NIM : L011211048
KELAS : PLANKTONOLOGI A
KELOMPOK : 5 (LIMA)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plankton adalah jasad atau organisme yang hidup melayang dalam air, tidak
bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti pergerakan/arus air (hewan,
tumbuhan, archaea atau bakteri). Yang menempati zona pelagic samudra, laut
atau air tawar. Plankton ditentukan oleh niche ekologi mereka dari pada
taksonomi filogenetik atau klasifikasi. Mereka menyediakan sumber makanan
penting yang lebih besar, lebih dikenal organism aquatic seperti ikan dan cetacea.
Meskipun berukuran mikro dalam ukuran, plankton termasuk dalam berbagai
ukuran seperti ubur-ubur (Saprobik et al., 2015).
B. Fitoplankton
C. Zooplankton
Zooplankton sering disebut juga plankton hewan yang hidupnya mengapung atau
melayang di atas air. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan hewan perenang
aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada beberapa lapisan perairan,
tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan
kuatnya gerakan arus itu sendiri (Florensia, 2016)
Ukurannya berkisar 0,2–2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya
ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih dari satu meter yang mempunyai sifat
heterotrofik, yakni tidak dapat menghasilkan sendiri bahan organik makanannya,
sehingga kelangsungan hidupnya sangat bergantung kepada fitoplankton yang
menjadi bahan makanannya. Zooplankton sangat kaya akan jenis. ada hewan yang
seluruh daur hidupnya tetap sebagi plankton, disebut holoplakton (Florensia, 2016).
Adapula yang hanya sebagian dari daur hidupnya sebagai plankton. Kehidupan
sebagai plankton dijalaninya hanya pada tahap awal, sebagai telur atau larva
sedangkan bila telah dewasa hidup sebagai nekton (berenang bebas) atau bentos
(hidup di dasar laut). Plankton yang bersifat sementara ini disebut meroplankton.
Acapkali bentuk larva sebagai plankton sangat jauh bedanya dengan bentuk
dewasanya Diantara hewan-hewan yang bersifat planktonik di ekosistem estuari,
zooplankton merupakan kelompok yang paling melimpah jumlahnya. Zooplakton
memegang peranan penting dalam siklus rantai makanan di estuari karena
zooplankton menjadi salah satu perantara yang mengkonversi energi dari tumbuhan
menjadi energi pada hewan (Florensia, 2016).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Plankton
a. Suhu
suhu air di permukaan dapat dipengaruhi oleh kondisi meteorologi seperti
curah hujan, kelembapan udara, penguapan, suhu udara, kecepatan angina,
dan intensitas radiasi matahari. suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim,
sirkulasi udara, ketinggian dari permukaan, waktu dalam hari, sirkulasi udara,
penutupan awan, dan aliran serta kedalaman badan air. Suhu sangat berperan
dalam mengendalikan kondisi ekosistem perairan. Organisme akuatik memiliki
kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) untuk keberlangsungan
pertumbuhannya. suhu yang optimum untuk pertumbuhan fitoplankton di
perairan berkisar antara 20C - 30C (ambarwati, 2019).
Alga dari filum Chlorophyta tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 30C -
35C sedangkan Diatom tumbuh dengan baik pada suhu 20C - 30C.
Peningkatan suhu dalam suatu perairan dapat menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air yang selanjutnya
mengakibatkan konsumsi oksigen meningkat. Selain itu, peningkatan suhu
perairan sebesar 10C dapat menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi
oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2 - 3 kali lipat dari konsumsi oksigen
normal. Akan tetapi, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar
oksigen terlarut, sehingga keberadaan oksigen seringkali tidak mampu
memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan proses
metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya
peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. meningkatnya suhu
perairan akan diikuti dengan meningkatnya laju fotosintesis oleh fitoplankton.
Akan tetapi laju fotosintesis dapat menurun secara signifikan setelah suhu
perairan mencapai titik tertentu. Hal tersebut dikarenakan fitoplankton selalu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan (beradaptasi) terhadap kisaran suhu
tertentu. Suhu optimum untuk pertumbuhan fitoplankton pada perairan tropis
berkisar antara 25C - 32C. suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton pada
suatu perairan berkisar antara 20C - 30C (ambarwati, 2019).
b. Kecerahan
Nilai kecerahan air menunjukkan kedalaman perairan yang dapat ditembus
oleh cahaya matahari. Hal tersebut berkaitan dengan proses fotosintesis
fitoplankton dan migrasi harian zooplankton. Bagi fitoplankton intensitas cahaya
merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan proses
fotosintesis. Sementara zooplankton cenderung akan menjauhi lapisan perairan
yang dapat ditembus cahaya matahari dan akan naik ke lapisan perairan
dengan tingkat intensitas cahaya matahari yang rendah untuk mencari makan.
Oleh sebab itu, zooplankton banyak ditemukan di perairan pada malam hari.
Kecerahan air pada suatu perairan bergantung pada warna dan kekeruhan.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, yang ditentukna secara
visual dengan menggunakan alat secchi disk. Nilai kecerahan dinyatakan
dalam satuan meter. Nilai ini dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang yang
melakukan pengukuran. Untuk melakukan pengukuran kecerahan sebaiknya
dilakukan pada saat cuaca cerah. (ambarwati, 2019).
e. Salinitas
Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu
perairan. Garam tersebut merupakan berbagai ion yang terlarut dalam air
termasuk garam dapur/NaCl. Salinitas pada suatu perairan memiliki pengaruh
yang cukup besar terhadap distribusi plankton secara horizontal maupun
vertical, Plankton hidup dengan baik pada perairan yang memiliki nilai salinitas
antara 28 – 34 ppt. Distribusi salinitas di perairan dapat dipengaruhi oleh curah
hujan, pola sirkulasi air, penguapan, dan aliran sungai, perairan yang memiliki
tingkat curah hujan tinggi dapat menurunkan kadar salinitas di perairan.
Sedangkan perairan dengan kadar salinitas tinggi biasanya perairan tersebut
memiliki tingkat penguapan yang tinggi. Secara vertical, salinitas air laut akan
semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Selain itu, adanya
pergerakan massa air yang bersalinitas tinggi di lapisan dalam perairan
(upwelling) juga dapat meningkatkan kadar salinitas di permukaan perairan
(ambarwati, 2019).
f. Nitrat (NO)
Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di suatu perairan. Nitrat
merupakan sumber makanan utama (nutrient) bagi pertumbuhan fitoplankton
yang bersifat stabil. Konsentrasi nitrat di suatu perairan hampir tidak pernah
lebih dari 0.1 mg/L. Apabila konsentrasi nitrat (NO) di suatu perairan lebih dari
0.2 mg/l, maka dapat mengakibatkan eutrofikasi atau blooming algae pada
perairan tersebut. Di suatu peraian, konsentrasi nitrat (NO) dapat digunakan
untuk menilai tingkat kesuburan perairan (ambarwati, 2019).
g. Fosfat (PO)
Fosfor merupakan unsur esensial yang sangat penting bagi fitoplankton.
Bagi fitoplankton fosfor digunakan dalam hal pembentukan klorofil-a dan
transfer energi sel. Apabila dis uatu perairan konsentrasi nitrat kurang dari 0,02
mg/l maka dapat menghambat pertumbuhan fitoplankton. Oleh sebab itu, fosfor
dapat dikatakan sebagai salah satu faktor pembatas pertumbuhan fitoplankton.
Sumber fosfat di perairan secara alami berasal dari dari dekomposisi bahan
organik dan pelapukan batuan mineral. Selain itu, limbah industri dan domestik
dari kegiatan antropogenik yang masuk ke perairan laut banyak mengandung,
unsur hara fosfat berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton di suatu
perairan. Secara alami senyawa fosfat berasal dari proses-proses penguraian
atau dekomposisi dari bahan-bahan organik. Selain itu, fosfat juga banyak
terkandung dalam buangan limbah-limbah industri, pertanian, maupun
peternakan yang masuk ke perairan laut dan terurai oleh bakteri. Tingginya
konsentrasi fosfat di suatu perairan dapat menyebabkan terjadinya blooming
algae yang berdampak buruk bagi hewan-hewan di perairan. Selain itu,
perairan dengan konsentrasi fosfat yang tinggi juga dapat mengakibatkan
dominansi pada spesies fitoplankton tertentu (ambarwati, 2019).
D. Jenis-Jenis Plankton
A. Fitoplankton
1. Klasifikasi Micrasterias americana
(Sumber : protist.i.hosei.ac.jp)
Kingdom : Plantae
Phylum : Charophyta
Class : Conjugatophyceae
Ordo : Desmidiales
Family : Desmidiaceae
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias americana
(H.Croasdale, 1977)
(Anggara, 2017)
2. Eudorina Sphaerica
(sumber : freethoughtblogs.com)
Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlamydomonadales
Family : Volvocaceae
Genus : Eudorina
Spesies : Eudorina Sphaerica (Guiry et
all., 2019) (Wijaya, 2019).
3. Netrium digitus
(Sumber : http://protist.i.hosei.ac.jp)
Kingdom : Plante
Phylum : Chlorophyta
Class : Conjugatophyceae
Ordo : Zygnematales
Family : Mesotaeniaceae
Genus : Netrium
Spesies : Netrium digitus (Itzigsohn
et all., 1856)(Wijaya, 2019)
4. Oscillatoria spirulinoides
(Sumber : naturaevision.wordpress.com)
Kingdom : Bacteria
Phylum : Cyanobacteria
Class : chyanophyceae
Ordo : Oscillatoriales
Family : Oscillatoriaceae
Genus : Oscillatoria
Spesies : Oscillatoria spirulinoides
(Woronichin, 1932)
(Wijaya.2019)
5. Ulothrix speciosa
(Sumber : https://eol.org)
Kingdom : Plantae
Phylum : Chlorophyta
Class : Ulvophyceae
Ordo : Ulotrichales
Family : Ulotrichaceae
Genus : Ulothrix
Spesies : Ulothrix speciosa (Kützing,
1849) (Wijaya.2019)
2. Zooplankton
1. Acanthocyclops robustus
(Sumber : cfb.unh.edu)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Copepoda
Order : Cyclopoida
Family : Cyclopidae
Genus : Acanthocyclops
Spesies : Acanthocyclops robustus (Sars
G.O., 1863)(Wijaya.2019)
2. Daphnia magna
(sumber: https://en.wikipedia.org)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Branchiopoda
Order : Diplostraca
Family : Daphniidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia magna
(magna Straus, 1820)
(Wijaya.2019)
3. Epischura lacustris
(sumber: https://en.wikipedia.org)
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Copepoda
Order : Calanoida
Family : Temoridae
Genus : Epischura
Spesies : Epischura lacustris
(Forbes S.A., 1882)(Wijaya.2019)
4. Bosmina longirostris
(sumber: http://cfb.unh.edu)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthrophoda
Class : Branchiopoda
Ordo : Anomopoda
Famili : Bosminidae
Genus : Bosmina
Spesies : Bosmina longirostris (O.F.
Müller, 1785)(Wijaya.2019)
5. Calanus finmarchicus
(Sumber: https://www.researchgate.net)
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Class : Copepoda
Ordo : Calanoida
Famili : Calanidae
Genus : Calanus
Spesies : Calanus finmarchicus
(Gunnerus, J. E, 1770)
(Wijaya.2019)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Plankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat
menjadi indikator perubahan kualitas biologi perairan sungai. Plankton terbagi
menjadi 2 yaitu fitoplankton dan zooplankton, fitoplankton adalah organisme
mikroskopik yang hidupnya melayang dekat dengan permukaan air. Dan
Zooplankton adalah organisme hewan yang hidup melayang-layang dalam air,
seluruh pergerakan hidupnya tergantung oleh arus dan merupakan salah satu
tiang penopang kehidupan dalam bioekosistem laut karena plankton tersebut
menduduki tingkat dasar dari rantai makanan perairan. Secara fungsional
menggolongkan plankton menjadi empat golongan, yaitu: Fitoplankton
merupakan organisme yang bersifat autotrof, Zooplankton merupakan
organisme yang bersifat heterotrof, Bakterioplankton merupakan bakteri yang
hidup sebagai plankton dan berperan dalam nutrient cycle dalam ekosistem
laut, Virioplankton merupakan virus yang hidup sebagai plankton. Plankton
memiliki ukuran yang bervariasi yaitu Megaplankton yaitu organisme planktonik
yang berukuran dari 2-20 cm; Makroplankton yang berukuran > 500 μm
Mikroplankton berukuran antara 20-200 μm
Nanoplankton merupakan organisme planktonik yang sangat kecil, yang
berukuran 2-20 μm;
Ultraplankton organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 μm. plankton
berdasarkan daur hidupnya menjadi 3 golongan yaitu :
1). Holoplankton
2). Meroplankton
3). Titoplankton
B. Saran
Dalam laboratorium pratikum planktonologi agar lebih ditingkatkan susunan
duduk perkelompok dan kursi agar lebih diperbanyak lagi. Alat – alat dalam
laboratorium yang tidak digunakan kiranya disimpan kembali karena kami harus
lebih berhati-hati saat menaruh buku memiliki ketakutan saat menyengol gelas
kaca sehingga dapat jatuh dan pecah. Dan saran asisten agar tetap semangat
mendampingi kami, kami tahu banyak karakter yang berbeda-beda di setiap
kelompok maka tentu akan sulit untuk mengatur.
DAFTAR PUSTAKA
Afif Abdullah, Widianingsih, Hartati Retno. 2014. Komposisi dan kelimpahan plankton
di perairan pulau gusung kepulauan selayar Sulawesi selatan. Program Studi Ilmu
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Kampus
Tembalang. JOURNAL OF MARINE RESEARCH Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014,
Halaman 324-331.
Desmawati Iska, Ameivia Aldyra, Ardanyanti Leny Brilyan. 2020. Studi Pendahuluan
Kelimpahan Plankton di Perairan Darat Surabaya dan Malang. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Mulyadi Hanung agus. 2012. Zooplankton,strategi daur hidup, biodiversitas dan faktor
lingkungan.
Soliha Eha, Rahayu S.Y. Srie, Triastinurmiatiningsih. 2016. Kualitas air dan
Keanekaragaman plankton di danau cikaret, cibinong, bandung. Program Studi
Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor. Ekologia, Vol. 16 No.2.