Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EKOLOGI HEWAN
(Penyebaran Hewan Dalam Zoogeografi)

Disusun oleh :
KELOMPOK III
1. ANDI WIJAYA
(1321160030)
2. DEKA SUMARNI (1321160023)
3. SINTA MONIKA (1321160064)

Dosen Pembimbing :
Dra.Hj.Siti Darwa Suryani M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat dan
ridho-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah EKOLOGI HEWAN (Penyebaran Hewan Dalam Zoogeografi). Kami
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama dalam
proses penyelesaian makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari kalau dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna . oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, kami mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.Amin.

Bengkulu,

April 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Zoografi Sebagai Bagian Dari Biografi...............................................5
B. Perbedaan Antara Hewan Zoogeografi.................................................7
C. Perbedaan Tumbuhan Geografi Dengan Fitogiografi...........................8
D. Karakteristik hewan pada 6 wilayah penyebaran
hewan di dunia......................................................................................8
E. Mengenal 6 Daerah Penyebaran hewan...............................................13
F. Persebaran Hewan Di Indonesia...........................................................14

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.....................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran organisme di
muka bumi. Biogeografi terbagi atas :
1. Zoografi (Biogeografi Hewan)
2. Fitografi (Biogeografi Tumbuhan)
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru
dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan
tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu
tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali
mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace.
Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola
penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah
biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang
khas dan unik.
Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam
sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari
adanya rintangan tersebut , makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan
penyebaran ke daerah di seberangnya.

B. Rumusan Masalah
1

Berdasarkan judul diatas, rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah arti dari biogeografi, Zoografi dan Fitografi?

2. Apakah Perbedaan Geografi Dengan Fitogiografi ?


3. Bagaimanakah wilayah penyebaran hewan di dunia?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti dari biogeografi, Zoografi dan Fitografi.
2. Mengetahui Perbedaan Geografi Dengan Fitogiografi.
3. Mengetahui wilayah penyebaran hewan di dunia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Zoografi Sebagai Bagian Dari Biografi


Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Salater
(1858) dan diperluas oleh Wallace (1876), Newbigin (1950), Beaufort (1951),
dan Darlington (1957) yang menyusun dan menjelaskannya dengan cara yang
lebih modern.
Persebaran hewan terbatas pada daerah-daerah tertentu karena adanya
berbagai barrier atau karena sejarah tempat asalnya pada zaman dahulu.
Satuan tersbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan. Wilayah
persebaran hewan yang satu dengan lainnya dipisahkan oleh laut, gunung,
padang pasir, dan iklim. Alfred Russel Wallace dalam ekspedisinya pada abad
18 menyimpulkan bahwa pada masa silam telah terbentuk pola penyebaran
hewan dalam 6 kelompok daerah yang disebut zoografi dunia.
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di
muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih
hidup dan organisme yang sudah punah.
Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu
tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor
penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang
yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang
reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk
kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang
berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di

Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan


Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di
belahan bumi. Tanaman nanas yang berasal dari Amerika Utara tumbuh subur
di Hawaii dan di Asia. Pohon bambu banyak yang hidup di sekitar Asia Barat.
Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan
dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran. Biogeografi
mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu
yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi.
Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan
menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis.
Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem
perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa
lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi
lingkungan yang sesuai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biota tersebut adalah adanya tekanan
dari individu lain yang mendominasi suatu tempat tertentu. Faktor lain
adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan makanan,
perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi
secara dinamis. Penyebaran secara dinamis artinya hewan melakukan
penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi penyebaran
hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat dinamakan barier
atau sawar. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim,
dan sawar biologis.
Sawar fisik air menjadi penghambat penyebaran hewan darat dan
sebaliknya sawar fisik darat menjadi penghambat penyebaran hewan air.
Misalnya katak tidak apat hidup pada air asin. Jadi salinitas merupakan
penghambat bagi penyebaran hewan katak. Adapun luas benua menjadi
hambatan bagi penyebaran hewan air.

