Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara yang sebagian besar wilayahnya adalah

perairan.Sumberdaya perairan indonesia sangat kaya akan hasil-hasil laut

terutama ikan. Dalam ekosistem perairan Indonesia juga sangat banyak

terdapat plankton.

Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung,

Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya

disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung,

menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat

melawan arus dan arah

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka.

Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ada berbagai

macam jenis plankton yang terdapat di sekitar kita sehari-hari terutama di

air tawar namun terkadang kita tidak terlalu menyadarinya.

B. Tujuan

Adapun tujuan pada praktikum kali ini adalah sebagaiberikut:

1. Mengetahui jenis plankton yang terdapat di air tawar.

2. Mengetahui deskripsi dan klasifikasi jenis plankton yang

teridentifikasi.

3. Mengetahui kemelimpahan plankton air tawar.


TINJAUAN PUSTAKA

Plankton mempunyai massa yang aktif yang mirip dengan organisme tingkat

tinggi, dimana untuk phytoplankton akan terdapat dalam jumlah besar pada siang

hari dan zooplankton pada malam hari. (Fajri, 2013).

Menurut Nontji (2005), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau

mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas

hingga organisme tersebut terbawa oleh arus namun, mempunyai peranan penting

dalam ekosistem laut, karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai

jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai

kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.

Keberadaan plankton merupakan parameter penduga kualitas perairan. Semakin

banyak dan beraneka ragam jenis plankton maka makin banyak jenis dan jumlah

ikan. Selain itu keberadaan plankton juga mempengaruhi daya penetrasi sinar

matahari. Apabila perairan berwarna dipermukaannya, tapi setelah diambil dari

permukaan dan menjadi tidak berwarna maka air tersebut mengandung banyak

plankton dan warna akibat plankton ini disebut warna tampak (Uliawati, 2008).

Untuk mendapatkan sampel plankton digunakan jaring plankton (planktonet).

Plankton yang telah dikumpulkan, dihitung dari tabung penampungan kebotol


bermulut besar, bahan pengawet yang biasa digunakan adalah formalin 4% yang

telah dinetralkan dengan borax dalam ketas label (juwana, 2001).

Berdasarkan intensitas cahaya, stratifikasi vertikal kolom air pada perairan lentik

(tergenang) dikelompokkan menjadi 3 yaitu eufotik yang mendapat cukup sinar

matahari, kedua lapisan kompensasi dengan intensitas cahaya sebesar 1% yang

terakhir adalah lapisan profundal. Kecerahan merupakan daya tembus sinar

matahari kedalam perairan. Daya tembus atau transparasi ini dapat diamati secara

langsung dengan menggunakan alat bantu berupa piringan berwarna yang

dinamakan secchidisch. Pengukuran kecerahan ini berfungsi untuk menduga

jumlah kepadatan plankton dalam perairan (Ariendi, 1986).

Klasifikasi dalam biologi membedakan plankton dalam dua kategori utama yaitu

fitoplankton yang meliputi semua hubungan renik dan zooplankton yang meliputi

hewan yang umumnya renik (Rutter, 1973 dalam Sahrainy, 2001).

Walaupun Plankton potensial berbahaya menyebar luas secara geografis dan hal

ini mengidentifikasikan adanya kisaran yang luas terhadap toleransi suhu, tetapi

spesies alga potensial berbahaya daerah tropik mempunyai toleransi yang rendah

terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu optimal bagi spesies alga potensial

berbahaya adalah 250–300 C dan kemampuan proses fotosintesis akan menurun

tajam apabila suhu perairan berada di luar kisaran optimal tersebut (Gross dan

Enevoldsen, 1998 dalam Gosari, 2002).


METODELOGI PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilakukan pada hari selasa tanggal 2014 di

Laboratorium Zoologi 2, jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung, sedangkan pengambilan sampel

dilakukan pada hari minggu tanggal di kolam Rusunawa Universitas

Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang dibutuhkan pada praktikum kali ini adalah sebagai

berikut: planktonet, botol film, ember, gayung, kayu panjang, meteran,

pipet tetees, cover glass, objek glass, dan mikroskop. Sedangkan bahan

yang dibutuhkan yaitu : sampel air kolam ,formalin, label dan alat tulis

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan sampel air

1. Menyiapkan semua alat yang diperlukan

2. Menentukan 3 titik tempat sebagai tempat pengambilan air.

3. Sebelum pengambilan sampel air setiap titik tempat diukur

kedalamannya.
4. Pada setiap titik diambil sampel air pada bagian permukaan, tengah

dan dasar.

5. Mengambil air dengan menggunakan gayung pada bagian

permukaan dan memasukkannya ke dalam ember (kira-kira 5

gayung)

6. Menyaring sampel air yang sudah diambil dengan menggunakan

planktonet.

7. Masukkan air yang sudah disaring ke dalam botol film.

8. Menetesi sampel air yang sudah diberi label dengan formalin.

9. Lakukan hal yang sama pada tiga titik tempat yaitu bagian

permukaan tengah dan dasar.

10. Sampel air di simpan di dalam kulkas sampai dilakukan

pengamatan.

b. Mengidentifikasi jenis plankton

1. Menyiapkan alat yang akan digunakan.

2. Mengambil sampel air yang sudah diberi label dengan

menggunakan pipet tetes

3. Letakkan di atas objek glass dan tutup dengan cover glass

4. Amati di bawah mikroskop

5. Difoto dan diidentifikasi

6. Setiap satu sampel dilakukan 3 kali pengamatan (tiga kali

pengambilan sampel air)


HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Plankton adalah oraganisme baik hewan atau tumbuhan yang hidupnya

mengambang dan melayang didalam kolam perairan yang tidak

mempunyai kekuatan untuk melawan arus. Pada umumnya plankton ada 2

jenis, yaitu fitoplankton yang bersifat autotrofik dan zooplankton yang

bersifat heterotrofik

Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat ditentukan

berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi

tingkatan trofik perairan tersebut. fluktuasi dari populasi plankton sendiri

dipengaruhi terutama oleh perubahan berbagai faktor lingkungan .salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi populasi plankton adalah

ketersediaan nutrisi di suatu perairan. unsur nutrisi berupa nitrogen dan

fosfor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan

terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan proses ini akan menyebabkan

terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan kualitas suatu perairan

Anda mungkin juga menyukai