Anda di halaman 1dari 4

KONTRIBUSI PADANG LAMUN DALAM PRODUKTIVITAS

EKOSISTEM PESISIR, DAN KETERKAITAN FUNGSIONALNYA


Oleh Yar Johan

"Ekosistem Padang Lamun kadang-


kadang membentuk suatu komunitas
yang merupakan habitat bagi berbagai
jenis hewan laut. Komunitas lamun ini
juga dapat memperlambat gerakan air,
bahkan ada jenis lamun yang dapat
dikonsumsi bagi penduduk sekitar
pantai. Keberadaan ekosistem padang
lamun masih belum banyak dikenal baik
pada kalangan akademisi maupun
masyarakat umum, jika dibandingkan
ekosistem terumbu karang dan ekosistem
mangrove"
Padang lamun merupakan habitat bagi beberapa organisme laut. Hewan yang hidup pada padang lamun ada
berbagai penghuni tetap ada pula yang bersifat sebagai pengunjung. Hewan yang datang sebagai pengunjung
biasanya untuk memijah atau mengasuh anaknya seperti ikan. Selain itu, ada pula hewan yang datang mencari
makan seperti sapi laut (dugong-dugong) dan penyu (turtle) yang makan lamun Syriungodium
isoetifolium danThalassia hemprichii.

Di daerah padang lamun, organisme melimpah, karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan
persembunyian dari predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan baik
daunnya mapupun epifit atau detritus. Jenis-jenis polichaeta dan hewanhewan nekton juga banyak didapatkan
pada padang lamun. Lamun juga merupakan komunitas yang sangat produktif sehingga jenis-jenis ikan dan
fauna invertebrata melimpah di perairan ini. Lamun juga memproduksi sejumlah besar bahan bahan organik
sebagai substrat untuk algae, epifit, mikroflora dan fauna.

Pada padang lamun ini hidup berbagai macam spesies hewan, yang berassosiasi dengan padang lamun. Di
perairan Pabama dilaporkan 96 spesies hewan yang berassosiasi dengan beberapa jenis ikan. Di Teluk Ambon
di temukan 48 famili dan 108 jenis ikan. Di Teluk Ambon ditemuklan 48 famili dan 108 jenis ikan adalah sebagai
penghuni lamun, sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan 78 jenis ikan yang
berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan penyu serta banyak hewan invertebrata yang
berassosiasi dengan padang lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus, teripang,
bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus doratum) yang ditemukan di Florida selatan
(Nybakken 1988).

Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang lamun akan tersembul keluar dari
air terutama bila komponen utamanya adalah Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan mencari
makann di padang lamun ini (Nontji, 1987). Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu
ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting
dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, menurut hasil penelitian diketahui
bahwa peranan kontribusi padang lamun dalam produktivitas ekosistem pesisir sebagai berikut:
1. Sebagai produsen primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di
laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).

2. Sebagai habitat biota


Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga).
Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang pengembalaan dan
makan dari berbagai jenis ikan herbivora dan ikanikan karang (coral fishes) (Kikuchi dan Peres 1977).

3. Sebagai penangkap sedimen


Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di
sekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen,
sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai
penangkap sedimen dapat mencegah erosi.
4. Sebagai pendaur zat hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran barbagai zat hara dan lemen-elemen yang langka di
lingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.

Sedangkan menurut Philips dan Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang
produktif. ekosistem padang lamun mempunyai fungsi antara lain: 1). Menstabilkan dan menahan sedimen
sedimen yang dibawa melalui I tekanan-tekanan dari arus dan gelombang, 2). Daun-daun memperlambat dan
mengurangi arus dan gelombang serta mengembangkan sedimentasi, 3). Memberikan perlindungan terhadap
hewanhewan muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun, 4). Daundaun sangat membantu
organisme-organisme epifit, 5). Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi, dan 6). Menfiksasi
karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan.
Selanjutnya dikatakan Philips dan Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat baik secara tradisional maupuin secara modern. Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan
untuk 1). Digunakan untuk kompos dan pupuk, 2). Cerutu dan mainan anak-anak, 3). Dianyam menjadi
keranjang, 4). Tumpukan untuk pematang, 5). Mengisi kasur, 6). Ada yang dimakan, 7). Dibuat jaring ikan

Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk: 1). Penyaring limbah, 2). Stabilizator pantai, 3). Bahan
untuk pabrik kertas, 4). Makanan, 5). Obat-obatan, dan 6) Sumber bahan kimia.

Sedangkan menurut Bengen dan Retraubun (2006), bahwa fungsi padang lamun secara ekologis, yaitu :
Produsen detritus dan zat hara, mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem
perakaran yang padat dan saling menyilang, sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini, Sebagai
tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari. Sedangkan Padang lamun
dapat dimanfaatkan sebagai berikut : Tempat kegiatan marikultur berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan
tiram, tempat rekreasi atau pariwisata dan sumber pupuk hijau.
Ekosistem Padang lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan penting
dalam kehidupan berbagai biota laut serta merupakan salah satu ekosistem bahari yang paling produktif.
Ekosistem lamun di daerah tropis dikenal tinggi produktivitasnya terutama dalam pore water dan sedimen. Luas
padang lamun yang terdapat di perairan Indonesia mencapai sekitar 30.000 km2 (Kiswara dan Winardi, 1994).
Jika dilihat dari pola zonasi lamun secara horisontal, maka dapat dikatakan
ekosistem lamun terletak di antara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem
mangrove dan ekosistem terumbu karang (Gambar 1). Dengan letak yang
berdekatan dengan dua ekosistem pantai tropik tersebut, ekosistem lamun tidak
terisolasi atau berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut.

Ekosistem Padang Lamun kadang-kadang membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi berbagai
jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang
dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak
dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain
seperti ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan
pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya. Ekosistem padamg lamun
memiliki atribut ekologi yang penting yang berhubungan dengan sifat fisika, kimia dan proses biologi antar
ekosistem di wilayah pesisir terutama fungsionalnya terhadap ekosistem mangrove dan proses keterkaitan ke
tiga ekosistem ini dijelaskan pada Gambar 1.

Model interaksi tiga ekosistem utama di wilayah pesisir yaitu: ekosistem padang lamun, mangrove dan terumbu
karang (Bengen 2001)

Adanya interaksi yang timbal balik dan saling mendukung, maka secara ekologis lamun mempunyai peran yang
cukup besar bagi ekosistem pesisir. Adapun peran lamun tersebut (Nienhuis et al., 1989; Hutomo dan Azkab,
1987; Zulkifli, 2000) adalah sebagai berikut: (1) produsen primer, dimana lamun memfiksasi sejumlah karbon
organik dan sebagian besar memasuki rantai makanan di laut, baik melalui pemangsaan langsung oleh
herbivora maupun melalui dekomposisi serasah; (2) sebagai habitat biota, lamun memberi perlindungan dan
tempat penempelan hewan dan tumbuh-tumbuhan; (3) sebagai penangkap sedimen, lamun yang lebat
memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan ombak; (4) sebagai pendaur zat hara; dan (5)
sebagai makanan dan kebutuhan lain, seperti bahan baku pembuatan kertas. Sedangkan dalam Fortes (1990),
peran lamun bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung, dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) peran
tradisional, seperti sebagai bahan tenunan keranjang, kompos untuk pupuk; (2) peran kontemporer, seperti
penyaring air buangan; pembuatan kertas.

Meskipun berbagai manfaat dapat kita ambil dari lamun, namun padang lamun hidup di lingkungan yang rawan
(stressed ecosystem) yang dikarenakan antara lain: (1) pengaruh pasang surut yang dapat menyebabkan
tereksposenya lamun; dan (2) arus run off dari daratan dan hempasan gelombang laut dapat menyebabkan
pengendapan sedimen yang berlebihan dan erosi/abrasi. Namun ancaman terbesar berasal dari aktivitas
manusia adalah: (1) limbah industri dan lahan pertanian yang dibawa oleh aliran sungai; (2) jalur pelayaran,
dimana propellerkapal motor dapat merusak daun-daun lamun; (3) penambangan pasir, baik di sungai maupun
di laut; dan (4) pemakaian alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan. Ancaman akibat aktivitas manusia,
sering tidak hanya mengganggu fungsi ekologis padang lamun, tetapi juga menghilangkan ekosistem padang
lamun, sehingga mengakibatkan hilangnya keanekaragaman plasma nutfah.

RUJUKAN

Bengen, D. G. 2011. Struktur dan Dinamika Ekosistem Pesisir Dan Laut . Bahan Kuliah Evaluasi Ekosistem Pesisir dan
Lautan Sekolah Pascasarjana SPL S3 IPB.
Bengen, D. G dan Retraubun, A.S.W. 2011. Menguak Realitas dan Urgensi Pengelolaan Berbasis Eko-Sosio Sistem
Pulau-pulau Kecil.
Fortes, M. D. 1990. Seagrass: A Resources Unknown in the ASEAN Region. ICLARM Education Series 2, ICLARM,
Manila, Phillipines.
Hutomo, M. dan M. H. Azkab. 1987. Peranan Lamun di Lingkungan Laut Dangkal. Oseana, XII(1): 13-23.
Kiswara, W., dan Winardi. 1994. Keanekaragaman dan Sebaran Lamun di Teluk Kuta dan Teluk Gerupuk Lombok
Selatan. Dalam: W. Kiswara, M..K. Moosa dan M. Hutomo (Eds.), Struktur Komunitas Biologi Padang Lamun di
Pantai Selatan Lombok dan Kondisi Lingkungannya. Puslitbang Oseanologi-LIPI, Jakarta. hal. 15-33.
Kikuchi,T. anfd J.M. Peres. 1977. Consumer ecology of seagraa beds. dalam: Azkab,M.H. 1999. Pedoman Invetarisasi
Lamun. Oseana 1: 1-16.
Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.
Philips,C.R. and E.G. Menez. 1988. Seagrass. Smith Sonian. Institutions Press. WashingtonD.C.
Nienhuis, P. H., J. Coosen and W. Kiswara. 1989. Community Structure and Biomass Distribution of Seagrass and
Macrofauna in the Flores Sea, Indonesia. Netherlands Journal of Sea Research, 23(2): 197-214.
ZULKIFLI. 2000. SEBARAN SPASIAL KOMUNITAS PERIFITON DAN ASOSIASINYA DENGAN LAMUN DI
PERAIRAN TELUK PANDAN LAMPUNG SELATAN. TESIS. PROGRAM PASCASARJANA
IPB. BOGOR.

Anda mungkin juga menyukai