Sawar iklim seperti temperatur rata-rata, musim, kelembapan, kuat


lemahnya penyinaran serta lamanya peyinaran sinar matahari. Sedangkan
sawar biologis adalah tidak adanya makanan, adanya predator, competitor,
pesaing atau adanya penyakit. Penyebaran suatu jenis serangga dibatasi
penyebarannya oleh jenis tanaman sebagai makanan, tempat berlindung, dan
tempat untuk reproduksi. Pada kenyataannya, ketiga jenis sawar tersebut
bekerja secara terpadu untuk mempengaruhi atau menghambat penyebaran
suatu biota. Hal lain yang dapat menghambat penyebaran biota adalah
rendahnya toleransi terhadap kondisi faktor lingkungan yang maksimum atau
minimum. Hukum toleransi minimum Liebig yang menyatakan bahwa
ketahanan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor esensil tetapi berada
dalam kondisi yang minimum dan individu tersebut memiliki daya toleransi
yang rendah untuk dapat beradaptasi. Bintang laut hidup pada berbagai kadar
garam tetapi bintang laut hanya dapat berkembangbiak pada air yang kadar
garamnya sangat rendah.
B. Perbedaan Antara Hewan Zoogeografi
1. Region fauna Palearctic
Kawasan Palearctic diwakili kekhasannya oleh 28 jenis famili mamalia
daratan, tidak termasuk famili kelelawar.
2. Region fauna Nearctic
Fauna Nearctic spesies faunanya tidak terlalu bervariasi dan memiliki
ukuran tubuh yang tidak terlalu besar.
3. Region fauna Neotropic
Jenis hewan kawasan Neotropic ini memiliki sifat yang khas dan
bervariasi. Berdasarkan data yang sudah diketahui, kawasan ini memiliki
32 jenis mamalia, tujuh diantaranya tersebar sangat meluas, dan enam
belas di antaranya spesies yang dikategorikan unik dan endemis.
4. Region fauna Ethiopia
Kawasan ini memiliki fauna mamalia 38 famili, tidak termasuk spesies
kelelawar, dimana ada beberapa jenis mamalia yang memiliki kriteria
hampir sama dengan yang ada di kawasan Palearctic dan Oriental.
5. Region fauna Oriental
Di kawasan ini terdapat lebih kurang 30 famili mamalia, dan empat yang
endemis.
4

6. Region fauna Australia


Di kawasan fauna Australia ini terdapat sembilan famili mamalia,
beberapa jenis famili reptil, delapan diantaranya termasuk jenis yang unik,
dan Australia kaya akan berbagai jenis burung yang berwarna-warni.

C. Perbedaan Geografi Dengan Fitogiografi (Tumbuhan)


Geografi sebagai salah satu kajian ilmu pengetahuan alam adalah studi
dan pertelaan mengenai perbedaan fenomena alam tentang sebaran makhluk
hidup yang di bumi dan mencakup semua faktor yang dapat mengubah atau
mempengaruhi permukaan bumi secara fisik, perubahan iklim, dan berbagai
proses kegiatan makhluk hidup atau bukan.
Geografi Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan di seluruh
permukaan bumi, mengenai komposisinya, produktivitasnya setempat, dan
khususnya mengenai bagiannya (Nicholas Polunin, 1990).
Objek kajian geografi tumbuhan adalah tumbuhan tumbuhan yang
sifatnya natural dan bukan tumbuhan yang sudah mendapatkan perlakuan
khusus atau rekayasa oleh manusia.
Fitogeografi adalah cabang dari ilmu geografi, yang melakukan suatu
kajian tentang sebaran makhluk hidup di bumi pada saat yang lalu dan pada
saat ini. Shukla dan Chandel (1996) mendefinisikan "fitogeografi sebagai
suatu kajian tentang migrasi dan penyebaran tumbuh- tumbuhan di daratan
atau perairan. Penelaahan tentang penyebaran tumbuhan di bumi, pertama kali
dikemukakan oleh Alexannder von Humboldt pada tahun 1808.
Secara umum pembahasan fitogeografi meliputi tumbuhan di seluruh
permukaan bumi yang mencakup komposisi, produktivitas setempat dan
terutama distribusinya, Distribusi vegetasi dapat ditelaah secara terpisah-pisah
berdasarkan jenis-jenisnya atau secara bersama sebagai suatu kesatuan
masyarakat tumbuhan, dengan maksud memperoleh pemahaman tentang
perbedaan vegetasi di berbagai wilayah di bumi.
D. Karakteristik hewan pada 6 wilayah penyebaran hewan di dunia
1.

