Anda di halaman 1dari 17

PENGENALAN JENIS - JENIS PLANKTON

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rizka Wahyu S
Endang Lestari
Lutfi Mukholifah
Novia Puspitaningsih
Ahmad Kharisul Umam
Lathifah

B0A013007
B0A013020
B0A013023
B0A013031
B0A013034
B0A013042

Kelompok V

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK BUDIDAYA PAKAN ALAMI


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III PENGOLAHAN SUMBERDAYA
PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2014

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plankton adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya
mengembara kemudian plankton dipergunakan untuk mendefinisikan semua
organisme air yang geraknya lebih dipengaruhi oleh pergerakan air daripada
kemampuan berenangnya (Soegianto. 2004). Kemampuan berenang organisme
planktonik demikian lemah sehingga pergerakannya sangat dipengaruhi oleh
pergerakan air (Nybakken, 1982).
Plankton dibagi menjadi 2 yaitu fitoplankton yang merupakan organisme
plankton yang bersifat tumbuhan dan zooplankton yang merupakan organisme
plankton bersifat hewan (Barus, 2004).
Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai
produsen

utama

di

perairan

adalah fitoplankton,

sedangkan

organisme

konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting, dan sebagainya.


Menurut

Djarijah

(1995),

produsen

adalah

organisme

yang

memilikikemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber


energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah
organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme
lain. Plankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat
penting terutama dalam rantai makanan dilaut, karena plankton merupakan
produsen utama yang memberikan sumbangan terbesar pada produksi primer
total suatu perairan.Peranan penting plankton bagi produktivitas primer
perairan,

karena plankton

dapat

melakukan

proses fotosintesis

yang

menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan oksigen


bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi.
Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan
berdasarkan fluktuasi populasi plankton sendiri dipengaruhi tingkatan trofik
perairan tersebut. Fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi terutama
oleh perubahan berbagai faktor ligkungan, slah satu factor yang dapat
mempengaruhi populasi planktonadalah ketersediaan nutrisi disuatu perairan.

Unsure nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam satu perairan
akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan
menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas suatu
perairan (Uun, 2006). Plankton mempunyai massa aktif yang mirip dengan
organisme tingkat tinggi, dimana untuk fitoplankton akan terdapat dalam jumlah
besar pada siang hari dan zooplankton pada mlam hari (Fajri, 2013).

1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengenal beberapa jenis plankton yang dapat digunakan
sebagai pakan alami ikan yang terdapat dikolam budidaya, sawah dan sungai.

II. MATERI DAN CARA KERJA


2.1 Materi
Alat yang digunakan dalam acara praktikum teknik budidaya pakan alami
adalah ember volume 10l, planktonet, tali pastik / rafia, botol Sampel, mikroskop,
buku identifikasi,tissue, tabung ukur, kertas alumunium foil,caver dan object
glass.
Bahan yang digunakan dalam acara praktikum budidaya pakan alami
adalah air sungai/ air kolam budidaya / air sawah dan fitoplankton.

2.2 Cara Kerja


a. Disipakan ember 10l dan planktonet.
b. Diambil air sebanyak 100 l ( 10 X pengambilan), tiap pengambilan
dilakukan penyaringan air menggunakan planktonet.
c. Air yang terambil dalam botol tampung di planktonet dituang kedalam
botol sampel.
d. Diambil air dalam botol sampele dengan menggunakan pipet, diteteskan
pada object glass.
e. Diamati jenis jenis plankton yang terdapat

dalam botol sampel

menggunakan mikroskop .
f. Dicocokkan bentuk dan warna plankton yang terlihat dengan buku
identitas.
g. Dimasukan ke dalam tabung ukur masing-masing 1 spesimen ke media
zahrock maupun Conway ditutup dengan kertas alumuniun foil.
h. Di isolasi.
i. Ditulis semua nama plankton yang terlihat dalam lembar kerja.

III.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Tabel 3.1 identifikasi jenis jenis plankton
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kelas
Chlorophyceae
Chlorophyceae
Chlorophyceae
Cyanobacteria
Chlorophycae
Chlorophyceae
Chlorophyceae

Hulea
Zgynemophyceae
Bacillariophyceae

Genera
Pediastrum
Chlorococcum
Closterium
Plectonema
Golenkina
Coelastrum
Coelastrum
Arcella
Penium
Gomphonema

Spesies
Pediastrum sp.
Chlorococcum sp.
Closterium sp.
Plectonema sp.
Golenkinia sp.
Coelastrum sp.
Coelastrum microporum
Arcella discoides
Penium spirostriolatum
Gomphonema sp.

Gambar 1. Pediastrum sp.

Gambar 2. Chlorococcum sp.

Gambar 3. Closterium sp.

