KELOMPOK :5
KELAS :A
KUPANG
2019
Metabolisme Karbon pada Fototrof
1. Fiksasi CO2
Organisme fototrof umumnya menggunakan siklus Calvin untuk fiksasi CO2. Enzim
kunci dari siklus Calvin adalah enzim phosphoribulokinase dan ribulose-1,5-bisphosphate
carboxylase, tidak ditemukan dalam bakteri sulfur hijau dan dalam salah satu dari bakteri
hijau non sulfur Chloroflexus aurantiacus. Bakteri hijau sulfur mengubah karbon dioksida
menjadi asetil-koa melalui siklus TCA reverse (rTCA) sedangkan bakteri Chloroflexus
aurantiacus menggunakan jalur hidroxypropionate. Pada Cyanobakteria dan bakteri ungu,
fiksasi CO2 dilakukan melalui siklus Calvin.
2. Metabolisme Karbon pada fotoorganotrof
Kebanyakan bakteri fotosintetik menggunakan senyawa organik yang sederhana sebagai
sumber karbon dan pendonor elektron dengan ATP dan NADPH yang dihasilkan dari reaksi
terang.
a. Bakteri ungu, heliobacteria dan bakteri aerobik anoksigenik fotosintesis
Sebagai organisme fotoorganotrof, bakteri non-sulfur ungu menggunakan senyawa
organik sebagai sumber karbon. Metabolisme gula dilakukan melalui jalur glikolisis atau
jalur ED tergantung pada organisme. CO2 dari glikolisis difiksasi di bawah kondisi
fotosintesis. Di bawah kondisi yang gelap, bakteri non-sulfur dapat tumbuh dengan atau
tanpa oksigen molekuler.
Asetat dikonversi ke acetyl-koa sebelum dimetabolisme melalui siklus TCA dan
glyoxylate atau oleh pyruvate: ferredoxin oxidoreductase. Bakteri ungu membutuhkan
CO2 untuk pertumbuhan secara fotoorganotrofik yang dapat bereaksi dengan senyawa
selain asetat misalnya butirat.
b. Bakteri sulfur hijau
Bakteri sulfur hijau memperoleh energi yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka
dari reaksi terang, dan dapat menggunakan sumber-sumber karbon organik yang
sederhana seperti asetat, tapi bukan sebagai donor elektron. Asetat itu berasimilasi hanya
ketika CO2 dan senyawa sulfur tersedia sebagai donor elektron. Di sisi lain, bakteri
filamenya yang sangat mirip dengan bakteri fototrofik yang dapat menggunakan donor
elektron organik dalam metabolisme fototrofik dan bisa tumbuh secara kemoorganotrof
seperti bakteri non-sulfur ungu.
c. Cyanobacteria
Sebagian besar cyanobacteria tumbuh secara fotolitotrofi, dan sedikit tumbuh secara
fotoorganotrofi. Fotolitotrofik cyanobacteria tidak dapat menggunakan glukosa,
meskipun mereka memetabolisme glikogen sebagai bahan penyimpanan dengan enzim
glikolitik. Kemungkinan besar mereka tidak memiliki sistem transportasi gula.
Cyanobacteria yang fotoorganotrofi menggunakan glukosa tetapi tidak dapat
menggunakan senyawa organik lainnya karena mereka tidak memiliki siklus fungsional
TCA. Mereka bermetabolisme glukosa melalui siklus HMP oksidative seperti di
Thiobacillus novellus.
Referensi
Aditia, Lasinrang. Metabolisme Bakteri Fototrofik. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Makassar, 2014.
Berg, I. A., Keppen, O. I., Krasil’nikova, E. N., Ugol’kova, N. V. & Ivanovsky, R. N. (2005).
Carbon metabolism of filamentous anoxygenic phototrophic bacteria of the family
Oscillochloridaceae. Microbiology-Moscow 74, 258–264.
Priyani, Nunu. Metabolisme Bakteri. Jurusan Biologi Fakultas MIPA USU, 2010.