Region fauna Palearctic

Kawasan yang termasuk region Palearctic adalah sebagian utara


Benua Asia, seluruh kawasan Eropa, seluruh negara bekas Uni Sovyet,
Pantai Pasifik Barat bagian utara, Jepang, kawasan Laut Tengah, dan
Afrika bagian utara.
Kawasan Palearctic diwakili kekhasannya oleh 28 jenis famili
mamalia daratan, tidak termasuk famili kelelawar. Vegetasi flora yang
beraneka ragam dan melimpah ruah memungkinkan spesies fauna apa pun
dapat hidup di kawasan ini. Beberapa contoh fauna dari kawasan
Palearctic ini sebagai berikut.
a. Hewan mamalia yang telah menyebar ke berbagai permukaan bumi ini
adalah kelinci, sejenis tikus, berbagai macam spesies anjing, beberapa
jenis kelelawar.
b. Hewan yang terbatas persebarannya karena kondisi lingkungannya
yang tidak sesuai dengan tempat asal, seperti unta, rusa kutub, beruang
kutub.
c. Binatang endemi kawasan ini contohnya panda. Hewan ini hanya ada
dan hidup di tanah Cina saja, kecuali hewan itu dikembangbiakkan
atau dipindahkan ke kawasan lain di luar Cina.
2. Region fauna Nearctic
Vegetasi flora Nearctic berhutan gugur di Amerika Utara bagian
timur dan salju abadi di Greenland menyebabkan spesies faunanya tidak
terlalu bervariasi dan memiliki ukuran tubuh yang tidak terlalu besar.
Kawasan yang termasuk wilayah Nearctic ini adalah:
a. seluruh Amerika Utara,
b. Greenland,
c. sebagian Meksiko.

Seperti juga di kawasan Palearctic, di kawasan ini juga miskin


keanekaragaman jenis famili binatang. Beberapa contoh fauna yang
tersebar di kawasan Nearctic adalah tikus, beberapa jenis spesies
kelelawar, bajing, anjing, kucing, beruang, dan kijang.Ada beberapa jenis
hewan yang dikategorikan endemi kawasan ini, seperti tikus berkantung
(pocket mice, pocket gopher) yang hidup di kawasan gurun Pasifik timur,
kalkun liar, spesies tertentu dari reptil berekor, dan kura-kura.
3. Region fauna Neotropic
Region ini meliputi beberapa kawasan, seperti seluruh Amerika
Selatan, Amerika bagian tengah, sebagian besar Meksiko, dan Kepulauan
Hindia Barat. Kawasan ini memiliki iklim tropik, sama seperti di
Indonesia yang memiliki dua musim saja, kecuali kawasan bagian paling
selatannya.
Jenis hewan kawasan Neotropic ini memiliki sifat yang khas dan
bervariasi. Berdasarkan data yang sudah diketahui, kawasan ini memiliki
32 jenis mamalia, tujuh diantaranya tersebar sangat meluas, dan enam
belas di antaranya spesies yang dikategorikan unik dan endemis. Beberapa
contoh hewan kawasan ini adalah kura-kura jenis tertentu, buaya, sejenis
kadal, beberapa jenis kodok. Sedangkan beberapa hewan yang
dikategorikan endemis di antaranya adalah sejenis unta (uama), sejenis
tapir, ikan piranha, belut yang bermuatan listrik.
Ada beberapa jenis hewan yang dikategorikan endemi kawasan ini,
seperti tikus berkantung (pocket mice, pocket gopher) yang hidup di
kawasan gurun Pasifik timur, kalkun liar, spesies tertentu dari reptil
berekor, dan kura-kura.
Ikan piranha yang terkenal dengan kebuasannya dapat memangsa
sapi yang melintasi sungai hingga mati dan habis dagingnya hanya dalam
waktu beberapa jam saja, serta belut yang bisa mengeluarkan listrik ini
bisa ditemukan dalam aliran sungai Amazon. Kawasan ini merupakan
wilayah yang kaya akan divisio endemi hewan yang bertulang belakang
4. Region fauna Ethiopia
7

