Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1

Latar belakang
Di dalam suatu perairan terdapat berbagai jenis organisme. Salah satu diantaranya adalah

plankton. Plankton merupakan organisme yang hidupnya melayang-layang di lautan terbuka.


Plankton terdiri dari organisme-organisme yang berukuran kecil ( mikroskopik ) yang jumlahnya
sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk menahan gerakan air yang begitu besar.
Terdapat dua jenis golongan plankton, yaitu dari golongan binatang (zooplankton ) dan golongan
tumbuh-tumbuhan ( fitoplankton ). Banyak di antara golongan hewan ini yang merupakan
golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh arus lautan.
Plankton didefinisikan sebagai organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona pelagik
(bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah
satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.
Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari
sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda
hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang
menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya
matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton
menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah
sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.Selain sisa-sisa hewan,
plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga
dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu
karang, kerang, dan ikan paus.
Dalam ekosistem laut plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai
peranan penting karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya.
Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada
tahap masih berupa telur dan larva. Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama
pentingnya dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi
Laporan praktikum planktonologi

yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan. Sedangkan
zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan yang banyak mengandung
asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis
zooplankton yang secara komersial ditangkap untuk berbagai macam pemanfaatan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Untuk mengidentifikasi plankton berdasarkan pengamatan melalui mikroskop.
2. Mengetahui jenis-jenis plankton yang berada pada suatu perairan tambak.
3. Dapat mengelompokkan masing-masing plankton kedalam masing-masing kelas.
1.3 Lokasi dan waktu
Lokasi praktikum planktonologi dilaksanakan di Tambak di desa api-api kecamatan
wonokerto kabupaten pekalongan.Dan pengamatan sampel plankton dilakukan di
Laboratorium kimia Universitas Pekalongan.
Waktu pelaksaan praktikum adalah jumat, 9 desember 2011 dari pukul 06.00-15.30.

Laporan praktikum planktonologi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi Plankton
Dalam bidang biologi oceanografi terdapat sistem pelagik terdiri dari hewan dan
turnbuh-turnbuhan yang hidupnya berenang dan melayang - layang di lautan terbuka, salah
satunya adalah plankton. Plankton terdiri dari organisrne-oraganisrne yang berukuran kecil
( mikroskopik ) yang jumlahnya sangat banyak dan mereka ini tidak cukup kuat untuk
menahan gerakan air yang begitu besar. Banyak di antara kelompok hewan ini yang
merupakan golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing
oleh arus lautan. Kelompok ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton ) dan golongan
tumbuh-tumbuhan ( fitoplankton ) (Hutabarat, 1985).
Plankton dapat didefinisikan sebagai suatu komunitas timbuhan dan hewan yang
kekuatan geraknya tidak mencukupi untuk mencegah mereka ditransportasikan secara pasif
oleh arus laut ( Ornori dan Ikeda, 1984 ). Organisme planktonik merupakan tumbuhan dan
hewan yang merniliki daya gerak terbatas sehingga pergerakannya dipengaruhi oleh
pergerakan ( arus ) air (Nybakken, 1988).

2.2

Klasifikasi Plankton
Plankton dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis, ukuran dan daur hidupnya.
2.2.1

Jenis Plankton
Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :

Zooplankton: Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu kelompok


yang terdiri dari berjenis jenis hewan yang sangat banyak macamnya termasuk
protozoa, coelenterata, moluska, annelids, crustacea. Kelompok ini mewakili
hampir seluruh phylum yang terdapat di Animal Kingdom. Beberapa dari
organisme ini ada yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa hidupnya,
tetapi ada juga hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk sebagian dari
masa hidupnya. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat - zat organik dari zat -

Laporan praktikum planktonologi

zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan bahan - bahan
organik dari makanannya. Hal ini dapatdiperoleh mereka baik secara langsung
maupun tidak langsung dari tumbuh - tumbuhan. Zooplankton yang bersifat
herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung; sedangkan golongan
karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan memakan
golongan herbivora atau karnivora yang lain ( Hutabarat, 1985).
b

