KELOMPOK :3
KELAS :A
JURUSAN BIOLOGI
KUPANG
2018
KLASIFIKASI BIOTA LAUT
Bumi terdiri atas lautan dan daratan, dimana lautan merupakan bagian terbesar dari bumi
yaitu sekitar 2/3 bagian bumi. Laut merupakan habitat bagi berbagai macam organisme yang
telah berevolusi dan beradaptasi dengan keadaan lingkungan mereka. Segala jenis makhluk
hidup yang ada di dalam laut, baik itu hewan, tumbuhan, maupun karang disebut sebagai biota
laut. Diseluruh lautan, jenis organisme atau biota laut tidaklah merata. Karakteristik lingkungan
laut yang beragam menyebabkan terciptanya habitat yang berbeda-beda serta berpengaruh pada
jenis organisme yang mendiaminya. Adapun karaketristik dari lautan tersebut antara lain adalah
ketersediaan cahaya, kedalaman air, serta kompleksitas topografi laut.
Secara garis besar, biota laut diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok besar, yaitu tumbuhan
dan hewan. Namun dalam perkembangannya, kedua kelompok tersebut terbagi menjadi beberapa
jenis yang dilihat dari karakteristik dan sifat yang dimiliki.
Diatom
Diatom merupakan protista yaitu sejenis ganggang yang memiliki sel tunggal
dengan dinding sel pelindung yang terbuat dari silika. Ini merupakan jenis
fitoplankton yang paling melimpah jumlahnya. Dalam kondisi yang menguntungkan,
diatom dapat bereproduksi dengan cepat sehingga keberadaan mereka mampu
mendominasi suatu wilayah perairan. Namun jika kondisi tidak menguntungkan,
seperti terjadinya musim dingin atau pada saat sumber nutrisi semakin berkurang,
maka organisme ini dapat tenggelam ke tingkat yang lebih rendah hingga arus
mengembalikan mereka kembali ke permukaan.
Dinoflagellata
Dinoflagellata meskipun sama-sama tergolong protista, namun dinoflagellata dan
diatom memiliki fisik yang berbeda. Dinoflagellata memiliki alat gerak berupa
cambuk getar (flagel) yang di dalamnya terdapat sel-sel reseptor yang digunakan
sebagai alat indera untuk mengetahui keadaan lingkungannya serta sebagai alat bantu
untuk menangkap makanan. Jenis fitoplankton ini berperan dalam timbulnya gejala
pasang merah yang merupakan peristiwa dimana perairan laut nampak memerah.
Kondisi tersebut diakibatkan oleh meledaknya jumlah populasi dari dinoflagellata ini
yang dapat berakibat terjadinya kematian secara massal para penghuni laut yang lain
akibat keracunan.
b. Zooplankton
Zooplankton merupakan sejenis organisme yang sebagian besar hidup di perairan
permukaan dengan ukuran tubuh lebih dari 0,05 mm. Zooplankton merupakan kategori
yang mencakup berbagai ukuran organisme termasuk protozoa kecil dan metazoans
besar. Spesies zooplankton tidak tersebar merata tetapi secara acak di dalam suatu
wilayah laut. Zooplankton tergolong dalam jenis hewan perairan yang sumber
makanannya adalah fitoplankton maupun zooplankton lainnya serta zooplankton juga
dapat bertindak sebagai reservoir penyakit. Berdasarkan siklus hidupnya, zooplankton
dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
Meroplankton
Meroplankton (plankton sementara) yang menghabiskan sebagian hidupnya
sebagai plankton, terutama pada tingkat larva. Contohnya cumi dan kerang-kerangan.
Holoplankton
Holoplankton (plankton tetap) yang mengabiskan seluruh hidupknya sebagai
plankton. Contohnya Chaetognata dan Copepoda.
Sedangkan jika dilihat dari ukurannya, zooplankton tebagi atas 4 golongan, yaitu:
Mikroplankton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 µm contohnya Ciliata,
Foraminifera, nauplius, rotofera dan Copepoda
Mesoplankton yang memiliki ukuran 200 µm hingga 2 mm contohnya Cladocera,
Copepoda, dan Larvacea
Makroplankton yang memiliki ukuran 2 hingga 20 mm contohnya Pteropoda,
Copepoda, Euphasid dan Chaetognata
Mikronekton yang memiliki ukuran 20 hingga 200 mm contohnya Chepalopoda,
Euphasid, Sargestid dan Myctophid.