Region fauna ini meliputi kawasan Benua Afrika di sebelah selatan


Pegunungan Atlas, Gurun Sahara, Sudut selatan Arabia.
Kawasan ini sangat dekat hubungannya dengan fauna Palearctic,
yang hanya dibatasi oleh Laut Tengah yang tidak terlalu luas.
Terbentuknya komunitas kawasan fauna Ethiopia dipengaruhi oleh faktor
lingkungan fisik yang dominan, di antaranya:
a. adanya sungai-sungai besar, seperti Sungai Nil putih, Nil biru, Sungai
Niger;
b. hutan tropik yang selalu hijau;
c. pegunungan yang luas, seperti Gunung Kilimanjaro, Gunung
Ruwenzori;
d. banyak ditemukan padang rumput yang luas.
Kawasan ini memiliki fauna mamalia 38 famili, tidak termasuk
spesies kelelawar, dimana ada beberapa jenis mamalia yang memiliki
kriteria hampir sama dengan yang ada di kawasan Palearctic dan Oriental.
Beberapa jenis hewan yang ada di kawasan Ethiopia ini di antaranya
bajing, kelinci, tikus, anjing, kijang, kuda. Jenis kuda di kawasan ini
hampir sama dengan yang ada di kawasan Palearctic.
Kemudian beberapa jenis binatang kawasan Ethiopia yang memiliki
kaitan dengan fauna di kawasan Tropis dan Oriental adalah kera, monyet,
tikus bambu, gajah, badak. Jenis badak bercula dua sebagai ciri khasnya,
sedangkan badak bercula satu adalah khas kawasan Oriental.
Fauna endemik kawasan ini di antaranya adalah kuda nil. Panorama
fauna Afrika dicirikan dengan sejumlah mamalia pemakan rumput yang
jumlahnya cukup besar, seperti gajah, zebra, jerapah, kijang, dan badak. Di
Afrika bagian tengah ada dua jenis kera yang besar, gorila dan simpanse,
sedangkan orangutan dan gibbon adalah kera besar khasOriental.
Di kawasan Ethiopia ini ada pulau besar bernama Madagaskar di
pantai sebelah timur Benua Afrika. Fauna kawasan ini disebut fauna
Madagaskar. Beberapa jenis fauna Madagaskar adalah:

