Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

PENGAMATAN PLANKTON DI DANAU BUYAN

Oleh :

Irma Rahmaita Utarid (1408305001)


Welmince Rumbrawer (1408305002)
I Putu Agus Tirta Cahyana (1408305003)
M. Ibadullah (1408305004)
Ni Nyoman Nila Arieswari (1408305005)
Ni Putu Sukma Widyantari (1408305006)
Wahyu Puji Lestari (1408305007)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
I. Tujuan

1. Melatih mahasiswa dalam melakukan praktikum lapangan.


2. Melatih mahasiswa untuk menentukan ??
3. Menentukan jenis plankton dalam sampel yang diamati.
4. Menentukan jumlah plankton dalam sampel yang diamati.

II. DASAR TEORI

2.1 Pengertian Plankton

Plankton merupakan makhluk hidup yang mikroskopis dan disebut pula


sebagai jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton dari bahasa
Yunani yaitu planktonos yang artinya mengapung. Jadi dapat dikatakan plankton
hanya dapat melayang di dalam air, tidak bisa bergerak, dan hanya bergantung pada
kecepatan arus (Adnan, 2003).
Plankton tumbuhan disebut fitoplankton (phytoplankton) yang mempunyai
sifat seperti tumbuhan, yaitu dengan adanya pigmen fotosintesis berupa klorofil,
sehingga mempunyai kemampuan untuk mengubah zat anorganik menjadi zat
organik. Oleh karena itu fitoplankton bersifat autotrof. Pada umumnya fitoplankton
termasuk kedalam tumbuhan golongan ganggang (algae), terutama ganggang hijau
(chlorophyceae), ganggang biru (cyanophyceae), dan ganggang kersik (diatomae).
Plankton hewan disebut juga zooplankton yang mempunyai sifat-sifat seperti
hewan. Ada yang hidup sebagai herbivora, adapula sebagai karnivora. Zooplankton
bersifat heterotrof yang artinya tidak dapat membuat makanan sendiri. Sehingga,
dalam rantai makanan zooplankton berperan sebagai konsumen primer yang
memakan produsen.

2.2 Klasifikasi Plankton


Kingdom protista merupakan kelompok organisme yang meliputi alga dan
protozoa. Salah satu alga yang hidupnya melayang-layang di dalam air disebut
fitoplankton. Fitoplankton banyak mendominasi perairan karena fungsinya sebagai
produsen (Sulaiman:2012). Menurut Suthers dan Rissik (2009), fitoplankton dibagi
menjadi delapan divisi yaitu Cyanophyta, Dinophyta, Bacillariophyta, Chrysophyta,
Chlorophyta, Euglenaphyta, Chryptophyta, dan Prymnesiophyta.

Salah satu kelompok organisme dari divisi Bacillariophyta yang memiliki


keunikan adalah kelas Bacillariophyceae atau dikenal dengan diatom. Diatom terbagi
menjadi dua ordo yaitu Ordo Centrales (centric diatom) dan Ordo Pennales (pinnate
diatom). Masing-masing ordo mewakili bentuk morfologi tertentu berbeda dengan
ordo lainnya. Morfologi diatom menjadi salah satu karakter utama yang dilihat dalam
proses klasifikasi, terutama dalam menentukan ordonya. Ordo Centrales memiliki
bentuk simetri radial atau bulat, sedangkan Ordo Pennales memiliki bentuk simetri
bilateral atau lonjong (Nontji, 2008; McLaughlin, 2012).

2.3 Ciri-ciri Plankton

Plankton terdiri dari dua jenis yaitu fitoplankton dan zooplankton. Masing-
masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Berikut ini ciri-ciri dari masing-masing plankton:

2.3.1 Ciri-ciri Fitoplankton

1. Mampu menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk melakukan


aktivitas hidupnya, maka dari itu fitoplankton dapat melakukan fotosintesis.
2. Memiliki ukuran tubuh kecil ( ± 2- 200µm).
3. Sebagai produsen di perairan, sumber makanan zooplankton dan benih ikan.
4. Menyerap bahan organik sebagai bahan makanan. Bahan organik itu antara
lain Nitrogen, Fosfor, Kalium, dan Silikat.
5. Bersel tunggal tapi ada juga yang berbentuk rantai.

