OLEH
KELOMPOK 6
Ainun
Friska Angriani
Sri Wulan Oktavia
Segala puji hanyalah milik ALLAH SWT, Tuhan semesta alam Yang Maha Luas Ilmu-
Nya, karena dengan Rahmat-Nya penulisan yang berjudul “PENGEMBANGAN KECAKAPAN
HIDUP (LIFE SKILL) SEORANG PENDIDIK”, ini dapat berjalan dengan lancar. Banyak pihak
yang telah memberi bantuan, dorongan dan motivasi selama proses penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dan membantu sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki, sehingga dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
hasilnya masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis telah berusaha maksimal agar
mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan, diganti dengan kebaikan yang jauh
lebih besar dari Allah SWT, Amin.
Akhir kata, semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,
dan bagi setiap pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Makna Kecakapan Hidup.....................................................................................................3
B. Kecakapan Hidup Seorang pendidik....................................................................................6
C. Kecakapan Hidup peserta didik............................................................................................7
D. Hubungan yang Baik antara Pendidik dan Peserta Didik.....................................................8
E. Kecakapan Hidup Abad 21.................................................................................................10
F. Efek globalisasi dan teknologi dalam dunia pendidikan....................................................11
G. Implementasi terhadap Kecakapan Hidup Seorang Pendidik dan Peserta Didik..............15
H. Pandangan Kecakapan di Indonesia dengan Pembanding Pendidikan di Singapuran dan
Jepang.........................................................................................................................................18
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24
A. Kesimpulan.........................................................................................................................24
B. Saran...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini masyarakat dan praktisi pendidikan menganggap bahwa indikator
keberhasilan pembelajaran sebagai inti proses pendidikan adalah nilai ujian nasional
(NUN). Pandangan seperti itu tidak keliru, akan tetapi baru melihat salah satu indikator
saja. Apabila keberhasilan hanya dipandang dari indikator itu, maka pembelajaran
cenderung lebih menekankan kepada aspek kognitif semata, sehingga aspek afektif dan
psikomotorik agak terabaikan. Sementara itu, sejak September tahun 2001 telah bergulir
tujuan proses pembelajaran ke arah penguasaan kompetensi dasar yang bermuara pada
penguasaan kecakapan hidup (life skills ) yang dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas,
2006:22).
Kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat umum ( General life
skills ) dan kecakapan hidup yang bersifat khusus ( Specific life skills ). Menurut Malik
Fadjar (2003) kecakapan hidup yang bersifat umum terdiri dari kecakapan personal dan
sosial, sedangkan kecakapan hidup yang bersifat spesifik terdiri dari kecakapan akademik
dan vokasional. Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat pilar pendidikan yang
dicanangkan Unesco.
Empat pilar yang dicanangkan Unesco apabila diterapkan dengan baik di
sekolah-sekolah akan mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup yang
dibutuhkan siswa untuk bekal hidup di masyarakat. Empat pilar pendidikan tersebut
adalah belajar untuk mengetahui ( learning to know ), belajar untuk berbuat atau bekerja
(learning to do ), belajar untuk menjadi jati diri ( learning to be ) dan belajar untuk hidup
bermasyarakat ( learning to live together ). Empat pilar pendidikan tersebut merupakan
prinsip yang perlu dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di
sekolah-sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa
sesuai dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Untuk mencapai empat pilar pendidikan yang disertai kepemilikan bekal
kecakapan hidup ( life skills ) yang sangat dibutuhkan, seyogyanya siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran yang mempraktekkan berinteraksi dengan lingkungan fisik dan
sosial, agar siswa memahami pengetahuan yang terkait dengan lingkungan sekitarnya
(learning to know ). Proses pembelajaran tersebut bertujuan memfasilitasi siswa dalam
melakukan perbuatan atas dasar pengetahuan yang dipahaminya untuk memperkaya
pengalaman belajar ( learning to do ). Siswa diharapkan dapat membangun kepercayaan
dirinya supaya dapat menjadi jati dirinya sendiri (learning to be ); dan sekaligus juga
berinteraksi dengan berbagai individu dan kelompok yang beraneka ragam, yang akan
1
membentuk kepribadiaanya, memahami kemajemukan, dan melahirkan sikap toleran
terhadap keanekaragaman dan perbedaan yang dimiliki masing-masing individu (learning
to live together ) sesuai dengan haknya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa makna dari kecapakan hidup ?