a. berbagai jenis lemur (temasuk primata), seperti lemur berekor, lemur


bercincin, lemur wool, lemur sutra;
b. jenis kuda nil kecil (pygmyhippopotamus);
c. beberapa burung endemis seperti giant elephant bird (burung gajah
besar), burung ini tidak bisa terbang.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa di kawasan fauna Madagaskar ini
tidak terdapat jenis ikan air tawar.
5. Region fauna Oriental
Kawasan ini meliputi India, Indocina, Malaysia, dan Indonesia
bagian barat. Kawasan di sebelah timur dibatasi dengan Samudra Pasifik,
sebelah barat dengan Samudra Hindia, dan sebelah utara dengan
Pegunungan Himalaya.
Di kawasan ini terdapat lebih kurang 30 famili mamalia, dan empat
yang endemis. Beberapa contoh fauna kawasan ini adalah beruang, tapir,
rusa, tikus pemakan serangga, orangutan, spesies sapi/banteng India (bos
indikus), spesies sapi/banteng Jawa (bossondicus), berbagai spesies burung
seperti merak, merpati, kakatua, jalak, ayam, bebek pelatuk, berbagai
macam reptil seperti kadal, biawak, buaya, kura-kura, berbagai macam
ular, berbagai macam spesies kucing sampai harimau.
Kawasan ini memiliki iklim yang kondusif untuk perkembangbiakan
berbagai jenis ikan air tawar yang terdapat di rawa, danau, atau sungai. Di
antara jenis ikan air tawar tersebut adalah belut, jenis lele, ikan mas, ikan
mujair, nilem atau sepat, ikan gabus.
6. Region fauna Australia
Kawasan fauna Australia ini meliputi Benua Australia, Tasmania,
dan Pulau Papua. Selandia Baru tidak termasuk kawasan ini melainkan
berdiri sendiri membentuk kawasan khusus, dimana Selandia Baru tidak
memiliki hubungan daratan dengan kawasan manapun.Dilihat dari sisi
9

iklim, kawasan ini dibagi menjadi tiga wilayah iklim. Pertama, iklim
tropis yang diselimuti hutan hujan tropis untuk kawasan Australia bagian
utara dengan Pulau Papua. Kedua, iklim arid gurun sehingga banyak
ditemukan bentukan gurun untuk Australia bagian tengah. Ketiga, iklim
sedang untuk Australia bagian selatan. Di kawasan fauna Australia ini
terdapat sembilan famili mamalia dan delapan diantaranya termasuk jenis
yang unik, yaitu kanguru, platypus, kuskus, sejenis bajing yang bisa
terbang, beruang pohon yang berkantong.
Australia kaya akan berbagai jenis burung yang berwarna-warni,
seperti spesies kakatua, merpati, betet, cendrawasih, kasuari. Sedangkan
beberapa jenis famili reptil yang tersebar di kawasan ini adalah kadal, ular
piton, ular harimau penyengat, buaya. Kawasan ini miskin jenis ikan air
tawar. Salah satu jenis hewan lintah tapi berbentuk belut yang bersisik
disebut neoceratodus.

E. Mengenal 6 Daerah Penyebaran hewan


Secara garis besar penyebaran hewan-hewan di 6 daerah zoografi adalah
sebagai berikut :
1. Australian
Wilayah ini meliputi : Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulaupulau lain di sekitarnya.
Contoh hewan

: Kanguru,

trenggiling, koala, kasuari, burung

cendrawasih, kiwi, kura-kura, kucing, buaya, ikan


paru-paru.
2. Oriental

10

Wilayah ini meliputi : Filipina, Kep. Formosa, Ceylon, dan Benua Asia
berikut kepulauan-kepulauannya yang dekat seperti
Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.
Contoh hewan

: Gajah, orangutan, harimau, kera, badak, burung


merak, siamang, gibon, unggas hutan.

3. Wilayah Ethiopia
Meliputi wilayah

: Afrika sebelah selatan Gunung Sahara, Madagasar,


Arab bagian selatan.

Hewan khas

: Gorilla, simpanse, badak Afrika, zebra, jerapah,


kucing, anjing, antelope, unta, ayam mutiara, singa,
kuda nil.

4. Wilayah Neartik
Meliputi wilayah

: Amerika Utara, seluruh daerah Greenland.

Hewan khas

: Bison, caribou, kalkun, musk-ox, salamander,


mockingbird, tikus air, anjing prairi.

5. Wilayah Neotropik
Meliputi wilayah

: Amerika bagian tengah dan selatan, dataran rendah


Meksiko, dan Hindia Barat.

Hewan khas

: Tapir, burung kolibri, kelelawar penghisap darah,


orangutan, kuda, sejenis babi.

6. Wilayah Paleartik
Meliputi wilayah

: Peg.

Himalaya,

Afghanistan,

Persia,

Afrika,

Inggris, dan Jepang.

