Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PLANKTON

A. Dekspripsi Umum Plankton

Difinisi tentang plankton (euplankton) telah banyak dikemukakan oleh para ahli dengan

pendapat yang hampir sama yakni seluruh kumpulan organisme baik hewan maupun

tumbuhan yang hidup terapung atau melayang di dalam air, tidak dapat bergerak atau dapat

bergerak sedikit dan tidak dapat melawan arus. Jenis organisme yang hidup mengembara

mengikuti arus dengan cara menempel pada benda-benda terapung sedangkan ia sendiri tidak

dapat berenang bebas disebut pseudoplankton. Termasuk kelompok pseudoplankton adalah

organisme penempel seperti teritip (Bernacle dan Lepas). Individu plankton (plankter)

umumnya berukuran mikroskopis, meskipun demikian ada pula plankter yang berukuran

beberapa meter misalnya Scyphozoa (Coelenterata) dapat mencapai ukuran 1 m dengan tentakel

sepanjang 25 m. Zooplankton juga dapat bersifat sebagai pleuston (Physalia dan Velella) dan

hyponeuston (Sulawesty, 2008).

Plankton adalah organisme yang melayang-layang pada badan air dan pergerakannya

sangat dipengaruhi oleh arus. Ukuran plankton sangat bervariasi tergantung pada jenis dan

penggolongan plankton namun umumnya mempunyai ukuran microscopic. Ukuran yang sangat

kecil inilah sehingga untuk mempelajari plankton dipelajari metode khusus yang berbeda dengan

penelitian terhadap organisme lain umumnya (Kasim dan Wanurgaya, 2009).

Plankton adalah organisme micro yang keberadaannya dalam lingkungan perairan

sangat penting karena sebagai produser primer, plankton akan menghasilkan karbohidrat yang

menjadi makanan konsumer primer dan menjadi dasar rantai makanan. Aktivitas fotosintesis

yang dilakukan plankton akan menghasilkan karbohidrat dan oksigen, sehingga dapat
meningkatkan kelarutan oksigen dalam perairan. Plankton sebagai penyumbang terbesar

kelarutan oksigen pada lingkungan perairan keberadaannya sangat penting untuk menunjang

kehidupan dalam air (Djumanto, dkk., 2009).

B. Jenis – Jenis Plankton

Berikut ini adalah jenis-jenis plankton beserta detail penjelasan yang dapat kita ketahui :

Berdasarkan Fungsinya

1. Fitoplankton disebut sebagai plankton nabati. Artinya plankton yang berasal dari

tumbuhan dengan ukurannya yang sangat kecil sekitar 2 – 200 mikro meter agar bisa

melihatnya memerlukan alat bantu seperti mikroskop.

2. Zooplankton – disebut juga plankton hewani, yaitu plankton yang berasal dari sisa-sisa

hewan yang bersifat heteritrofik. Artinya, tidak dapat membuat makanannya sendiri.

Ukurannya rata-rata bersikar 0,2 – 2 mm, meskipun ada juga sebagian yang berukuran

besar, yaitu ubur-ubur yang dapat memiliki ukuran lebih dari 1 meter.

3. Bakterioplankton – merupakan bakteri yang hidup sebagai plankton, di mana memiliki

peran yang sama seperti bakteri pada umumnya ialah sebagai pengurai. Peranan

bakterioplankton juga sangat penting dalam kehidupan biota laut, yang mana berfungsi

sebagai pengurai untuk biota laut yang sudah mati sehingga menghasilkan hara seperti

fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya.

4. Virioplankton – merupakan virus yang hidup sebagai plankton dengan ukuran sekitar 0,2

mikro meter. Virioplankton juga memiliki peranan penting tersendiri dalam kehidupan

bawah air, yaitu proses daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.

Berdasarkan Ukurannya
1. Netplankton – disebut juga plankton jaring, yaitu plankton yang dapat ditangkap dengan

jaring yang memiliki ukuran mata jaring (mesh size) sebesar 20 mikro meter. Sehingga

ukuran dari netplankton sendiri lebih besar dari 20 mikro meter.

