1. Friska Angriani
2. Nurheni
3. Ratna
4. Rizky Febriyani
5. Samsia Abd Samad
RESUME
A. Pengaruh gaya antarmolekul terhadap titik lebur dan titik didih zat
1. Pengaruh gaya London terhadap Titik didih dan titik leleh
Semakin besar kekuatan gaya antarmolekul,titik lebur dan titik didih zat semakin
meningkat. Untuk gas-gas mulia yang bersifat non polar maka gaya antarmolekul yang terjadi
adalah sepenuhnya gaya London. Bertabah banyaknya electron dalam gas mulia atau dengan
bertambahnya massa atom gas mulia menyebabkan dipol sesaat maupun dipolinduksian pada
gas mulia semakin mudah terbentuk,yang diikuti dengan bertambah kuatnya gaya London
yang terjadi.
- CCl4 dibandingkan dengan CHCl3
CHCl3 termasuk senyawa polar sehingga gaya van der Waals-nya
dipengaruhi oleh gaya London dan gaya tarik dipol-dipol,sedangkan pada
CCl4 termasuk senyawa non polar yang berarti gaya Van der Waals-nya
hanya dipengaruhi oleh gaya London saja. Dari hasil pengukuran teryata titik
didih CHCl3 lebih kecil dibanding CCl4. Sehingga gaya London sangat
mempengaruhi besarnya titik didih pada senyawa.
Tapi jumlah electron juga tidak dapat mempengaruhi gaya London sepenuhnya karena
pada titik lebur dari N2,O2,dan F2 tidak dipengaruhi oleh jumlah electron. Jumlah electron
pada N2 < O2 < F2 sehingga kekuatan gaya London pada padatan N2 < O2 < F2. Namun, data
eksperimen menunjukkan bahwa titik lebur N2 > O2 > F2. Hal ini menunjukkan kekuatan
bahwa kekuatan antar molekul pada padatan N2 > O2 >F2. Mengapa demikian? Kerana
molekul N2 memiliki ikatan rangkap tiga dan 2 PEB. Molekul O2 memiliki ikatan rangkap
duadan 4 PEB. Molekul F2 memiliki ikatan tunggal dan 6 PEB. Antara molekul-molekul
yang sama selain terjadi gaya tarik jugaa terjadi gaya tolak. Bertambahnya PEB pada kulit
valensi atom-atom dalam molekul menyebabkan gaya tolak antara molekul yang sama makin
kuat. Kekuatan gaya tolak antar molekul-molekul N2 < O2 < F2. Meskipun kekuatan gaya
London pada padatan F2 > O2 > N2,tetapi adanya gaya tolak tersebut menyebabkan kekuatan
gaya antarmolekul pada padatan N2 > O2 > F2. Sehingga titik lebur padatan N2 > O2 > F2.
(a) Titik Lebur dan (b) Titik Didih beberapa Senyawa Hidrida
(b)
Adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik lebur dan titik didih H2O
lebih tinggi daripada titik lebur dan titik didih senyawa-senyawa segolongannya (H2S,
H2Se, dan H2Te). Kepolaran H2S > H2Se > H2Te, sedangkan massa molekul H2S < H2Se
< H2Te. Hal itu menyebabkan kontribusi gaya dipol-dipol antara molekul-molekul H2S >
H2Se > H2Te, sebaliknya kontribusi gaya London antara molekul-molekul H2S < H2Se <
H2Te. Diperolehnya fakta bahwa titik lebur dan titik didih H2S < H2Se < H2Te
menunjukkan bahwa dengan bertambah banyaknya elektron dalam senyawa atau dengan
bertambahnya massa molekul senyawa, kontribusi gaya London lebih dominan daripada
kontribusi dari gaya dipol-dipol.
Adanya ikatan hidrogen juga menyebabkan titik lebur NH3 lebih tinggi daripada titik
lebur senyawa-senyawa segolongannya (PH3, AsH3, dan SbH3). Titik didih NH3 juga
lebih tinggi daripada titik didih PH3 dan AsH3 akan tetapi masih lebih rendah daripada
titik didih SbH3. Hal ini juga menunjukkan adanya dominasi gaya London daripada gaya
dipol-dipol dengan bertambah banyaknya elektron dalam senyawa atau dengan
bertambahnya massa molekul senyawa.
Berdasarkan perbedaan keelektronegatifan atom N, O dan F, maka kekuatan ikatan
hidrogen yang terbentuk akan berbeda pula. Mengingat keelektronegatifan atom F > O >
N, maka untuk setiap ikatan hidrogen, kekuatan ikatan hidrogen H····F > H····O >
H····N. Diperolehnya fakta bahwa titik didih H2O > HF > NH3 disebabkan oleh
banyaknya ikatan hidrogen antarmolekul yang dapat dibentuk oleh setiap molekul H2O,
HF, atau NH3.
Dalam fase cair, H2O dengan 2 atom hidrogen dan 2 PEB mampu membentuk 4
ikatan hidrogen antarmolekul dengan 4 molekul H2O yang lain yang ada di dekatnya.
Sebaliknya, HF (dengan 1 atom hidrogen dan 3 PEB) dan NH3 (dengan 3 atom hidrogen
dan 1 PEB) hanya mampu membentuk 2 ikatan hidrogen antarmolekul dengan molekul-
molekul sejenis yang ada di dekatnya. H2O dengan 4 ikatan hidrogen antarmolekul
memiliki total gaya antarmolekul yang lebih kuat daripada HF atau NH3 yang hanya
dapat membentuk 2 ikatan hidrogen antarmolekul. Akibatnya, titik didih H2O > HF >
NH3. Titik didih HF > NH3 karena kekuatan ikatan hidrogen H····F > H····N dan
keduanya hanya mampu membentuk 2 ikatan hidrogen antarmolekul.
Dalam fase padat H2O tetap dapat membentuk 4 ikatan hidrogen antarmolekul,
sedangkan HF dan NH3 hanya mampu membentuk 2 ikatan hidrogen antarmolekul. Oleh
karena itu, titik lebur H2O masih lebih tinggi daripada titik lebur HF atau NH3. Titik lebur
NH3 > HF. Hal ini menunjukkan bahwa gaya antarmolekul pada padatan NH3 lebih kuat
dibandingkan gaya antarmolekul pada padatan HF. Molekul NH3 lebih simetrik
dibandingkan HF. Dalam padatan,molekul yang lebih simetris di kelilingi oleh molekul
yang kurang simetris. Akibatnya gaya London pada padatan NH3 lebih kuat dibandingkan
gaya London pada padatan HF sehingga titik lebur pada padatan NH3 lebih tinggi
dibandingkan titik lebur padatan HF.