Phytoplankton: Plankton berupa tumbuhan. Phytoplankton merupakan tumbuh tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari seiumlah besar kelas
yang berbeda. Mereka mempunyai peranan yang sama pentingnya baik di
sistem pelagik maupun seperti yang diperankan oleh tumbuh - tumbuhan hijau
yang lebih tinggi tingkatnya diekosistem daratan; mereka adalah produsen
utama ( primary producer ) zat - zat organik. Phytoplankton hanya dapat
dijumpai pada lapisan permukaan laut saja. Mereka juga akan lebih banyak
dijumpai pada tempat - tempat yang terletak di daerah continental shelf dan di
sepanjang pantai dimana terdapat proses upwelling. Daerah - daerah ini
biasanya merupakan suatu daerah yang kaya akan bahan - bahan organik
( Hutabarat, 1985).

2.2.2

Klasifikasi plankton berdasarkan ukuran


Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibagi menjadi :
a

Megaplankton ( > 20 cm)

Macroplankton ( 2 - 20 cm)

Mesoplankton ( 0,2 - 20 mm )

Microplankton ( 20 - 200 pm )

Nanoplankton ( 2 - 20 pm )

fPicoplankton ( 0,2 - 2 pm ), terutama terdiri atas bakteri

Laporan praktikum planktonologi

2.2.3

Daur Hidup Plankton


Berdasarkan daur hidupnya, plankton dibagi menjadi 2 yaitu :

Holoplankton, yaitu plankton yang hidup sebagai plankton sepanjang hidupnya.


Contoh copepoda ; baik larva maupun bentuk yang dewasa dari crustacea kecil ini
sangat banyak dijumpai dalam zooplankton ( Hutabarat, 1985).

Meroplankton, yaitu plankton yang sebagian dari masa hidupnya dihabiskan


sebagai plankton (Castro and Huber, 2003). Sebagai contoh, cacing palolo yang
bertempat tinggal di liang-liang di dasar laut untuk hampir seluruh masa
hidupnya. Mereka akan bergerak dan berenang secara bergerombol ke atas
permukaan laut ketika memijah. Pada saat memijah mereka sering bersifat sangat
menakjubkan karena begitu banyak jumlahnya yang dapat dijumpai pada waktu
yang bersamaan (Hutabarat, 1985).

2.3

Migrasi Vertikal Plankton dan Faktor Penyebabnya


Migrasi vertikal adalah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme
zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan laut pada
malam hari. Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisar antara 100 - 400
m. Secara umum, faktor yang mempengaruhi migrasi vertikal zooplankton ada dua yaitu
cahaya dan suhu. Migrasi vertikal merupakan suatu fenomena universal yang dilakukan
oleh zooplankton tertentu.
a

Faktor Cahaya
Dewasa ini, disepakati bahwa rangsangan utama yang mengakibatkan dimulainya
gerak migrasi vertikal harian adalah cahaya. Cahaya mengakibatkan respons negatif bagi
para migran, mereka bergerak menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di
permukaan meningkat, sebaliknya mereka akan bergerak ke permukaan laut apabila
intensitas cahaya di permukaan menurun. Pola yang umum tampak adalah bahwa
zooplankton terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang
dini hari dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam.

Laporan praktikum planktonologi

Dengan meningkatnya intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton


bergerak lebih ke dalam menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian
mempertahankan posisinya pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Di tengah
hari atau ketika intensitas cahaya matahari maksimum, zooplankton berada pada
kedalaman yang paling jauh, kemudian tatkala intensitas cahaya matahari sepanjang sore
hari menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut dan sampai di
permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di permukaan selama fajar
belum tiba.
b

