Anda di halaman 1dari 15

KLASIFIKASI BIOTA LAUT

NAMA : 1. STEPHANI EDITHA GUSTAMAWATI

2. NOFI SARLINA NITBANI

3. PUTRI AMBU LEO

KELOMPOK :3

KELAS :A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2018
KLASIFIKASI BIOTA LAUT

Bumi terdiri atas lautan dan daratan, dimana lautan merupakan bagian terbesar dari bumi
yaitu sekitar 2/3 bagian bumi. Laut merupakan habitat bagi berbagai macam organisme yang
telah berevolusi dan beradaptasi dengan keadaan lingkungan mereka. Segala jenis makhluk
hidup yang ada di dalam laut, baik itu hewan, tumbuhan, maupun karang disebut sebagai biota
laut. Diseluruh lautan, jenis organisme atau biota laut tidaklah merata. Karakteristik lingkungan
laut yang beragam menyebabkan terciptanya habitat yang berbeda-beda serta berpengaruh pada
jenis organisme yang mendiaminya. Adapun karaketristik dari lautan tersebut antara lain adalah
ketersediaan cahaya, kedalaman air, serta kompleksitas topografi laut.
Secara garis besar, biota laut diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu tumbuhan
dan hewan. Namun dalam perkembangannya, kedua kelompok tersebut terbagi menjadi beberapa
jenis yang dilihat dari karakteristik dan sifat yang dimiliki.

A. Pengelompokan Biota Laut Berdasarkan Sifatnya


1. Plankton
Plankton adalah sejenis organisme mikroskopis yang hidup di bagian atas atau
permukaan (zona pelagik) samudra, laut, atau perairan lainnya. Nama Plankton berasal dari
bahasa Yunani Planktos yang berarti pengembara. Secara umum, Plankton memiliki ukuran
yang kecil yaitu kurang dari 1 mm atau sekitar 0,000039 inci. Namun ada juga jenis plankton
yang memiliki ukuran yang besar, misalnya ubur-ubur yang memiliki lebar serta panjang
tentakel mencapai hingga 15 meter.
Plankton berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan laut. Organisme ini telah dianggap
sebagai sumber makanan bagi organisme besar yang hidup di perairan seperti ikan, kerang,
batu karang, dan paus. Meskipun tergolong sebagai organisme hidup, namun plankton tidak
memiliki kekuatan untuk melawan arus, air pasang, maupun angin yang menghanyutkannya.
Pesisir laut merupakan habitat yang baik untuk perkembangan plankton, dimana wilayah
pesisir terdapat kandungan garam mineral serta sinar matahari yang baik bagi plankton.
Berdasarkan sifatnya, plankton diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Fitoplankton
Fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang hidup di zona eufotik
(permukaan remang) laut yang mampu mensintetis makanannya sendiri yaitu berupa
bahan organik yang diolah dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari.
Selain dapat memproduksi makanan bagi dirinya sendiri, fitoplankton juga merupakan
penyedia energi bagi hampir seluruh kehidupan di laut. Nama fitoplankton berasal dari
bahasa Yunani phyton yang berarti tumbuhan dan planktos yang berarti pengembara.
Jenis Fitoplankton antara lain :
 Cyanobacteria
Cyanobacteria atau yang biasa disebut dengan ganggang biru. Cyanobacteria
tergolong dalam jenis bakteri dan merupakan organisme pertama di bumi yang
dikembangkan melalui proses fotosintesis. Ia juga salah satu organisme yang mampu
mengambil serta mengolah nitrogen dari udara menjadi molekul organik yang
nantinya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan hewan.

 Diatom
Diatom merupakan protista yaitu sejenis ganggang yang memiliki sel tunggal
dengan dinding sel pelindung yang terbuat dari silika. Ini merupakan jenis
fitoplankton yang paling melimpah jumlahnya. Dalam kondisi yang menguntungkan,
diatom dapat bereproduksi dengan cepat sehingga keberadaan mereka mampu
mendominasi suatu wilayah perairan. Namun jika kondisi tidak menguntungkan,
seperti terjadinya musim dingin atau pada saat sumber nutrisi semakin berkurang,
maka organisme ini dapat tenggelam ke tingkat yang lebih rendah hingga arus
mengembalikan mereka kembali ke permukaan.

