MIGRASI (RUAYA)
IKAN
Perkuliahan 10
Studi ruaya
Migrasi (ruaya) merupakan ciri umum dalam sejarah kehidupan spesies ikan.
Memiliki pergerakan yang sangat luas, serta menghasilkan perubahan-perubahan
secara musiman terhadap distribusi populasi. Implikasinya sangat signifikan bagi
perikanan komersial, sehingga penting untuk dipahami bagi kepentingan eksploitasi
ikan secara berkelanjutan
(c)
Tsukamoto, K., M. J. Miller, A. Kotake, J. Aoyama, K. Uchida. 2009. The Origin of Fish
Migration: the Random Escapement Hypothesis. In: A. Haro, K. L. Smith, R. A. Rulifson,
C. M. Moffitt, R. J. Klauda, M. J. Dadswell, R. A. Cunjak, J. E. Cooper, K. L. Beal and
T. S. Avery (eds). Challenges for Diadromous Fishes in a Dynamic Global Environment.
American Fisheries Society Symposium 69. Bethesda, Maryland, USA pp. 45–61
Sudo, R. and K. Tsukamoto. 2014. The Onset Mechanisms of the Spawning Migrations of
Anguillid Eels. In: H. Ueda and K. Tsukamoto (eds). Physiology and Ecology of Fish
Migration. CRC Press. 56-80
Ilustrasi potamodrom
Legend:
Larv (larvae); Juv (Juvenile); Sub-Ad (Sub-Ad); Ad (Adult)
Schlosser, I. J. 1991. Stream Fish Ecology: A Landscape Perspective. BioScience 41: 704–712
Northcote, T. G. 1997. Potamodromy in Salmonidae Living and Moving In the Fast Lane. North
American Journal of Fisheries Management 17: 1029-1045
Thurow, R. F. 2016. Life Histories of Potamodromous Fishes. In: P. Morais and F. Daverat (eds).
An Introduction to Fish Migration. CRC Press. 29-54
Macam habitat (Rounsefell & Everhart, 1953)
Dromopus
Catadromous (ikut arus) dewasa di air tawar/payau, berpijah di lautan
Anadromous (menentang arus)
Anadromous fluvial menentang arus dengan atau tanpa danau
Anadromous lacustrine melawan arus dari danau, anaknya di danau
Air Tawar
Lacustrine (penghuni danau) seluruh hidup di air tenang
Fluvial (penghuni aliran) seluruh hidup di air mengalir
Adfluvial (ke air mengalir) hidup di danau, melawan arus untuk berpijah
Menurut pergerakan
Fluvial
Anadrom
Lakustrin
Amfibiotik Diadrom Katadrom
Amfidrom
Fluvial
Batidrom
Potamodrom Lakustrin
Brakheadrom
Adfluvial
Holobiotik
Batidrom
Oseanodrom
Brakheadrom
Macam ruaya
spawning
feeding area feeding area
5 1
wintering
larvae
feeding
Berdasarkan segi ekologi dan natural history (Nikolsky, 1963)
adult stock
4 2
wintering area wintering area
mature fish immature fish on
their nursery
spawning nursery
area area Berdasarkan ekologi dan natural history dengan
melibatkan ikan dewasa - ikan muda (Jones, 1968)
Berdasarkan dinamika populasi (Cushing, 1968)
Macam ruaya (lanjutan)
adult
habitat adaptation
initiation
adaptation initiation
reproduction
adult juvenile
spawning nursery
drift or denatant
area area
Manfaat RH Bagian
• Memperbesar keberhasilan reproduksi Reproductive homing: kembalinya
penyediaan pasangan dalam kondisi ikan ke daerah asal kelahiran
fisiologi yang baik sebelum melakukan reproduksi
• Menjaga kesetimbangan jumlah
pemijahan dalam suatu daerah
terhadap kapasitas reproduksi
Ruaya pemijahan anadrom
Setelah masuk sungai, Umumnya memijah Kecuali ikan Salmon Ikan anadrom lainnya:
menentang arus, pada tahun yang Salmon keturunan musim dingin • Acipencer, Petromyzon
perjalanan jauh hingga sama dengan mulai dan keturunan musim semi sama- dan Alosa
daerah pemijahan ruaya sama mendekati muara sungai • Pangasius pangasius
(anadrom fluvial),
Salmon yang masuk muara
beruaya dari daerah
sungai pada musim panas
muara melawan arus
memijah pada tahun yang
sejauh 1000 – 1200 km
sama
Salmon yang masuk muara
sungai pada musim semi
gonadnya belum masak dan
memijah pada tahun
berikutnya
Ruaya pemijahan katadrom
Contoh sidat Eropa (Anguilla anguilla) Contoh sidat Amerika (Anguilla rostrata)
• Usia 9 – 12 tahun • memijah di L. Sargasso (selatan Bermuda)
• Desember mulai menuju laut & memijah di L. dekat tempat memijah A. anguilla
Sargasso (selatan Bermuda) pada Nopember Tempat memijah lainnya: Jepang, Australia, dan
tahun berikutnya Indonesia tetapi tempat belum pasti.
