada di
alam,perubahan dalam siklus alam dan interaksi sesama mereka
3. Terjadinya transfer sifat genetis baru ke spesies lain
4. Penurunan terhadap keragaman genetis
5. Kemungkinan timbulnya biotipe baru pada serangga dan hama

3. Dampak terhadap bidang etika dan moral


Menyisipkan DNA atau gen organisme lain yang tidak berkerabat, dianggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan masih sulit di terima oleh masyarakat.Mayoritas orang
Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen dari satu organisme ke organisme lain adalah
tidak etis.90% orang Amerika menentang pemindahan gen manusia ke hewan dan 75 %
menentang pemindahan gen dari satu spesies ke spesies lainnya.Beberapa tanaman transgenik
yang tidak berlabel juga akan menimbulkan konsekuensi tertentu bagi manusia.
Untuk mencegah dampak negatif rekayasa genetika pada masa yang akan datang,tentu
diperlukan adanya instrumen (perangkat) yang dapat memberikan jaminan dan keselamatan
umat manusia dan organisme lainnya serta lingkungan. Untuk tujuan tersebut,diperlukan adanya
undang-undang mengenai bioetika, Peraturan pelaksanaan penelitian,pengkajian hasil
produksi,dan dampakny terhadap organisme serta lingkungan.Sebagai contoh peraturan
keamanan hayati dan keamanan pangan di negara Amerika serikat,Australia,dan Malaysia.Di
Amerika Serikat,tanaman transgenik yang mengandung gen tendotoksin dan gen ketahanan
terhadap herbisida ditangani oleh satu badan Environmental Protection Agency (EPA) dan
Animal Plant Health Inspection Service (APHIS) di bawah United States Department of
Agriculture (USDA).Sedangkan untuk keamanan pangan ditangani oleh suatu badan,yaitu
Foodand Drug Administration (FDA).Di Australia,keamanan pangan dan produk rekayasa
genetika ditangani oleh komite yang disebut Genetic Manipulation Advisory Committee
(GMAC),di bawah Minister of Science and Technology.Di Malaysia,hal yang sama ditangani
oleh komite yang disebut Jawatan Kuasa Penasihat Mengenai Pengubahsuaian yang sama
dengan GMAC di Australia.
Peraturan di Indonesia ada di bawah Komisi Hayati dan Keamanan Pangan (KKHPK)
yang dibentuk untuk membantu Mentri Pertanian,Mentri Kehutanan serta Perkebunan,serta
Mentri Kesehatan yang bertugas memberi rekomendasi pemanfaatan PPHRG atau produk
Pertanian Hasil Rekayasa dan Genetik.
BAB III

KESIMPULAN
Rekayasa genetika adalah upaya pencangkokan gen dengan teknik rekombinan
DNApada mikroorganisme tertentu. Dengan rekayasa genetika, manusia dapat membuat
organisme yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu menghasilkan bahan
tertentu yang dibutuhkan manusia. Kloning merukan salah satu contoh hasil rekayasa genetika
yang paling penomenal.Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan
manusia, terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di
sisi lain adapula beberapa manfaatnya.

Kloning terhadap manusia,walaupun merupakan suatu kegiatan ilmiah dan juga dapat
dikatakan bias membantu manusia namun dari sekian banyak pertentangan
pendapatyang muncul atas persoalan tersebut dapat dipastikan lebih banyak ditekankan pada
persoalan yang berhubungan dengan etika, moral, hukum dan agama.Untuk itu perlu disadari
bahwa hal-ihwal penciptaan manusia adalah mutlak kekuasaan Tuhan yang mustahil
kiranya untuk dapat ditiru oleh ilmuan sehebat atau sejenius apapun, kesadaran ini perlu ada
dalam jiwa manusia agar lebih arif dan bijaksana dalam menjelajahi ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Elrod,Susan.2007.Genetika.Jakarta.Erlangga

Sardjoko.1991.Bioteknologi:Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya.

Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

Suryo.1998.Genetika.Yogyakarta.Gadjah Mada University Press.

C.Pai Anna.1992.Dasar-Dasar Genetika:Untuk Masyarakat.Jakarta.Erlangga

http://bbalitvet.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/id/component/content/article/12

8-tikus-kloning-di-spanyol

http://irun89.wordpress.com/2010/03/25/kloning-domba-dolly/

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_transgenik

http://www.scribd.com/doc/52527802/antibodi-monoklonal

Prawirohartono,Slamet.2007.Sains Biologi.Jakarta.Bumi Aksara

Priadi,Arif. 2007.Sains Biologi.Jakarta.Yudhistira

Sejarah perkembangan
genetika sebagai ilmu
pengetahuan dimulai
menjelang akhir abad ke 19
ketika seorang biarawan
Austria bernama Gregor
Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat
dengan interpretasi yang
tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman
kacang ercis (Pisum
satifum). Sebenarnya, Mendel
bukanlah orang pertama
yang melakukan
percobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para
pendahulunya yang melihat
setiap individu dengan
keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati
pola pewarisan sifat demi sifat
sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola
pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan
genetika sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan, dan
Mendelpun di akui sebagai
Bapak Genetika.
Sejarah perkembangan
genetika sebagai ilmu
pengetahuan dimulai
menjelang akhir abad ke 19
ketika seorang biarawan
Austria bernama Gregor
Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat
dengan interpretasi yang
tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman
kacang ercis (Pisum
satifum). Sebenarnya, Mendel
bukanlah orang pertama
yang melakukan
percobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para
pendahulunya yang melihat
setiap individu dengan
keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati
pola pewarisan sifat demi sifat
sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola
pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan
genetika sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan, dan
Mendelpun di akui sebagai
Bapak Genetika.
Sejarah perkembangan
genetika sebagai ilmu
pengetahuan dimulai
menjelang akhir abad ke 19
ketika seorang biarawan
Austria bernama Gregor
Johann Mendel berhasil
melakukan analisis yang cermat
dengan interpretasi yang
tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman
kacang ercis (Pisum
satifum). Sebenarnya, Mendel
bukanlah orang pertama
yang melakukan
percobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi,
berbeda dengan para
pendahulunya yang melihat
setiap individu dengan
keseluruhan sifatnya yang
kompleks, Mendel mengamati
pola pewarisan sifat demi sifat
sehingga menjadi
lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola
pewarisan sifat ini
kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan
genetika sebagai suatu
cabang ilmu pengetahuan, dan
Mendelpun di akui sebagai
Bapak Genetika. Sejarah perkembangan genetika sebagai
ilmu pengetahuan dimulaimenjelang akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan Austria
bernama GregorJohann Mendel berhasil melakukan analisis yang cermat dengan interpretasi
yangtepat atas hasil-hasil percobaan persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisumsatifum).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukanpercobaan- percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan parapendahulunya yang melihat setiap
individu dengan keseluruhan sifatnya yangkompleks, Mendel mengamati pola pewarisan
sifat demi sifat sehingga menjadilebih mudah untuk diikuti. Deduksinya mengenai pola
pewarisan sifat inikemudian menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika
sebagai suatucabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai Bapak Genetika.

Anda mungkin juga menyukai