Anda di halaman 1dari 12

Jenis-Jenis Biota Laut

Secara garis besar, biota laut diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok


besar, yaitu tumbuhan dan hewan. Namun dalam perkembangannya,
kedua kelompok tersebut terbagi menjadi beberapa jenis yang dilihat
dari karakteristik dan sifat yang dimiliki. Adapun pengelompokan biota
laut berdasarkan sifatnya tersebut adalah :

1. Plankton

Plankton adalah sejenis organisme


mikroskopis yang hidup di bagian atas atau permukaan (zona pelagik)
samudra, laut, atau perairan lainnya. Nama Plankton berasal dari bahasa
Yunani Planktos yang berarti pengembara. Secara umum, Plankton
memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 1 mm atau sekitar
0,000039 inci. Namun ada juga jenis plankton yang memiliki ukuran
yang besar, misalnya ubur-ubur yang memiliki lebar serta panjang
tentakel mencapai hingga 15 meter.
Plankton berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan laut. Organisme ini
telah dianggap sebagai sumber makanan bagi organisme besar yang
hidup di perairan seperti ikan, kerang, batu karang, dan paus. Meskipun
tergolong sebagai organisme hidup, namun plankton tidak memiliki
kekuatan untuk melawan arus, air pasang, maupun angin yang
menghanyutkannya. Pesisir laut merupakan habitat yang baik untuk
perkembangan plankton, dimana wilayah pesisir terdapat kandungan
garam mineral serta sinar matahari yang baik bagi plankton.

Jenis-jenis plankton
Berdasarkan sifatnya, plankton diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Fitoplankton

Fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang hidup di zona


eufotik (permukaan remang) laut yang mampu mensintetis makanannya
sendiri yaitu berupa bahan organik yang diolah dari bahan-bahan
anorganik dengan bantuan sinar matahari. Selain dapat memproduksi
makanan bagi dirinya sendiri, fitoplankton juga merupakan penyedia
energi bagi hampir seluruh kehidupan di laut. Nama fitoplankton berasal
dari bahasa Yunani phyton yang berarti tumbuhan dan planktos yang
berarti pengembara.

Jenis Fitoplankton antara lain :

  Cyanobacteria

Cynobacteria atau yang biasa disebut dengan ganggang biru. Ini


tergolong dalam jenis bakteri dan merupakan organisme pertama di
bumi yang dikembangkan melalui proses fotosintesis. Ia juga salah satu
organisme yang mampu mengambil serta mengolah nitrogen dari udara
menjadi molekul organik yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan dan hewan.

2. Diatom

Diatom merupakan protista yaitu sejenis ganggang yang memiliki sel


tunggal dengan dinding sel pelindung yang terbuat dari silika. Ini
merupakan jenis fitoplankton yang paling melimpah jumlahnya. Dalam
kondisi yang menguntungkan, diatom dapat bereproduksi dengan cepat
sehingga keberadaan mereka mampu mendominasi suatu wilayah
perairan. Namun jika kondisi tidak menguntungkan, seperti terjadinya
musim dingin atau pada saat sumber nutrisi semakin berkurang, maka
organisme ini dapat tenggelam ke tingkat yang lebih rendah hingga arus
mengembalikan mereka kembali ke permukaan.
3. Dinoflagellata

Dinoflagellata meskipun sama-sama tergolong protista, namun


dinoflagellata dan diatom memiliki fisik yang berbeda. Dinoflagellata
memiliki alat gerak berupa cambuk getar (flagel) yang di dalamnya
terdapat sel-sel reseptor yang digunakan sebagai alat indera untuk
mengetahui keadaan lingkungannya serta sebagai alat bantu untuk
menangkap makanan. Jenis fitoplankton ini berperan dalam timbulnya
gejala pasang merah yang merupakan peristiwa dimana perairan laut
nampak memerah. Kondisi tersebut diakibatkan oleh meledaknya jumlah
populasi dari dinoflagellata ini yang dapat berakibat terjadinya kematian
secara massal para penghuni laut yang lain akibat keracunan.

2. Zooplankton

Zooplankton merupakan sejenis


organisme yang sebagian besar hidup di perairan permukaan dengan
ukuran tubuh lebih dari 0,05 mm. Zooplankton merupakan kategori yang
mencakup berbagai ukuran organisme termasuk protozoa kecil dan
metazoans besar.

Spesies zooplankton tidak tersebar merata tetapi secara acak di dalam


suatu wilayah laut. Zooplankton tergolong dalam jenis hewan perairan
yang sumber makanannya adalah fitoplankton maupun zooplankton
lainnya serta zooplankton juga dapat bertindak sebagai reservoir
penyakit.