Gambar 4. Plectonema sp.

Gambar 5. Golenkinia sp.

Gambar 6. Coelastrum sp.

Gambar 7. Coelastrum microporum

Gambar 8. Arcella discoides

Gambar 9. Penium spirostriolatum

Gambar 10. Gomphonema sp.

3.2 Pembahasan
Fitoplankton adalah sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof,
mempunyai klorofil dan pigmen lainnya di dalam selnya dan mampu untuk
menyerap energi radiasi dan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Biota tersebut
mampu mensintesis bahan-bahan anorganik untuk dirubah menjadi bahan organik
(yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong, 1989).
Seluruh plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian
berwarna hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil
a sampai klorofil d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae
berdasarkan kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari
beberapa pigmen (Sachlan, 1982).
Dalam perairan laut fitoplankton merupakan produsen primer (produsen utama
dan pertama) sehingga keberadaan fitoplankton dalam perairan mutlak adanya.
Pendapat ini dikuatkan oleh Sachlan (1982) bahwa fitoplankton merupakan
organisme berklorofil yang pertama ada di dunia dan merupakan sumber makanan
bagi zooplankton sebagai konsumen primer, maupun organisme aquatik lainnya,
sehingga populasi zooplankton maupun populasi konsumer dengan tingkat tropik
yang lebih tinggi secara umum mengikuti dinamika populasi fitoplankton.
Fitoplankton adalah tumbu-tumbuhan air yang mempunyai ukuran sangat kecil
dan hidup melayang dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan sangat penting
dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peran tumbuh-tumbuhan hijau
yang lebih tinggi tingkatannya di ekosistem daratan. Fitoplankton adalah produsen
utama (Primary producer) zat-zat organik dalam ekosistem perairan. Seperti
tumbuh-tumbuhan hijau yang lain, fitoplankton membuat ikatan-ikatan organik
kompleks dari bahan organik sederhana melalui proses fotosintesa (Hutabarat dan
Evans, 1986).
Daerah pesisir merupakan ekosistem yang paling produktif di dunia,
dicontohkan oleh fakta bahwa habitat pesisir menyediakan makan dan reproduksi
tanah sekitar 90% dari laut fitoplankton tangkapan ikan dunia adalah salah satu
komponen biologis awal dari mana energi yang ditransfer ke organisme yang
lebih tinggi melalui makanan rantai fitoplankton kelimpahan dan komposisi dalam

suatu ekosistem perairan diatur oleh berbagai faktor abiotik atau fisikokimia
seperti pH, cahaya, suhu, salinitas, kekeruhan dan nutrisi (Panda, 2012).
Selain itu, pentingnya peranan mereka sebagai produsen utama dalam jaring
makanan dan berikutnya keseimbangan ekologis, fitoplankton merupakan
indikator yang berguna dari kualitas air. Komunitas fitoplankton laut biasanya
terdiri dari beberapa kelompok taksonomi dan berkontribusi terhadap produksi
primer dan interaksi antara tingkat trofik. Populasi fitoplankton merupakan
kekayaan hayati dari badan air, yang merupakan link penting dalam rantai
makanan (Panda, 2012).
Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan hewan, tumbuhan
ataupun hal lainnya. Bergantung pada tujuannya, umumnya analisis plankton yang
mudah dilakukan adalah pengukuran biomassa (berat kering, berat basa, atau
volume plankton) dan pencacahan plankter. Masing-masing cara tersebut
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pengukuran biomassa bertujuan untuk
mengetahui banyaknya plankton secara kuantitatif tanpa mengidentifikasi. Ini
merupakan cara yang praktis dan sederhana namun kurang teliti karena sering
terbawa materi lain di luar plankton.
Pengukuran volume plankton kurang memberikan informasi yang tepat, oleh
karena rongga antara plankton sering ikut terukur. Pencacahan plankton dengan
cara menghitung jumlah plankter per satuan volume akan merupakan informasi
yang lebih teliti, karena dapat memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai
kepadatan plankton di suatu tempat. Kepadatan plankton dapat digunakan untuk
mengetahui penyebaran atau distribusi plankton dalam suatu area. Perlu
ditekankan di sini bahwa setiap organisme berukuran besar yang secara nyata
bukan merupakan bagian dari plankton harus disingkirkan sebelum pengukuran
apapun dilakukan (Wardhana, 1997).
Pengambilan sempel air dilakukan di Balai Benih Ikan Tambaksogra, tepatnya
pada kolam pembenihan, pengambilan sempel dilakukan pada hari Senin, 3
November 2014 pukul 10.00 WIB. Secara fisik peraiaran pada kolam pembenihan
terlihat hijau dengan sumber cahaya yang masuk kedalam air dan adanya saluran
pemasukan dan pengeluaran air. Ikan yang terdapat pada kolam pembenihan ini
terdapat berbagai jenis ikan antara lain ikan nila, ikan bawal, ikan mas, dan ikan

gurame. Plankton yang didapat pada perairan tersebut adalah jenis fitoplanton.
Jenis-jenis fitoplankton yang didapat adalah Pediastrum sp., Chlorococcum sp.,
Closterium sp., Plectonema sp., Golenkinia sp., Coelastrum sp., Coelastrum
microporum, Arcella discoides, Penium spirostriolatum, Gomphonema sp.
Klasifikasi Pediastrum sp. :
Division