 Dinoflagellata
Dinoflagellata meskipun sama-sama tergolong protista, namun dinoflagellata dan
diatom memiliki fisik yang berbeda. Dinoflagellata memiliki alat gerak berupa
cambuk getar (flagel) yang di dalamnya terdapat sel-sel reseptor yang digunakan
sebagai alat indera untuk mengetahui keadaan lingkungannya serta sebagai alat bantu
untuk menangkap makanan. Jenis fitoplankton ini berperan dalam timbulnya gejala
pasang merah yang merupakan peristiwa dimana perairan laut nampak memerah.
Kondisi tersebut diakibatkan oleh meledaknya jumlah populasi dari dinoflagellata ini
yang dapat berakibat terjadinya kematian secara massal para penghuni laut yang lain
akibat keracunan.
b. Zooplankton
Zooplankton merupakan sejenis organisme yang sebagian besar hidup di perairan
permukaan dengan ukuran tubuh lebih dari 0,05 mm. Zooplankton merupakan kategori
yang mencakup berbagai ukuran organisme termasuk protozoa kecil dan metazoans
besar. Spesies zooplankton tidak tersebar merata tetapi secara acak di dalam suatu
wilayah laut. Zooplankton tergolong dalam jenis hewan perairan yang sumber
makanannya adalah fitoplankton maupun zooplankton lainnya serta zooplankton juga
dapat bertindak sebagai reservoir penyakit. Berdasarkan siklus hidupnya, zooplankton
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
 Meroplankton
Meroplankton (plankton sementara) yang menghabiskan sebagian hidupnya
sebagai plankton, terutama pada tingkat larva. Contohnya cumi dan kerang-kerangan.

 Holoplankton
Holoplankton (plankton tetap) yang mengabiskan seluruh hidupknya sebagai
plankton. Contohnya Chaetognata dan Copepoda.

Sedangkan jika dilihat dari ukurannya, zooplankton tebagi atas 4 golongan, yaitu:
 Mikroplankton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 µm contohnya Ciliata,
Foraminifera, nauplius, rotofera dan Copepoda
 Mesoplankton yang memiliki ukuran 200 µm hingga 2 mm contohnya Cladocera,
Copepoda, dan Larvacea
 Makroplankton yang memiliki ukuran 2 hingga 20 mm contohnya Pteropoda,
Copepoda, Euphasid dan Chaetognata
 Mikronekton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 mm contohnya Chepalopoda,
Euphasid, Sargestid dan Myctophid.
 Megaloplankton yang memiliki ukuran lebih dari 200 mm contohnya Schypozoa dan
Thaliacea

Organisme yang tergolong dalam zooplankton antara lain adalah :


1) Copepoda merupakan sejenis krustasea yang memiliki ukuran panjang sekitar 1
hingga 2 mm. Namun beberapa jenis lainnya memiliki ukuran yang lebih besar.
Spesies ini hanya memiliki satu mata. Kebanyakan spesiesnya memakan fitoplankton
bersel tunggal, dan nati pada gilirannya, Copepoda akan menjadi makanan bagi ikan
atau hewan perairan lain yang lebih besar.
2) Krill merupakan sejenis krustasea yang mirip dengan udang dengan panjang tubuh
antara 1 hingga 2 cm. Meskipun masih terbawa oleh arus air, tapi jenis plankton ini
memiliki kemampuan untuk berenang. Itulah sebabnya kenapa krill tidak sepenuhnya
dianggap sebagai plankton. Sebagian besar spesies krill ini membentuk sebuah
kawanan yang didalamnya terdiri dari milyaran spesies ini. Krill merupakan makanan
bagi beberapa jenis hewan perairan seperti paus.