2. bagaimana kecakapan hidup seorang pendidik?
3. bagaimana kecakapan hidup peserta didik?
4. bagaimana hubungan yang baik antara pendidik dan peserta didik?
5. bagaimana kecakapan hidup pada abad 21?
6. Bagaimana efek globalisasi dan teknologi dalam dunia pendidikan?
7. Bagaiamana solusi dan aplikasi terhadap kecakapan hidup pendidik dan peserta
didik?
8. Bagaimana pandangan kecakapan di Indonesia dengan pembanding pendidikan di
singapura dan jepang?
C. Tujuan Masalah
Tujuan masalah pada makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui kecapakan hidup.
2. Untuk mengetahui kecakapan hidup seorang pendidik.
3. Untuk mengetahui kecakapan hidup peserta didik.
4. Untuk mengetahui hubungan yang baik antara pendidik dan peserta didik.
5. Untuk mengetahui kecakapan hidup pada abad 21.
6. Untuk mengetahui efek globalisasi dan teknologi dalam dunia pendidikan.
7. Untuk mengetahui solusi dan aplikasi terhadap kecakapan hidup pendidik dan
peserta didik.
8. Unntuk mengetahui pandangan kecakapan di Indonesia dengan pembanding
pendidikan di singapura dan jepang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memecahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok,
menggunakan teknologi (Dikdasmen, 2002).
Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa pendidikan kecakapan hidup
merupakan kecakapan-kecakapan yang secara praksis dapat membekali peserta didik
dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Kecakapan itu
menyangkut aspek pengetahuan, sikap yang didalamnya termasuk fisik dan mental,
serta kecakapan kejuruan yang berkaitan dengan pengembangan akhlak peserta didik
sehingga mampu menghadapi tuntutan dan tantangan hidup dalam kehidupan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup ini tidak akan lepas dari
peran guru sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa melalui
kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal kompetensi
untuk bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan. Kurikulum sebagai
petunjuk jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mata pelajaran sebagai
kendaraan yang membawa peserta didik mencapai kompetensi tertentu dimana guru
berperan sebagai sopir untuk mengantarkan peserta didik sampai ke tujuan
pembelajaran sesuai standar kompetensi yang ditetapkan. Untuk itu kreativitas guru
dalam mengembangkan kecakapan hidup di dalam setting kelas sesuai dengan mata
pelajaran yang di ampunya.sangat di perlukan.
Pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga
bukan topik yang orisinil. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar dan
berpikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu
ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Hal ini berarti proses pembelajaran yang
selama ini dilakukan di sekolah sebenarnya juga telah menumbuhkan kecakapan
hidup namun ketercapaiannya masih sebatas sebagai efek pengiring (nurturant efect)
yang secara otomatis terbentuk seiring terkuasainya subtansi mata pelajaran.
Sementara itu berdasarkan konsep pendidikan berorientasi kecakapan hidup bahwa
aspek-aspek kecakapan hidup harus sengaja dirancang untuk ditumbuhkan dalam
kegiatan belajar. Perancangan dimulai dari penyusunan program pembelajaran,
penyusunan satuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan sistem evaluasinya.
Hal ini menuntut guru untuk melakukan reorientasi pembelajaran pada mata pelajaran
yang diampunya guna mengembangkan kecakapan hidup.
4
Kemampuan mengorientasikan pembelajaran kecakapan hidup seorang guru harus
mampu :
a. Melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang dikembangkan dalam
kehidupan nyata yang dituangkan dalam bentuk kegiatan pembelajaran,
b. Melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
mendukung kecakapan hidup,
c. Mengklasifikasikan dalam bentuk topik /tema dari mata pelajaran yang sesuai
dengan kecakapan hidup ,
d. Menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk mendukung pendidikan
kecakapan hidup
e. Merancang bentuk dan jenis evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang
telah dirumuskan .
