Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plankton adalah mikroorganisme yang hidup melayang dalam air, dimana
kemampuan renangnya terbatas, menyebabkan mikroorganisme tersebut mudah
hanyut oleh gerakan atau aruus air (Bougis,1976). Plankton di dalam air dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton
adalah kelompok plankton (makhluk hidup uniseluler) yang mengandung
kloroplas/ klorofil pada selnya. Biasanya organisme ini berasal dari Cyabophyta
(gangguan hijau biru) yang merupakan anggota kingdom Monera dan Chlorophyta
(ganggang hijau yang merupakan anggota kingdom Protista (Protista mirip
tumbuhan/ algae/ ganggang). Di dalam ekosistem perairan Phytoplankton
berperan sebagai produsen karena kemampuannya berfotosintesis membentuk
cadangan makanan (amylum). Sifat fotosintesisnya menyerupai tumbuhan.
Sehingga pada klasifikasi lama Cyanophyta dan Chlorophyta pernah dimasukkan
dalam kelompok tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta). Sedangkan Zooplankton
merupakan anggota plankton yang bersifat hewani, sangat beraneka ragam dan
terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh
filum hewan. Zooplankton memiliki ukuran yang lebih besar dari fitoplankton
(Nontji,1987). Umumnya zooplankton memiliki alat gerak seperti flagel, cilia atau
kaki renang, namun tidak dapat melawan pergerakkan air (Raymont, 1963).
Peranan zooplankton sebagai produsen sekunder ataupun sebagai konsumen
primer sangat besar. Zooplankton sering melakukan gerakan naik turun pada
perairan yang disebut sebagai migrasi vertical. Gerakan tersebut dimaksudkan
untuk mencari makanan yaitu phytoplankton.
B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan
plankton di badan air.
C. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun waktu dan tempat pelaksaan praktikum plankton yaitu :
Hari / Waktu praktikum :
1. Jumat 26 oktober 2018
Persiapan dan pembuatan jarring plankton peralatan praktikum.
2. Rabu 31 oktober 2018
Pengambilan air sampel pemeriksaan planton di sungai kebudayaan
Sidakarya Denpasar Selatan.
3. Jumat 2 november 2018
Pemeriksaan kualitas plankton di badan air
D. Tempat praktikum : Sungai kebudayaan Sidakarya Denpasar Selatan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defisini Ekologi

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme


dengan lingkungannya dengan yang lainnya. Berasal dari kata yunani oikos
(“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari baik interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam
ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau system dengan
lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan


berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan
faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-
tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem
yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan
kesatuan.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang
besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk
hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan
antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya
atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Para ahli ekologi mempelajari hal berikut :

1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke


makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor
yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam
faktor-faktor yang menyebabkannya.
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk
hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
B. Definisi Plankton
Plankton didefinisikan sebagai organisme renik yang bergerak
mengikuti arus apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian
atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap
sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal
makanan untuk kehidupan akuatik.

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka.


Plankton terdiri atas sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja.
Walaupun termasuk makhluk hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan
untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.

Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan
cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus
hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila
ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap
ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat
menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton.
Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu
karang, kerang, dan ikan paus.

Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori yaitu  :