Berdasarkan siklus hidupnya, zooplankton dibedakan menjadi 2


golongan, yaitu :
1. Meroplankton

Meroplankton (plankton sementara) yang menghabiskan sebagian


hidupnya sebagai plankton, terutama pada tingkat larva.

2. Holoplankton

Holoplankton (plankton tetap) yang menhabiskan seluruh hidupknya


sebagai plankton.

Sedangkan jika dilihat dari ukurannya, zooplankton tebagi atas 4


golongan, yaitu :

1. Mikroplankton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 µm


2. Mesoplankton yang memiliki ukuran 200 µm hingga 2 mm
3. Makroplankton yang memiliki ukuran 2 hingga 20 mm
4. Mikronekton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 mm
5. Megaloplankton yang memiliki ukuran lebih dari 200 mm

Organisme yang tergolong dalam zooplankton antara lain adalah :

1. Copepoda merupakan sejenis krustasea yang memiliki ukuran


panjang sekitar 1 hingga 2 mm. Namun beberapa jenis lainnya
memiliki ukuran yang lebih besar. Spesies ini hanya memiliki satu
mata. Kebanyakan spesiesnya memakan fitoplankton bersel
tunggal, dan nati pada gilirannya, Copepoda akan menjadi
makanan bagi ikan atau hewan perairan lain yang lebih besar.
2. Krill merupakan sejenis krustasea yang mirip dengan udang
dengan panjang tubuh antara 1 hingga 2 cm. Meskipun masih
terbawa oleh arus air, tapi jenis plankton ini memiliki kemampuan
untuk berenang. Itulah sebabnya kenapa krill tidak sepenuhnya
dianggap sebagai plankton. Sebagian besar spesies krill ini
membentuk sebuah kawanan yang didalamnya terdiri dari milyaran
spesies ini. Krill merupakan makanan bagi beberapa jenis hewan
perairan seperti paus.
3. Ubur-ubur merupakan salah satu hewan perairan yang tergolong
dalam jenis plankton terbesar. Diameter tubuhnya bisa mencapai 2
meter dengan panjang tentakel hingga 15 meter. Ubur-ubur
mengkonsumsi beberapa jenis zooplankton serta ikan kecil-kecil.
4. Larva ikan, cacing laut, karang, dan beberapa spesies perairan
lainnya telah dianggap sebagai golongan zooplankton.

3. Bacterioplankton

Bacterioplankton merupakan golongan


bakteri yang semasa hidupnya bekerja untuk menguraikan sisa-sisa
organisme lainnya. Sama seperti fitoplankton, bacterioplankton juga
mampu melakukan fotosintesis sendiri. Spesies ini dapat ditemukan di
hampir semua bagian atau tingkatan laut, tidak hanya di daerah
permukaan seperti spesies plankton lainnya. Bacterioplankton
menguraikan sisa-sisa organisme lainnya sehingga nutrisi mereka dapat
dipergunakan kembali serta menjadi sumber makanan bagi zooplankton.
Jenis dari bacterioplankton ini antara lain adalah mycoplankton, jamur,
serta organisme jamur lain yang signifikan dalam siklus hara.

Berdasarkan ukurannya, plankton digolongkan dalam beberapa jenis,


yaitu :

1. Megaplankton – Megaplankton yang berukuran lebih dari 20 cm


(20 hingga 200 cm ) misalnya ubur ubur, ctenophore, salps dan
pyrosomes (pelagis Tunicata), Cephalopoda, serta Amphipoda.
2. Macroplankton –  Macroplankton yang berukuran 2 hingga 20
cm, misalnya Pteropods, Chaetognaths, Euphausiacea (krill),
Medusa, ctenophore, salps, doliolids dan pyrosomes (pelagis
Tunicata), Cephalopoda, Janthinidae, serta Amphipoda
3. Mesoplankton – Mesoplankton yang berukuran 0,2 hingga 20
mm. misalnya copepoda, medusa, ostracoda, cladocera,
chaetognaths, pteropods, heteropoda, serta tunicata.
4. Mikroplankton – Mikroplankton yang berukuran 20 hingga 200
meter. misalnya spesies fitoplankton, protozoa foraminifera,
tintinnids, ciliates, rotifera, copepoda nauplii.
5. Nanoplankton – Nanoplanton yang berukuran 2 hingga 20 µm.
misalnya diatom kecil, flagellata kecil, pyrrophyta, chrysophyta,
clorophyta, serta xantophyta
6. Picoplankton – Picoplankton yang berukuran 0,2 hingga 2 µm.
misalnya sebagian besar jenis bakteri, serta chrisophyta.
7. Femtoplankton – Femtoplankton yang berukuran kurang dari 0,2
µm. Misalnya virus laut