Kecakapan Kecakapan
Personal Kesadaran
Diri
Kecakapan
Hidup
Generik Kecakapan
Berpikir
Kecakapan Rasional
Sosial
Kecakapan Kecakapan
Hidup Komunikasi
Kecakapan
Akademik Kecakapan
Kecakapan Kerjasama
Hidup
Spesifik
Kecakapan
Vokasional
5
1. Kecakapan generic
- Kecakapan Personal (Personal Skill)
Kecakapan personal (personal skill) yaitu kecakapan yang diperlukan bagi
seseorang untuk mengenal dirinya secara utuh. Kecakapan ini mencakup
kecakapan akan kesadaran diri atau memahami diri (self awareness) dan
kecakapan berfikir (thinking skill).
a. Kecakapan kesadaran diri yaitu penghayatan sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, anggota masyarakat dan Warga Negara, serta
menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam
meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan lingkungan.
b. Kecakapan berfikir rasional (thinking skill) yaitu kecakapan yang
diperlukan dalam pengembangan potensi berfikir. Kecakapan ini
mencakup kecakapan menggali dan menemukan informasi, kecakapan
mengolah informasi dan mengambil keputusan serta kecakapan
memecahkan masalah secara kreatif.
- Kecakapan Sosial (Social Skill)
Kecakapan sosial (social skill) meliputi kecakapan komunikasi dengan
empati dan kecakapan bekerja sama.
a. Kecakapan berkomunikasi yang dilakukan secara lisan maupun
tulisan. Kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan
secara lisan maupun tulisan perlu dikembangkan. Kecakapan
mendengarkan dengan empati akan membuat orang mam
b. pu memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicara
merasa diperhatikan dan dihargai.
c. Maksud kecakapan bekerja sama adalah adanya saling pengertian
dan saling membantu antar sesama untuk mencapai tujuan yang
baik, karena itu merupakan kebutuhan yang tidak bisa dielakkan
sepanjang hidup manusia.
6
- Kecakapan Vokasional (Vocational Skill)
Kecakapan vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan berbagai
bidang pekerjaan tertentu dalam masyarakat. Kecakapan vokasional
meliputi kecakapan vokasional dasar (basic vocational skill) dan
kecakapan vokasional khusus (occupational skill).
7
6. Pendidik menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa kasih
sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang di luar batas
kaidah pendidikan.
10. Pendidik bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya secara
adil.
11. Pendidik berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
12. Pendidik terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan penuh
perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
14. pendidik tidak boleh membuka rahasia pribadi peserta didiknya untuk alasan-
alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum,
kesehatan, dan kemanusiaan.
Abad 21 ini sangat berbeda denga abad-abad sebelumnya. Dengan ditandai oleh
dunia telekomunikasi dan informatika yang berkembang dengan cepat, abad 21 ini
menuntut setiap orang harus memiliki kecakapan hidup yang baik. Kecakapan hidup
yang membuat seseorang untuk bisa berkompetisi dalam setiap sektor kehidupan
8
dengan baik dan profesional.Siapa yang bisa berkompetisi dengan baik, akan menjadi
pemenangnya. Akan menjadi orang baik dan dihargai di abad 21 ini.
9
Beberapa kecakapan terkait kreatifitas yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran antara lain sebagai berikut.
a) Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan
menyampaikan gagasan-gagasan baru secara lisan atau tulisan.
b) Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
c) Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal.
d) Menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan
berbeda, baik dalam mata pelajaran terkait, antar mata pelajaran, maupun
dalam persoalan kontekstual.
e) Menggunakan kegagalan sebagai wahana PEMBELAJARAN.
f) Memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki.
g) Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan memberikan kontribusi positif
terhadap lingkungan.
d. Kolaborasi (Collaboration).
Kolaborasi dalam proses pembelajaran merupakan suatu bentuk kerjasama
dengan satu sama lain saling membantu dan melengkapi untuk melakukan tugas-
tugas tertentu agar diperoleh suatu tujuan yang telah ditentukan
Kecakapan terkait dengan kolaborasi dalam pembelajaran antara lain sebagai
Berikut.
a) Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok.
b) Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja secara
produktif dengan yang lain.
c) Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda.
d) Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi
tercapainya tujuan yangbtelah ditetapkan.