Faktor Suhu
Migrasi vertikal paling umum terlihat di wilayah - wilayah perairan bahari dimana
kolom air menunjukkan adanya stratifikasi termal yang jelas sedangkan di perairan bahari
dimana kolom air mendekati kondisi isotermal, migrasi vertikal tidak jelas atau bahkan
tidak berlangsung soma sekali. Migrasi vertikal juga tidak berlangsung di wilayah
wilayah perairan bahari sepanjang musim dingin. Tujuan migrasi vertikal adalah untuk
menhindari pemangsaan oleh para predator yang mendeteksi mangsa secara visual dan
untuk mengubah posisi dalam kolom air, serta sebagai mekanisme untuk meningkatkan
produksi dan menghemat energi (Nybakken, 1988).

c Kadar Z at Hara
Distribusi klorofil bervariasi tergantung dari asal pasokan zat hara atau nutrien
dan intensitas cahaya matahari. Nutrien dapat dipasok dari air sungai yang masuk ke laut
juga bisa karena adanya arus naik (upwelling). Nutrien yang banyak ditemukan di pinggir
laut adalah nutrien yang dibawa oleh sungai. Apabila ditemukan di laut yang jauh dari
daratan, maka konsentrasi nutrien tersebut akibat dari proses arus naik.
d. Arus
Akibat pengaruh gelombang dan gerakan massa air, Fitoplankton terdistribusi baik
secara vertikal maupun horisintal. Distribusi secara horisontal lebih banyak dipengaruhi
oleh arus permukaan. Arus permukaan adalah gerakan massa air permukaan yang
ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air. Di laut, air
Laporan praktikum planktonologi

permukaan menjadi panas saat siang hari dan menjadi dingin saat malam hari. Silih
bergantinya pemanasan dan pendinginan ini akan mengubah kerapatan air dan
mengakibatkan adanya sel-sel konveksi, yaitu satuan-satuan air yang sangat kecil yang
akan naik atau turun dalam kolom air sesuai kerapatannya. Gerakan sel-sel konveksi ini
sangat lemah dan dapat mengangkut organisme planktonik (Rohmimohtarto dan
Juwono,2003).
2.4

Peranan Plankton dalam Ekosistem


Plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan penting
dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan
laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai
plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.
Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
tumbuhan tingkat tinggi di darat. Fitoplankton merupakan produsen primer penghasil
nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan.
Fitoplankton dapat ditemukan diseluruh massa air mulai dari permukaan laut sampai pada
kedalaman intensitas cahaya yang masih memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji,
2005). Sumber energi yang digunakan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia
yang terjadi dalam proses fotosintesa adalah sinar matahari yang diabsorbsi oleh klorofil
(Hutabarat dan Evans, 1984)
Meskipun berukuran relatif sangat kecil, plankton memiliki peranan ekologis
sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Sebab berkat fitoplankton yang
dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa, kehidupan di perairan
dimulai dan terus berlanjut ke tingkat kehidupan yang lebih tinggi dari tingkatan
zooplankton sampai ikan-ikan yang berukuran besar, dan tingkatan terakhir sampailah
pada ikan paus atau manusia yang memanfaatkan ikan sebagai bahan makanan.
Peranan plankton semakin mutlak diperlukan oleh organisme lainnya sebagai
bahan makanan. Di perairan pelagis, fitoplankton adalah satu-satunya organisme yang
berperan sebagai mesin kehidupan, yang mampu menghasilkan bahan organik. Tanpa

Laporan praktikum planktonologi

fitoplankton diperkirakan laut yang sangat luas tidak akan dihuni oleh beberapa jenis
biota yang mampu hidup dari rantai kehidupan lainnya.
Bahkan beberapa jenis zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan
makanan yang banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak
dan karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap untuk
berbagai macam pemanfaatan.
Namun pertumbuhan penduduk dan dampak pembangunan di darat memegang
peranan penting terhadap perubahan-perubahan lingkungan perairan. Organisme
plankton yang memiliki ukuran kecil cukup peka terhadap perubahan lingkungan.
Munculnya peristiwa red tide atau lebih dikenal dengan "air merah" yang tidak
dikehendaki sangat terkait dengan perubahan parameter lingkungan, baik perubahan
bersifat lokal maupun global.
Red tide berupa ribuan plankton yang menyerupai hamparan merah yang dapat
mematikan ekosistem perairan terutama terhadap ikan, kerang, udang dan sebagainya.
Sedangkan terhadap manusia dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian.
Di Indonesia terdapat beberapa perairan yang rawan terhadap ledakan red tide
diantaranya Teluk Jakarta, Teluk Kao yang berada di Maluku Utara dan Teluk Ambon.
Lebih rinci istilah red tide digunakan untuk menggambarkan fenomena alam
akibat terjadinya biakan masal suatu populasi fitoplankton dengan jumlah sel mencapai
puluhan juta sel per liter air. Bahkan masal ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
warna perairan yang biasanya berwarna biru atau biru kehijauan menjadi merah
kecoklatan atau hijau kekuningan(Okaichi 1989).