3) Ubur-ubur merupakan salah satu hewan perairan yang tergolong dalam jenis plankton
terbesar. Diameter tubuhnya bisa mencapai 2 meter dengan panjang tentakel hingga
15 meter. Ubur-ubur mengkonsumsi beberapa jenis zooplankton serta ikan kecil-
kecil.
4) Larva ikan, cacing laut, karang, dan beberapa spesies perairan lainnya telah dianggap
sebagai golongan zooplankton.

c. Bacterioplankton
Bacterioplankton merupakan golongan bakteri yang semasa hidupnya bekerja untuk
menguraikan sisa-sisa organisme lainnya. Sama seperti fitoplankton, bacterioplankton
juga mampu melakukan fotosintesis sendiri. Spesies ini dapat ditemukan di hampir semua
bagian atau tingkatan laut, tidak hanya di daerah permukaan seperti spesies plankton
lainnya. Bacterioplankton menguraikan sisa-sisa organisme lainnya sehingga nutrisi
mereka dapat dipergunakan kembali serta menjadi sumber makanan bagi zooplankton.
Jenis dari bacterioplankton ini antara lain adalah mycoplankton, jamur, serta organisme
jamur lain yang signifikan dalam siklus hara.
Berdasarkan ukurannya, oleh James W. Nybakken plankton digolongkan dalam beberapa
jenis, yaitu :
1. Megaplankton organisme plankton yang berukuran lebih dari 2000 µm misalnya ubur
ubur, ctenophore, salps dan pyrosomes (pelagis Tunicata), Cephalopoda, serta
Amphipoda.
2. Mesoplankton organisme plankton yang berukuran 200-2000 µm, misalnya copepoda,
medusa, ostracoda, cladocera, chaetognaths, pteropods, heteropoda, serta tunicata.
3. Mikroplankton organisme plankton yang berukuran 20-200 µm, misalnya spesies
fitoplankton, protozoa foraminifera, tintinnids, ciliates, rotifera, copepoda nauplii.
4. Nanoplankton organisme plankton yang berukuran 2-20 µm, misalnya diatom kecil,
flagellata kecil, pyrrophyta, chrysophyta, clorophyta, serta xantophyta
5. Ultraplankton organisme plankton yang berukuran di bawah 2 µm. Misalnya virus laut

Plankton dapat dijumpai di seluruh wilayah perairan di bumi ini, baik itu di samudra,
laut, danau, maupun jenis perairan lainnya. Variabilitas spesies ini tergantung pada beberapa
faktor, seperti :
1. Ketersediaan cahaya, hampir semua ekosistem plankton pertumbuhannya dipengaruhi
oleh ketersediaannya energi surya. Misalnya saja pada daerah perairan yang memiliki
ketersediaan cahaya yang rendah, maka pertumbuhan fitoplankton di daerah tersebut
akan menurun.
2. Ketersediaan unsur hara, meskipun sebagian besar wilayah di perairan tropis dan
subtropis memiliki kelimpahan cahaya, namun apabila ketersediaan nutrisi seperti fosfat,
nitran, serta silikat sangat rendah maka hal tersebuta akan berpengaruh pada pertumbuhan
plankton.
3. Perubahan suhu juga memberikan peranan yang penting bagi pertumbuhan plankton,
dimana suhu air di suatu wilayah perairan dapat mempengaruhi kadar oksigen serta daya
toksit daerah tersebut. Plankton dapat berkembang dengan optimal pada wilayah perairan
yang memiliki suhu antara 25 hingga 30°C.
4. Pergerakan air atau arus air merupakan agen yang membantu suplai makanan bagi
pertumbuhan plankton.
5. Kondisi Ph atau tingkat keasaman air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
terganggunya proses fisiologis plankton.

2. Nekton
Nekton merupakan jenis organisme yang menjadi perenang aktif di wilayah perairan,
baik itu air tawar maupun air laut. Nekton sering dikenal dengan predator teratas pada
sebagian besar rantai makanan di laut. Kata nekton berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
arti berenang. Yang mendasari perbedaan antara nekton dan plankton adalah bahwa nekton
memiliki kemampuan berenang tanpa harus mengandalkan arus laut. Nekton dapat dijumpai
dihampir seluruh wilayah serta garis lintang perairan laut.
Ikan merupakan kelompok nekton yang paling besar, yaitu sekitar 16.000 spesies. Nekton
membentuk dasar perikanan yang cukup penting di bumi ini. Dimana nekton merupakan
pemangsa plankton yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia, seperti
peningkatan gizi serta peningkatan perekonomian. Bangkai-bangkai organisme yang
tergolong nekton yang menumpuk di dasar laut merupakan bahan dasar pembentukan
mineral laut seperti minyak bumi dan gas. Pada umumnya, nekton memiliki beberapa
karakteristik, seperti :
a. Mampu bergerak atau berenang sendiri tanpa mengandalkan bantuan arus air. Ia juga
sangata aktif dalam berenang
b. Merupakan konsumen dari zona pelagic
c. Terdiri dari hewan invertebrata dan vertebrata
d. Usia hidupnya lebih panjang daripada plankton (vertebrata masa hidupnya 5 hingga 10
tahun, sedangkan invertebrata sekitar 1 tahun).
e. Melakukan migrasi terkait dengan proses reproduksi