• Dorongan untuk ruaya pemijahan sangat besar.
Mampu melewati daratan untuk mencapai Sidat Indonesia diduga memijah di Samudera
sungai yang bermuara ke laut. Indonesia (karena larva ditemukan di Selatan P.
• Perjalanan di sungai dilakukan pada malam hari Jawa; seperti Pelabuhan Ratu dan Cilacap).
• Selama perjalanan tidak makan, tubuh kurus,
mata membesar (4 kali normal), hidung Ikan katadrom lain:
semakin lancip, warna berubah perak, • Famili Galaxiidae dan Gobidae (hidup di
diameter telur membesar. Jarak tempuh 3 – 4 sungai). Memijah di laut, di bagian yang
ribu mil. Pemijahan pada kedalaman 400 m dangkal tidak jauh dari pantai
dengan suhu 16 – 17 oC • Ikan belanak hidup di tepi, memijah di bagian
yang dalam, larva kembali ke tepi
Ikan lakustrin
Anak ikan laut dan tawar melakukan Anak ikan laut dan tawar melakukan
ruaya denatant secara positif ke ruaya denatant pasif ke daerah
daerah pembesaran pembesaran
• Chanos chanos dari tengah ke • Macrobrachium rosenbergii dari
pantai (memijah sepanjang tahun) muara ke hulu (musim hujan).
• Penaeus sp. dari tengah ke pantai • Leptochephalus dari tengah ke
pantai
Ilustrasi food web
Jenis makanan ikan tergantung ketersediaannya dan adaptasi fisik ikan tersebut
(panjang usus, sifat dan komposisi fisiologi pencernaan, bentuk gigi dan tulang
faring, bentuk tubuh dan perilaku)
Jenis makanan yang diambil biasanya dinilai dari perilaku ikan dewasa, meskipun
tahap yang lebih muda mungkin memiliki kebutuhan makanan yang sangat berbeda.
Kebanyakan larva dan ikan remaja memakan perifiton (aufwuchs), fitoplankton dan
zooplankton atau detritus halus
Spesialisasi makanan menyebabkan elaborasi jaring makanan yang kompleks,
terutama di danau yang relatif stabil
Tingkat spesialisasi ini dapat menimbulkan masalah bagi ikan ketika kondisi berubah
Di sungai banyak spesies tampak lebih fleksibel, menggeser makanan sesuai
ketersediaan
Contoh jaring makanan yang kompleks di danau Victoria sebelum masuknya ikan
introduksi Nila. Diadaptasi dari Witte and van Densen, 1995 (Welcomme, 2001).
Hilangnya Oreochromis esculentus dari danau Victoria sebagian disebabkan oleh
pergeseran dari plankton berbasis diatom ke fitoplankton dari alga Cynobacteria
karena eutrofikasi. O. esculentus memakan diatom, sedangkan pesaingnya O.
niloticus lebih kompeten dalam mencerna Cynobacteria.
Witte, F. and Densen, W.L.T. Van. 1995. Fish Stocks and Fisheries of Lake Victoria. Samara
Publishing, Cardigan
Welcomme, R. L. 2001. Inland Fisheries Ecology and Management. Wiley-Blackwell. pp 384
Ruaya Pengungsian
Tujuan perlindungan
Internal
tahapan pertumbuhan dan Eksternal
perkembangan individu
taksis
pergerakan yang disebabkan pengaruh
faktor luar yang menjadi perangsang
Lucas, M and E. Baras. 2001. Migration of Freshwater Fishes. Blackwell Science, pp 352
Taksis
Kemancung
(Channa marulioides)
Alat pendeteksi
02
• Penglihat
melihat benda-benda angkasa (bintang, bulan, matahari). Sidat
menggunakan bintang sebagai alat navigasi
Navigasi & • Pembau
Renang
homing membaui bau-bauan. Salmon mendeteksi bau-bauan yang ada di air sungai
• Perasa
merasakan getaran air di daerah berbatu
• Pendengar
mendeteksi bunyi-bunyian. Salmon musim panas mendeteksi bunyi gemuruh
es mencair