Megaloplankton yang memiliki ukuran lebih dari 200 mm contohnya Schypozoa dan
Thaliacea
3) Ubur-ubur merupakan salah satu hewan perairan yang tergolong dalam jenis plankton
terbesar. Diameter tubuhnya bisa mencapai 2 meter dengan panjang tentakel hingga
15 meter. Ubur-ubur mengkonsumsi beberapa jenis zooplankton serta ikan kecil-
kecil.
4) Larva ikan, cacing laut, karang, dan beberapa spesies perairan lainnya telah dianggap
sebagai golongan zooplankton.
c. Bacterioplankton
Bacterioplankton merupakan golongan bakteri yang semasa hidupnya bekerja untuk
menguraikan sisa-sisa organisme lainnya. Sama seperti fitoplankton, bacterioplankton
juga mampu melakukan fotosintesis sendiri. Spesies ini dapat ditemukan di hampir semua
bagian atau tingkatan laut, tidak hanya di daerah permukaan seperti spesies plankton
lainnya. Bacterioplankton menguraikan sisa-sisa organisme lainnya sehingga nutrisi
mereka dapat dipergunakan kembali serta menjadi sumber makanan bagi zooplankton.
Jenis dari bacterioplankton ini antara lain adalah mycoplankton, jamur, serta organisme
jamur lain yang signifikan dalam siklus hara.
Berdasarkan ukurannya, oleh James W. Nybakken plankton digolongkan dalam beberapa
jenis, yaitu :
1. Megaplankton organisme plankton yang berukuran lebih dari 2000 µm misalnya ubur
ubur, ctenophore, salps dan pyrosomes (pelagis Tunicata), Cephalopoda, serta
Amphipoda.
2. Mesoplankton organisme plankton yang berukuran 200-2000 µm, misalnya copepoda,
medusa, ostracoda, cladocera, chaetognaths, pteropods, heteropoda, serta tunicata.
3. Mikroplankton organisme plankton yang berukuran 20-200 µm, misalnya spesies
fitoplankton, protozoa foraminifera, tintinnids, ciliates, rotifera, copepoda nauplii.
4. Nanoplankton organisme plankton yang berukuran 2-20 µm, misalnya diatom kecil,
flagellata kecil, pyrrophyta, chrysophyta, clorophyta, serta xantophyta
5. Ultraplankton organisme plankton yang berukuran di bawah 2 µm. Misalnya virus laut
Plankton dapat dijumpai di seluruh wilayah perairan di bumi ini, baik itu di samudra,
laut, danau, maupun jenis perairan lainnya. Variabilitas spesies ini tergantung pada beberapa
faktor, seperti :
1. Ketersediaan cahaya, hampir semua ekosistem plankton pertumbuhannya dipengaruhi
oleh ketersediaannya energi surya. Misalnya saja pada daerah perairan yang memiliki
ketersediaan cahaya yang rendah, maka pertumbuhan fitoplankton di daerah tersebut
akan menurun.
2. Ketersediaan unsur hara, meskipun sebagian besar wilayah di perairan tropis dan
subtropis memiliki kelimpahan cahaya, namun apabila ketersediaan nutrisi seperti fosfat,
nitran, serta silikat sangat rendah maka hal tersebuta akan berpengaruh pada pertumbuhan
plankton.
3. Perubahan suhu juga memberikan peranan yang penting bagi pertumbuhan plankton,
dimana suhu air di suatu wilayah perairan dapat mempengaruhi kadar oksigen serta daya
toksit daerah tersebut. Plankton dapat berkembang dengan optimal pada wilayah perairan
yang memiliki suhu antara 25 hingga 30°C.
4. Pergerakan air atau arus air merupakan agen yang membantu suplai makanan bagi
pertumbuhan plankton.
5. Kondisi Ph atau tingkat keasaman air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
terganggunya proses fisiologis plankton.