2. Nanoplankton – adalah plankton yang memiliki ukuran nyaris seperti nano, yang artinya

sangat kecil sekali sekitar 2 – 20 mikro meter. Dengan kata lain, lebih kecil dari

netplankton.

3. Ultrananoplankton – Ultrananoplankton merupakan plankton yang berukuran lebih kecil

dari 2 mikro meter sehingga bisa dikatakan lebih kecil dari netplankton dan

nanoplankton.

4. Megaplankton – Plankton jenis ini memiliki bentuk ukuran sekitar 20 – 200 cm.

5. Makroplankton – Plankton jenis ini memiliki ukuran sekitar 2 – 20 cm.

6. Mesoplankton – Plankton jenis ini memiliki betuk ukuran sekitar 0,2 – 2 mm. Jadi bisa

dikatakan, bahwa sebagian besar zooplankton termasuk dalam golongan ini, seperti

kopepod, amfipod, ostrakod, dan kaetognat.

Berdasarkan Daur Hidupnya

1. Holoplankton – merupakan organisme yang memiliki sifat planktonik selama seluruh

daur hidupnya, yang tersusun dari fitoplankton dan zooplankton. Ukuran yang

dimilikinya pun bervariasi. Salah satu contoh yang dikenal dari plankton jenis ini adalah

ubur-ubur Cnidaria.

2. Meroplankton merupakan suatu organisme yang menjadi plankton hanya pada masa awal

kehidupannya saja sebelum akhirnya besar sebagai biota laut. Maksudnya, ketika masa

telur dan larva menjadi plankton.Tetapi ketika sudah dewasa, dia akan berubah menjadi
nekton, yaitu hewan yang bisa aktif berenang bebas ataupun menjadi bentos yang

hidupnya melekat di dasar laut.

3. Tikoplankton – sebenarnya juga bukan sebuah plankton sejati karena biota laut ini dalam

keadaan normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Sehingga bisa disebut juga

sebagai meroplankton.

Berdasarkan Sebarannya

1. Secara Horizontal

a. Plankton Neritik

– Plankton jenis ini biasanya hidup di perairan pantai dengan kadar garam

(salinitas) yang relatif rendah. Selain itu, terkadang mencapai 510 psu (practical

salinity unit) yang berarti sudah termasuk dalam perairan air payau di depan muara.

b. Plankton Oseanik

– Plankton jenis ini biasanya hidup di perairan lepas pantai hingga tengah

samudra sehingga banyak ditemukan di perairan yang salinitasnya tinggi. Dengan

luasnya kawasan oseanik ini, maka tak heran bahwa banyak sekali jenis plankton yang

termasuk pada golongan plankton oseanik.

2. Secara Vertikal

a. Epiplankton

yaitu suatu organisme yang biasanya hidup berada di lapisan permukaan hingga

kedalaman sekitar 100 meter, kira-kira sampai batas akhir tembusnya sinar

matahari dalam laut.

b. Mesoplankton
– Plankton jenis ini merupakan plankton yang wilayah hidupnya berada di lapisan

tengah sekitar kedalaman 100 – 400 meter. Di mana pada lapisan ini intensitas

cahaya matahari sudah mulai redup dan gelap, artinya sudah masuk kawasan yang

tidak tembus cahaya matahari.

c. Hipoplankton

– Terakhir adalah hipoplankton, yaitu jenis plankton yang hidupnya pada

kedalaman lebih dari 400 meter. Adapun contohnya yang hidup di wilayah ini

ialah batiplankton (yang hidup pada kedalaman lebih dari 600 meter) dan

abisoplankton (yang hidup pada kedalaman sekitar 3000 – 4000 meter).