Plankton dapat dijumpai di seluruh wilayah perairan di bumi ini, baik itu
di samudra, laut, danau, maupun jenis perairan lainnya. Variabilitas
spesies ini tergantung pada beberapa faktor, seperti :

1. Ketersediaan cahaya, hampir semua ekosistem plankton


pertumbuhannya dipengaruhi oleh ketersediaannya energi surya.
Misalnya saja pada daerah perairan yang memiliki ketersediaan
cahaya yang rendah, maka pertumbuhan fitoplankton di daerah
tersebut akan menurun.
2. Ketersediaan unsur hara, meskipun sebagian besar wilayah di
perairan tropis dan subtropis memiliki kelimpahan cahaya, namun
apabila ketersediaan nutrisi seperti fosfat, nitran, serta silikat
sangat rendah maka hal tersebuta akan berpengaruh pada
pertumbuhan plankton.
3. Perubahan suhu juga memberikan peranan yang penting bagi
pertumbuhan plankton, dimana suhu air di suatu wilayah perairan
dapat mempengaruhi kadar oksigen serta daya toksit daerah
tersebut. Plankton dapat berkembang dengan optimal pada wilayah
perairan yang memiliki suhu antara 25 hingga 30°C.
4. Pergerakan air atau arus air merupakan agen yang membantu
suplai makanan bagi pertumbuhan plankton.
5. Kondisi Ph atau tingkat keasaman air yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan terganggunya proses fisiologis plankton.

4. Nekton

Nekton merupakan jenis organisme yang


menjadi perenang aktif di wilayah perairan, baik itu air tawar maupun
air laut. Nekton sering dikenal dengan predator teratas pada sebagian
besar rantai makanan di laut. Kata nekton berasal dari bahasa Yunani
yang memiliki arti berenang. Yang mendasari perbedaan antara nekton
dan plankton adalah bahwa nekton memiliki kemampuan berenang tanpa
harus mengandalkan arus laut. Nekton dapat dijumpai dihampir seluruh
wilayah serta garis lintang perairan laut.

Ikan merupakan kelompok nekton yang paling besar, yaitu sekitar


16.000 spesies. Nekton membentuk dasar perikanan yang cukup penting
di bumi ini. Dimana nekton merupakan pemangsa plankton yang
memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia, seperti
peningkatan gizi serta peningkatan perekonomian. Bangkai-bangkai
organisme yang tergolong nekton yang menumpuk di dasar laut
merupakan bahan dasar pembentukan mineral laut seperti minyak bumi
dan gas.

Pada umumnya, nekton memiliki beberapa karakteristik, seperti :

1. Mampu bergerak atau berenang sendiri tanpa mengandalkan


bantuan arus air. Ia juga sangata aktif dalam berenang
2. Merupakan konsumen dari zona pelagik
3. Terdiri dari hewan invertebrata dan vertebrata
4. Usia hidupnya lebih panjang daripada plankton (vertebrata masa
hidupnya 5 hingga 10 tahun, sedangkan invertebrata sekitar 1
tahun).
5. Melakukan migrasi terkait dengan proses reproduksi

Nekton terdiri dari kelompok ikan yang bertulang belakang seperti ikan
cucut, ikan pari, spesies reptil laut, serta beberapa jenis mamalia laut.

Klasifikasi Nekton

Klasifikasi nekton yang pertama adalah berdasarkan kelompok ikan,


nekton dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Meroepilagik

Yaitu sekelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di


wilayah epipelagik laut, yaitu wilayah atau zona laut yang memiliki
kedalaman 0 hingga 200 meter atau sekitar 656 kaki. Kelompok ini
memiliki keragaman pola hidup seperti :

Kelompok organisme yang menghabiskan waktu dewasa di wilayah


epipelagik namun terpisah di daerah pantai seperti lintang jinak, geger,
haring.

Organisme yang memasuki wilayah epipelagik hanya pada waktu-waktu


tertentu saja seperti kelompok ikan lentera yang hanya muncul di
permukaan pada malam hari untuk mencari makanan.

Kelompok organisme yang menghabiskan masa dewasanya di daerah


lain, namun mereka menghabiskan waktu awal daur hidupnya di zona
epipelagik

 2. Holoepipelagik

Yaitu kelompok organisme perairan yang menghabiskan seluruh waktu


hidupnya di zona epipelagik. Beberapa spesies yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah ikan hiu cucut martil, ikan hiu mackerel,
ikan hiu cucut biru, ikan tuna, ikan terbang, ikan cucut gergaji, setuthuk,
lemuru, ikan dayung, dan lain sebagainya.