Nekton terdiri dari kelompok ikan yang bertulang belakang seperti ikan cucut, ikan pari,
spesies reptil laut, serta beberapa jenis mamalia laut. Klasifikasi nekton yang pertama adalah
berdasarkan kelompok ikan, nekton dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Meroepilagik
Yaitu sekelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di wilayah
epipelagik laut, yaitu wilayah atau zona laut yang memiliki kedalaman 0 hingga 200
meter atau sekitar 656 kaki. Kelompok ini memiliki keragaman pola hidup seperti:
Kelompok organisme yang menghabiskan waktu dewasa di wilayah epipelagik
namun terpisah di daerah pantai seperti lintang jinak, geger (Rhincodon typus), haring
(Clupea herrings). Organisme yang memasuki wilayah epipelagik hanya pada waktu-
waktu tertentu saja seperti kelompok ikan lentera (Symbolophorus barnardi) yang hanya
muncul di permukaan pada malam hari untuk mencari makanan.
Kelompok organisme yang menghabiskan masa dewasanya di daerah lain, namun
mereka menghabiskan waktu awal daur hidupnya di zona epipelagik.

2. Holoepipelagik
Yaitu kelompok organisme perairan yang menghabiskan seluruh waktu hidupnya
di zona epipelagik. Beberapa spesies yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah ikan hiu cucut martil (Esphyra blochii), ikan hiu mackerel, ikan hiu cucut biru
(Rhizoprionodon acutus), ikan tuna, ikan terbang, ikan cucut gergaji, setuthuk, lemuru,
ikan dayung, dan lain sebagainya.
Nekton juga diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, seperti :
1. Vertebrata, Merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan-hewan bertulang
belakang seperti reptil, mamalia, dan berbagai jenis ikan.
2. Molusca, merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan invertebrata yang
memiliki tubuh lunak seperti kerang, cumui-cumi, serta gurita.
3. Crustacea, merupakan kelompok antropoda yang memiliki kulit keras (cangkang) seperti
udang, kepiting, lobster, dan lain sebagainya.

3. Benthos
Benthos merupakan sejenis organisme yang hidup di zona bentik, yaitu di dasar laut.
Benthos merupakan organisme yang melimpah disedimen permukaan landas kontinen dan di
perairan yang lebih dalam. Karena cahaya tidak dapat menembus wilayah bentik, maka
organisme yang tinggal di lingkungan tersebut mendapatkan energi dari bahan-bahan organik
yang turun dari zona yang lebih tinggi. Atau bisa dikatakan bahwa rantai makanan organisme
bentik ditopang oleh benda mati atau membusuk yang melayang dari zona yang lebih tinggi.
Sumber utama makanan organisme bentos adalah ganggang serta limpasan organik dari
tanah. Beberapa faktor seperti suhu, salinitas, kedalaman air, serta jenis subtrat lokal yang
ada sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisme bentik tersebut.
Beberapa jenis organisme yang termasuk benthos antara lain adalah dari kelompok
protozoa, sponge, Coelenterate, Rotifera, Nematode, Bryozoa, Decapoda, Ostracoda,
Cladocera, Cpopoda, Pelecypoda, Gastropoda, Insekta, dan Lintah. Organisme bentik yang
lain, seperti bintang laut, tiram, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memiliki
peran yang cukup penting, yaitu sebagai sumber makanan bagi ikan dan juga bagi manusia.
Adapun peranan organisme benthos antara lain adalah :
 Dapat membantu mendaur ulang bahan-bahan organic
 Berperan penting dalam siklus rantai makanan
 Dapat membantu proses mineralisasi

