JURNAL BASICEDU
Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu
Pelaksanaan evaluasi ialah inti dari tua dalam pembelajaran daring yang belum
pelaksanaan pendidikan dan suatu keharusan untuk terkoneksi dengan baik.
dilakukan serta menjadi catatan penting guna Untuk itu, sektor pendidikan mengalami
memetakan capaian siswa pada proses banyak hal tantangan yang perlu disesuaikan
pembelajaran dan memperoleh feedback bagi dengan kondisi hari ini. Dalam konteks
siswa. Teknik evaluasi ialah salah satu komponen pembelajaran di kelas, terutama proses evaluasi,
penting dalam proses pembelajaran (Astuti, 2017), penilaian dan pengukuran pun mesti dilakukan
dan salah satu rangkaian kegiatan dalam transformasi yang mampu mengarahkan pada cita-
meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas cita atau tujuan pendidikan nasional. Akan tetapi,
suatu lembaga pendidikan (Lottung Siregar Raja, dinamika pendidikan ialah salah satunya mesti
2017). Evaluasi proses belajar mengajar melakukan penyesuaian evaluasi pembelajaran
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru dan untuk penentuan standar kenaikan kelas dan
siswa, terutama penilaian hasil belajar jangka kelulusan (Mansyur, 2020).
pendek dan panjang (Sudjana, 2009; Yulianti, Untuk itu, bahwa sejak adanya wabah ini
2016). ada dan berefek terutama dunia pendidikan, telah
Oleh karena demikian, peneliti telah banyak dilakukan penelitian oleh peneliti di
melakukan studi pendahuluan di beberapa sekolah Indonesia terutama tentang pembelajaran daring di
di Kota dan Kabupaten Bima terhadap sistem era Covid-19, seperti implementasi pelaksanaan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dan ditemukan pembelajaran daring (Mustakim, 2020; Putria et
beberapa permasalahan yang dihadapi dengan al., 2020; Nurdin & Anhusadar, 2020; Dwi et al.,
mengandalkan pemanfaatan jaringan internet atau 2020; Sadikin & Hamidah, 2020; Nurhayati, 2020;
belajar secara daring, antara lain: 1) efektifitas Malyana, 2020) dan dampak dari kebijakan
evaluasi belum terlihat dengan baik dan pelaksanaan pembelajaran daring (Mansyur, 2020;
pelaksanaan prinsip evaluasi pun tak terlihat; 2) Dewi, 2020; Wiresti, 2020; Mustafa, 2020;
lemahnya kompetensi guru dalam pemanfaatan Owusu-Fordjour et al., 2020; Napitupulu, 2020)
aplikasi berbasis IT; 3) guru masih kebingungan dan dengan kondisi yang sedang dihadapi
memberikan dan menyimpulkan capaian siswa mengharuskan guru untuk lebih inovatif (Ahmed et
selama proses belajar; 4) instrumen evaluasi tak al., 2020; Arifa, 2020).
pernah diprioritaskan dan sekolah tidak memiliki Berdasarkan hasil analisis peneliti bahwa
plaform penilaian; 5) evaluasi hanya menggunakan penelitian tentang evaluasi pelaksanaan
item pelaksanaan di sekolah dan tidak memiliki pembelajaran daring selama pandemi Covid-19
arah; 6) evaluasi terkendala dengan Covid-19 yang belum dilakukan secara komperhensif dan kritis
akibat pada proses belajar tatap muka ditiadakan, dengan objek utamanya ialah guru, siswa, dan
dan 7) konektifitas antara guru, siswa, dan orang orang tua di sekolah baik tingkat SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA/SMK oleh peneliti di
dilakukan secara daring. Lebih lanjut dari hasil Berdasarkan hasil wawancara tersebut,
wawancara yang diperoleh dan dapat dieksplorasi menunjukkan bahwa guru di sekolah sekedar
tentang sistem pelaksanaan evaluasi pembelajaran melaksanakan evaluasi sebagai bentuk
di sekolah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK pengurangan pelaksanaan sebagai guru. Tidak
memiliki arah dan indikator yang semestinya
terlebih lagi pada aspek kognitif, afektif, dan oleh guru dalam belajar daring ialah dalam proses
psikomotorik. Sedangkan untuk kendala evaluasi tidak diterapkannya prinsip evaluasi
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran di masa seperti objektif, adil, dan mendidik. Seirama
pandemi Covid-19 ini banyak hal, antara lain yang dengan hasil penelitian Mustakim (2020) yang
diperoleh dari hasil wawancara: diperoleh dari saran siswa tentang efektifitas
belajar daring yakni pemberian soal yang
Antusias atau minat siswa dalam menyelesaikan
soal secara online rendah, tingkat pasrtisipasi bervariatif dan berbeda tiap siswa.
siswa dalam proses pembelajaran lemah Dalam konteks ini bahwa guru memberikan
dikarenakan siswa tidak terlibat dalam kelas
online, jam belajar kurang, skill orang tua, guru, apresiasi kepada siswa dengan keterlibatan aktif
dan siswa dalam teknologi lemah, pemanfaatan
aplikasi terbatas, nilai akhir hanya fokus pada saja di saat belajar online dan tidak didasari dari
proses penilaian dan jawaban soal semata, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik itu
jaringan internet lemah dan atau kuota terbatas
(hanya mengandalkan bantuan pemerintah), sendiri. Ada kerugian bagi siswa ketika proses
dominan siswa dan orang yang tidak memiliki
HP, guru tidak dapat terlibat secara langsung belajar di kelas tatap muka ditiadakan. Ujian yang
memastikan siswa menyelesaikan masalah, tidak mestinya dilakukan oleh siswa pada kondisi
memiliki acuan dalam proses penilaian online
seperti penilaian aspek afektif, membutuhkan normal, sekarang dengan adanya Covid-19, tes dan
waktu yang cukup lama, guru kebingungan
memilih instrumen yang tepat dan model soal non tes ditunda prosesnya.
yang ingin digunakan, jaringan internet tak Beberapa yang menganggap hilangnya
dijangkau (pedalaman), siswa tidak memiliki
sumber belajar yang mendukung untuk informasi evaluasi siswa sangatlah berarti bagi
memastikan pemahaman dan menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru, dan ruang
keberlangsungan masa depan siswa. Misalkan saja
dan waktu terbatas untuk menjelaskan proses target-target keterampilan, proses dan pengetahuan
penyelesaian yang semestinya.
(aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik) tertentu
Berdasarkan uraian tersebut, dapat siswa yang mestinya tahun ini mendapatkan
disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi selama evaluasi sehingga berefek untuk tahun-tahun yang
masa pandemi ini tidaklah efektif dan sesuai akan datang.
dengan acuan, aturan dan pedoman seperti Dalam hal ini yang dapat dilakukan oleh
biasanya, baik aspek kognitif, afektif, dan guru ialah pemberian tugas melalui grup WhatsApp
psikomotorik. dan dibuktikan dokumen berupa video
Evaluasi pembelajaran di masa pandemi ini, penyelesaian atas soal-soal yang diberikan. Hasil
guru dibatasi dengan kemampuan dan Rosali et al., (2020) bahwa WhatsApp dirasakan
keterampilan pemanfaatan teknologi yang dipilih paling praktis dan minim kuota dibandingkan
sebagai aplikasi atau fitur belajar daring sehingga aplikasi lainnya. Dari hal itu, tentu guru perlu
evaluasi dilakukan apanya dan tidak menerapkan memastikan bahwa soal tidak melebar dan benar-
prinsip-prinsip evaluasi secara umum. Bahkan benar dengan konten materi yang ada pada buku
adanya pembatalan proses penilaian keterampilan digital atau buku pegangan siswa. Guru dapat
siswa (Syah, 2020). Hal sederhana yang diabaikan memantau proses belajar salah satunya ialah
mengerjakan soal dengan proses pemantau lewat (TVRI), diperlukan tindaklanjut oleh sekolah
video call dengan orang tua dan soal harus sesuai maupun guru dalam memastikan platform online
dengan buku pegangan siswa (W. A. F. Dewi, ke siswa dengan maksimal (Owusu-Fordjour et al.,
2020). 2020).
Oleh karena demikian, yang terpenting juga Kemudian untuk menunjang kompetensi
ialah perlu memastikan adanya kerja sama antara guru, sekolah perlu melakukan koordinasi dan
siswa dengan guru, guru dengan orang tua, dan bekerjasama dengan perguruan tinggi di bidang
orang tua dengan siswa. Sehingga akan terjadi teknologi pembelajaran dan pendidikan,
proses yang berkelanjutan beserta hasil yang melakukan pembinaan dan penguatan keterampilan
memuaskan satu dengan yang lainnya. teknologi secara kontinu, mengefektifkan
Implementasi pembelajaran daring dapat berjalan Kelompok Kerja Guru (KKG) mata pelajaran
dengan baik terutama konteksnya adalah proses untuk menjadi wadah sharing ruang dan gagasan
penilaian, maka sesungguhnya mesti ada guru dengan memperhatikan protokol kesehatan di
kolaborasi nyata antara guru, siswa, dan orang tua masa pandemi ini dan tentunya ialah
(Ali & Murdiana, 2020; Rasmitadila et al., 2020; pengembangan pembelajaran di sekolah secara
Dewi, 2020), sehingga dari aktivitas demikian online. Hasil penelitian yang dikemukakan oleh
akan membuat orang tua dan anak semakin Guntoro (2020) tentang kepemimpinan kepala
kompak (M. S. Dewi, 2019). sekolah, bahwa di masa bekerja dari rumah perlu
Terlepas dari hal demikian, berdasarkan model kerja yang dibutuhkan masa kekinian dan
hasil dan penjelasan sebelumnya bahwa beragam yang mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini,
kendala guru dalam proses pelaksanaan evaluasi seperti adanya peran kepemimpinan digital dan
ini, seperti kesulitan dalam mengidentifikasi lingkungan kerja digital.
kemampuan siswa, pemilihan soal, kontinuitas
pelaksanaan, dan efektifitas media daring, maka SIMPULAN
sekolah perlu memastikan guru siap memanfaatkan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka
sekian banyak fitur online untuk menunjang dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan evaluasi pembelajaran daring. Fitur- sistem pelaksanaan evaluasi pembelajaran selama
fitur online tidak hanya WhatsApp dan Zoom pandemi Covid-19 dilaksanakan sesuai dengan
Meeting, akan tetapi sangatlah beragam yang dapat kesiapan dan kemampuan guru di era teknologi
dimanfaatkan oleh guru di sekolah maupun di dan belum mengarahkan pada output yang jelas.
rumah seperti Etmodo, Moodle, dan lainnya. Hasil Terlepas dari hal demikian, untuk aspek kognitif,
penelitian Mansyur (2020) bahwa transformasi afektif, dan psikomotirik pun tidak efektif
media pembelajaran berbasis teknologi melalui dilaksanakan dan hanya sebagai bentuk laporan
penggunaan WhatsApp Group, Zoom, Google pertanggungjawaban guru ke sekolah, siswa, dan
Classroom, WebEx, Youtube, dan saluran TV orang tua tanpa memiliki arah. Guru di sekolah