Anda di halaman 1dari 10

( Mengidentifikasi jenis-jenis zooflankton)

OLEH:

NAMA : Sahat Telaumbanua


RPM : 157426057
BDP :A

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN AKADEMI


KOMUNITAS SIBOLGA PDD POLITEKNIK NEGERI
LAMPUNG 2015
Kata pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang
Maha Esa atas berkat dan rahmatnya yang telah memberikan
kesehatan dan indahnya ilmu pengetahuan kepada kami,
sehingga dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
‘‘Mengidentifikasi jenis-jenis zooplankton’’. Terima kasih kami
ucapkan kepada dosen pembimbing dan sahabat Mahasiswa/i
yang telah membantu dan memberi dukungan kepada saya
dalam menyelesaikan laporan ini. Kami sadari dalam
menyelesaikan laporan ini masih ada kekuranganya, oleh sebab
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun
dari dosen pembmbing dan dari Mahasiswa/i agar tercapainya
tujuan yang kita harapkan bersama dan kami berharap laporan ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Terima kasih.
Daftar pustaka

BAB I PENDAHULAN

1.1 Latar belakang


1.2 Tujuan praktikum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat

3.2 Alat dan bahan

3.3 Prosedur kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan pembahasan

BAB V KESIMPULAN

5.1 Daftar pustaka


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat
hewani, sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva
dan bentuk dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan.
Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring makanan di
perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melalui proses
fotosintesis. Dalam hubunganya dengan rantai makanan, terbukti
zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis,
oleh karna itu kelimpahan zooplankton sering dkaitkan dengan
kesuburan perairan. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang
maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari
bahan inorganik. Zooplankton dapa dijumpai mulai dari perairan
pantai, perairan estuaria didepan muara sampai ke perairan di
tengah samudera, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

1.2 Tujuan praktikum


- Mengetahui ciri-ciri morfologi tiap jenis zooplankton
- Mahasiswa dapat mengklasifikasikan genus serta ciri-ciri
Zooplankton

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zooplankton
Zooplankton dan Fitoplankton merupakan bahan dasar semua
rantai makanan di dalam perairan. zooplankton menempati perairan
sampai dengan 200 m dan bermigrasi vertikal untuk mencari makan
yang berupa fitoplankton (Omori dan Ikeda, 1984).
Zooplankton memegang peranan penting dalam jaring jaring makanan di
perairan yaitu dengan memanfaatkan nutrient melalui proses fotosintesis
(Kaswadji, 2001). Dalam hubungannya dengan rantai makanan, terbukti
zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan pelagis , oleh
karena itu kelimpahan zooplankton sering dikaitkan dengan kesuburan
perairan (Arinardi, 1997).
Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani,
sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk
dewasa yang mewakili hampir seluruh filum hewan
(Nybakken,1992).Zooplankton disebut juga plankton hewani, adalah
hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut.
kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat
ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat
heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan
organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan
hidupnya, ia sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton
yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai
konsumen bahan organik. Ukurannya paling umum berkisar 0,2 – 2 mm,
tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa
berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum
ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid
(mysid), amfipid (amphipod), kaetognat (chaetognath). Zooplankton
dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria didepan
muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis
hingga ke perairan kutub (Nontji, 2008).
Menurut Nybakken (1992), Zooplankton melakukan migrasi harian
dimana Zooplankton bergerak ke arah dasar pada siang hari dan ke
permukaan pada malam hari. Rangsangan utama yang menyebabkan
migrasi vertikal harian adalah Cahaya. Zooplankton akan bergerak
menjauhi permukaan bila intensitas cahaya di permukaan meningkat,
dan Zooplankton akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas
cahaya di permukaan menurun (Davis, 1955).
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di
perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian
dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu
berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar laut (benthos)
menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih
berupa telur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat
hidupnya yang bermula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau
benthos (Nontji, 2008). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
bahwa zooplankton dari Filum Protozoa, memakan bakteri dan fungi
yang terdapat pada ekosistem mangrove. Selain itu taksa zooplankton
yang sering dan banyak terdapat pada ekosistem mangrove adalah
Copepoda. Ikan-ikan pelagis seperti teri, kembung, lemuru, tembang
dan bahkan cakalang berprefensi sebagai pemangsa Copepoda dan
larva Decapoda. Oleh karena itu, terdapat ikan penetap sementara pada
ekosistem mangrove, yang cenderung hidup bergerombol dikarenakan
kaitannya yang erat dengan adanya mangsa pangan pada ekosistem itu
sendiri (Nybakken, 1992).