11

Hewan khas

: Bison, landak, babi hutan, sapi, domba, rusa kecil,


keledai, burung rabin, dan sejenis burung magpie.

F. Persebaran Hewan Di Indonesia


Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya diantara Benua Asia
(Oriental) dan Benua Australia (Australian). Antara kedua daerah persebaran
hewan itu dipisahkan oleh garis Wallace yaitu garis yang memisahkan wilayah
Oriental (Sumatra, Jawa, Kalimantan) dengan wilayah Australian (Sulawesi,
Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Timur).
Untuk itu daerah persebaran hewan di Indonesia menurut garis Wallace
dibagi menjadi 2 daerah, yaitu :
1. Daerah Bagian Timur
Meliputi

: Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, termasuk Papua


Nugini, dan Kepulauan Aru.

Hewan khas : Kasuari, burung nuri, cendrawasih, parkit, kanguru,


wallabi, komodo, anoa, babi rusa.
Bagian timur indonesia ditempati fauna tipe Australia yang terdiri
atas burung - burung dengan warna menyolok misalnya Kasuari, burung
nuri, parkit, cendrawasih, dan merpati berjambul, beberapa jenis hewan
berkantung misalnya kanguru, wallabi, dan kanguru pohon.
dibagian tengah , seperti sulawesi terdapat hewan yang khas yaitu
anoa,dan dipulau komodo terdapat komodo (biawak besar). Zona peralihan
antara Oriental dn Australian bagian kepulauan indonesia ini merupakan
daerah peralihan antara kawasan Australian dan Oriental. Daerah yang
merupakan tempat peralihan yang mecolok adalah sulawesi.

12

2. Daerah Bagian Barat


Habitat spesies fauna Indonesia bagian barat umumnya berada di
hutan-hutan yang lebat dengan pohon-pohon yang besar. Hal ini tentu saja
mempengaruhi ukuran tubuh spesies fauna di kawasan ini yang besar dan
bervariasi.
Meliputi

: Sumatra, Dataran Sunda, Kalimantan, Jawa, dan Bali.

Hewan khas : Badak bercula satu, monyet, sapi, gajah, kera, macan
tutul, burung

pita bergaris.

a.Sumatra memiliki hewan - hewan yang khas, seperti: gajah, tapir,


badak bercula dua, harimau, siamang, dan orang utan.
b.

Jawa memiliki badak bercula satu, harimau dan banteng.

c.Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang utan, kera
berhidung panjang, dan beruang madu.
Selain garis Wallace, di Kepulauan Indonesia terdapat garis pembagi
lain yang membujur dari arah utara ke selatan yaitu garis Webber, yang
meliputi Teluk Aru sampai Kepulauan Maluku. Menurut Webber, Sulawesi
merupakan daerah peralihan yang dihuni oleh hewan-hewan yang
memiliki sifat peralihan, misalnya babi rusa, anoa, maleo, dan tarsius
spectrum.

13

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi
berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali
penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan
topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi
pengendali penyebaran organisme.
Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk
kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang
berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di
Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan
Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di
belahan bumi.
Persebaran hewan dibagi menjadi 6 kawasan utama. Enam kawasan
tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan
Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Kekhasan ini
disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna
yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para
pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah
biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan benua. Antara daerah
yang satu dengan daerah yang lainnya dipisahkan oleh suatu sawar atau
rintangan.

13

14

DAFTAR PUSTAKA

Niko, T., 1986, Perilaku Binatang, Jakarta, Pustaka Alam

Odum,E.P., 1994, Dasar-Dasar Ekologi (Terjemahan), Jogjakarta, Gadjah Mada


University Press

Sugiyono,H., 2007, Materi Kuliah Ekologi Hewan, Surakarta, Karya Mandiri

Sutjipto., 1993, Dasar-Dasar Ekologi Hewan, Jogjakarta, Direktorat Pendidikan


Tinggi

Tarumingkeng,R.C., 1994, Dinamika Populasi Kajian Ekologi Kuantitatif,


Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

15

Anda mungkin juga menyukai