C. Penggolongan Plankton

Menrut nontji (2008), menyatakan bahwa penggolongn plankton Secara fungsional,

plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu fitoplankton, zooplankton,

bakterioplankton, dan virioplankton. Berdasarkan ukuran plankton terbagai atas megaplankton

(20-200 cm), makroplankton (2-20 cm) dan mesoplankton (0,2-20 mm). Berdasarkan daur

hidupnya plankton dibagi menjadi holoplankton, meroplankton dan tikoplankton. Berdasarkan

sebaran horizontal yaitu plankton neritik dan plankton oseanik, sedangkan penggolongan

plankton berdasarkan sebaran vertikal yaitu meliputi epiplankton , mesoplankton dan

hipoplankton.

Secara garis besar plankton plankron dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni

phytoplankton dan zooplankton. Phytoplankton merupakan hewan nabati yang berukuran

microscopic dan bergerakannya sangat dipengaruhi oleh arus, mampu membuat makanannya

sendiri dengan cara proses phosintesis karena mereka mengandung clorofil dalam selnya.
Dengan kemampuan tersebut phytoplankton menempati urutan pertama dalam rantai makanan

sebagai produser primer pada perairan terbuka. Zooplankton yaitu plankton hewani yang

bersifat herbivora tidak dapat mebuat makanannya sendiri dan akan memakan phytoplankton

secara lansung, dari golongan karnivora memakan golongan herbivora (Sulawesty, 2008).

Phytoplankton merupakan salah satu komponen penting dalam suatu ekosistem

karena memiliki kemampuan untuk menyerap langsung energy matahari melalui proses

fotosintesa guna membentuk bahan organik dari bahan-bahan anorganik yang lazim dikenal

sebagai produktivitas primer. Phytoplankton mampu membuat ikatan- ikatan organik yang

komplek (glukosa) dari ikatan-ikatan anorganik sederhana, karbondioksida (CO2) dan air

(H2O). Energi matahari diabsorbsi oleh klorofil untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia

yang terjadi dalam proses fotosintesis tersebut (Widyorini, 2009).

Zooplankton memainkan berperan penting sebagai pemangsa yang mengontrol

populasi fitoplankton dan bakteri. Zooplankton dapat mempengaruhi struktur komunitas

secara langsung melalui pemangsaan selektif atau secara tidak langsung melalui regenerasi

nutrient. Berbagai studi telah menunjukkan penurunan biomassa fitoplankton tergantung dari

densitas dan ukuran zooplankton pemangsa (Evendi, 2011).

D. Dimensi Ruang Kehidupan Plankton

Menurut Widyorini, (2009). Plankton diklasifikasikan dalam lima kategori berdasarkan

tempat hidupnya dan daerah penyebarannya yaitu limnoplankton yaitu plankton yang dapat

hidup di air tawar atau di danau, patamoplankton yaitu plankton yang hidup di air mengalir,

hipalmiroplankton yaitu plankton yang hidup di air payau atau estuaria, heleoplankton yaitu

plankton yang hidup di kolam, haliplankton yaitu plankton yang hidup di air asin atau laut.
Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuari didepan muara

sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis ingga ke perairan kutub. Zooplankton

ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Adapula yang dapat

melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Fitoplankton biasanya

berkumpul di zona eufotik yaitu zona dengan intesitas cahaya masih memungkinkan terjadinya

proses fotosintesis (Nontji, 2008).

Pada suatu perairan sering dijumpai kandungan fitoplankton yang sangat melimpah

akan tetapi pada tempat yang lain sangat sedikit. Keadaan ini disebabkan oleh bermacam-macam

faktor antara lain angin, arus, nutrien, variasi kadar garam, kedalaman perairan, aktivitas

pemangsaan serta adanya percampuran massa air. Penyebaran fitoplankton lebih merata

dibandingkan dengan penyebaran zooplankton, hal ini karena kondisi perairan yang

memungkinkan produksi fitoplankton seperti sifat fototaksis positif yang dimiliki dan

menyenangi sinar dan mendekati cahaya (Djumanto, dkk., 2009).

Anda mungkin juga menyukai