A. Pendahuluan
Bivalvia atau lebih banyak dikenal dengan nama kelompok kerang kerangan, banyak
terdapat di perairan laut di seluruh Indonesia. Disebut bivalvia karena jenis binatang ini
mempunyai 2 valve atau cangkang, yang pada umumnya simetris. Jenis ini biasanya banyak
dijumpai di daerah daerah muara (eustuarin), perairan pantai dan juga pada ekosistem
terumbu karang. Jenis jenis yang hidup di daerah muara antara lain Kerang hijau (Perna
viridis), Kerang darah (Anadara granosa), Tiram (Crassostresa spp.), Serimping (Amusium
pleuronectes), Simping (Placuna placenta). Jenis jenis kerang yang hidup di ekosistem
terumbu karang antara lain Pinctada maxima, Pinctada margaritifera atau lebih banyak
dikenal sebagai kerang mutiara.
Pemanfaatan kerang kerangan sebagai bahan makanan sudah dilakukan sejak lama,
terutama bagi nelayan dan masyarakat yang hidup di tepi pantai. Masyarakat cenderung
hanya mengambil atau memanen kerang kerangan ini, tapa melakukan usaha usaha
untuk budidayanya. Di beberapa tempat kerang telah mengalami penurunan populasi secara
drastis, seperti kerang darah (Anadara granosa), dan tiram (Crassosetra calculate).
Untuk menghindari terjadinya kepunahan dan untuk menjamin tersedianya kerang
seiring dengan semakin meningkatnya permintaan produk kerang kerangan ini, maka
usaha usaha ke arah pembudidayaannya perlu terus dilakukan. Beberapa negara tetangga
kita seperti Malaysia, Filipina dan Thailand bahkan negara Negara di Eropa telah
mengembangkan usaha ini secara besar besaran dan mampu menempatkan negara
mereka sebagai penghasil kerang terbesar. Pemanfaatan sumber protein dari laut, terutama
untuk jenis kerang kerangan ini masih perlu ditingkatkan dan dimasyarakatkan. Selain
untuk sumber protein, beberapa jenis kerang dapat menjadi bahan industry bahkan untuk
menjadi komoditi eksport, contohnya adalah kerang mutiara.
Berdasarkan pada kemanfaatannya, maka budidaya kerang dikelompokan menjadi 2
bagian, yaitu kerang sebagai sumber protein (bahan makanan) dan yang kedua kerang yang
menjadi bahan baku industri. Tabel berikut ini menunjukkan beberapa jenis kerang yang
sudah dibudidayakan, nama lokal dan habitatnya.
C. Teknik Budidaya
Pada, dasarnya budidaya tiram dibedakan menjadi usaha untuk mengumpulkan
benih atau Spat dan usaha untuk pembesaran. Usaha pengumpulan spat banyak dilakukan
oleh para nelayan karena usaha pembenihan sendiri secara ekonomis belum dilakukan
secara berkelanjutan . Dalam usaha pengumpulan spat ini yang harus dipertimbangkan
adalah jenis kolektor dan waktu penempatan. Kolektor adalah benda yang dimasukan ke
dalam air yang bertujuan untuk mengumpulkan spat tiram.
1. Pengumpulan spat / anak kerang.
Secara umum burayak akan mencari benda-benda air yang terumbai atau berupa
filament. Ada berbagai jenis kolektor yang telah digunakanoleh nelayan untuk
mengumpulkan kerang. Sebagai contoh untuk mengumpulkan kerang hijau (Perna
viridis) telah digunakan kolektor seperti tambang plastic yang berdiameter 5 mm, dan
pada setiap jarak 5-6 cm diselingi sabut kelapa yang dibuat setengah lingkaran (seperti
pada gambar). Kolektor atau tambang-tambang tersebut digantungkan pada rak bambu
2. Cangkang
a. Kecembungan Cembung Agak cembung Datar
b. Warna luar Abu-abu Kuning Coklat kehijauan Coklat kuning
Atau coklat ungu Baris titik-titik. pucat
F. Latihan Soal-Soal.
1. Sebutkan jenis-jenis kerang yang digunakan untuk menghasilkan bahan makanan.
2. Sebutkan jenis-jenis kerang yang digunakan untuk menghasilkan mutiara.
3. Sebutkan daur hidup kerang hijau, dan bagaimana cara budidayanya.
4. DiIihat dari cara makannya kerang dikelompokan menjadi berapa ?, sebutkan contoh
masing-masing kelompok.
5. Bagaimana cara pemasangan inti pada kerang mutiara.
6. Apa perbedaan prinsip antara mutiara bundar dan mutiara blister?