Anda di halaman 1dari 5

EVOLUSI IKAN

A. Sejarah Evolusi Ikan


Sejarah evolusi ikan Vertebrata pertama muncul pada akhir Zaman
Ordovisium (420 juta tahun yang lalu). Vertebrata ini tidak berahang, mirip ikan,
dan disebut ostrakodermata. Tulang belakangnya rawan dan tubuhnya terlindung
sisik. Bernafasnya melalui insang berkantung di kedua sisi kepala. Siripnya belum
seperti ikan sekarang.

Vertebrata berahang pertama yakni plakodermata, muncul pada Zaman


Silur (1,5 juta tahun yang lalu). Plakodermata dan ostrakodermata sering
digolongkan sebagai ikan. Ikan primitive ini mempunyai kerangka tulang
mempunyai kerangka tulang yang rawan dan badannya ditutupi tameng tulang.
Waktu mereka berevolusi, kerangka semakin keras dan tameng menghilang.
Hilangnya tameng ini menyebabkan ikan lebih aktif bergerak. Ikan bertulang
keras dan ikan bertulang rawan adalah evolusi dari plakodermata. Adapun ikan
berparu-paru merupakan evolusi dari ikan bertulang keras. Munculnya hampir
bersamaan pada jaman Devon (400juta tahun lalu). Ikan bersirip gelambir
adalah “kakeknya” amfibi.

Birkernia adalah ostrakodermata asli. Kepala dan badannya trelindung oleh


lempeng tulang. Ikan ini tak bersirip, tetapi mempunyai deretan duri yang
derjuntai di sepanjang punggung. Ekornya serupa ekor ikan.

1
Dinichthys adalah plakodermata yang sangat besar dan hidup pada ahir
zaman Devon. Panjangnya 10-12 meter dan merupakan vertebrata terbesar zaman
itu. Tulang belakangnya tidak keras. Kepalanya besar dan terlindung oleh
kerangka tulang tebal. Rahangnya sangat kuat dan dilengkapi dengan tulang tajam
atau disebut gigi. Rahangnya cukup kuat untuk mengunyah plakodermata lain.
Badannya mulus serta mirip badan hiu. Ikan ini mempunyai sepasang sirip dada,
dan ekor yang kuat yang menyebabkan dinichthys dapa berenang cepat.

Ikan ini mirip dengandinichthys, namun jauh lebih kecil (40cm). Lehernya
bersendi sehingga kepalanya seakan dapat menengok. Matanya besar terlindung
lingkaran kepingan tulang. Ikan penghisap darah:
Ikan penghisap darah adalah vertebrata prasejarah yang masih hidup sampai
sekarang dan tidak mengalami perubahan berarti selama +-200juta tahun. Seperti
buyutya, ostrakodermata, ikan ini tak mempunyai rahang. Badannya panjang
mirip belut. Tulang belakangnya adalah tulang rawan. Mulutnya lembek bulat dan
digunakan untuk mengemut, menyedot. Pada kedua sisi kepala ada lubang serupa
insang. Pada zaman sekarang ini ada berbagai macam ikan yg hidup di sungai,
danau dan laut. Kebanyakan ikan adalah bertulang keras. Dominasi kedua adalah
ikan bertulang rawan.
Koelakan adalah ikan bersirip gelambir yg hidup dalam perairan dalam.
Panjangnya kira-kira 1,5 meter,berat 50kg. Badannya kekar, dan berwarna abu-
abu kebirubiruan. Kerangka tulang siripnya yang kuat menyebabkan binatang ini
sangat kuat. Menurut para Ilmuan, koelakan merangkak di dasar laut
menggunakan sirip itu. Koelakan adalah fosil hidup. Munculnya pada zaman

2
devon dan diperkirakan punah pada zaman Karbon (340 juta tahun lalu), karena
tidak pernah ditemukan fosil lain setelah itu(maksudnya menemukan fosil berusia
setara dengan zaman Karbon.

Pada tahun 1938 koelakan ditangkap di lepas pantai Afrika Selatan, dan
dikenal kembali oleh Profesor J.L.B Smith, ahli iktiologi (ilmu ikan). Penemuan
itu menimbulkan kejutan besar., akan tetapi, saying ikan itu berada dalam kondisi
terluka. Ini membuat Profesor Smith tidak dapat belajar banyak dari ikan itu. Hal
unik sekaligus membanggakan lainnya adalah, ikan ini ternyata juga ada di
Indonesia! Mulanya ada seorang pakar terumbu karang dari Kalifornia berjalan-
jalan di pasar ikan di Sulawesi Utara. Ia curiga karena salah satu ikan yg dijual
bentuknya tidak lazim. Ia pun melakukan wawancara dengan nelayan setempat &
dengan bantuan LIPI, ia berhasil menangkap seekor ikan koelakan hidup-hidup
pada September 1998 dengan alat pancing hiu laut dalam. Ikan itu diketahui
memiliki panjang 1,24 m, berat 29 kg, & berkelamin betina. Walaupun terlihat
istimewa, bagi nelayan Sulawesi Utara, ikan ini bukanlah ikan yg luar biasa.
Mereka kadang-kadang tanpa sengaja menangkapnya ketika sedang melaut di
daerah sekitar karang. Ikan ini biasa disebut sebagai Raja Laut. Para nelayan tidak
begitu berminat dengan ikan ini karena jika dijual di pasar, harganya tidak tinggi
& bisa laku lebih karena pembelinya tidak bisa membedakan koelakan dengan
ikan kerapu. Kalau sudah begitu, nasib pembelinya yg sial karena jika ikan ini
dimakan, orang yg memakannya bisa mencret gara-gara kandungan lemaknya yg
begitu tinggi. Beberapa ikan bersirip gelambir kemudian berevolusi yg ditandai
dengan menguatnya kerangka dan sirip mirip tungkai. Hewan ini disebut
Eusthenopteron.

Eusthenopteron adalah ikan bersirip gelambir yg hidup pada zaman


Devon(410-360 juta tahun lalu). Panjang kira-kira 0,5-1 meter. Ikan ini
mempunyai lubang hidung di dalam, dan diperkirakan memiliki paru-paru.
Siripnya 2 pasang, kuat dan berdaging.Mirisnya, Eusthenopteron hidup saat
terbentuknya gunung berapi, sehingga sungai dan danau banyak yang mengering.
Karena sirip dan paru"nya cukup kuat, hewan ini sanggup menyeret tubuhnya
mnecari sumber air baru. Hal ini mungkin menyebabkan dia berevolusi menjadi
amfibi

3
B. Kepunahan ikan prasejarah ‘’titik awal evolusi’’ yang memungkinkan
manusia untuk berkembang.

Kepunahan masal ikan 360 juta tahun lalu ini, telah membuka jalan bagi
manusia untuk berkembang. Riset baru menunjukkan, manusia mendapatkan
tempat di planet ini karena kepunahan masal ikan pada 360 juta tahun lalu.
Bencana ini secara tiba-tiba mengatur titik awal evolusi untuk semua vertebrata
yang masih hidup hingga saat ini, ujar para ilmuwan Amerika. Jika tidak terjadi,
manusia dan nenek moyang mereka tidak akan mungkin berevolusi atau
berkembang. Para ilmuwan meyakini, fitur utama yang dimiliki oleh semua
mamalia, burung dan reptil modern, berasal dari kehidupan yang muncul kembali
setelah kepunahan masal. "Semuanya dihantam, kepunahan itu bersifat global,"
ujar Lauren Sallan, seorang ilmuwan Universitas Chicago. "Ini pengaturan ulang
keanekaragaman vertebrata dalam setiap satu lingkungan, baik air tawar maupun
lautan dan dan menciptakan dunia yang sama sekali berbeda." Periode Devon ini,
yang juga dikenal sebagai Jaman Ikan, terbentang antara 416 hingga 359 juta
tahun lalu. Kelompok dari berbagai spesies telah mengisi lautan, sungai dan
danau, namun sebagian besar tidak seperti yang hidup saat ini. Placoderma
armoured, terlihat seperti karnivora raksasa, Dunkeosteus, dan ikan bersirip mirip
ikan modern yang mendominasi perairan. Ikan pari, hiu dan tetrapoda berkaki
empat adalah minoritas. Namun keberadaannya berubah dengan tiba-tiba, seiring
kepunahan Hangenberg. "Terjadi semacam keadaan sulit pada akhir dari
Devonia," ujar Prof. Michael Coates, dari Universitas Chicago. "Sesuatu yang
telah terjadi hampir menyapu bersih dari beberapa spesies yang kemudian
menyebar kembali secara spektakuler." Fosil baru dan tekhnik analisa
mengungkap penuh dampak dari peristiwa Hangenberg, ujar para ilmuwan.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of
Sciences. Apa yang menjadi pemicu kepunahan masal tersebut masih merupakan
misteri yang belum terpecahkan. Sejumlah ilmuwan lain menemukan bukti,
adanya pembentukan gletser raksasa pada jaman Devon yang secara dramatis

4
mempengaruhi permukaan laut. Kemunculan lingkungan hutan pertama,
kemungkinan yang telah mengakibatkan perubahan atmosfir dengan konsekuensi
bencana bagi kehidupan. "Ini merupakan peristiwa sangat penting bagi
terbentuknya keanekaragaman hayati vertebrata modern," ujar Prof. Coates,
seperti dilansir Daily mail. "Kini, kami hanya memulai peristiwa penting dalam
sejarah kehidupan dan planet, yang tidak dapat kami lakukan sebelumnya." .

Anda mungkin juga menyukai