Chlorophyta

Class

Chlorophyceae

Ordo

Chlorococcales

Famili

Hidrodictyaceae

Genus

Pediastrum

Species

Pediastrum sp.

Ciri-ciri sel dan koloni tanpa selabung gelatin yang mencolok, sel membentuk
seperti piring datar melingkar, sel tubuh dalam bentuk poligonal, dengan tanduk
menyerupai tonjolan.
Klasifikasi Chlorococcum sp. :
Domain

Eukaryota

Kerajaan

Plantae

Divisi

Chlorophyta

Kelas

Chlorophyceae

Ordo

Chlorococcales

Famili

Chlorococcaceae

Genus

Chlorococcum

Spesies

Chlorococcum sp.

Chlorococcum sp. adalah ganggang hijau bersel tunggal yang hidup di air tawar,
berkembangbiak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan Chlorococcum
secara vegetatif adalah dengan membentuk zoospora. Tiap sel Chlorococcum
dewasa yang tidak berflagel, inti dan plasmanya dapat membelah dan
menghasilkan delapan sampai dengan enam belas zoospora. Tiap zoospora
berflagel sepasang. Perkembangbiakannya secara generatif terjadi dengan
konjugasi zoospora. Hasil konjugasi berupa zigospora. Setelah zigospora masak,
dindingnya akan pecah dan menghasilkan beberapa zoospora. Selanjutnya, setiap

zoospora akan menanggalkan flagelumnya dan tumbuh menjadi individu dewasa


(Meneghini, 1842).
Klasifikasi Closterium sp. :
Kingdom : Plantae
Divisi
: Charophyta
Class
: Zygnemophyceae
Ordo
: Desmidiales
Family : Closteriaceae
Genus
: Closterium
Speseies : Closterium sp.
Bentuknya mirip seperti sabit memanjang, melengkung dan meruncing di bagian
ujungnya, memiliki kloroplast sehingga dapat berfotosintesis, memiliki banyak
vakuola di bagian ujung. Reproduksi dengan aseksual yaitu dengan pembelahan
biner, sedangkan dengan seksual yaitu dengan konjungasi untuk membentuk
sebuah hypnozyngote, habitat Closterium sp yaitu pada daerah-daerah
perairan.Sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan produsen
primer

yaitu

dapat

sebagai

penghasil

oksigen

dan

zat

organik

(Tjitrosoepomo,1989).
Klasifikasi Plectonema sp. :
Domain

Bakteri

Phylum

Cyanobacteria

Kelas

Cyanobacteria

Order

Oscillatoriales

Family

Oscillatoriaceae

Genus

Plectonema

Spesies

Plectonema sp.

Plectonema palsu bercabang, biasanya biru-hijau, einzellreihige benang dengan


diameter 0,7-22 mikron. Silinder mereka sel mengandung, seperti itu dari semua
bakteri, baik inti maupun plastida . Setiap thread di selubung agar-agar tipis.
Plectonema palsu bercabang terjadi pertumbuhan kabisat, sedangkan lingkaran
terbentuk dalam thread, meledak dari selubung agar-agar, biasanya setelah
kematian sel. Cabang-cabang lateral yang dihasilkan masing-masing selubung
agar-agar bentuk baru.
Klasifikasi Golenkinia sp. :
Domain

Eukaryota

Kingdom

Plantae

Division

Chlorophyta

Class

Chlorophycae

Order

Chlorococcales

Family

Micractiniaceae

Genus

Golenkinia sp.

Golenkinia sp. merupakan alga hijau uniseluler (R. Chodat, 1894).


Klasifikasi Coelastrum sp. :
Kingdom

Plantae

Devisio

Chlorophyta

Classis

Chlorophyceae

Ordo

Chlorococcales

Familia

Coelastraceae

Genus

Coelastrum

Spesies

Coelastrum sp.