Karena memiliki siklus hidup yang panjang serta pergerakan yang terbatas, organisme
benthos bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran.
Berdasarkan ukurannya, benthos dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Makrobenthos
Makrobenthos terdiri dari berbagai jenis organisme bentik yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1 mm, sehingga organisme tresebut masih dapat terlihat oleh mata.
Contoh organisme makrobenthos antara lain adalah cacing polychaete, bivalvia,
echinodermata, anemon laut, karang, spons, lobster dan cumaceans

b) Meiobenthos
Terdiri dari organisme bentik yang memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 1
mm, tetapi lebih besar dari 0,1 mm. Berbagai spesies yang tergolong dalam meiobenthos
ini adalah nematoda, foraminiferans, beruang air, copepoda, dan ostracode.

c) Microbenthos
Terdiri dari organisme bentik yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Contoh organisme
microbenthos ini antara lain adalah bakteri, diatom, ciliates, amuba, serta flagelata.

Sedangkan berdasarkan jenisnya, benthos dibedakan menjadi :


a) Zoobenthos, terdiri dari berbagai jenis binatang yang hidup di zona bentik
b) Phytobenthos, terdiri dari berbagai jenis tanaman yang ada pada zona bentik terutama
diatom bentik serta makroalga (rumput laut)
c) Endobenthos, merupakan organisme benthos yang memiliki kehidupan terkubur dalam
sedimen terutama di daerah lapisan oksigen atas. Contohnya adalah pena laut atau dolar
pasir.
d) Epibenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup di atas sedimen seperti mentimun
laut.
e) Hyperbenthos, terdiri dari organisme bentik yang hidup tepat di atas sedimen seperti cod
batu.
B. Klasifikasi Biota Laut dalam 2 Kelompok Besar
1. Kelompok Hewan Laut
a. Filum Protozoa
Protozoa adalah hewan bersel satu karena hanya memiliki satu sel saja alias bersel
tunggal dengan ukuran yang mikroskopis hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Protozoa dapat hidup di air atau di dalam tubuh makhluk hidup atau organisme lain
sebagai parasit. Hidupnya dapat sendiri atau soliter atau beramai-ramai atau koloni.
Contohnya : amuba / amoeba.
b. Filum Porifera
Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berporipori mirip spon
dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakan
makanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya: bunga karang, spons,
grantia.
c. Filum Coelenterata atau Coelentrata
Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel
contohnyaseperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris
bilateral hidup di laut. Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.
d. Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris
bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syaraf yang berpasangan. Cacing pipih
kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada
binatang/hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita,cacing
hati, polikladida.
e. Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris
bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran
darah.Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akar cacing tambang, cacing filaria.
f. Filum Ctenophora
Filum Ctenophora adalah sekelompok kecil hewan laut yang berenang ebbas dan
warnanya lebih tembus pandang daripada ubur-ubur. Contohnya Pleurobrachia.
g. Filum Annelida atau Anelida
Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmensegmen dengan
berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida
sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.
h. Filum Rotifera
Filum Rotifera atau rotatoria merupakan hewan yang sangat kecil mempunyai ruas,
rambut-rambut untuk bergerak dan menarik makanan ke dalam mulut.
i. Echinodermata
Kelompok hewan ini biasanya mempunyai permukaan kulit yang berduri. Duri-duri
yang melekat di tubuhnya itu bermacam-macam ada yang tajam, kasar dan atau hanya
berupa tonjolan saja. Jenis yang termasuk kelompok echinodermata adalah bintang laut
(Linckia laevigata), bulu babi (Diadema setosum), timun laut atau tripang (Holothuria
nobilis), lili laut (Lamprometra sp), bintang mengular (Ophiothrix fragilis), mahkota
seribu atau mahkota berduri (Acanthaster planci) (Lilley, 1999).
j. Mollusca
Moluska merupakan hewan yang bertubuh lunak, ada yang bercangkang dan tidak
bercangkang. Cangkangnya berfungsi untuk melindungi tubuhnya yang lunak. Menurut
Marwoto & Sinthosari (1999), filum moluska ini terbagi dalam 7 kelas yaitu:
Monoplacophora, Polyplacophora, Aplacophora, Gastropoda, Pelecypoda/Bivalvia,
Scaphopoda dan Cephalopoda.
k. Filum Arthropoda atau Atropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ
tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang
berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : kepiting, udang.
l. Filum Bryozoa
Bryozoa atau disebut hewan lumut, kebanyakan berkoloni. Sebagian besarnya hidup
di laut. Contoh : Membranipora membranacea
m. Filum Chordata
Chordata adalah hewan yang memiliki notokorda atau chorde yaitu tali sumbu tubuh
syaraf belakang dengan rangka. Ukuran chordata beragam ada yang besar dan ada yang
kecil dengan otak yang terlindung tengkorak untuk berfikir. Contoh chordata adalah
cacing acorn, ikan lancet, ikan paus pembunuh.
n. Filum Sipunculoidea
Merupakan cacing kacang karena berbentuk seperti kacang. Terdapat di mintakat
litoral di semua pantai dan hidup di pasir atau membuat lubang pada batu karang dan
dapat bergerak merayap perlahan. Contoh : Phascolosoma lurco
o. Echiuroidea
Hewan ini dinamakan cacing senduk, karena belalainya seperti senduk. Contoh:
Ochetostoma erythrogrammon
p. Filum Chaetognatha
Adalah hewan laut kecil yang tergolong holoplankton. Merupakan hewan tembus
pandang sehingga keberadaannya sulit diketahui. Bentuk tubuhnya lurus dan bergerak
relatif cepat sehingga disebut cacing panah. Contoh : Sagitta enflata, S. planctonis, S.
bedoti.
q. Filum Phoronida
Merupakan hewan laut kecil yang menetap dalam lubang seperti tabung berselaput di
paparan lumpur.
r. Filum Brachiopoda
Adalah hewan laut yang hidup dalam setangkup cangkang yang terbuat dari zat kapur
atau zat tanduk. Contoh: Lingula unguis
s. Filum Enteropneusta
Merupakan hewan penghuni dasar lumpur selama sebagian besar hidupnya dan jarang
keluar dari lubang persembunyiannya.
t. Filum Urochordata
Merupakan chordata yang primitif. Terbagi dalam 3 kelas yaitu larvacea, Asciudiacea
dan Thaliacea. Contoh : Oikopleura dan Fitrilaria.
u. Filum Chepalochordata
Kelompok hewan ini bentuknya seperti ikan kecil dan dinamakan Amphioxus. Jarang
dijumpai dan terdapat diperairan pasir dangkal dan meliang dibawah pasir.