2. Nekton
Nekton merupakan jenis organisme yang menjadi perenang aktif di wilayah perairan,
baik itu air tawar maupun air laut. Nekton sering dikenal dengan predator teratas pada
sebagian besar rantai makanan di laut. Kata nekton berasal dari bahasa Yunani yang memiliki
arti berenang. Yang mendasari perbedaan antara nekton dan plankton adalah bahwa nekton
memiliki kemampuan berenang tanpa harus mengandalkan arus laut. Nekton dapat dijumpai
dihampir seluruh wilayah serta garis lintang perairan laut.
Ikan merupakan kelompok nekton yang paling besar, yaitu sekitar 16.000 spesies. Nekton
membentuk dasar perikanan yang cukup penting di bumi ini. Dimana nekton merupakan
pemangsa plankton yang memiliki berbagai macam manfaat bagi kehidupan manusia, seperti
peningkatan gizi serta peningkatan perekonomian. Bangkai-bangkai organisme yang
tergolong nekton yang menumpuk di dasar laut merupakan bahan dasar pembentukan
mineral laut seperti minyak bumi dan gas. Pada umumnya, nekton memiliki beberapa
karakteristik, seperti :
a. Mampu bergerak atau berenang sendiri tanpa mengandalkan bantuan arus air. Ia juga
sangata aktif dalam berenang
b. Merupakan konsumen dari zona pelagic
c. Terdiri dari hewan invertebrata dan vertebrata
d. Usia hidupnya lebih panjang daripada plankton (vertebrata masa hidupnya 5 hingga 10
tahun, sedangkan invertebrata sekitar 1 tahun).
e. Melakukan migrasi terkait dengan proses reproduksi
Nekton terdiri dari kelompok ikan yang bertulang belakang seperti ikan cucut, ikan pari,
spesies reptil laut, serta beberapa jenis mamalia laut. Klasifikasi nekton yang pertama adalah
berdasarkan kelompok ikan, nekton dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Meroepilagik
Yaitu sekelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di wilayah
epipelagik laut, yaitu wilayah atau zona laut yang memiliki kedalaman 0 hingga 200
meter atau sekitar 656 kaki. Kelompok ini memiliki keragaman pola hidup seperti:
Kelompok organisme yang menghabiskan waktu dewasa di wilayah epipelagik
namun terpisah di daerah pantai seperti lintang jinak, geger (Rhincodon typus), haring
(Clupea herrings). Organisme yang memasuki wilayah epipelagik hanya pada waktu-
waktu tertentu saja seperti kelompok ikan lentera (Symbolophorus barnardi) yang hanya
muncul di permukaan pada malam hari untuk mencari makanan.
Kelompok organisme yang menghabiskan masa dewasanya di daerah lain, namun
mereka menghabiskan waktu awal daur hidupnya di zona epipelagik.
2. Holoepipelagik
Yaitu kelompok organisme perairan yang menghabiskan seluruh waktu hidupnya
di zona epipelagik. Beberapa spesies yang termasuk dalam kelompok ini antara lain
adalah ikan hiu cucut martil (Esphyra blochii), ikan hiu mackerel, ikan hiu cucut biru
(Rhizoprionodon acutus), ikan tuna, ikan terbang, ikan cucut gergaji, setuthuk, lemuru,
ikan dayung, dan lain sebagainya.
Nekton juga diklasifikasikan berdasarkan kelasnya, seperti :
1. Vertebrata, Merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan-hewan bertulang
belakang seperti reptil, mamalia, dan berbagai jenis ikan.
2. Molusca, merupakan kelompok nekton yang terdiri dari hewan invertebrata yang
memiliki tubuh lunak seperti kerang, cumui-cumi, serta gurita.
3. Crustacea, merupakan kelompok antropoda yang memiliki kulit keras (cangkang) seperti
udang, kepiting, lobster, dan lain sebagainya.
3. Benthos
Benthos merupakan sejenis organisme yang hidup di zona bentik, yaitu di dasar laut.
Benthos merupakan organisme yang melimpah disedimen permukaan landas kontinen dan di
perairan yang lebih dalam. Karena cahaya tidak dapat menembus wilayah bentik, maka
organisme yang tinggal di lingkungan tersebut mendapatkan energi dari bahan-bahan organik
yang turun dari zona yang lebih tinggi. Atau bisa dikatakan bahwa rantai makanan organisme
bentik ditopang oleh benda mati atau membusuk yang melayang dari zona yang lebih tinggi.