Reproduksi antara zooplankton crustacea pada umumnya


unisexual melibatkan baik hewan jantan maupun betina, meskipun
terjadi parthenogenesis diantara Cladocera dan Ostracoda. Siklus hidup
copepoda Calanus dari telur hingga dewasa melewati 6 fase naupli dan
6 fase copepodit. Perubahan bentuk pada beberapa fase naupli pertama
terjadi kira-kira beberapa hari dan mungkin tidak makan. Enam pase
kopepodit dapat diselesaikan kurang dari 30 hari (bergantung suplai
makan dan temperatur) dan beberapa generasi dari spesies yang sma
mungkin terjadi dalam tahun yang sama (yang disebut siklus hidup
ephemeral) (Nybakken, 1992).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


* 25 September 2015 di LAB SMA NEGERI 1 SIBOLGA

.3.2 Alat dan bahan


Alat yang digunakan :

- Buku identifikasi plankton - Mikroskop


- Gelas preparat + cover glass - Tissue
- Pipet tetes

Bahan yang digunakan :

- jenis-jenis zooplankton : Artemia, branchionus, Dapnia, Moina,


larva chironomus

3.3 prosedur kerja


- Masing-masing kelompok mempersiapkan mikroskop
- Siapkan mikroskop dan bersihkan cover glass dengan
tissue
- Teteskan sample ke cover glass
- Amati bentuk zooplankton yang terlihat dan samakan
dengan gambar pada buku identifikasi
- Gambar plankton tersebut dan beri nama sesuai jenis
spesiesnya
- Setiap kelompok membuat laporan kegiatan yang
dikumpulkan pada minggu berikutnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Zooplankton pada air tawar :

Zooplankton pada air laut :

4.2 pembahasan
Bakteri bukan anggota zooplankton. Zooplankton berisi anggota
sebesar plankton. Misalnya, ubur-ubur ada yang besar trailing 15
tentakel. Bakterioplankton ini terdiri dari anggota domain bakteri dan
archaea. Bakterioplankton biasanya mangandalkansenyawa organic dan
nonorganik yang terlarut dalam air laut. Bakterioplankton memainkan
peran yang sangat beragam dalam ekosistem laut

kelimpahan zooplankton dan distribusi sangat tergantung pada


faktor-faktor seperti konsentrasi hara, keadaan air, dan kelimpahan
plankton lain. kelimpahan mereka bervariasi secara horizontal, vertikal
dan musiman. Sumber utama dari variabilitas ini adalah ketersediaan
cahaya dan nutrisi. Di daerah beriklim sedang, musim semi membawa
cahaya meningkat dan suhu yang lebih tinggi, menghasilkan mekar
musim semi fitoplankton, diikuti oleh zooplankton. Selama musim panas,
organisme mati tenggelam ke dasar dimana bakteri dan jamur
menghancurkan jaringan dalam proses pembusukan. Pemilahan ini
mengembalikan nutrisi, yang berkonsentrasi pada bagian bawah,
meskipun fitoplankton yang perlu mereka berada di atas kolom air.
Akibatnya laju fotosintesis menurun. Selama musim panas, kolom air
dengan air hangat berlapis tetap berada di atas dan air dingin tinggal di
bagian bawah. Hanya ketika gerakan air dapat membawa nutrisi ulang
sampai lebih dekat ke permukaan dapat fitoplankton yang mekar lagi.
Hal ini terjadi pada musim gugur, saat suhu jatuh dan sekarang air
dingin tenggelam ke bawah permukaan dan air bawah muncul
(upwelling) menyebabkan stratifikasi untuk merobohkan dan lain mekar
kecil untuk terjadi. Walaupun lautan tropis memiliki cahaya berlimpah,
mereka memiliki produksi primer relatif rendah karena rendahnya tingkat
zat gizi seperti nitrat dan fosfat, karena terus-menerus stratifikasi kolom
air. Sedangkan plankton yang ditemukan dalam kelimpahan terbesar di
permukaan air, di daerah yang terlalu dalam untuk produksi primer
terjadi, zooplankton dan bacterioplankton dapat menggunakan bahan
organik yang tenggelam turun dari air permukaan di atas.

BAB V

KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1.Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani.
2. zooplankton merupakan sumber pangan bagi semua ikan
pelagis.

5.2 Pustaka
- Andayani, Sri. 2005. Manajemen Kualitas Air untuk
Budidaya Perairan .Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya : Malang
Arinardi et all., 1997. Plankton; Fitoplankton dan
Zooplankton. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama..
- Kaswadji, R. 2001. Keterkaitan Ekosistem Di Dalam
Wilayah Pesisir. Sebagian bahan
kuliah SPL.727 (Analisis Ekosistem Pesisir dan Laut).
Fakultas Perikanan dan
Kelautan IPB. Bogor, Indonesia.
- Arinardi, O.H., A.B. Sutomo, S.A. Yusuf, Trianingnsih, E.
Asnaryanti dan S. H. Riyono. 1997. Kisaran Kelimpahan
dan Komposisi Plankton Predominan di Perairan Kawasan
Timur Indonesia. P3O-LIPI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai