Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Plankton merupakan organisme renik yang memiliki keterbatasan dalam
bergerak sehingga hampir keseluruhan pergerakannya dipengaruhi oleh arus
(Sachlan,1982 ; Adinugroho et al.,2014). Secara umum, plankton terbagi menjadi
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton pada dasarnya merupakan plankton yang
mirip dengan tumbuhan dan zooplankton adalah plankton hewan (Hartoko,2013 ;
Adinugroho et al.,2014).

Fitoplankton merupakan plankton nabati yang memiliki peran sebagai produsen


di lingkungan perairan. Plankton ini memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis
sehingga banyak ditemukan di seluruh permukaan air hingga kedalaman dengan
intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis. Zooplankton
merupakan plankton hewani yang memiliki peran sebagai mata rantai antara
zooplankton sebagai produsen primer dengan karnivora pada rantai makanannya.
Zooplankton hanya dapat hidup dan berkembang dengan baik dalam kondisi perairan
yang sesuai. (Rahmatullah et al.,2016).

b. Tujuan dan Kegunaan

Untuk menambah pemahaman mahasiswa terkait jenis dan klasifikasi plankton,


serta menambah keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi plankton
TINJAUAN PUSTAKA

a. Plankton

Plankton adalah organisme renik yang hidup melayang – layang mengikuti pergerakan
air. (Soliha et al.,2018). Plankton merupakan suatu organisme hidup yang berasal dari sisa -
sisa hewan dan tumbuhan dengan ukuran yang sangat kecil (mikro) serta memiliki kemampuan
renang terbatas sehingga banyak ditemukan dalam kondisi mengambang atau mengapung di
kolom air. Plankton mengapung secara pasif sehingga arus yang lemah sekalipun dapat
mempengaruhi pergerakannya (Arinardi,1997 ; Imran, 2018).

Plankton juga dapat diartikan sebagai organisme perairan yang keberadaannya dapat
dijadikan sebagai indikator perubahan kualitas biologi perairan sungai. Plankton memegang
peranan penting dalam mempengaruhi produktivitas primer perairan sungai. Beberapa
organisme plankton bersifat toleran dan memiliki respon yang berbeda terhadap berubahnya
kualitas perairan. (Desmawati et al.,2020)

Istilah plankton ditetapkan pertama kali oleh Victor Hensen, direktur ekspedisi Jerman
pada tahun 1889 yang dikenal dengan “Plankton Expedition” (Charton dan TIetjin, 1989 ;
Imran, 2018).

Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. FItoplankton merupakan pangkal


mata rantai pada rantai makanan. Oleh karena itu, sebagai produsen primer, fitoplankton akan
dimanfaatkan oleh zooplankton dan selanjutnya oleh ikan serta biota pemakan plankton
(Sartimbul et al.,2017 ; 2021)

b. Fitoplankton
Nama fitoplankton diambil dari istilah Yunani yakni “phyton” atau “tanaman” dan
“planktos” atau “pengembara” atau “penghanyut”. Fitoplankton disebut juga sebagai plankton
nabati, merupakan tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang di laut dengan
ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Pada umumnya,
fitoplankton berukuran 2-200 µm. FItoplankton umumnya bersel tunggal, namun ada
beberapa jenis fitoplankton yang berbentuk rantai. Walaupun ukurannya tergolong
mikroskopis atau sangat kecil, fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan juga padat
sehingga melimpahnya fitoplankton akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada air
laut. (Imran, 2018).
Keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya perubahan
lingkungan perairan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan suatu ekosistem akibat
pencemaran (Soeprobowati, 2011 ; Desmawati et al.,2020). Utomo dalam (Desmawati et
al.,2020) menyatakan bahwa mikroalgae plankton merupakan parameter biologi yang erat
hubungannya dengan zat hara.
Fitoplankton mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan
organik karena mengandung klorofil. Bahan organik yang dihasilkannya ini akan dialirkan
melalui rantai makanan sehingga fitoplankton disebut sebagai produsen primer. (Imran, 2018).
Sebagai produsen, fitoplankton merupakan makanan bagi komponen ekosistem lainnya serta
posisinya yang berada di dasar piramida makanan akan mempertahankan kesehatan
lingkungan air. Apabila terjadi gangguan terhadap fitoplankton, maka dengan seketika
komunitas yang lain akan ikut terpengaruh. (Sianipar et al.,2022).

c. Zooplankton
Zooplankton merupakan organisme renik yang hidupnya melayang – layang mengikuti
pergerakan air yang berasal dari jasad hewani (Gusrina, 2008 ; Soliha, 2016). Zooplankton
disebut juga plankton hewani dan bersifat heterotrof, artinya tidak dapat memproduksi sendiri
bahan organik dari bahan anorganik. Oleh karena itu, zooplankton akan bergantung pada
bahan organik yang dihasilkan oleh fitoplankton sebagai makanannya. Jadi, fungsi zooplankton
adalah sebagai konsumen. (Imran, 2018).
Ukuran zooplankton yang paling umum adalah 0,2 – 2 mm, namun ada juga yang
memiliki ukuran besar seperti ubur – ubur yang bisa berukuran lebih dari 1 meter. Zooplankton
ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam serta ada pula yang
dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam menuju permukaan. (Imran,2018).
Zooplankton hanya dapat hidup dan berkembang dengan baik pada kondisi perairan
yang serasi. Pola penyebaran dan struktur komunitas zooplankton dalam suatu perairan dapat
digunakan sebagai salah satu indikator biologi dalam menentukan perubahan kondisi pada
suatu perairan. (Desmawati et al., 2020).
.

Anda mungkin juga menyukai