Nekton juga diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, seperti :

1. Vertebrata, Merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan-


hewan bertulang belakang seperti reptil, mamalia, dan berbagai
jenis ikan.
2. Molusca, merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan
invertebrata yang memiliki tubuh lunak seperti kerang, cumui-
cumi, serta gurita.
3. Crustacea, merupakan kelompok antropoda yang memiliki kulit
keras (cangkang) seperti udang, kepiting, lobster, dan lain
sebagainya.

5. Benthos

Benthos merupakan sejenis


organisme yang hidup di zona bentik, yaitu di dasar laut. Benthos
merupakan organisme yang melimpah disedimen permukaan landas
kontinen dan di perairan yang lebih dalam. Karena cahaya tidak dapat
menembus wilayah bentik, maka organisme yang tinggal di lingkungan
tersebut mendapatkan energi dari bahan-bahan organik yang turun dari
zona yang lebih tinggi. Atau bisa dikatakan bahwa rantai makanan
organisme bentik ditopang oleh benda mati atau membusuk yang
melayang dari zona yang lebih tinggi. Sumber utama makanan
organisme bentos adalah ganggang serta limpasan organik dari tanah.
Beberapa faktor seperti suhu, salinitas, kedalaman air, serta jenis subtrat
lokal yang ada sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisme
bentik tersebut.

Beberapa jenis organisme yang termasuk benthos antara lain adalah dari
kelompok protozoa, sponge, Coelenterate, Rotifera, Nematode, Bryozoa,
Decapoda, Ostracoda, Cladocera, Cpopoda, Pelecypoda, Gastropoda,
Insekta, dan Lintah. Organisme bentik yang lain, seperti bintang laut,
tiram, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memiliki peran
yang cukup penting, yaitu  sebagai sumber makanan bagi ikan dan juga
bagi manusia.

Adapun peranan organisme benthos antara lain adalah :

 Dapat membantu mendaur ulang bahan-bahan organik


 Berperan penting dalam siklus rantai makanan
 Dapat membantu proses mineralisasi
 Karena memiliki siklus hidup yang panjang serta pergerakan yang
terbatas, organisme benthos bisa dijadikan sebagai indikator
terjadinya pencemaran.

Klasifikasi Benthos

Berdasarkan ukurannya, benthos dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Makrobenthos

Makrobenthos terdiri dari berbagai jenis organisme bentik yang


memiliki ukuran lebih besar dari 1 mm, sehingga organisme tresebut
masih dapat terlihat oleh mata. Contoh organisme makrobenthos antara
lain adalah cacing polychaete, bivalvia, echinodermata, anemon laut,
karang, spons, lobster dan cumaceans

2. Meiobenthos

Terdiri dari organisme bentik yang memiliki ukuran yang kecil yaitu
kurang dari 1 mm, tetapi lebih besar dari 0,1 mm. Berbagai spesies yang
tergolong dalam meiobenthos ini adalah nematoda, foraminiferans,
beruang air, copepoda, dan ostracode.

3. Microbenthos

Terdiri dari organisme bentik yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.
Contoh organisme microbenthos ini antara lain adalah bakteri, diatom,
ciliates, amuba, serta flagelata.

Sedangkan berdasarkan jenisnya, benthos dibedakan menjadi :

1. Zoobenthos, terdiri dari berbagai jenis binatang yang hidup di


zona bentik
2. Phytobenthos, terdiri dari berbagai jenis tanaman yang ada pada
zona bentik terutama diatom bentik serta makroalga (rumput laut)
3. Endobenthos, merupakan organisme benthos yang memiliki
kehidupan terkubur dalam sedimen terutama di daerah lapisan
oksigen atas. Contohnya adalah pena laut atau dolar pasir.
4. Epibenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup di atas
sedimen seperti mentimun laut.
5. Hyperbenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup tepat di
atas sedimen seperti cod batu.
Upaya Menjaga Biota Laut

Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa banyak sekali jenis dari biota
laut yang mana keberadaan mereka sangat berperan bagi kehidupan
manusia. Namun, sekarang ini berbagai masalah tengah mengancam
kelestarian biota laut tersebut, yaitu kepunahan masal. Hal ini terjadi
akibat beberapa faktor seperti kombinasi dari temperature yang tinggi,
pengasaman, serta minimnya oksigen. Study telah menunjukkan bahwa
perubahan iklim serta penangkapan ikan yang terjadi secara tidak
terkendali juga merupakan faktor penyebab kepunahan kehidupan laut.
Lalu bagaimana upaya kita untuk menjaga agar biota laut tetap lestari?

1. Melestarikan hutan bakau yang ada di tepi-tepi pantai


2. Pelarangan terhadap pengambilan terumbu karang yang merupakan
habitat bagi ikan-ikan
3. Pelarangan penggunaan bahan peledak atau bahan kimia lainnya
serta penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan
4. Tidak membuang sampah atau limbah industri ke laut

Anda mungkin juga menyukai