Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA

EKOLOGI
ANALISIS VEGETASI PLANKTON

Kelompok 5 :
Alfariza Roudhatul Firdaus (21030654040)
Silvia Amelia Malika (21030654041)
Shanti Hrdaye Shasi Kirana (21030654042)
Sahda Naura Rizkia (21030654044)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SAINS


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
A. Judul Penelitian
Adapun judul penelitian yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
“Kualitas Air”.

B. Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian pada praktikum kali ini yaitu :
1 Bagaimana identifikasi jenis-jenis plankton yang terdapat di sungai
tawangsari?
2 Bagaimana menghitung indeks keanekaragaman plankton yang terdapat di
sungai tawangsari?
3 Bagaimana menghitung indeks dominasi plankton yang terdapat di sungai
tawangsari?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari penelitian pada praktikum kali ini yaitu :
1 Untuk mengidentifikasi jenis-jenis plankton yang terdapat di Danau Unesa
2 Untuk menghitung indeks keanekaragaman plankton
3 Untuk menghitung indeks dominasi plankton

D. Kajian Teori
1. Plankton
Terdapat perbedaan fisik yang mendasar pada lingkungan hidup
daratan dengan perairan yang berakibat pada adanya perbedaan
organisasi komunitas yang menghuni kedua lingkungan hidup tersebut
(Margalef, 1967).
Perbedaan paling mencolok dan mudah diamati ialah kelompok
organisme dalam air yang sangat lemah daya renangnya sehingga hanyut
bebas atau melayang-layang. Kelompok organisme tersebut dinamakan
plankton yang bersifat nabati dan merupakan penyumbang fotosintesis
terbesar di dalam air. Organisme yang hidup di suatu perairan dapat
digolongkan menjadi produsen, konsumen, dan redusen. Produsen
contohnya fitoplankton, konsumen seperti zooplankton, dan redusen
adalah bakteri (Margalef, 1967).
Plankton berasal dari bahasa yunani yang berarti pengembara.
Organisme ini ukurannya bervariasi, dari ukuran bakteri dan tumbuhan
mikroskopis sampai hewan yang lebih besar seperti ubur-ubur. Karena
tidak mempunyai kemampuan renang atau terbatas, plankton umumnya
ditransportasikan melalui air arus dan pasang surut air laut. Plankton
dapat digunakan sebagai indikator kesehatan lingkungan dan perairan
karena kesensitifannya yang tinggi terhadap perubahan lingkungan dan
usia hidupnya pendek (Margalef, 1967).
Fitoplankton berguna sebagai indikator dari kondisi nutrisi tinggi
berdasarkan kemampuan mereka untuk berkembang biak pada kondisi
yang sesuai. Zooplankton berguna sebagai indikator dari masa depan
kesehatan ikan karena mereka adalah sumber makanan bagi organisme
pada tingkatan tropik yang lebih tinggi dan penyedia oksigen dalam
perairan (Munthe & Aryawati, 2012).
Holopankton adalah organisme yang menghabiskan seluruh siklus
hidupnya sebagian dari plankton (contoh: mayoritas alga, copepos, salps
dan ubur-ubur). Kebalikannnya meroplankton adalah organisme yang
hanya menjadi plankton dalam sebagian hidupnya (umumnya tahap
larva) dan akhirnya menjadi bentuk nekton/benthic. Contoh dari
meroplankton adalah termasuk larva sea urchin, bintang laut, udang,
cacing laut dan sebagian ikan (Shank & Walters, 1997).
Di dalam plankton terperangkap bagian terbesar energi matahari
yang kemudian berturut-turut dipindahkan pada komunitas-komunitas air
lainnya. Peranan plankton sebagai pengikat awal energi matahari
menjadikan plankton sebagai organisme yang penting bagi ekonomi
perairan (Margalef, 1967).

2. Kelompok Fungsional Plankton :


1) Fitoplankton
Dari bahasa Yunani phyton atau tumbuhan (alga autothrophic,
prokariotik ataupun eukariotik) yang tinggal dekat permukaan air
berkecukupan cahaya untuk mendukung fotosintesis. Fitoplankton
merupakan organisme plankton yang paling banyak jumlahnya.
Umumnya fitoplankton berukuran besar dan mudah ditangkap oleh
jaring plankton. Fitoplankton banyak sekali terdapat di permukaan
air karena perlu oksigen untuk fotosintesis. Fitoplankton adalah
produsen utama (juga disebut autrotrof). Sebagai dasar jaring-jaring
makanan perairan, mereka menggunakan klorofil untuk menyerap
energi (dari cahaya matahari), zat-zat kimia anorganik (seperti
nitrogen) dan menguraikan gas CO2 menjadi C6H12O6 (karbohidrat).
Fitoplankton terdiri dari berbagai alga yang tersusun dari bebarapa
divisi yaitu : Clorophyta, Cyanophyta, Rhodiphyta, Phaeophyta,
Chrysophyta dan Pyrrophyta (Munthe & Aryawati, 2012).
2) Zoopankton
Dari bahasa Yunanai zoon atau hewan (protozoa atau metazoa kecil)
yang memakan plankton lain. Beberapa telur dan larva dari hewan
yang lebih besar seperti ikan, udang-udangan dan anelida termasuk
didalamnya. Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat
hewan mikroskopik. Zooplankton sangat beranekaragam jenisnya,
terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa. Hanya satu golongan
zooplankton yang sangat penting bagi ekologis perairan yaitu
subkelas kopepoda yang mendominasi zooplankton di perairan.
Kopepoda merupakan herbivora primer dalam air. Dengan demikian
kopepoda berperan sebagai mata rantai yang amat penting antara
produksi primer (fitoplankton) dengan karnivora besar dan kecil.
Amphipod (hyperia macrocephald) Steinberg & Landry, (2017).
3) Bacterioplankton
Bakteria dan archaea yang mempunyai peranan penting dalam
memineralisasi kembali materi organic dalam air (banyak dari
fitoplankton juga merupakam bacterio plankton)

Keanekaragaman plankton dapat menggambarkan struktur


komunitas organisme suatu perairan. Keanekaragaman plankton
menunjukkan jumlah species atau kelimpahan spesies serta menunjukkan
keseimbangan komunitas. Keanekaragaman plankton akan berkurang bila
suatu komunitas di dominasi oleh satu atau sejumlah kecil species. Hal ini
dapat terjadi jika individu dari spesies tertentu digantikan oleh spesies
yang mampu berkembang biak cepat (Margalef, 1967).
Komunitas plankton terbagi dalam kelompok-kelompok besar yaitu
produsen, konsumen dan recycle. Pada kenyataannya bahkan tingkatan
trofik dari beberapa plankton dapat ditentukan. Contohnya walaupun
kebanyakan dinoflagellates adalah produsen yang mampu berfotosintesis
atau konsumen heterofik, kebanyakan spesies adalah mixotrofik
tergantung keadaan mereka (Margalef, 1967).

Kelompok Berdasarkan ukuran


Plankton umumnya juga dibagi berdasarkan ukuran. Biasanya
pembagian yang digunakan adalah :
a. Megaplankton 2 x 10-1 2 x 100 m (20 – 200 cm)
b. Meraplankton 2 x 10-2 2 x 10-1 m (2 – 20 cm)
c. Mesoplankton 2 x 10-4 2 x 10-2 m (0,2 mm – 2 cm)
d. Microplankton 2 x 10-5 2 x 10-4 m (20 – 200 µm)
e. Nanoplankton 2 x 10-6 2 x 10-5 m (2 – 20 µm)
f. Picoplankton 2 x 10-7 2 x 10-6 m(0,2 – 2 µm) umumnya
adalah bakteri
g. Fentoplankton <2 x 10-7 m (<0,2 µm) yaitu virus-virus perairan

Pada skala yang lebih besar, pembagian ini digunakan dengan


batas yang berbeda-beda. Keberadaan dan pentingnya nanoplankton atau
plankton lainnya yang lebih kecil baru saja ditemukan pada tahun 1980-an,
namun merekalah yang mempunyai porsi yang terbesar pada keseluruhan
jumlah dan keanekaragaman plankton.

3. Distribusi Plankton
Kelimpahan dan distribusi plankton sangat tergantung pada faktor-
faktor seperti konsentrasi nutrisi, kondisi fisik perairan dan kelimpahan
plankton yang lainnya. Populasi plankton seringkali mengalami perubahan
dalam komposisi jenis dan jumlahnya. Bila plankton berkembang menjadi
padat (blooming) akan menimbulkan berkurangnya oksigen terlarut atau
sebaliknya, apabila plankton terlalu sedikit akan mendorong tumbuhnya
air. Populasi dan komunitas plankton dalam komunitas perairan juga
dipengaruhi oleh faktor fisika, kimia, dan biologi, diantaranya suhu,
salinitas, dan ketersediaan bahan organik. (Adinugroho, 2014).
Plankton ditemukan semua samudra, danau dan laut di dunia.
Kelimpahan variasi plankton ada secara vertical, horizontal dan pada
semua musim. Sumber utama dari keanekaragaman ini adalah keberadaan
cahaya. Semua ekosistem plankton dikendalikan oleh adanya energi
matahari, dan hal ini membatasi produksi primer permukaan air dan juga
dikendalikan oleh daerah geografis dan udara dimana cahayanya
berlebihan. (Wibowo, 2000).
Penyebab keanekaragaman yang kedua adalah adanya nutrien.
Walaupun wilayah samudra tropik dan subtropik yang luas mempunyai
cahaya yang berlimpah, mereka juga mengalami produksi primer kecil
karena keberadaan nutrient seperti nitrat, phosphate dan silikat yang
sedikit. Hal ini disebabkan karena sirkulasi dan stratifikasi dari kedalaman
lautan. Pada daerah yang seperti itu, produksi primer biasanya ada pada
daerah yang lebih dalam walaupun ada pada tingkatan yang lebih rendah
(karena cahaya berkurang) (Margalef, 1967).
Walaupun sebagian besar plankton ditemukan di permukaan air,
sesungguhnya mereka ada di seluruh permukaan air. Pada kedalaman,
tidak terjadi produksi primer, zooplankton dan bakterioplankton
menggunakan materi organic yang tenggelam yang berasal dari air
permukaan atas. Material yang terus menerus tenggelam ini menjadi
semakin besar jika ada ledakan plankton. Disamping menunjukkan level
paling rendah pada rantai makanan yang sangat penting untuk perikanan,
ekosistem plankton mempunyai peranan dalam siklus biogeochemical dari
elemen-elemen penting. Hal penting lainnya adalah peranan mereka dalam
siklus karbon (Margalef, 1967).
Sebagaimana dikatakan, fitoplankton menguraikan karbon dari
permukaan air yang mendapatkan banyak cahaya melalui fotosintesis.
Melalui kumpulan zooplankton ini, karbon masuk dalam jaring-jaring
makanan plankton, dimana merespirasikannya untuk menghasilkan energi
metabolic ataupun menghimpunnya sebagai biomasa atau detritus. Sebagai
material organic yang hidup atau mati nampaknya ia lebih padat daripada
air laut. Dan pada ekosistem perairan terbuka yang jauh dari daratan akan
menyebabkan transport dari karbon dari permukaan air ke daerah dasar
laut. Proses ini dikenal dengan pompa biologi dan merupakan salah satu
alasan yang menyebabkan perairan memiliki kadar karbon paling besar
dalam daratan (Margalef, 1967).
Beberapa peneliti telah mengungkapkan bahwa kita dapat
meningkatkan pengambilan karbondioksida di lautan melalui kegiatan
manusia dengan meningkatkan produksi plankton melalui fertilisasi,
khususnya dengan mikronutrien ion-ion besi. Bagaimanapun tidak
diketahui apakah teknik ini dapat digunakan dalam skala besar. Produksi
plankton tergantung oleh banyak faktor tetapi faktor yang utama yaitu
ketersediaan hara organic untuk pertumbuhan fitoplankton. Elemen-
elemen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fitoplankton yaitu karbon,
fosfor, nitrogen, sulfur, kalium, natrium, kalsium, mangan, tembaga, seng,
boron, klorida dan juga oksigen. Indeks keanekaragaman plankton dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Lee & Fuhrman (1987):
S
H=∑ ¿ ln ¿ .......(1)
i=1 N N
(1 ¿Lee & Fuhrman (1987)
E. Alat dan bahan
Alat:
1. Jaring plankton nomor 25
2. Timba plastik volume 30 liter
3. Botol vial volume 15 ml
4. Pipet tetes
5. Mikroskop
6. Gelas benda dan gelas kaca
7. Buku Identifikasi Plankton
Bahan:
1. Sampel air
2. Formalin 4 %

F. Prosedur kerja
1. Menentukan lokasi perairan yang akan diambil sampel airnya.
2. Menyiapkan jaring plankton.
3. Mengisi timba plastik volume 30 liter dengan air sampai penuh. Menuang
air yang ada di dalam timba plastik pada jaring plankton. Mengulangi
sampai 5 timba penuh 150 liter.
4. Menyaring sampel air tersebut dengan jaring plankton.
5. Menuangkan air hasil saringan tersebut ke dalam botol vial.
6. Menetesi dengan larutan formalin 4 % sekitar 1 tetes dan menutupnya.
Menyiapkan uji untuk identifikasi plankton.
7. Selanjutnya sampai di laboratorium, mengidentifikasi plankton dengan
cara: Menutup dengan kaca benda dan meletakkan pada meja benda
mikroskop. Mengamati dengan mikroskop, melakukan pengamatan
sebanyak 5 kali. Kemudian hasil plankton dikalikan 3 karena volume botol
plankton 15 ml. mengidentifikasi plankton sampai menulis genus. Menulis
dalam tabel plankton.
8. Menghitung Indeks keanekaragaman plankton dengan menggunakan
rumus.
5
Ni Ni
Η=∑ ln
t=1 N N
H = indeks keanekaragaman plankton menurut Shannon-Weaver
Ni= jumlah individu genus ke i
N = jumlah total individu
Kisaran total indeks keanekaragaman plankton dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (modifikasi Wilhm dan Dorris (1986) dalam Masson
(1981):
 H > 2,3026 : keanekaragaman kecil dan kestabilan
komunitas rendah
 2,3026 <H> 6,9078 : keanekaragaman sedang dan kestabilan
komunitas sedang
 H<6,9078 : keanekaragaman tinggi dan kestabilan
komunitas tinggi
9. Menghitung Indeks dominasi plankton dengan rumus:
N .a
D= x 100 %
N
Keterangan:
D : Indeks dominasi
Ni : Jumlah individu genus ke i
N : Jumlah total individu
Apabila nilai D pada titik semakin mendekati 1 maka terdapat genus
yang mendominasi, dan jika nilai D pada tiap titik semakin mendekati
0 maka tidak ada genus yang mendominasi.

G. Alur

Air Sampel

Di ambil menggunakan wadah dengan volume 30 liter


sebanyak 5 kali

Disaring menggunakan jaring plankton

Dimasukkan ke dalam botol vial

Ditetesi formalin 4% sekitar 1 tetes

Di taruh kaca benda 1 tetes, diamati dengan mikroskop


sampai habis
Diidentifikasi

Keanekaragaman Plankton

H. Tabel Pengamatan
Tabel 1. Data hasil keanekaragaman Plankton (jenis plankton)
Tempat No. Nama Jenis Jumlah Gambar
spesies
Tepi
Tengah

Tabel 2. Data hasil keanekaragaman Plankton (jeniis plankton)


Tempat Jenis Nama spesies Jumlah
Tepi
Tengah

I. Daftar Pustaka
Adinugroho, M. I. (2014). Komposisi dan distribusi plankton di perairan
Teluk Semarang. Saintifika, 16(2).
Munthe, Y. V., & Aryawati, R. (2012). Struktur komunitas dan sebaran
fitoplankton di perairan sungsang Sumatera Selatan. Maspari Journal:
Marine Science Research, 4(1), 122-130.
Margalef, R. (1967). Some concepts relative to the organization of
plankton. Oceanography and Marine Biology: An Annual Review.
Lee, S., & Fuhrman, J. A. (1987). Relationships between biovolume and
biomass of naturally derived marine bacterioplankton. Applied and
environmental microbiology, 53(6), 1298-1303.
Shanks, A. L., & Walters, K. (1997). Holoplankton, meroplankton, and
meiofauna associated with marine snow. Marine Ecology Progress Series,
156, 75-86.
Sutadi, S., Sulistyowati, L., & Sriwiyono, E. (2021). Analisis Hubungan
Atribut Ekologi Lamun Dengan Kualitas Perairan Di Taman Nasional
Baluran Kabupaten Situbondo. Scientific Journal of Reflection:
Economic, Accounting, Management and Business, 4(2), 391-401.
Steinberg, D. K., & Landry, M. R. (2017). Zooplankton and the ocean carbon
cycle. Annual review of marine science, 9(1), 413-444.
Wibowo, H. (2000). Komunitas dan produktivitas primer Fotoplankton
Sungai Kali garang Banjir kanal Barat Semarang (Doctoral dissertation,
FMIPA UNDIP).

Anda mungkin juga menyukai