DAN PERIKANAN
Kelompok plankton
“semu”
Kelompok plankton
(Plankton ini
Kelompok plankton “sementara”
sesungguhnya bukan
“sejati” (Sebagian kecil masa
plankton tetapi
(menghabiskan hidupnya dijalani
benthos yang
seluruh masa sebagai plankton)
kebetulan
hidupnya sebagai Larva: plankton
tersuspensi oleh
plankton) Juvenil/dewasa:
pergerakan air yang
nekton/benthos
kuat sehingga
terbawa arus air)
PLANKTON BERDASARKAN
SEBARAN HORIZONTAL
OSEANIK NERITIK
Batiplankton
>600 m
Abisoplankton
3.000-4.000 m
PLANKTON BERDASARKAN UKURAN
Bahan Organik
10
Holoepipelagik Meroepipelagik
Jejaring makanan
DEFINISI
KLASIFIKASI
FITOBENTOS ZOOBENTHOS
KONSUMEN
PRODUSEN
(siput, abalon (kerang),
(rumput laut, padang lamun,
bintang laut, teripang, landak
kelp)
laut, teritip)
Klasifikasi zoobenthos
Epifauna
Berdasarkan posisinya di Zoobenthos yang hidupnya melekat atau
dasar perairan merangkak di permukaan substrat
Infauna
<0,1 mm
Mikrobenthos
0,1-1
mm
Berdasarkan ukuran Meiobenthos
>1 mm
Makrobenthos
Komposisi benthos bahari
Zoobenthos terdiri atas hampir seluruh jenis
avertebrata, seperti:
1. Protozoa
2. Sponge (Porifera)
3. Cnidaria
4. Moluska
5. Echinodermata
6. Cacing
7. Crustacea
Klasifikasi
Hermatifik Ahermatifik
Mampu membentuk
Tidak mampu
terumbu:
membentuk terumbu
Zooxanthellae
Di dalam gastrodermis terdapat zooxanthellae, yaitu alga uniseluler dari kelompok Dinoflagelata, dengan
warna coklat atau coklat kekuning-kuningan. Karang dapat menarik dan menjulurkan tentakelnya.
Tentakel tersebut aktif dijulurkan pada malam hari saat karang mencari mangsa, sementara di siang hari
tentakel ditarik masuk ke dalam rangka.
Bagaimana karang dapat menangkap mangsanya? Di bagian ektodermis tentakel terdapat sel penyengat
(knidoblas), yang merupakan ciri khas semua hewan Cnidaria. Knidoblas dilengkapi alat penyengat
(nematosita) beserta racun di dalamnya. Sel penyengat bila sedang tidak digunakan akan berada dalam
kondisi tidak aktif, dan alat sengat berada di dalam sel. Bila ada zooplankton atau hewan lain yang akan
ditangkap, maka alat penyengat dan racun akan dikeluarkan.
Siklus Hidup dan Cara Reproduksi Hewan
Karang
1. Aseksual / Vegetatif
Dengan cara fragmentasi (pemisahan bagian polip) Patahan
terumbu yang kecil akan tumbuh dan membentuk sebuah
koloni baru.
2. Cara seksual
Cara seksual yaitu terjadi perkawinan yang diawali
pembuahan setiap tahunnya hewan karang serentak
mengeluarkan sel kelamin ke perairan dalam kondisi ber
selubung. Selubung akan terlepas di air kemudian sperma
membuahi ovum dan menghasilkan zigot. Zigot
berkembang menjadi planula (larva bersilia) Planula men
cari tempat yang cocok dan melekat menjadi polip perintis
Polip perintis membentuk koloni polik baru dan akhirnya
menjadi polip dewasa yang siap melepas sel-sel kelamin.
Hewan karang mendapatkan makanan dari perairan yang
mengan dung plankton dan serpi han bahan organik.
Tentakel yang dimilikinya akan menangkap plankton dan
memasukkannya ke dalam mulut. Selanjutnya makanan
akan dicerna dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh rongga
gastrovaskuler.
Terumbu karang terbentuk dari endapan masif kalsium
karbonat (CaCo3) yang dihasilkan oleh organisme karang
pembentuk terum bu ( Karang hermatifik) dan sedikit alga
berkapur serta organisme lain yang mengsekresikan
CaCO3.