1. Berdasarkan fungsi :
a. Fitoplankton
Fitoplankton memberikan fungsi ekologis penting untuk semua
kehidupan air dengan melayani sebagai dasar dari jaring makanan di
air. Mereka juga menyediakan fungsi untuk hampir semua kehidupan
di bumi, karena fitoplankton yang bertanggung jawab untuk sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Fitoplankton juga
berfungsi sebagai item makanan utama di budidaya perikanan dan
budidaya laut.
Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200 µm (100 µm =
0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal
tetapi juga ada yang berbentuk rantai. Meskipun ukurannya sangat
kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat
sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
https://hisham.id/2015/05/pengertian-dan-fungsi-
fitoplankton.html
b. Zooplankton
Zooplankton, disebut juga plankton hewani adalah hewan yang
hidupnya mengapung atau melayang dalam laut. Kemampuan
renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan
kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang
maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organic dari bahan
inorganic. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya ia sangat
bergantung pada bahan organic dari fitoplankton yang menjadi
makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen
(consumer) bahan organic.
Ukurannya yang paling umumnya berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi
ada juga yang berukuran besar misalnya ubur – ubur yang bias
berukuran sampai lebih 1 meter. Kelompok yang paling umum ditemui
paling umum kopepod (copepod), eufausid (euphauisid), misid
(mysid), amfipod (ampihipod), kaetognat (chetogenath).
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton.
Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup
sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle)
dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat
halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya
tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya
dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua
biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan
menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara
ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh
fitoplankton dalam prows fotosintesis.
d. Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus
ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota
lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang
(host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati.
Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel
inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji
virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun
mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon
cycle) di dalam ekosistem laut.
2. Berdasarkan Ukuran
Ukuran plankton sangat beranekaragam, dari yang sangat kecil hingga
yang besar. Berdasarkan ukurannya plankton diketegorikan menjadi tiga,
yaitu :
a. Plankton jaring (netplankton): plankton yang dapat tertangkap dengan
jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan
kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
b. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari
2,um. Atau berukuran 2-20 ,um
c. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.
3. Berdasarkan Daur Hidupnya
Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :
a. Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya
dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa.
Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya :
kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga
umumnya adalah holoplankton
b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton
hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap
sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi
nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai
bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu,
meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih
dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat
berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada
awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang
selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup
melekat atau manancap didasar laut.
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai
bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea
seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang
bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan
persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai
meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan
upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.
c. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota
ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos.
Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan
terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
4. Berdasarkan Sebaran Horizontal
Plankton terdapat dilingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari
perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada
permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran
horizontalnya, plankton dibagi menjadi:
a. Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan
salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk
sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 510
psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil,
g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah
disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini
sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan
plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat
beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya
Labidocera muranoi.
b. Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai
hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan
pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah
perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam
kelompok ini.
Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga
plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga
dapat disebut neritik-oseanik.
5. Berdasarkan Sebaran Vertikal
Plankton hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada
kedalaman yang sangat dalam. Dilihat dari sebaran vertikalnya plankton
dapat dibagi menjadi:
a. Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan
sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira
sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok
epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat
tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara.
Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah
fitoplankton Trichodesmium (Gambar 10.), yang merupakan
sianobakteri berantai panj ang yang hidup di permukaan dan
mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari
udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut
hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang
penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di
permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain
lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.
b. Mesoplankton
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada
kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran
plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya
sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini
fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis,
umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam
didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta
marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih
dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di
lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa,
Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi
vertikal sampai ke lapisan di atasnya.
c. Hipoplankton
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman
lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah
batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m,
dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang
paling dalam, sampai 3000 – 4000 m. Sebagai contoh, dari
kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops (Gambar 13) dan
Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni
perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat
Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica (Gambar 13)
termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.
C. Ciri – ciri protozoa
Secara umum protozoa memiliki ciri – ciri yaitu memiliki sifat
heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri), merupakan
organisme bersel tunggal, dapat hidup soliter (sendiri) atau koloni
(berkelompok), mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering
maupun basah dapat hidup bebas, saprofit atau parasit.
D. Ciri – ciri alga
1. merupakan organisme Eukariotik
2. Tubuhnya tersusun dari banyak sel
ada yang uniseluler (bentuk benang/pita) dan ada yang multiseluler
(bentuk lembaran).
3. Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum
dapat dibedakan dengan jelas antara akar, batang, dan daun
4. Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof. Selain klorofil, alga
juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru),
fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil
(warna kuning) dan karotena (warna keemasan).
5. Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang,
dan daun. Tubuhnya berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam
golongan thalophyta.
6. Reproduksi secara vegetatif (dengan fragmentasi, pembelahan,
pembentukan spora) maupun generatif (dengan oogami dan
isogami).
7. Habitat di perairan (tawar – laut), tempat lembab. Ada yang
menempel pada batuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik),
menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan menempel pada
tubuh hewan (epizoik).
BAB III
METODELOGI
A. Metodelogi
Praktikum ini menggunakan metode observasi. Hal tersebut
dikarenakan praktikum benar- benar turut serta mengambil bagian dalam
pelaksanaan praktikum pengambilan sampel di sungai.

Praktikum melakukan observasi di sungai TPS Sidakarya untuk


mendapatkan sampel air yang nantinya akan diperiksa dibawah mikroskop.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Plankton net yang telah dilengkapi dengan botol penampung.
b. Ember ukuran lima liter.
c. Botol film volume 25 ml.
d. Pipet tetes.
e. Alat tulis.
f. Mikroskop
g. Thermometer.
h. pH meter.
i. Kecepatan arus
2. Bahan
a. Lugol/formalin
b. Kapas/tissue
C. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengambilan
sampel air.
2. Menentukan titik pengambilan sampel air.
3. Menyaring air sungai sebanyak 100 liter dengan menggunakan
plankton net yang telah dilengkapi dengan botol penampung, pada titik
pengambilan contoh air yang telah ditentukan.
4. Memindahkan air bersama plankton yang telah tersaring pada botol
penampung ke dalam botol film.
5. Menambah 2-3 tetes lugol kedalam botol film. Hal ini dimaksudkan
untuk mengawetkan plankton.
6. Memberi label pada botol film. Pada label dituliskan nomor titik
pengambilan sampel air, posisi titik pengambilan, tanggal dan waktu
pengambilan.
7. Amati jenis plankton yang didapatkan pada setiap botol yang telah
diberi label pada mikroskop.
8. Catat jenis dan banyak plankton yang ditemukan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui keragaman plankton, jenis – jenis
plankton serta hubungan jeragaman plankton dan kualitas perairan di sungai
kerta dalam Sidakarya Denpasar Selatan. Dari praktikum yang telah dilakukan
dengan mengambil sampel di sungai kerta dalam Sidakarya Denpasar Selatan.
Di dapat plankton coocochloris berjumlah 1, navicula berjumlah 1,
scenedesmus berjumlah 1, lemanka berjumlah 1.

Tempat % Pi
Jenis cove Ln Ln
No Plankton 1 2 3 4 5 Jml X Sd r Pi PI2 Pi Pi H' E C
-
0,4 3,1
1 Zygnema 1 0 0 1 2 0,67 4,35 0,04 0,00 4 0,14 0,01
-
3,1
2 ulothrix 1 0 0 1 4,35 0,04 0,00 4 0,14
-
2,4
3 Lemanka 2 0 0 2 8,70 0,09 0,01 4 0,21
Jumlah 5 0 0 0 0 5 21,74 0,01

ZYGNEMA LEMANKA
ULOTHRIX

B. Pembahasan
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup
dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar
makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau
lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling
melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa
ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan
kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan
cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus
hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila
ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap
ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat
menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton.
Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang,
kerang, dan ikan paus.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Dari praktikum pengambilan plankton di sungai kerta dalam Sidakarya
Denpasar Selatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan yaitu
seabagai berikut:
1. Jumlah total spesies plankton yang ditemukan yaitu sebanyak 5
spesies, dengan jenis yang berbeda – beda yaitu ulothrix, lamenka
dan zygnema.
2. Plankton yang ada pada badan air dapat menyebabkan berbagai
macam penyakit seperti diare, disentri, malaria, dan sebagainya.
B. SARAN
1. Masyarakat lebih baik memperhatikan kebersihan lingkungan dengan
cara tidak membuang sampah sembarangan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Plankton
https://entahsiapa15.wordpress.com/2009/01/16/pengertian-dan-
penggolongan-plankton/
https://www.sridianti.com/ciri-ciri-umum-alga.html

Anda mungkin juga menyukai