Laporan praktikum planktonologi

BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum planktonologi dapat dilihat pada table
dibawah ini :
Tabel 1. Nama alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum planktonologi
No
1.

Nama Alat dan Bahan


Ember ukuran 10liter

Kegunaan
Untuk mengambil sampel air tambak

2.

Planktonet

Untuk memasukkan plankton yang telahdiambil sehingga


plankton dapat masuk dalam tabung reaksi

3.

Pipet tetes

Untuk mangambil formalin

4.

Thermometer

Untuk mengukur suhu air tambak

5.

Sessidisk

Untuk mengukur kecerahan tambak

6.

Penggaris

Untuk mengukur kedalam tambak

7.

Tali raffia

Untuk menjangkau air tambak yang ditengah dengan


diikatkan pada ember

8.

Mikroskop

Untuk mengamati plankton

9.

Botol sampel

Tempat sampel air yang telah diambil

10.

Formalin 4 %

Untuk mengawetkan organism

11.

Alat tulis

Untuk mencatat hasil pengamatan

12.

Sedgewick rafter

Untuk meletakkan sampel air yang akan diamati dalam


mikroskop

13.

Objek glass

Penutup sedgewick rafter

14.

Buku idebtifikasi

Untuk memudahkan dalam pengamartan

15.

Batu

Sebagai pemberat agar ember dapat tenggelam

16.

Kertas label

Untuk memberi kode pada botol sampel

3.2 Metode praktikum


Laporan praktikum planktonologi

Praktikum plankton dilaksanakan di tambak didesa Api-api. Lokasi yang dipilih


untuk praktikum adalah pada daerah payau, dengan 2 perlakuan yaitu pengambilan
sampel pada pagihari sebelum matahari terbit sekitar pukul 06.15 dan pada siang hari
pukul 13.30.
Sebelum pengambilan sampel dilaksanakan, dilakukan pengukuran parameter
terhadap suhu, kecerahan, dan kedalaman tambak. Pengambilan sampel plankton dimulai
dengan menitik pada 2 titi yaitu pada bagian tepi perairan dan pada bagian tengah
perairan. Pengambilan sampel dimulai dengan melakukan pengambilan air tambak
dengan ember. Pengambilan air dilakukan dengan mengambil air dengan ember yang
sebelumnya telah diberi pemberat pada bagian bawah ember dan mengisi ember tersebut
dengan air penuh. Setiapkali pengambilan air sampel plankton, air tersebut langsung
dimasukkan dalam planktonet sehingga plankton yang tertangkap dapat terperangkap ke
dalam tabung reaksi. Pengambilan sampel air dengan ember dilakukan 3X.
Plankton yang tersaring akan tertampung di dalam bucket planktonnet. Lalu
plankton dimasukkan ke dalam botol sampel yang berwarna gelap yang sebelumnya telah
diberi kode unutuk daerah tepid an tengah. Fungsi warna gelap pada botol sampel
berguna untuk menghindari sinar matahari masuk mengenai plankton,sebab bila terkena
sinar maka mengakibatkan plankton dapat berkembang biak dengan cepat sehingga
menyulitkan praktikan dalam pengamatan di laboratorium. Selain itu plankton menjadi
sulit untuk diamati bila dalam keadaan hidup. Untuk memperkecil permasalahan tersebut,
botol sampel ditetesi formalin 4% sehingga sampel plankton menjadi awet dan tidak
mudah rusak. Sebab formalin memiliki sifat hipertonis terhadap cairan didalam sel
sampel yang bersifat hipotonis. Sehingga cairan di dalam sel sampel keluar dari tubuh
sampel dan mengalami peristiwa lisis. Kemudian botol sampel ditutup dengan penutup
botol.
Pengambilan sampel plankton dilakukan di 2tempat yaitu di daerah tepi dan
tengah. Pada pengambilan sampel di daerah pinggir dapat dilakukan langsung karena
tempatnya mudah. Untuk pengambilan sampel air pada daerah tengah, pertama-tama
ikatkan tali rafia pada pegangan ember kemudian ikat kuat-kuat. Hal ini dimaksudkan