2) Kelompok Tumbuhan Laut


a. Tallophyta
Merupakan tumbuhan primitif dan tumbuhan bertalus artinya badannya sedikit atau tidak
terbagi bagi dalam alat vegetatif seperti akar yang sebenarnya, ranting atau cabang dan
daun. Sebagian besar alga laut berwarna indah dan bercahaya, pigmen dari kromatofor
(chromatophore) menyadap sinar matahari untuk fotosintesis. Pembagian kelas dari divisi
ini mengikuti warna yang dimiliki :
 Myxophyceae (Alga hijau-biru)
Kelas tumbuh-tumbuhan ini terdiri atas tumbuh-tumbuhan kecil yang kurang
terorganisasi, beberapa di antaranya terdiri atas tumbuh-tumbuhan bersel tunggal dan
lainnya bersel banyak. Warna tumbuh-tumbuhan ini disebabkan karena terdapatnya
pigmen tambahan terlarut dalam air yang dinamakan fikosianin. Beberapa
Myxophyceae sifatnya endophytic, yaitu mereka hidup di dalam tubuh tumbuh-
tumbuhan lain dalam suatu asosiasi yang dinamakan simbiosis. Misalnya, dalam sel
diatomae, Rhizosolenia, mungkin hidup ganggang spesies Richelia intracellularis.
 Chlorophyceae (Alga hijau)
Sesuai dengan namanya, kelompok ganggang ini berwarna hijau. Pigmen dari
kloroplas, yakni bentuk sel yang mengandung pigmen untuk fotosintesis, mencakup
dua jenis klorofil, yaitu klorofil-a dan klorofil-b dan berbagai karotenoid. Warna
kuning dan oranye dari pigmen karotenoid tertutup oleh berlimpahnya klorofil yang
berwarna hijau (Smith, 1955; Tjitrosoepomo, 1991). Beberapa ganggang hijau dari
laut, seperti Halimedia menghasilkan kerak kapur (CaCO3). Karena itu, organisme
ini dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi terbentuknya endapan
kapur di beberapa bagian perairan laut, terutama di daerah tropis. Sendi-sendi dari
spesies Halimedia ini tidak berkapur, yang menyebabkan lentur dan ganggang ini
dapat bergerak-gerak dalam air jika air bergerak. Ganggang hijau terdapat terutama di
mintakat litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah dari mintakat pasut, dan
tetap di daerah bawah-pasut sampai ke jelukan 10 meter atau lebih. Jadi, di habitat
yang mendapat penyinaran matahari bagus, ganggang dari kelas ini terdapat
melimpah di perairan hangat (tropis).
 Phaeophyceae (Alga coklat)
Ganggang coklat hampir semuanya merupakan tumbuh-tumbuhan laut; hanya
sedikit yang hidup di air tawar. Ganggang yang termasuk kelas ini adalah ganggang
coklat yang di antaranya berukuran sangat besar. Pigmen ganggang dari kelas ini
terdiri atas klorofil yang ditutupi oleh pigmen-pigmen kuning dan coklat, santofil,
karotin, dan fukosantin (Smith, 1955; Kadi, 1996). Ganggang coklat berkembang
sangat pesat di perairan dingin. Karena itu ganggang ini khas tumbuh-tumbuhan
pantai berbatu di daerah lintang tinggi.
 Rodophyceae (Alga merah)
Hampir semua ganggang merah adalah tumbuh-tumbuhan laut. Di antara kelas
ganggang laut, ganggang merah yang teramat mencolok dalam hal warna. Beberapa
di antaranya bercahaya. Banyak dari spesies yang kecil sekali ukurannya merupakan
benda makroskopik yang indah.
