OLEH :
KELOMPOK 6
AINUN (181621400)
FRISKA ANGRIANI (181611405)
NURFIANTI (181611410)
SRI WULAN OKTAVIA (181621418)
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 3
1.1 BIOTEKNOLOGI HEWAN ......................................................................................... 3
a. Pengertian Bioteknologi Hewan....................................................................................... 3
b. Manfaat bioteknologi hewan ............................................................................................ 3
c. Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Hewan ............................................................. 4
1.2 BIOTEKNOLOGI KLONING PADA HEWAN ......................................................... 5
a. Teknik Kloning pada Hewan............................................................................................ 5
b. Proses Kloning pada Hewan ............................................................................................ 8
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Proses Cloning ................................ 11
1.3 APLIKASI BIOTEKNOLOGI KLONING PADA SAPI ......................................... 11
1.4 GAMBARAN BIOTEKNOLOGI KLONING DI NEGARA INDONESIA DAN
NEGARA MAJU.. ....................................................................................................... 14
1.5 BIOETIKA CLONING HEWAN……………………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 BIOTEKNOLOGI HEWAN
a. Pengertian Bioteknologi Hewan
Bioteknologi adalah bidang penerapan biosains dan teknologi yang menyangkut
penerapan praktis organisme hidup atau komponen subsellulernya pada industri jasa dan
manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Atau dapat pula di definisikan sebagai
teknologi yang menggunakan sistem hayati (proses-proses biologi) untuk mendapatkan
barang dan jasa yang berguna bagi kesejahteraan manusia.
Pada umumnya bioteknologi dibedakan menjadi bioteknologi tradisional dan
modern. Bioteknologi tradisional adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikrobia
(organisme) untuk memodifikasi bahan dan dan lingkungan untuk memperoleh produk
optimal. Misalnya pembuatan tempe, tape, roti, pengomposan sampah. Sedangkan
bioteknologi modern dilakukan melalui pemanfaatan ketrampilan manusia dalam
melakukan manipulasi makhluk hidup agar dapat digunakan untuk menghasilkan produk
sesuai yang diinginkan manusia. Misalnya melalui teknik rekayasa genetik. Rekayasa
genetik merupakan teknik untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru yang
diinginkan atau kombinasi gen-gen baru atau dapat dikatakan sebagai manipulasi
organisme.
Bioteknologi hewan merupakan salah satu penerapan bioteknologi modern.
Bioteknologi Hewan adalah penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan rekayasa untuk
memodifikasi makhluk hidup untuk membuat produk, memperbaiki hewan, dan
mengembangkan mikroorganisme untuk penggunaan tertentu (Miguel, 2010).
b. Manfaat bioteknologi hewan
Bioteknologi hewan telah banyak dilakukan dengan tujuan memiliki berbagai
macam manfaat yang bisa diambil, antara lain:
- Bidang Sains dan Kedokteran Hewan yang secara genetika sudah dimodifikasi atau
dikenal dengan istilah Genetically Modified Animal (GMA) seperti pada hewan uji
yakni mencit dapat digunakan untuk penelitian bagaimana fungsi yang ada pada
hewan. Disamping itu juga digunakan untuk penelitian bagaimana fingsi yang ada
pada hewan. Disamping itu juga digunakan untuk memahami dan mengembangkan
perlakuan pada penyakit baik pada manusia maupun hewan.