Laporan praktikum planktonologi

10

untuk dapat menjangkau perairan tambak pada bagian tengah sehingga ember dapat
dilempar ke bagian tengah kemudian ember tersebut kita tarik.
Pengamatan sampel plankton dilakukan di laboratorium Universitas Pekalongan.
Sampel dalam botol sampel diambil sebanyak 1 ml dan diteteskan pada sedgewick rafter
dan diratakan ( hindari adanya gelembung udara ), kemudian ditutup dengan gelas obyek.
Pengambilan sampel dilakukan 3 x ulangan unutuk setiap sampel.Selanjutnya diamati di
bawah mikroskop dengan perbesaran 10x, lalu digambar, diidentifikasi, diklasifikasikan
mana yang termasuk zooplankton dan fitoplankton.

BAB IV
Laporan praktikum planktonologi

11

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil dan pengamatan


4.1.1 Hasil pengambilan sampel pagi hari
Suhu : - ( tidak diketahui karena tidak ada thermometer akan tetapi suasana
pada saat itu udara dingin, matahari belum Nampak )
Kedalaman : 75 cm ( tambak tersebut memang dangkal, pemiliknya
menuturkan bahwa tambak tersebut masih tergolong baru dan memang dibuat
dangkal )
Kecerahan : 25 cm
a. Plankton pada daerah tepi

Spirulina sp

Microcystus airuginose

Trycodesmium erythreum
Lyngbya spirulinoidesgom

Laporan praktikum planktonologi


Anabaenopsis raciborskiiwal

Zolothrix

lyngbya spirulinoidesgom
Asterionella Formosa

12

Tolypothrix

Oscilatoria

b. Plankton pada daerah tengah

Mougeotia

Spyrogira

Nodularia

Closterium

4.1.2 Hasil pengambilan Sampel Siang hari

Laporan praktikum planktonologi

13

Suhu : 26oC
Kedalaman : 75 cm
Kecerahan : 25 cm
a. Plankton pada daerah tepi

Spirulina sp

Cyclotella Operculata

Tetrapedia willichiana turner

Callothrix
Gloeocystus yesiculase baeg

Laporan praktikum planktonologi


Hellosira salina

Lacrymaria sp.

Hydrodiction recticullatum

Amoeba proteus
Nostoc
Cylindrospermum trichotospermum

14
Phormidium ( bary ) gom

Oscilatoria putrida

Aphanocapsa

Spirulina sp

b. Plankton pada daerah tengah

Leptocylindrus danicus

Anabaena

Eucampia Cornuta

Aulosria laxa kirch

Ceelospha erium kuet zinglanum

Laporan praktikum planktonologi


Amoeba proteus

Ulothrix

Oscilatoroa limnotica

15
chlorella sp

Tetrapedia wilichiana turner

Laporan praktikum planktonologi

Gomphospheria aponia

16
Unknown

BAB V

Laporan praktikum planktonologi

17

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 desember 2011 di tambak
desa Api-api kecamatan wonokerto diperoleh beberapa data bahwa ditemukan 2 jenis
plankton yaitu fitoplankton dan zooplankton. Data tenteng jenis plankton yang ditemukan
dapat dilihat pada table :
Tabel 2. Jenis-jenis plankton yang ditemukan di tambak Api-api
N

Jenis

Spesies

Kelas

Jumlah

o
1. Zooplankton

Amoeba proteus

2. Zooplankton

Lacrymaria sp.