 Chrysophyceae (Alga hijau-kuning, termasuk diatom)
Berbeda dengan kelas-kelas ganggang yang terdahulu, kelas ganggang hijau-
kuning ini sangat heterogen. Banyak ketidaksesuaian pendapat antara para pakar
taksonomi tumbuh-tumbuhan mengenai pengelompokan ganggang ini. Beberapa di
antara ganggang tersebut oleh sementara pakar, digolongkan sebagai hewan. Namun,
berbeda dengan hewan-hewan laut yang sebenarnya, kelompok ganggang ini mampu
berfotosintesis. Berbeda juga dengan kelas ganggang tersebut di atas, anggota dari
kelas yang terdiri atas tumbuh-tumbuhan dan hewan
Kebanyakan ganggang yang berwarna kuning atau berwarna emas ini bersel
tunggal tetapi hidup bergerombol. Meskipun berklorofil, warna hijaunya tertutup oleh
pigmen kuning dan coklat dan oleh tetesan minyak yang tersimpan. Yang teramat
menarik dari kelompok ganggang ini adalah diatomae. Kelompok-kelompok lain
yang penting diketahui adalah Dinoflagellata, Phaeocystis, Cocolithoporidae, dan
Halosphaera.
i. Diatomae
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong kelompok ini merupakan tumbuhan
berbentuk mikroskopis. Bentuk yang lebih besar ukurannya jika dilihat satu
demi satu hanya berupa satu titik saja. Mereka terdiri atas satu sel, tetapi sel-
sel ini membentuk rantai atau kelompok sel berbagai tipe.
ii. Dinoflagellata
Kelompok ganggang ini diberi nama umum dinoflagellata. Kelompok
ganggang ini memegang peranan penting dalam ekonomi laut. Sebagian besar
spesies ganggang ini bersifat holofitik dan nomor dua setelah diatomae
sebagai produsen dalam plankton laut. Dinoflagellata khas biota bersel satu.
Banyak dinoflagellata bercahaya yang membuat kelauan air laut berkilau.
iii. Phaeocystis
Phaeocystis adalah tumbuh-tumbuhan bercambuk berwarna coklat, hidup
di perairan neritik yang membentuk koloni berupa gelembung benjol dan
dapat dilihat dengan mata biasa. Banyaknya plankton ini sewaktu-waktu dapat
membuat permukaan air berwarna sangat coklat. Perkembangbiakan terjadi
melalui pembentukan spora bercambuk yang lepas dari koloni.
iv. Halosphaera
Halosphaera adalah tumbuh-tumbuhan bersel tunggal dan mikroskopik
dari ordo Heterococcales. Pakar terdahulu memasukkan kelompok ganggang
ini ke dalam ganggang hijau. Pada saat-saat tertentu, mereka terdapat dalam
jumlah besar dalam plankton, mengapung hampir dekat permukaan laut.
Halosphaera hanya terdapat di laut terbuka yang memiliki warna hijau seperti
warna hijau tumbuh-tumbuhan darat. Walaupun terdapat dalam jumlah besar,
mereka tidak berkembangbiak melalui cara yang cepat dengan pembelahan
menjadi dua seperti diatomae, tetapi isi sel ditransformasi menjadi sejumlah
besar zoospora. Zoospora yang berenang ini terlepas dan melalui suatu cara
yang tidak diketahui ditransformasi kembali menjadi bentuk bulat kecil yang
lama kelamaan bertambah menjadi bentuk normal dengan pelepasan berturut-
turut selaput silika lemah yang menyelimuti mereka. Spora istirahat juga
dihasilkan oleh kelompok biota ini.