Sumber utama makanan organisme bentos adalah ganggang serta limpasan organik dari
tanah. Beberapa faktor seperti suhu, salinitas, kedalaman air, serta jenis subtrat lokal yang
ada sangat berpengaruh terhadap perkembangan organisme bentik tersebut.
Beberapa jenis organisme yang termasuk benthos antara lain adalah dari kelompok
protozoa, sponge, Coelenterate, Rotifera, Nematode, Bryozoa, Decapoda, Ostracoda,
Cladocera, Cpopoda, Pelecypoda, Gastropoda, Insekta, dan Lintah. Organisme bentik yang
lain, seperti bintang laut, tiram, kerang, teripang, bintang rapuh dan anemon laut, memiliki
peran yang cukup penting, yaitu sebagai sumber makanan bagi ikan dan juga bagi manusia.
Adapun peranan organisme benthos antara lain adalah :
Dapat membantu mendaur ulang bahan-bahan organic
Berperan penting dalam siklus rantai makanan
Dapat membantu proses mineralisasi
Karena memiliki siklus hidup yang panjang serta pergerakan yang terbatas, organisme
benthos bisa dijadikan sebagai indikator terjadinya pencemaran.
Berdasarkan ukurannya, benthos dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
a) Makrobenthos
Makrobenthos terdiri dari berbagai jenis organisme bentik yang memiliki ukuran
lebih besar dari 1 mm, sehingga organisme tresebut masih dapat terlihat oleh mata.
Contoh organisme makrobenthos antara lain adalah cacing polychaete, bivalvia,
echinodermata, anemon laut, karang, spons, lobster dan cumaceans
b) Meiobenthos
Terdiri dari organisme bentik yang memiliki ukuran yang kecil yaitu kurang dari 1
mm, tetapi lebih besar dari 0,1 mm. Berbagai spesies yang tergolong dalam meiobenthos
ini adalah nematoda, foraminiferans, beruang air, copepoda, dan ostracode.
c) Microbenthos
Terdiri dari organisme bentik yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Contoh organisme
microbenthos ini antara lain adalah bakteri, diatom, ciliates, amuba, serta flagelata.
b. Spermatophyta
Lamun (Seagrass)
Tumbuhan lamun termasuk dalam golongan tumbuhan tingkat tinggi, karena batang,
daun, bunga dan buahnya dapat dibedakan dengan jelas. Di perairan Indonesia hanya
dikenal 12 jenis, di antaranya adalah: Thalassia hemprichii, Halodule univervis,
Thalassodendron ciliatum, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis, Enhalus acoroides,
dan Syringodium isoetifolium (Romimohtarto & Yuwana, 1999).
Tumbuhan Bakau (Mangrove)
Tumbuhan berbunga lainnya selain lamun adalah tumbuhan mangrove atau dikenal
juga dengan sebutan bakau. Tumbuhan ini dapat bertahan hidup pada perairan yang
mempunyai kadar garam yang tinggi dengan ketersediaan oksigen yang terbatas. Macam-
macam jenis mangrove diantaranya Avecinnia spp., Bruguiera spp., Sonneratia spp.,
Ceriops spp. dan Rhizophora spp. (Romimohtarto & Yuwana, 1999).
DAFTAR PUSTAKA
LILLEY, G.R. 1999. Buku Panduan Pendidikan Konservasi. Terumbu Karang Indonesia.
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Natural Resources Management
Program, USAID, Yayasan Pustaka
Alam Nusantara dan The Nature Conservacy (Edisi Pertama): 55 hal.
NYBAKKEN, J. W. 1993. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta: 325
hal.
ROMIMOHTARTO, K. dan JUWANA, S. 1999. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta: 527 hal.
Romimohtarto, K. (1987) Rumput laut (Algae): Jenis, reproduksi, budidaya, dan pasca-panen,
Seri Sumber Bahan Alam, 141, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
SUHARSONO, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanologi- LIPI, Jakarta: 116 hal.
www.oseanografi.lipi.go.id