3. Zooplankton

Unknown

4. Fitoplankton

Mougeotia

Chlorophyceae

5. Fitoplankton

Nodularia

Cyanophyceae

6. Fitoplankton

Spirogyra

Cyanophyceae

7. Fitoplankton

Closterium

Chlorophyceae

8. Fitoplankton

Spirulina sp.

Cyanophyceae

Banyak

9. Fitoplankton

Microcystus airuginose kufa

Cyanophyceae

10.Fitoplankton

Colothrix

Cyanophyceae

Laporan praktikum planktonologi

Phyrophyteae
-

18

1
1

11.Fitoplankton

lyngbya spirulinoidesgom

Cyanophyceae

12.Fitoplankton

Asterionella formosa

Bacillariophycae

13.Fitoplankton

Tolypthorix

Cyanophyceae

14.Fitoplankton

Trichodesmium erythreum

Cyanophyceae

15.Fitoplankton

Anabaenopsis racibarskiiwal

Cyanophyceae

16.Fitoplankton

Oscilatoria limnetica

Cyanophyceae

17.Fitoplankton

Hellosira salina

Bacillariophycae

18.Fitoplankton

Chlorella sp.

Chlorophyceae

19.Fitoplankton

Cyclotella operculata

Bacillariophycae

20.Fitoplankton

Hydrodiction recticullatum

Chlorophyceae

21.Fitoplankton

Gloecystus yesiculase baeg

Chlorophyceae

22.Fitoplankton

Mellosira salina

Bacillariophyceae

23.Fitoplankton

Cylindrospermum

Cyanophyceae

Banyak

trichotospermum fremy
24.Fitoplankton

Anabaena

Cyanophyceae

25.Fitoplankton

Aulosoria laxa kirch

Cyanophyta

Laporan praktikum planktonologi

19

26.Fitoplankton

Aphanochapsa

Cyanophyceae

27.Fitoplankton

Eucampia cornuta

Cyanophyceae

28.Fitoplankton

Ceelospha erium

Cyanophyceae

29.Fitoplankton

Leptocylindrus danicus

Cyanophyceae

30.Fitoplankton

Ulothrix

Cyanophyceae

31.Fitoplankton

Closterium

Chlorophyceae

32.Fitoplankton

Phormidium ( bary ) gom

Cyanophyceae

33.Fitoplankton

Nostoc

Cyanophyceae

34.Fitoplankton

Tetrapedia wallichiana turner

Chlorophyceae

12

35.Fitoplankton

Gomphosphaeria aponia

Cyanophyceae

Dari hasil pengamatan yang dilakukan jumlah fitoplankton lebih banyak dari pada
zooplankton hal ini karena fito plankton merupakan jenis tumbuhan yang menjadi sumber
makanan bagi fito plankton. Selain itu juga di pengaruhi oleh faktor suhu, salinitas,
Laporan praktikum planktonologi

20

arus,pencahayaan serta lokasi pengambilan. Beberapa klasifikasi jenis plankton yang


ditemukan :
1. Spirulina sp.
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Familia : Oscilatoriaceae
Genus :Spirulina
Spesies :Spirulina sp
Habitat spirulina di berbagai macam tempat dari lingkungan terrestrial, air tawar,
air payau, air asin hingga danau-danau garam.
2. Chlorella sp
Phylum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Familia : Chlorellacea
Genus :Chlorella
Spesies :Chlorella sp
Habitatnya ada di 2 macam yaitu air tawar dan air laut.

3. Mougetia sp.
Kingdom

Laporan praktikum planktonologi

Protista
21

Divisio

Chlorophyta

Kelas

Chlorophyceae

Ordo

Zygnematales

Family

Zygnemataceae

Genus

Mougeotia

Spesies

Mougeotia sp.