Cara makan dan Makanan Hewan Karang
Berikut ini adalah dua mekanisme bagaimana mangsa yang ditangkap karang
dapat mencapai mulut:
1. mangsa ditangkap lalu tentakel membawa mangsa ke mulut
2. mangsa ditangkap lalu terbawa ke mulut oleh gerakan silia di sepanjang
tentakel
Komposisi Biota dalam Ekosistem Terumbu Karang
Biodervisitas tinggi
Berbagai jenis tumbuhan yang berasosiasi (alga koralin, alga hijau, rumput laut,
lamun)
ASOSIASI DALAM TERUMBU
KARANG
Organisme yang tinggal atau beraktivitas di terumbu karang memiliki interaksi baik
antara spesies satu dengan spesies lain, bahkan dalam satu spesies.
Asosiasi organisme berbeda spesies
Simbiosis adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda jenis. Hubungan itu
terdapat dalam kategori:
1. Mutualisme, yaitu simbiosis dengan kedua simbion mendapat keuntungan, contoh:
Ikan dokter (Labridae) dan penyu. Ikan memakan parasit yang menempel pada
punggung penyu; Shrimp goby (Amblyeleotris gymnocephala) dengan udang (Alpheus
sp) yang obligat mutualisme.
2. Komensalisme, yaitu simbiosis yang apabila salah satu simbion mendapat
keuntungan sedangkan yang lainnya tidak untung dan tidak rugi, contoh: Krustasea,
moluska, cacing yang tinggal pada gorgonian dan crinoid. Ketiga kelompok hewan
disebut sebelumnya mendapat tempat tinggal dan perlindungan dari musuh,
sementara gorgonian tidak mendapatkan apapun, juga tidak kehilangan; Kuda laut
dengan lamun
3. Parasit, yaitu simbiosis dengan satu pihak mendapat untung, sementara pihak lain
mendapat kerugian, sebagai contoh: Hewan pembor karang dengan karang sebagai
inang; Copepoda (krustasea) parasit pada ikan gobi (Pleurosicya boldninghi)
TERUMBU KARANG
• Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap individu
karang yang disebut polip menempati mangkuk kecil yang dinamakan koralit. Tiap
mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun yang
tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar penentuan
spesies karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit luar yang
dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari kulit
dalamnya yang disebut gastrodermis.
Dalam gastrodermis terdapat tumbuhan renik bersel
tunggal yang dinamakan zooxantellae yang hidup
bersimbiosis dengan polip. Zooxantellae dapat
menghasilkan bahan organik melalui proses fotosintesis,
yang kemudian disekresikan sebagian ke dalam usus
polip sebagai pangan.
TIPE TERUMBU KARANG
•Terumbu karang tepi (fringing reef)
Nybakken (1992)
•Terumbu mengelompokkan
karang terumbu
penghalang (barrier reef) karang
•Terumbu
menjadi tiga tipe umum
karang yaitu
cincin : atol.
atau
a) Terumbu karang tepi (Fringing reef/shore reef )
b) Terumbu karang penghalang (Barrier reef)
c) Terumbu karang cincin (atoll)
TERUMBU KARANG TEPI
Terumbu karang tepi (fringing reef) ini
berkembang di sepanjang pantai dan
mencapai kedalaman tidak lebih dari 40m.
Terumbu karang ini tumbuh keatas atau
kearah laut. Pertumbuhan terbaik biasanya
terdapat dibagian yang cukup arus. Sedangkan
diantara pantai dan tepi luar terumbu, karang
batu cenderung mempunyai pertumbuhaan
yang kurang baik bahkan banyak mati karena
sering mengalami kekeringan dan banyak
endapan yang datang dari darat.
TERUMBU KARANG
PENGHALANG
Terumbu karang tipe penghalang (Barrief reef
) terletak di berbagai jarak kejauhan dari
pantai dan dipisahkan dari pantai tersebut
oleh dasar laut yang terlalu dalam untuk
pertumbuhan karang batu (40-70 m).
Umumnya memanjang menyusuri pantai dan
biasanya berputar-putar seakan – akan
merupakan penghalang bagi pendatang yang
datang dari luar. Contohnya adalah The
Greaat Barier reef yang berderet disebelah
timur laut Australia dengan panjang 1.350
mil.