10
Lalu apa saja dampak pada bidang pendidikan yang ditimbulkan oleh globalisasi?
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan merupakan wadah bagi anak-anak untuk
mengembangkan potensi diri, baik mengembangkan kecerdasan emosional maupun
keahlian teknis. Pendidikan merupakan kunci bagi perkembangan suatu bangsa,
karena dengan pendidikan generasi di suatu negara bisa terdidik dan terlatih dengan
baik. Berikut ini akan dibahas secara detail mengenai dampak positif dan dampak
negatif globalisasi bagi bidang pendidikan.
11
4. Meningkatnya Kualitas Pendidikan
Akibat dari pesatnya arus globalisasi, metode pembelajaran yang
awalnya bersifat sederhana kini berubah menjadi metode pendidikan
berbasis teknologi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih ternyata
memberi dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai
contoh, pada zaman dahulu seorang guru harus menulis di papan tulis
dengan menggunakan kapur. Kini dengan adanya teknologi, guru bisa
memanfaatkan komputer dan internet untuk menggabungkan tulisan,
gambar, suara, video bahkan film untuk mempermudah dalam
penyampaian ilmu, termasuk dalam pengajaran ilmu klimatologi.
5. Pertukaran Pelajar
Pertukaran pelajar di dunia pendidikan sering terjadi di era
globalisasi. Pelajar dalam sebuah negara bisa memiliki kesempatan untuk
menempuh pendidikan di luar negeri atau sebaliknya. Siswa yang
berkesempatan belajar ke negara dengan pendidikan terbaik dituntut untuk
bisa beradaptasi dengan lingkungan baru dan bisa mengetahui serta
mengerti budaya di luar negeri, sehingga siswa diharapkan bisa memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas.
12
2. Meningkatnya Kesenjangan Sosial
Dampak buruk selanjutnya adalah meningkatnya kesenjangan
sosial di masyarakat. Metode pendidikan berbasis teknologi bisa
menjadi kesempatan bagi sebuah negara untuk meningkatkan
pendidikannya, namun nyatanya kemajuan teknologi dan informasi di
dunia pendidikan perlu dibarengi dengan kesiapan mental dan modal
yang tentunya tidak sedikit. Di beberapa negara di dunia
khususnya negara berkembang, perkembangan teknologi hanya bisa
dinikmati sekolah-sekolah di wilayah perkotaan, sementara sekolah
yang berada di wilayah pedalaman terus tertinggal karena sulitnya
akses dan kurangnya modal. Akibatnya kesenjangan sosial di bidang
pendidikan tidak dapat dibendung lagi.
13
tidak segera ditangani dengan cepat. Globalisasi di dunia pendidikan
perlu disikapi dengan bijak agar nantinya tidak salah arah.
5. Komersialisasi Pendidikan
Dampak buruk dari globalisasi selanjutnya adalah terancamnya
kemurnian tujuan dalam pendidikan akibat dari komersialisasi
pendidikan. Saat ini banyak instansi pendidikan yang didirikan dengan
tujuan utama sebagai tempat bisnis. Sebuah lembaga pendidikan bisa
disebut sebagai komersialisasi pendidikan jika mementingkan biaya
pendaftaran dan uang gedung, tetapi kewajiban-kewajiban
pendidikannya sering diabaikan.
