Anda di halaman 1dari 7

Sistem Endokrin

1.Pengertian Sistem Endokrin


Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar
yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan
sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon.
Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas
dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan,
reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh (Ulfhitha, 20112).

Sel-sel penyusun organ endokrin


1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel
saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel
neusekretori ialah sel saraf pada hipotalamus.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik
yaitu sel endokrin yang benar-benar berfungsi sebagai
penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh).

Fungsi Sistem Endokrin


Fungsi Sistem Endokrin secara Umum
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada
janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan
perkembangan,
mengkoordinasi
sistem
reproduktif,
memelihara lingkungan internal optimal.

Sistem Endokrin Pada Udang


1. Sistem Reproduksi
Hormon-hormon yang mengatur diferensiasi sifat
seksual udang jantan dan betina muncul dari ovari
dan kelenjar androgen. Neurosekresi kompleks
ganglionik X-organ dan kelenjar sinus dapat
menghambat pemasakan ovari dan aktivitas sekretori
kelenjar androgen. Diferensiasi normal dari ovari dan
testis juga dipengaruhi oleh Y-organ dan hormon
molting

2.

Sistem Migrasi Pigmen Retina

Mata udang terdiri


dari
banyak
unit
yang
disebut ommatidia. Secara fungsional, ommatidium memiliki
tiga kelompok pigmen yang berbeda yaitu pigmen retina
distal, pigmen retina proksimal, dan pigmen putih pemantul.
3.

Sistem Ganti Kulit (Molting)


Pada udang, ganti kulit dapat bersifat musiman atau terusmenerus, tergantung kondisi lingkungan yang beraneka ragam.
Perusakan tangkai mata (eyestalk) dapat mempercepat ganti
kulit dan pertumbuhan prekoks.

4.

Sistem Akselerasi Jantung


Frekuensi dan amplitudo denyut jantung bertambah seiring
dengan pelepasan neurohormon oleh organ perikardia (MBoy
2011).
5.

Sistem Kromatoforotrofin dan Perubahan Warna


Kromatoforotrofin merupakan zat pengatur sel pigmen
udang di dalam darah. Peran kelenjar sinus dalam sistem
kromatoforotrofin dan perubahan warna adalah menghasilkan
Red Pigment Concentrating Hormone (RPCH) dan Pigment
Dispersing Hormone (PDH).

6.

Sistem Metabolisme
Selama siklus ganti kulit, terjadi variasi mencolok di
dalam metabolisme jaringan. Hal ini melibatkan faktor-faktor
tangkai mata yang bisa jadi merupakan neurosekresi.
Pengambilan tangkai mata mengakibatkan penurunan kadar
gula darah dan peningkatan kandungan glikogen hipodermis.

Anda mungkin juga menyukai