TERUMBU KARANG CINCIN
Terumbu karang cincin (atol) yang melingkari
suatu goba (laggon). Kedalaman goba didalam
atol sekitar 45m jarang sampai 100m seperti
terumbu karang penghalang. Contohnya adalah
atol di Pulau Taka Bone Rate di Sulawesi Selatan.
• Fringing reef (terumbu karang tepi) - suatu batu karang yang berbatasan
langsung ke pantai atau berbatasan dengan sebuah saluran atau laguna yang
dangkal.
• Barrier reef (terumbu karang penghalang) - karang yang terpisah dari pantai
daratan atau pulau yang terpisah oleh laguna yang dalam (contoh: Great
Barrier Reef).
• Patch reef (gosong terumbu) - terumbu karang yang terisolasi, seringkali
berbentuk melingkar, biasanya terdapat dalam sebuah laguna.
• Apron reef - terumbu pendek yang menyerupai sebuah fringing reef, tetapi
lebih landai; meluas keluar dari dan ke bawah suatu semenanjung pantai.
• Bank reef - terumbu linear atau berbentuk semi-lingkaran besar, lebih besar
dari patch reef.
• Ribbon reef - sebuah terumbu yang panjang, sempit, yang berliku-liku, biasanya
terkait dengan laguna sebuah atol.
• Atoll reef (terumbu karang cincin) - suatu kurang lbundar atau tebing karang
yang meluas ke seluruh laguna tanpa pulau di tengahnya.
• Table reef - karang yang terpencil, hampir menyerupai sebuah atol, tetapi tanpa
laguna.
SKEMA UMUM ZONASI KARANG TEPI
•Rataan Terumbu (Reef flat)
•Puncak Terumbu (Reef crest)
•Lereng Terumbu (Reef slope)
ZONASI VERTIKAL TERUMBU KARANG
EVOLUSI GEOLOGIS
TERUMBU KARANG
1. Makanan
- Karang merupakan hewan karnivora
- Mempunyai tentakel yang dipenuhi kapsul berduri,
nematokis yang digunakan untuk menyengat dan
menangkap organisme plankton yang kecil
- Organisme makanan ditemukan dengan menggunakan
sejenis kemoreseptor
- Sumber makanan karang :
a. Dari terumbu itu sendiri, yaitu populasi plankton
asli terutama dari meroplankton, dimana berada
di dasar pada siang hari dan muncul di
permukaan pada waktu senja
b. Dari zooxanthellae yang terdapat di dalam
jaringan
2. Pertumbuhan dan kalsifikasi
- Kebutuhan utama untuk aktifnya pertumbuhan karang
adalah cahaya, untuk kepentingan zooxanthellae
dalam fotosintesis
- Peranan zooxanthellae adalah :
a. Meningkatkan laju proses mengeras menjadi kapur
(Kalsifikasi) yang dilakukan oleh karang
b. meningkatkan laju pertumbuhan koloni karang :
- koloni yang muda dan kecil cenderung tumbuh
lebih cepat daripada koloni yang lebih tua
- koloni yang besar dan bercabang atau karang
yang seperti daun cenderung tumbuh lebih cepat
dari pada yang masif (seperti otak)
Contoh :
- Acropora dari genus Foliaceous (seperti daun) dapat
tumbuh dengan diameter 5-10 cm dan tinggi 2-5 cm per
tahun
- Montastrea annularis (tipe masif) hanya tumbuh dengan
diameter 0,5-2 cm dan tinggi 0,35-0,75 cm per tahun
3. Reproduksi Hewan Karang
• Pembiakan seksual; terjadi melalui penyatuan gamet jantan dan betina untuk memb
larva bersilia yang disebut planula. Planula akan menyebar kemudian menempel pad
substrat yang keras dan tumbuh menjadi polip. Kemudian polip tersebut akan
melakukan pembiakan aseksual
• Kebanyakan karang mencapai dewasa seksual pada usia antara 7 sampai 10 tahun
REPRODUKSI SEKSUAL KARANG
KOMPOSISI BIOTA
TERUMBU KARANG
plankton
Materi organik (detritus)
Predator besar
herbivora
Ikan
carnivora
omnivora
dekomposer
Peran terumbu karang
• pelindung pantai dari hempasan
ombak dan arus kuat yang berasal
dari laut.