G. Implementasi terhadap Kecakapan Hidup Seorang Pendidik dan Peserta Didik
14
Persoan Sosial pan pan
al Akadem Vocasi
ik onal
1 Pendidikan Membentuk peserta
Agama didik menjadi manusia
beriman
2 PKN Membentuk peserta
didik menjadi warga
negara yang memiliki
wawasan dan rasa
kebersamaan cinta
tanah air serta bersikap
dan berprilaku
demokratis
3 Bahasa Membentuk peserta
didik mampu
berkomunikasi secara
efektif sesuai denga
etika yang berlaku,
baik secara lisan
maupun tulisan
4 Matematika Mengembangkan
model logika dan
kemampuan berpikir
peserta didik
6 IPS Mengembangkan
pengetahuan,
pemahaman dan
kemampuan analisis
peserta didik terhadap
kondisis sosial
masyarakat
7 Seni dan Membentuk karakter
Budaya peserta didik menjadi
manusia yang memiliki
rasa seni dan
pemahaman budaya
8 Pendidikan Membentuk karakter
Jasmani Olah peserta didik agar
Raga, dan sehat jasmani dan
Kesehatan rohani , serta
menumbuhkan rasa
sportivitas
15
9 Ketrampilan Membentuk peserta didik
bahasa Asing yang memiliki
dan TIK keterampilan
10 Muatan Lokal Membentuk pemahaman
terhadap potensi sesuai
dengan ciri khas di
daerah tempat tinggalnya.
11 Pengembangan Memberikan kesempatan
diri kepada peserta didik
untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan
dan minat , dan bakat.
16
terlihat bahwa untuk jenjang SD, SMP dan SMA lebih condong kepada
penekanan kecakapan yang sifatnya soft skill yang meningkat kadarnya sesuai
dengan peningkatan jenjang pendidikan , tapi bukan berarti untuk tingkatan
ini tidak layak untuk menekuni bidang kejuruan ( vocasional ) dan yang perlu
diperhatikan mengintegrasikan aspek kecakapan hidup dalam topik materi
tidak boleh dipaksakan. Artinya jika suatu topik pelajaran hanya dapat
mengembangkan satu aspek kecakapan hidup maka hanya satu aspek tersebut
yang dikembangkan dan tidak perlu dipaksakan mengkaitkan aspek yang
lainnya, namun jika ada topik pelajaran yang dapat menumbuhkan beberapa
aspek kecakapan hidup maka pengembangan aspek kecakapan hidup perlu
dioptimalkan pada topik tersebut seperti yang tersaji dalam tabel pilihan
kecakapan hidup di atas. Artinya peran guru dalam mengembangkan
kecakapan hidup memiliki porsi yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilannya terutama kreativitas dalam melakukan reorientasi
pembelajaran.
17
untuk memelihara kualitas pendidikan anaknya dengan mendorong
keberhasilan anaknya memasuki sekolah yang baik.
c. Kewajiban belajar, sistem ujian, standard nasional yang uniform
menghasilkan kekayaan sumber daya penduduk yang terlatih baik.
d. Waktu belajar di sekolah Jepang sejumlah 240 hari tiap tahun, jika
dibandingkan dengan Amerika Serikat sejumlah 180 hari per tahun.
e. Sekolah Jepang mendidik tentang pentingnya Self Discipline , etik kerja
keras.
f. Masyarakat Jepang memanfaatkan media massa untuk meningkatkan
budaya belajar masyarakat. Media massa berupa buku teks, surat kabar,
majalah, radio, televisi digunakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah dan pendidikan sosial.
18
ini adalah surat keterangan bahwa
kedua orang tua bekerja.
Pendidikan 1. Sekolah Dasar (SD) {6 th} : Compulsory Education
Dasar 7-12 tahun 1. Sekolah Dasar (SD) {6 th} : 7-12
2. Sekolah Menengah Pertama tahun
(SMP) {3 th} : 13 – 15 2. Sekolah Menengah Pertama
tahun (SMP) {3 th} : 13 – 15 tahun
19
menyeleasikan jenjang sekolah
tinggi karena berbagai alasan.