- Pengobatan Penyakit
Beberapa penelitian telah menggunakan protein pada manusia untuk mengobati
penyakit tertentu dengan cara mentransfer gen manusia ke dalam gen hewan,
misalnya domba atau sapi. Selanjutnya hewan tersebut akan menghasilkan susu yang
memiliki protein dari gen manusia yang akan digunakan untuk penyembuhan pada
manusia
- Modifikasi Hasil Produksi Hewan
Beberapa negara melakukan rekayasa genetik pada hewan ternak yang diharapkan
akan menghasilkan hewan ternak yang cepat pertumbuhanya, tahan terhadap
penyakit, bahkan menghasilkan protein atau susu yang sangat bermanfaat bagi
manusia.
c. Kelebihan dan Kelemahan Bioteknologi Hewan
1. Kelebihan
Dapat meningkatkan produksi peternakan
Meningkatkan efisiensi dan kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen
Menghasilkan embrio yang banyak dalam satu kali siklus reproduksi
Dapat menciptakan jenis ternak unggul
2. Kelemahan
Ada produk hasil rekayasa genetic yang diperingatkan dapat menimbulkan
masalah yang sangat serius, misalnya kematian akibat penggunaaan insulin,
sapi penghasil susu yang disuntik dengan hormone BGH mengandung bahan
kimia yang berbahaya
Ada dugaan bahwa SARS yang menghebohkan dunia, terduga disebabkan
oleh rekayasa dari genetika virus corona.
1.2 BIOTEKNOLOGI KLONING PADA HEWAN
a. Teknik Kloning pada Hewan
Secara umum, Kloning hewan dapat dilakukan dengan teknik embryo splitting,
blastomere dispersal, dan somatic cell nuclear transfer (SCNT). Teknik SCNT merupakan
teknik yang paling umum digunakan dalam kloning hewan.
a) Embryo splitting
Pada teknik ini, kumpulan totipoten pra embrio sebelum diletakkan ke dalam
resipien, dipilah menjadi dua, yang kemudian menghasilkan dua embrio identik. Cara
ini sering terjadi secara alamiah, yaitu dalam proses yang menghasilkan kembar
identik.
b) Blastomere dispersal
Teknik ini dimulai dengan pemisahan secara mekanik sel-sel individual sebelum
pembentukan blastosit (sel-sel awal membentuk bola yang berisi cairan).
c) Nuclear transfer atau Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT)
Pada teknik ini dibutuhkan dua sel, yaitu sel donor dan sel telur. Teknik ini
melibatkan beberapa tahap penting, termasuk:
1. penyediaan ovum yang sudah matang
2. pengeluaran kromosom yang terdapat dalam ovum (enukleasi)
3. transfer inti sel hewan yang dikloning ke dalam ovum enucleasi
4. aktivasi embrio yang baru terbentuk sehingga menginisiasi perkembangan
embrionik
5. kultur embrio in vitro, dan
6. transfer embrio yang dikloning ke induk resipien (Hine, 2004).
Hangbao (2004) mengemukakan bahwa sel donor dan sel penerima transfer
nucleus difusikan oleh getaran listrik tunggal secara langsung melalui elektroda tipe
jarum. Teknik-teknik yang diperlukan untuk menyempurnakan tahapan-tahapan ini
agak berbeda antar spesies. Demikian halnya dengan efisiensi setiap tahap juga
bervariasi bagi spesies hewan (Setiawan, 2008).
Teknik SCNT ini merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam
penelitian kloning hewan. Aplikasi dari teknik SCNT ini adalah pada penelitian
kloning reproduktif dan kloning terapeutik. Pada kloning reproduktif, setelah sel klon
mengalami pembelahan hingga tahap blastosit, embrio selanjutnya ditransfer ke induk
resipien (surrogate mother) untuk dilahirkan secara normal. Sedangkan pada kloning
terapeutik, setelah embrio mencapai tahapan blastosit, embrio dikultur secara in vitro
dalam medium spesifik untuk dideferensiasikan menjadi berbagai jenis sel untuk
kegunaan terapeutik. Manipulasi kondisi kultur dengan menggunakan medium
selektif merupakan metode standar untuk seleksi organisme (Freshney, 2000).
Gambar 1.3 Tahapan proses Splitting embrio. a) Goresan kecil pada dasar cawan petri (tanda panah); b)
Splitting embrio; c) Demi embrio sesaat setelah splitting.
Selain itu, setiap proyek kloning hendaknya didahului oleh suatu taksiran yang cermat
terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi di dalamnya dan dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh. Sampai saat ini, teknologi kloning reproduktif pada hewan dengan
tujuan meningkatkan mutu pangan dan kualitas daging serta sebagai upaya untuk
melestarikan hewan langka jelas diperbolehkan. Tetapi kloning reproduktif yang
menghasilkan manusia duplikat atau kembaran identik yang berasal dari sel induk dengan
cara implantasi inti sel tidak dapat dibenarkan. Sedangkan kloning manusia untuk tujuan
terapi (kloning terapeutik) dianggap etis (Rusda, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Antara News. (2019). Menristek Menjawab mengapa dana riset Indonesia rendah.
https//m.antaranews.com/berita/800767//menristek-menjawab-mengapa-dana-riset-
indonesia-rendah. [diakses 16 oktober 2020].
Baguisi, A., E. Behboodi, D.T. Melican, J.S. Pollock, M.M. Destrempes, C. Commuso,
J.Jl. Williams, S.D. Nims, C.A. Porter, P. Midura, M.J. Palacios, S.L. Ayres, R.S.
Denniston, M.L. Hayes, C.A. Ziomek, H.M. Meade, R.A. Godke, W.G. Gavin, E.W.
Overstrom, and Y. Echelard. 1999. Production of goats by somatic cell nuclear
transfer. Nat Biotechnology, 17 : 456 – 461.
Bondioli,K.R, Biery, KA., Hill, KG., Jones, KB. and De Mayo, F.G., 1991. Production of
Transgenic Cattle by Pronuklear Injection in "Transgenic Animals. pp. 265 -273.
Feng, J., Y. Li, M. Hashad, E. Schurr, P. Gross, L.J. Adams, and J.W. Templeton. 1996.
Bovine natural desease resitance associated macrophage protein (NRAMP1) gene.
Genome Research, 6 : 956 -964.
Freshney, RI. 2000. Culture of Animal Cells: A Manual of Basic Technique. Canada:
Wiley-Liss.
Hangbao Ma. 2004. Technique of Animal Clone. Journal Nature and Science, 2(1), 2004:
29-34.
Hill, J.R., Q.A. Winger, C.R. long, C.R. Looney, J.A. Thompson, M.E. Westhusin. 2000.
Development rates of male bovine nuclear transfer embryos derived from adult and
fetal cells. Biology of Reproduction, 62 : 1135 – 1140.
Imron. M, A. Boediono, I. Supriatna. 2007. Viabilitas Demi Embrio Sapi In Vitro Hasil
Splitting Embrio Segar dan Beku. JITV 12 (2) : 118
Kubota, C., H. Yamakuchi, J. Todoroki, K. Mizoshita, N. Tabara, M. Barber, and X.
Yang. 2000. Six cloned calves produced from adult fibroblast cell after long-term
culture. PNAS, 97 : 990 – 995.
Miguel, A., Sosa, G., Gasperi, R.D., Elder, G.A. 2010. Animal transgenesis: an overview.
Brain struct. Funct. 214: 91-109.
Setiawan, M., Sardjono, CT., Sandra, F. 2008. Menuju Kloning Terapeutik dengan
Teknik SCNT. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran, 161/ Vol. 35 No. 2 Maret-April
2008: 72-76.
Situmorang, P dan Endang, T. 2004. aplikasi dan inovasi teknologi transfer embrio (TE)
untuk pengembangan sapi potong. Bogor: Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004.
Wells, D.,T. Misica T. Misica, A.Day, and R. Tervit. 1998. Production of cloned calves
following nuclear transfer with cultured adult mural granulose cells. Bio of Reprod,
60 : 996 -1005.
Westhusin, M.E., C.R. Long, T. Shin, J.R. Hill, C.R. looney, J.H. Pryor, and J.A.
Piedrahita. 2001. Kloning to reproduce desired genotypes. Theriogenology, 55 : 35 –
49.