Habitat di air tawar dan payau. Berkembang biak secara aseksual yaitu dengan
konjugasi silang yaitu perkawinan antara dua protoplas yang tanpa saluran
konjugasi.
4. Spirogyra sp.
Kingdom : protista
Divisi : Charophyta
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnetaceae
Genus :Spyrogyra
Spesies :Spyrogyra sp.
Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Ia biasa ditemukan
di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel eukariotik.
Pada praktikum planktonologi diwilayah tambak Api-api dilakukan 2 x sampling air
yaitu pada pagi hari dan siang hari.Ini dimaksudkan agar kita dapat menemukan beberapa
plankton sebelum mereka melakukan fotosintesis.Pengambilan pada pagi hari diusahakan
Laporan praktikum planktonologi

22

dilakukan sebelum matahari terbit, sebelum plankton melakukan fotosintesa.Dari data diatas
dapat kita ketahui bahwa pada perairan tambak tersebut didominasi oleh fitoplankton dengan
jumlah sekitar 95%.Fitoplankton yang paling mendominasi adalah kelas Cyanophyta dengan
spesies Spirulina sp.
Pada pagi hari, di wilayah tambak tersebut tidak ditemukan jenis zooplankton. Hal ini
mungkun terjadi karena zooplankton bersifat fothotaksis negative artinya zooplankton
bersifat menjauhi cahaya matahari. Pada pagi hari jumlah fitoplankton yang ada semakin
berkurang karena terus menerus dimakan oleh ikan-ikan kecil dan zooplankton. Beberapa
fitoplankton yang belum menjadi santapan ikan-ikan kecil maupun zooplankton naik ke
permukaan air untuk melakukan fotosintetis sedangkan zooplankton menuju ke bawah karena
bersifat fothotaksis negative sehingga pada pagi hari lebih banyak ditemukan fitoplankton
daripada zooplankton.
Di perairan tambak tersebut ditemukan pula jenis zooplankton amoeba pada siang hari
di daerah tepi maupun tengah. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor biotik yang terdapat
di dalam air terdiri dari:1. Bakteria.2. Fungi atau jamur.3. Mikroalgae atau ganggang
mikro.4. Protozoa atau hewan bersel tunggal.5. Virus. Sehingga memungkinkan amoeba
untuk hidup diperairan tersebut karena amoeba termasuk dalam kelompok protozoa.
Salinitas didaerah tersebut mengalami penurun dicirikan dengan kondisi air ditambak
tersebut hangat, jika airnya disentuh tidak terlalu lengket ditangan,airnya pun tidak terlalu
asin. Karena keterbatasan alat sehingga salinitas diwilayah perairan tersebut tidak
diukur.Warna air pada tambak hijau tua dan beberapa spesies ikan yang berada diperairan
tersebut seperti bandeng mengalami beberapa keanehan.Ikan bandeng tidak mau memakan
pakan dan lebih sering berenang keatas permukaan. Menurut pemilik tambak, Kondisi
tersebut terjadi pada siang hari dan malam hari sehingga pemilik ikan harus selalu stand by
ditambak untuk memastikan ikan-ikan nya tidak mengalami kematian. Beberapa ikan
bandeng di tambak Api-api lainnya pun mengalami kematian massal denganciri-ciri yang
paling menonjol sebelum ikan tersebut mati adalah ikan-ikan lebih suka berenang ke atas
permukaan air.

Laporan praktikum planktonologi

23

Jika dikaitkan antara blooming, berenangnya ikan ke atas permukaan dan kematian
ikan. Dapat ditelusuri bahwa terjadi blooming di wilayah perairan Api-api penyebabya
karena adanya Microcystus airuginosa .blooming juga terjadi karena ada penurunan salinitas
yang drastis pada wilayah tersebut. Akibat blooming maka terjadi pertumbuhan plankton
yang pesat yang menyebabkan terlalu banyaknya makanan bagi ikan sehingga ikan tidak
memakan pakan yang diberikan pemilik tambak.terjadipulapereebutan oksigen antara ikan
dan plankton-plankton.Dan tejadi penumpukan ammonia didasar perairan akibat banyaknya
kotoran maupun sisa pakan yang tertinggal di perairan yang menyebabkan kandungan
oksigen didasar perairan menipis akibat terjadi penumpukan ammonia didasar sehingga ikanikan cenderung berenang keatas untuk mencari oksigen.

BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
Laporan praktikum planktonologi

24

6.1 Simpulan
Dari hasul pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1) Plankton terbagi menjadi 2 jenis yaitu zooplankton dan fitoplankton
2) Pada pagi hari lebih banyak ditemukan fitoplnakton dibandingkan zooplankton,
karena fitoplankton akan melakukan fotosintesa dan zooplankton menuju ke dasar
perairan karena bersifat fototaksis.
3) Terjadi penurunan salinitas di perairan tambak api-api.
4) Diantara jenis plankton yang paling mendominasi dalam wilayah perairan tambak
api-api adalah fitoplankton. Fitoplankton banyakmendominasi wilayah perairan
karena merupakan primary producer, yang menyediakan makanan untuk makhluk
lain.
5) Fitoplankton yang paling mendominasi adalah Spirulina sp. dan Chlorella
sp.hanya ditemukan 3 jenis zooplankton diantaranya adalah Amoeba proteus,
Lacrymaria sp. Dan
6) Ditemukan spesies amoeba yang membuktikan bahwa terdapat factor biotic pada
wilayah perairan yang diantaranya adalah
a. Bakteria
b. Fungi atau jamur.
c. Mikroalgae atau ganggang mikro.
d. Protozoa atau hewan bersel tunggal.
e. Virus.

Laporan praktikum planktonologi

25

7) Terjadi blooming diperairan tambak api-api karena adanya Microcystus


airuginosa sehingga biota-biota di perairan tersebut mengalami beberapa
keanehan dan sebagian mengalami kematian.
8) Akibat blooming terjadi penumpukan ammonia yang mengakibatkan terjadinya
perebutan oksigen antara ikan dengan plankton.

6.2 Saran
Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan beberapa saran untuk praktikum
planktonologi ,antara lain :
1) Kelengkapan alat yang digunakan praktikan agar dilengkapi sehingga mempermudah
praktikan dalam melakukan praktikum.
2) Kecermatan dalam praktikum diperlukan oleh setiap praktikan agar tidak terjadi
kesalahan dalam praktikum.
3) Perbaikan unutukmikroskop yang ada dilaboratorium sehingga praktikan dapat
dengan mudah dalam melakukan pada sampel plankton.
4) Ketelitian dalam menggambar plankton diperlukan agar tidak salah dalam
pengidentifikasian sampel plankton.

Laporan praktikum planktonologi

26

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous.2009. Diakses 20 desember 2011.Amoebahttp://id.shvoong.com/exactsciences/biology/1618351-amoeba/#ixzz1hQekVK4t


Hutabarat, S. Dan Evans, S.M. 1984. Pengantar Oseanografi. Penerbit Uversitas Indonesia (UIPres). Jakarta
Hutabarat, S. Dan Evans, S.M. 1985. Kunci Identifikasi Zooplankton. Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Pres) : Jakarta
Isnansetyo, A. Dan Kurniastuty. 1995. Tekhnik Kultur Phytoplankton Zooplankton. Penerbit
Kanisius : Yogyakarta
Ilham. 2012. Diakses 4 januari 2012. Praktikum Plankton. http://ilh4mfresh.blogspot.com/2012_01_01_archive.html

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekalan Ekalogis. Gramedia. Jakarta
Romimohtarto, Kasijan Dan Juwana,Sri. 2003. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Djambatan. Jakarta
Suriawiria, Unus. 1985.Mikrobiologi Air. Penerbit Alumni : Bandung
Basmi, H.J. 2000. Planktonologi: Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan.Bogor: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, InstitutPertanian Bogor.

Laporan praktikum planktonologi

27

Anda mungkin juga menyukai