• sebagai habitat, tempat mencari
makanan, tempat asuhan dan
pembesaran, tempat pemijahan
bagi berbagai biota yang hidup di
terumbu karang atau sekitarnya.
Pemanfaatan
• Sebagai tempat penangkapan
berbagai jenis biota laut
konsumsi, dan berbagai jenis
ikan hias.
• Bahan konstruksi bangunan dan
pembuatan kapur.
• Bahan perhiasan.
• Bahan baku farmasi.
PADANG LAMUN
C. Padang Lamun
Deskripsi
• Lamun (sea grass) merupakan satu-
satunya tumbuhan berbunga yang
hidup terendam di dalam laut. Ujung daun
Bstsng skar
EKSTERNAL INTERNAL
• Kecerahan
• Temperatur
• Salinitas
• Substrat
Hambatan :
- aktivitas yang dapat meningkatkan muatan
sedimen pada badan air akan berakibat tingginya
kekeruhan perairan, sehingga berpotensi
mengurangi penetrasi cahaya, sehingga menggangu
produktivitas primer ekosistem padang lamun
2. Temperatur
Spesies lamun di daerah tropis mempunyai toleransi
yang rendah terhadap perubahan temperatur
Kisaran temperatur optimal bagi spesies lamun
adalah 28 oC sampai dengan 30 oC
Kemampuan proses fotosintesis akan menurun
dengan tajam apabila temperatur perairan berada di
luar kisaran optimal tersebut
3. Salinitas
Spesies lamun memiliki kemampuan toleransi yang
berbeda-beda terhadap salinitas, tetapi sebagian
besar memiliki kisaran yang lebar, yaitu 20 – 40 o/oo
Nilai salinitas optimum untuk spesies lamun adalah
35 o/oo
Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan
ekosistem padang lamun adalah meningkatnya
salinitas yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai
air tawar dari sungai
4. Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai tipe substrat,
mulai dari lumpur sampai sedimen dasar yang
terdiri dari endapan lumpur halus sebesar 40 %
Kedalaman substrat berperan dalam menjaga
stabilitas sedimen yang mencakup dua hal :
1. Pelindung tanaman dari arus air laut
2. Tempat pengolahan serta pemasok nutrien
Kedalaman sedimen yang cukup merupakan
kebutuhan utama untuk pertumbuhan dan
perkembangan habitat lamun
5. Kecepatan arus perairan
Produktivitas lamun juga dipengaruhi oleh
kecepatan arus perairan
Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis
Turtle grass (Thalassia testudinum) mempunyai
kemampuan maksimal untuk tumbuh
SEBARAN LAMUN
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan
pantai Indonesia.
Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai
padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang
relative dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti
Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga
ditemukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan
penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah
dilaporkan jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90
meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam Den Hartog
(1970).
Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar
pada kedalaman 1 – 10 meter. Di beberapa perairan dangkal,
kita dapat menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang
cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar
perairan.
KEANEKARAGAMAN LAMUN DI
INDONESIA
Lamun yang ditemukan di Indonesia terdiri atas tujuh marga
(genera). Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Asia
Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di Indonesia.
Penyebaran padang lamun di Indonesia cukup luas, mencakup
hampir seluruh perairan Nusantara yakni Jawa, Sumatera, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya.
Dari seluruh jenis, jenis Thalassia hemprichii merupakan yang paling
dominan di Indonesia.
Keanekaragaman hayati lamun yang paling tinggi ada di perairan
Teluk Flores dan Lombok, masing-masing ada 11 spesies.
Jika dibandingkan, maka keanekaragaman hayati lamun di perairan
Indonesia bagian timur ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan
bagian barat. Hal ini diduga karena posisi daerah bagian timur yang
lebih dekat dengan pusat penyebaran lamun di perairan Indo Pasifik,
yaitu Filipina (16 jenis) dan Australia Barat yang memiliki 17 jenis.
SPESIES LAMUN DI INDONESIA
ORGANISME YANG BERASOSIASI PADA
PADANG LAMUN
FUNGSI/PERANAN PADANG LAMUN
FUNGSI EKOLOGIS: