Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PANCA DIAS PURNOMO

NIM : K2B 007 034


pancadp@gmail.com
BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERISTAS DIPONEGORO

TUGAS LITERATUR REVIEW BAKTERI


MATA KULIAH PARASIT DAN PENYAKIT IKAN

Bakteri Flexibacter columnaris

Menurut Plumb (1994), lingkunngan perairan mengandung banyak sekali


spesies bakteri, kebanyakan dari bakteri ini bermanfaat untuk keseimbangan alam
dan tidak berakibat buruk bagi ikan. Namun demikian, sekitar 60 hingga 70
spesies bakteri mampu menimbulkan penyakit pada hewan air dan jarang sekali
ikan yang terinfeksi bakteri ini juga menyebabkan infeksi pada manusia.
Lingkungan perairan, khususnya perairan budidaya dan eutrophik,
menyediakan habitat alami bagi pertumbuhan dan proliferasi bakteri karena
tersedianya nutrien-memproduksi bahan organik yang meningkatkan pertumbuhan
bakteri. Beberapa bakteri akan tumbuh dan berkembang pesat jika terdapat bahan
organik sebagai sumber nutrien, sementara yang lainnya lebih bersifat memilih
makanannya dan mampu bertahan hidup dilingkungan dengan cara menempel di
inangnya. Selain itu juga, salinitas air, atau media kultur, berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan kelulushidupan beberapa bakteri. Umumnya, bakteri hidup
dengan baik pada pH 6-8, sementara sebagian terbunuh pada pH diatas 11 atau
dibawah 5. Bakteri mampu hidup optimum pada suhu 20-240C.
Morfologi bakteri dibagi menjadi 3 bentuk utama yaitu spherical/bola
(coccus), rod/batang (bacillus), spiral (spirilllium). Bakteri memiliki karakter
khusus dalam pewarnaan yaitu bakteri gram positif (biru) atau gram negatif
(merah atau pink). Umumnya, bakteri yang menyebabkan masalah penyakit pda
ikan adalah bakteri batang/rod gram negatif, namun beberapa pathogen adalah
bakteri rod gram positif atau cocci.
Terdapat dua tipe dasar bakteri yang menyebabkan masalah pada ikan : 1)
pathogen obligat, dan 2) pathogen fakultatif. Bakteri yang bersifat obligate sangat
jarang ditemui yaitu bakteri yang tidak mampu hidup tanpa menempel pada inang,
contohnya adalah Renibacterium salmoninarum, penyebab penyakit ginjal, dan
Mycobacterium. Bakteri fakultatif mampu bertahan hiudp di air, namun pada
kondisi tertentu, saat lingkungan menyebabkan stress, bakteri ini memyebabkan
infeksi penyakit pada ikan. Aeromonas hydrophila, adalah satu contoh dari jenis
bakteri ini yang sering ditemukan.
Sebagian besar penyakit bakteri pada ikan ditimbulkan secara langsung
dari stressor lingkungan seperti kualitas air, handling, atau parasit nonlethal.
Kebanyakan infeksi bakteri adalah bersifat “secondary” bahkan pathogen obligat
pun demikian pula. Ikan pembawa bakteri (carrier) obligat (ex. A.salmonicida)
tidak menimbulkan efek negatif dengan hadirnya bakteri tersebut sampai respon
stress ikan mencapai titik puncak imunitas dan resitensinya, meyebabkan infeksi
fase dorman menjadi aktif, melemahkan, dan timbul infeksi klinis. Saat organisme
bakteri fakultatif menimbulkan penyakit, seringnya diklasifikasikan sebagai
“secondary” dan tidak dianggap sebagai penyebab serius penyakit, namun hal ini
tidak sepenuhnya benar. Infeksi sekunder sering menyesatkan karena sebenarnya
banyak bakteri fakultatif adalah penyebab utama kematian ikan dan harus
ditangani segera dengan benar.
Gejal klinis yang umum ditemui dari infeksi bakteri adalah hilangnya
nafsu makan, tingkah laku dan berenang tidak tentu dan lemah, lendir yang
berlebihan pada insang dan kulit, nekrosis pada integumen, sirip geripis, cairan
darah terdapat di rongga abdominal, dan internal organ mengalami hemorrhagic
dan bengkak. Insang menjadi pucat, bengkak, atau mengalami nekrosis.

Flexibacter columnaris merupakan bakteri yang banyak ditemukan


menyerang ikan channel catfish (Ictalurus punctatus). F.columnaris adalah
bakteri rod gram negatif yang diameternya berukuran sekitar 1,4 µm dengan
panjang 3 hingga 10 µm. Terdapat jenis bakteri Flexibacter yang lainnya,
diantaranya adalah F. maritimus, dan F. psychrophila. Faktor utama dalam
membedakan ke-3 spesies ini adalah dengan melihat panjang sel, prosuksi asam
dari glukosa, prosuksi H2S, katalase, suhu pertumbuhan optimum, toleransi
salinitas, dan adanya chondroitinase. Menurut Griffin (1992) ada beberapa cara
untuk membedakan F. columnaris dengan kedua saudaranya tersebut yaitu dengan
5 karakter :
1. Mampu untuk tumbuh dengan adanya neomycin sulfate dan
polymixin B
2. Tipis, rhizoid, koloni kuning
3. Mampu menurunkan gelatin
4. Mencapurkan merah congo
5. Produksi chondroitin lyase
Flexibacter columnaris menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama
“columnaris”. Columnaris termasuk infeksi kulit akut hingga kronis yang
menyerang ikan, khususnya chanell catfish. Sinonim dari columnaris termasuk
cotton wool dan mouth fungus. Penyakit ini pertama kali didiskripsikan oleh
Davis, tahun 1922. Penyakit yang sama dari ikan air laut dan air payau disebabkan
oleh Flexibacter maritimus.
Penyakit columnaris ditemukan diseluruh dunia terjadi pada ikan air tawar
dan air payau, khususnya di U.S, Eropa, dan Asia. Menurut Meyer (1970), bakteri
ini khususnya menyerang ikan chanel catfish dan ictalurids lainnya. Namun
demikian, sidat (eel) yang dibudidayakan (air tawar dan payau) juga sangat rentan
terinfeksi bakteri F. columnaris (Wakabayashi, et.all, 1970). Selain itu, ikan
salmonids, khususnya pada saat di hatchery, ikan mas (Cyprinus carpio) di Eropa,
golden shiners (Notemigonus chrysoleucas), fathead minnow (Pimephales
promelas), dan ikan koki (Carasius auratus) di Amerika Serikat, samhat rentan
terkena infeksi bakteri ini (Bernardet, 1989). Walaupun kelihatannya ada beberapa
ikan yang mudah terinfeksi bakteri ini, namun semua ikan air tawar baik liar
maupun budidaya, termasuk ikan hias, sangat resisten terhadap infeksi bakteri ini.
Gejala klinis yang ditunjukan oleh penyakit columnaris sangat mudah
dikenali dan berbeda antar spesies. Namun, lokasi terjadinya luka sangat
bervariasi (Bullock, et.all, 1971). Derajad penyakit, tipe dan lokasi luka, dan
virulensi sesuai dengan strain dari bakteri F. columnaris yang termasuk dalam
infeksi tersebut (McCarthy, 1975). Perlu diperhatikan bahwa, infeksi bakteri F.
columnaris dapat berasosiasi dengan infeksi bakteri lain atau dengan parasit
protozoa yang termasuk didalamnya. Pada ikan catfish, infeksi dimulai dari
bagian luar, yaitu sirip, permukaan tubuh, atau insang. Sirip mengalami nekrosis
dengan pinggiran abu- abu hingga putih. Luka awal pada kulit tampak kecil,
terdapat daerah berwarna kebiru biruan yang meluas menjadi luka nekrosis pada
ikan yang terinfeksi sehingga pada daerah tersebut kulit kehilangan penampakan
mengkilapnya. Luka yang ditimbulkan bakteri ini memiliki pinggiran kekuningan
dan putih dengan disertai inflammasi ringan. Mulut ikan yang terinfeksi ditutupi
dengan material lendir yang kekuning – kuningan. Tipe luka yang sama terjadi
pada eel, trout, cyprinids, dan centrarchids. Luka pada insang berwarna putih
hingga coklat (Plumb, 1994). Columnaris umumnya dideteksi dengan mengenali
tipe luka pada kulit, sirip dan insang.
Columnaris dapat terjadi sebagai infeksi primer tanpa menimbulkan stress
signifikan kepada inang atau, lebih umumnya, infeksi terjadi sebagai infeksi
sekunder sebagai hasil dari kondisi lingkungan yang menimbulkan stress atau
trauma. Pada kasus yang lain, penyakit ini berkembang sebagai infeksi akut
seiring dengan semakin cepatnya kematian.
Columnaris seringnya menginfeksi bagian luar namun juga dapat menjadi
sistemik. Hawke dan Thune (1992), menemukan pada 53 kasus infeksi F.
columnaris, 11% menginfeksi eksternal, 17% internal, dan total, infeksi eksternal
dan sistemik terjadi 86% kasus. Columnaris seringnya ditemukan berasosiasi
dengan bakteri lain atau parasit protozoa dalam menginfeksi ikan. Hawke dan
thune (1992) menemukan dari 53 kasus infeksi F.columnaris, 46 kasus merupakan
infeksi campuran dengan bakteri lain, khususnya dengan Aeromonas spp dan
Edwardsiella ictaluri. Hasil penelitian Marks et.all (1980), menunjukan bahwa F.
columnaris tidak mampu bertahan hidup dengan baik secara in vitro saat
kepadatan A. hydrophila mencapai 100 kali lebih tinggi dibandingkan F.
columnaris.
Penyebaran penyakit columnaris umumnya terjadi dari ikan ke ikan lewat
media air. Sebagai infeksi sekunder pada ikan channel catfish, penanganan,
pengangkutan, penangkapan, suhu, kualitas air (oksigen rendah), dan penyakit
lainnya adalah perintis/pemacu timbulnya columnaris (Bullock, 1971). Chanel
catfish sangat mudah terserang Flexibacter columnaris pada suhu 15-30 0C dan
ikan muda lebih mudah terserang daripada ikan dewasa. Infeksi Flexibacter
columnaris pada sidat (eel) meningkat karena rendahnya oksigen terlarut dan
kandungan amonia yang terlalu tinggi, dan hal ini berlaku sama pada budidaya
ikan yang lainnya.
Manajemen penanganan columnaris meliputi pencegahan, perawatan
kondisi lingkungan optimum, penanganan ikan yang benar, dan implementasi dari
prosedur perawatan kesehatan yang baik. Pengendalian suhu lingkungan
merupakan alat manajemen lingkungan yang penting, khususnya pada bak, sistem
mengalir dan akuarium. Overstocking, dengan pakan dan bahan organik yang
berlebihan didalam air, menyebabkan menurunnya kualitas air.
Columnaris umumnya ditangani dengan bahan kimia. Fijian dan Voorhees
(1969), menemukan bahwa organisme ini sangat sensitif terhadap oxytetracycline,
tetracycline, dan beberapa obat lainnya. Potassium permangate dan copper sulfate
banyak digunakan dalam penanganan penyakit columnaris. Vaksinasi ikan untuk
melawan F. columnaris menunjukan hasil yang menjanjikan pada akhir tahun
1970 an (Moore, et all. 1990).

DAFTAR PUSTAKA
Austin, B. dan Austin. D. A. 1989. Methods For The Microbiological
Examination Of Fish And Shellfish. Ellis horwood, Chichester.

Bernardet, J. F. 1989. Flexibacter Columnaris:First Description In France Dan


Comparison With Bacterial Strain From Other Origins. Dis. Aquat. Org.

Bullock, G.L, et.all. 1971. Columnaris Disease Of Fishes. U.S. Department of


Interior, Fish Dis. Leaf.

Fijian, N. N dan Voorhees, P. R. 1969. Drug Sensitivity Of Chondroccocus


Columnaris. Vet Arh.

Griffin, B. R. 1992. Simple Procedure For Identification Of Cytophaga


columnaris. J. Aquat.Anim Health.

Hawke, J. P dan Thune, R. L. 1992. Systemic Isolation And Antimicrobial


Susceptibility Of Cytophaga Columnaris From Commerciallly Reared
Channel Catfish. J.Aquat.Anim.Health.
Marks, J. E, et.all. 1980. Mixed Infection Incolumnaris Disease Of Fish. J. Am.
Vet. Med Assoc.

McCarthy, D.H. 1975. Columnaris Disease. J. Inst. Fish. Manage.


Meyer, F.P. 1970. Seasonal Fluctuation In The Incidence Of Desease On Fish
Farms. American Fisheries Society, Washington D.C.

Moore, A.A. et. all. 1990. Attemps To Control Flexibacter Columnaris Epizootic
In Pond- Reared Channel Catfish By Vaccination. J. Aquat. Anim .Health.

Plumb, John A. 1994. Health Maintenance Of Cultured Fish Principal Microbial


Desease. CRC Press Inc, Boca Raton, Florida.

Wakabayashi, H, et.all. 1970. Studies On Columnaris Ells. Jpn.Soc.Sci.Fish,


Japan.

Anda mungkin juga menyukai