Merupakan tumbuhan talus,dengan 1 inti yang mengandung kloroplas dengan


membentuk koloni,hidup di perairan tawar ,tembok dan kulit pohon yang
lembab,bersifat autotrof dan ada pula yang bersimbiosis dengan organisme
lain,pekembangbiakan dengan vegetatif membentuk zoospore sedangkan generatif
dengan isogami.
Klasifikasi Coelastrum microporum :
Kingdom

Plantae

Phylum

Chlorophyta

Class

Chlorophyceae

Order

Sphaeropleales

Family

Scenedesmaceae

Genus

Coelastrum

Species

Coelastrum microporum

Struktur halus dari Coelastrum microporum dijelaskan berkaitan dengan


organisasi sitologi nya. Dinding sel organisme ini double layered. Lapisan dinding
ini banyak proyeksi pendek, disebut "papila," yang bersama-sama dengan bahan
agar-agar tertentu muncul untuk mengikat sel-sel coenobium bersama Inti

membelah sebuah sel vegetatif menunjukkan disposisi perifer dan berisi satu
berlokasi nucleolus Ribosom yang umumnya terkait dengan membran luar
selubung nukleus (Olenina, 2006).
Klasifikasi Arcella sp. :
Kingdom : Protista
Phylum

: Protozoa

Kelas

: Hulea

Ordo

: Arcellenida

Family

: Arcellideae

Genus

: Arcella

Spesies

: Arcella sp

Acrella memiliki ciri kerangka luar dan berada diperairan tawar


Klasifikasi Penium spirostriolatum :
Divisi

Chlorophyta

Kelas

Chlorophyceae

Bangsa

Zygnematales

Suku

Desmidiaceae

Marga

Penium

Jenis

Penium spirostriolatum

Ciri-ciri Bentuknya seperti pita. Silinder Placoderm, ujung tumpul, unicell,


dinding Laterl dalam berbagai spesies adalah datar atau nodular. Habitat air tawar
di perairan tergenang.
Klasifikasi Gomphonema sp. :
Kingdom

Diatomea

Phylum

Bacillariophytina

Kelas

Bacillariophyceae

Ordo

Cymbellales

Famili

Gomphonemataceae

Genus

Gomphonema

Spesies

Gomphonema sp.

Ghomphonema sp., merupakan jenis diatom epilitik yang mampu hidup pada
kondisi lingkungan dengan UVR (ultraviolet radiation) tinggi. Keberadaan

Ghomphonema sp. juga mengindikasikan bahwa telah terjadi pencemaran sedang


pada perairan tersebut. Gomphonema angustatum adalah toleran dan mampu
hidup pada perairan yang tercemar sedang (Aprisanti, R., Mulyadi, A., Siregar,
SH., 2013).

IV. KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:


Mahasiswa dapat mengenal beberapa jenis plankton yang dapat digunakan
sebagai pakan alami ikan yang terdapat dikolam budidaya, sawah dan sungai.
Fitoplankton yang didapat yaitu Pediastrum sp., Chlorococcum sp., Closterium
sp., Plectonema sp., Golenkinia sp., Coelastrum sp., Coelastrum microporum,
Arcella discoides, Penium spirostriolatum, Gomphonema sp.

DAFTAR REFERENSI
Aprisanti, R., Mulyadi, A., dan Siregar, SH. 2013. Struktur Komunitas Diatom
Epilitik Perairan Sungai Senapelan Dan Sungai Sail, Kota Pekanbaru.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Asriyana Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan. Jakarta : Penerbit PT Bumi
Aksara. hlm 1-8.
Djarijah, A.S. 1995. Pakan Ikan Alami.
Fajri, Nur El dan Agustina. 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja
Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.
Pekanbaru.
Hutabarat & Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: UI.
Meneghini, G. (1842). Monographia Nostochinearum italicarum addito specimine
de Rivulariis. Memorie della Reale Accademia delle Scienze di Torino, ser.
2 5(Cl. Sc. Fis. e Mat): 1-143, pls I-XVII.
Newell G.E. and R.C. Newell. 1977. Marine Plankton. Edisi ke-5. London :
Hutchinson Educational.
Olenina, I.et all. 2006 Biovolumes and size-classes of phytoplankton in the Baltic
Sea HELCOM Balt.Sea Environ. Proc. No. 106, 144pp.
Panda Swati S., N.K Dhal, C.R Panda. 2012. Phytoplankton diversity in response
to abiotic factors along Orissa coast, Bay of Benga. International journal
of environmental sciences volume 2, no 3.

Romimohtarto Kasijan dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut. Jakarta : Penerbit
Djambatan. hlm 36-39
Tjitrosoepomo Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan Rendah, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Uun. 2006. Diktat Limnologi . UB. Malang.
Wardhana Wisnu. 1997. Teknik Sampling, Pengawetan dan Analisis Plankton.
[Jurnal] Jakarta : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Indonesia. 12 halaman

Anda mungkin juga menyukai