DI SUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya dan Tak lupa pula mari kirimkan sholawat serta salam kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad Salallahu alaihi wasallam beserta para keluarga dan para sahabat, sehingga
kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul ‘‘Produktifitas Perairan
Pesisir’’, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini tanpa adanya bimbingan, dorongan, motivasi, dan doa, makalah ini
tidak akan terwujud. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah yang telah membimbing dalam kegiatan belajar mengajar. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya khususnya mahasiswa dan masyarakat umum.
Akhir kata penulis menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam penulisan
maupun informasi yang terkandung didalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik maupun saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan dimasa yang akan
datang.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plankton adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik
(bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. [1] Plankton berasal dari bahasa Yunani
yaitu planktos yang berarti pengembara atau penghanyut. Istilah ini diterapkan pertama kali
oleh Victor Hansen Direktur Ekspedisi Jerman pada tahun 1887 yang terkenal dengan
sebutan Plankton Expedition yang dibuat untuk menentukan sistematika organisme laut.
Setelah ekspedisi ini selesai disempurnakan kembali oleh Haeckel pada tahum 1990. [2]
Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia,
karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan makhluk laut,
plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan
laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak
mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya
matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat
plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir
pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Selain
sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop,
unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan
plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.[1]
Umumnya ukuran plankton sangat kecil dan dapat diukur dengan besaran mikrometer
sampai dengan milimeter. Namun, ada juga yang berukuran besar seperti ubur-ubur yang
ukurannya bisa mencapai dua meter, tapi untuk sebaran jenis ini di laut sangat sedikit. Ubur-
ubur terbesar di dunia adalah Scyanea Actica yang memiliki diameter payung dua meter dan
panjang umbai-umbai tentakelnya sampai dengan 20 meter. Ukuran kecil pada plakton
sangat menguntungkan untuk adaptasi kehidupan mengapung di air. Dengan ukuran yang
kecil daya apungnya akan lebh tinggi dan juga proses faali (fisiologi) antara individu sel
dengan lingkungannya dapat terjadi dengan lebih efisien
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Plankton adalah mikro-organisme yang ditemui hidup diperaliran, baik di sungai, danau,
waduk, maupun diperaliran payau dan laut. Plankton digolongkan kedalam beberapa kategori,
¡ yaitu:
a. Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk
rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan
sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik. Karena
kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai produsen pada ekosistem air. Seluruh
hewan laut bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung
melalui rantai makanan.
b. Zooplankton Bersifat heterotrofik, yaitu tak dapat memproduksi sendiri bahan organik
dari bahan inorganik. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod
(copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat
(chaetognath) Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang
hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni
ketika masih berupa terlur dan larva.
c. Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Ukurannya sangat halus
(umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil
yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai
pengurai (decomposes).
d. Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil
(kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan
fitoplankton, sebagai inang (host). Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak
mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
Berdasarkan hasil sampling keragaman plankton di perairan teluk Tanah Merah yang
teramati kurang lebih sebanyak 38 marga, yang meliputi 21 marga dari fitoplankton dan 17 dari
zooplankton (Gambar 1). Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Suharno & Setyono (2009), di Muara Sungai Bian, Kabupaten Merauke yang
menemukan 49 jenis plankton. Dari jumlah tersebut, 3 diantaranya belum dapat terindentifikasi,
yaitu 1 jenis merupakan fitoplankton dan 2 lainnya adalah zooplankton. Sedangkan Sujarta
(2005) menemu- kan 13 marga plankton, khususnya diatom (Chrysophyta) di Kokoroba teluk
Arguni, Kaimana. Berdasarkan keragaman jenisnya perairan ini mempunyai kualitas yang sangat
subur, kehadiran fitoplankton dan zooplankton menunjukkan bahwa produktivitas primer
perairan sangat baik. Menurut Nybakken (1994) dalam ekosistem perairan teluk tropika,
fitoplankton dan zooplankton merupakan komunitas mata rantai pertama dalam jejaring
makanan, baik sebagai produsen primer maupun konsumen primer, yaitu fitoplankton berfungsi
sebagai makanan zooplankton dan ikan. Walaupun demikian, zooplankton sangat menyukai
fitoplankton diatom yang berbentuk sentris dan kebanyakan tidak menyukai yang berbentuk
filamen. Berdasarkan komposisinya plankton yang teramati dalam kurun waktu yang berbeda
dan lokasi sampling yang berbeda, menghasilkan gambaran yang dapat dijelaskan pada gambar
2. Masing–masing dilakukan selama dua hari diwaktu yang berbeda.
Dengan daya serap yang sangat tinggi, peran laut untuk mengurangi laju pemanasan
global yang terjadi saat ini tidak terelakkan. Fitoplankton diketahui berperan besar
mengendalikan iklim global yang mampu menyerap 40 miliar hingga 50 miliar ton karbon (C)
per tahun, hampir sama dengan tumbuhan daratan yang menyerap sekitar 52 miliar ton karbon
per tahun. Proses sederhana ini dapat terjadi di permukaan laut dan membutuhkan beberapa
syarat seperti cukupnya sinar matahari untuk proses fotosintesa dan nutrisi di permukaan laut
untuk mendukung pertumbuhan plankton di permukaan laut. Di lautan terdapat ratusan jenis
fitoplankton sehingga potensi lautan mengisap CO2 sangat tinggi. Fungsi laut sebagai tempat
penampungan limbah karbon bumi ini mengakibatkan peningkatan kadar asam karbonik di laut.
Di perairan laut keberadaan fitoplankton sangat berpengaruh, fitoplankton akan mengekstrak gas
karbon dioksida dari atmosfer untuk proses fotosintesa.
Rantai makanan dapat diartikan sebagai proses dimakan dan memakanyang ada diantara
setiap mahkluk hidup. Dalam literatur lain diartikan, rantai makanan adalah perpindahan energi
yang terjadi secara biokimiawi melalui interaksi dimakan dan memakan antar mahkluk hidup.
Ekosistem laut mempunyai ciri khusu yang bisa membedakan dengan ekosistem lainnya. Adapun
cirinya sebagai berikut :
Souerce : rumus.co.id
Ket :
A. Kesimpulan
1) Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk
rantai. Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan
sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.
Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik.
2) Zooplankton Bersifat heterotrofik, yaitu tak dapat memproduksi sendiri bahan organik
dari bahan inorganik. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod
(copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat
(chaetognath) Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang
hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni
ketika masih berupa terlur dan larva.
3) Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Ukurannya sangat halus
(umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil
yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai
pengurai (decomposes).
4) Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil
(kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan
fitoplankton, sebagai inang (host). Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak
mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
Rantai makanan adalah perpindahan energi yang terjadi secara biokimiawi melalui
interaksi dimakan dan memakan antar mahkluk hidup. Ekosistem laut mempunyai ciri khusus
yang bisa membedakan dengan ekosistem lainnya. Adapun cirinsebagai berikut :
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penulisan
ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf.Karena kami hanyalah
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan
pastisipasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni. (2011). Analisis Kestabilan Model Kompetisi dua Fitoplankton Dalam Suatu Rantai Makanan
Pada Ekosisistem Laut. Tesis. UNHAS Makassar
Source : rumus.co.id