b. Spermatophyta
Lamun (Seagrass)
Tumbuhan lamun termasuk dalam golongan tumbuhan tingkat tinggi, karena batang,
daun, bunga dan buahnya dapat dibedakan dengan jelas. Di perairan Indonesia hanya
dikenal 12 jenis, di antaranya adalah: Thalassia hemprichii, Halodule univervis,
Thalassodendron ciliatum, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Enhalus acoroides,
dan Syringodium isoetifolium (Romimohtarto & Yuwana, 1999).
Tumbuhan Bakau (Mangrove)
Tumbuhan berbunga lainnya selain lamun adalah tumbuhan mangrove atau dikenal
juga dengan sebutan bakau. Tumbuhan ini dapat bertahan hidup pada perairan yang
mempunyai kadar garam yang tinggi dengan ketersediaan oksigen yang terbatas. Macam-
macam jenis mangrove diantaranya Avecinnia spp., Bruguiera spp., Sonneratia spp.,
Ceriops spp. dan Rhizophora spp. (Romimohtarto & Yuwana, 1999).
DAFTAR PUSTAKA

LILLEY, G.R. 1999. Buku Panduan Pendidikan Konservasi. Terumbu Karang Indonesia.
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Natural Resources Management
Program, USAID, Yayasan Pustaka
Alam Nusantara dan The Nature Conservacy (Edisi Pertama): 55 hal.

MARWOTO, R.M. dan A. M. SINTHOSARI, 1999. Pengelolaan Koleksi Moluska. Dalam:


Buku Pegangan Pengelolaan Koleksi Spesimen Zoologi. Yayuk, R. Suhardjono (Ed). Balai
Penelitian dan Pengembangan Zoologi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia: 218 hal.

NYBAKKEN, J. W. 1993. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta: 325
hal.

ROMIMOHTARTO, K. dan JUWANA, S. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta: 527 hal.

Romimohtarto, K. (1987) Rumput laut (Algae): Jenis, reproduksi, budidaya, dan pasca-panen,
Seri Sumber Bahan Alam, 141, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

SUHARSONO, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi- LIPI, Jakarta: 116 hal.

TJAKRAWIDJAYA, A. H. 1999. Pengelolaan Koleksi Ikan. Dalam:Buku Pegangan


Pengelolaan Koleksi Spesimen Zoologi.(Suhardjono, Y.R. ED). Balai Penelitian dan
Pengembangan Zoologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi. Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta: 218 hal.

www.oseanografi.lipi.go.id

Anda mungkin juga menyukai