5. Program Evening SMA
digunakan untuk memberikan
pengajaran bagi siswa miskin
tetapi memiliki ambisius yang
tinggi untuk memperbaiki
kekurangan pendidikan mereka
20
martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan
nasional
4 Jenjang PAUD TK
TK SD
SD/MI SMP
SMP/MTs SMA
SMA/MA Persiapan menuju kuliah
5 Isi Pendidikan Pancasila Bahasa Inggris
Pendidikan Agama Matematika
Pendidikan Kewarganegaraan IPA
Bahasa Indonesia IPS
Membaca dan menulis Seni
Matematika (termasuk berhitung) Mother tongue
Pengantar SAINS dan Teknologi language1[9]
Ilmu bumi
Sejarah nasional dan sejarah umum
Kerajinan tangan dan kesenian
Pendidikan jasmani dan kesehatan
Menggambar
Bahasa inggris
6 Faktor-faktor Faktor Tujuan Fasilitas yang memadai
yang Faktor Pendidik Faktor biaya
mempengaruhi Faktor peserta didik Faktor pendidik
Pendidikan Faktor Alat Faktor Anggaran
Faktor lingkungan Masyarakat Pendidikan
Efektifitas Pendidikan di Indonesia Analisis Kurikulum
Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Standardisasi Pendidikan Di
Indonesia
21
Kurangnya Pemerataan Kesempatan
Pendidikan
Rendahnya Relevansi Pendidikan
Dengan Kebutuhan
7 Masalah- Rendahnya pemerataan kesempatan Kurang adanya hubungan
masalah belajar yang harmonis antara guru
Pendidikan Rendahnya mutu akademik dan murid
Rendahnya efisiensi internal karena
lamanya masa studi
Rendahnya efisiensi eksternal sistem
pendidikan
Terjadi kecenderungan menurunnya
akhlak dan moral
Kecerdasan emosional masih belum
mendapat perhatian yang memadai.2
[10]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah
kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif
mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Kecakapan hidup terdiri dari kecakapan hidup yang bersifat umum ( General life skills )
dan kecakapan hidup yang bersifat khusus ( Specific life skills ). Menurut Malik Fadjar
(2003) kecakapan hidup yang bersifat umum terdiri dari kecakapan personal dan sosial,
sedangkan kecakapan hidup yang bersifat spesifik terdiri dari kecakapan akademik dan
vokasional. Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat pilar pendidikan yang
dicanangkan Unesco.
Empat pilar yang dicanangkan Unesco apabila diterapkan dengan baik di sekolah-
sekolah akan mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa
untuk bekal hidup di masyarakat. Empat pilar pendidikan tersebut adalah belajar untuk
22
mengetahui ( learning to know ), belajar untuk berbuat atau bekerja (learning to do ),
belajar untuk menjadi jati diri ( learning to be ) dan belajar untuk hidup bermasyarakat
( learning to live together ). Empat pilar pendidikan tersebut merupakan prinsip yang
perlu dijadikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah-
sekolah, yang ditujukan untuk menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa sesuai
dengan harapan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Untuk mencapai empat pilar pendidikan yang disertai kepemilikan bekal
kecakapan hidup ( life skills ) yang sangat dibutuhkan, seyogyanya siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran yang mempraktekkan berinteraksi dengan lingkungan fisik dan
sosial, agar siswa memahami pengetahuan yang terkait dengan lingkungan sekitarnya
(learning to know ). Proses pembelajaran tersebut bertujuan memfasilitasi siswa dalam
melakukan perbuatan atas dasar pengetahuan yang dipahaminya untuk memperkaya
pengalaman belajar ( learning to do ). Siswa diharapkan dapat membangun kepercayaan
dirinya supaya dapat menjadi jati dirinya sendiri (learning to be ); dan sekaligus juga
berinteraksi dengan berbagai individu dan kelompok yang beraneka ragam, yang akan
membentuk kepribadiaanya, memahami kemajemukan, dan melahirkan sikap toleran
terhadap keanekaragaman dan perbedaan yang dimiliki masing-masing individu (learning
to live together ) sesuai dengan haknya masing-masing.
B. Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan
ke sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat sekala
bidang . salah satu cara yang harus di lakukan bangsa indonesia agar tidak semakin
ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas
pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
23
Nur Shaumi,A.2015. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) dalam Pembelajaran
Sains. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2 (2):242-250.
Mislaini. 2007. Pendidikan dan bimbing kecakapan hidup ( life skill) peseta didik.
Jurnal Ilmiyah Pendidikan. 1 (1):25-26.
Ramli M.2018. Hakikat pendidik dan peserta didik. Tarbiyah islamiyah. 5 (1)61-65.
24