2.3.2 Ciri-ciri Zooplankton


1. Tidak mampu memproduksi bahan organik dari bahan anorganik.
2. Hidupnya mengapung di perairan.
3. Sebagian besar zooplankton mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup
di dasar perairan (bentos).
4. Berukuran sekitar 0,2 mm – 2 mm.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton

2.4.1 Suhu

Suhu yang optimal untuk budidaya plankton berkisar antara 20-24 oC walaupun
hal ini dapat bervariasi dengan dekomposisi media budidaya dan mikro alga toleran
suhu 16-27oC. Suhu dibawah 16oC dapat menghambat pertumbuhan. Sedangkan suhu
36oC adalah mematikan untuk beberapa jenis (Ekawati,2006). Faktor-faktor yang
mempengeruhi suhu antara lain musim, ketinggian dari permukaan laut (attitude),
waktu dalam hari, sirkulasi udara, penutup awan, dan aliran serta kedalaman badan
air.

Pengaruh suhu juga didasarkan oleh organisme aquatik. Organisme aquatik


mempunyai kisaran suhu tertentu (batas atas dan bawah) yang diperlukan untuk
pertumbuhannya. Misalnya alga dari filum chlorophyta dan diatom akan tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 20 oC-30 oC (Hastun dalam Effendi :2008).

2.4.2 Kadar pH

Kisaran pH untuk budidaya alga antara 7-9  dengan kisaran optimal 8,2 - 8,7.
Kegagalan dalam budidaya alga dapat disebabkan oleh kegagalan dalam
mempertahankan pH. Hal tersebut dapat diatasi dengan penggunaan aerasi (Ekawati :
2005).

Menurut Chalik (1988), pH adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen


dan menunjukkan suasana air tersebut, apakah bereaksi asam atau basa. Apa yanag
mempengaruhi pH air?? Skala pH mempunyai deret 1-14, dan pH 7 adalah netral,
berarti air tidak bersiat asam atau basa. Bila materi pH dibawah 7 berarti asam dan
bila diatas 7 berarti basa.

2.4.3 Kecerahan

Banyaknya cahaya yang menembus permukaan air dan menerangi lapisan


permukaan laut setiap hari. dan perubahan intensitas dengan bertambahnya kejelasan
peran yang amat penting dalam menentukan pertumbuhan fitoplankton 
(Ramimintarto:2001).

Kecerahan atau kekeruhan air disebabkan oleh adanya partikel-partikel padat,


lumpur, atau lainnya yang mengendap dan memisah nilai guna dasar perairan yang
merupakan daerah pemijahannya dan habitat sebagai organisme (Subarjanti :2005).

2.4.4 DO

Apabila sudah terjadi defisiensi oksigen dan kandungan amoniak tinggi, maka
seringkali menyebabkan kematian biota-biota hewani seperti zooplankton, bentos,
maupun ikan yang hidup di perairan tersebut (Subardari: 2009).

Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter penting untuk mengukur


pencemaran air. Walaupun oksigen (O2) sulit larut, tapi dibutuhkan banyak oleh
semua jenis organisme air. Tanpa adanya oksigen tidak ada kehidupan tanaman dan
binatang di perairan (Sutrisno :2009).

III. Alat dan Bahan

- Paralon berukuran panjang 2 meter yang dipasang keran pada salah satu
ujungnya
- Satu buah Plankton net
- Termometer
- Ember berukuran 5 liter
- pH meter indikator universal
- Botol sampel 25ml (flakon)
- Mikroskop
- Kaca preparat
- Kaca penutup
- Pipet tetes
- Alat tulis

IV. Cara Kerja


Berikut cara kerja dalam pengamatan plankton
A. Pengambilan Sampel Air Danau
1. Pada permukaan danau
a. Air diambil dengan ember berukuran 5 liter sebanyak 5 kali yang akan
menghasilkan 25 liter
b. Ember yang telah terisi air disaring dengan menggunakan plankton net
dengan wadah botol sampel A dengan ukuran yang telah disediakan
2. Pada kedalaman 2 meter
a. Air diambil dengan paralon 2 meter, dimasukkan ke dalam ember
berukuran 5 liter sebanyak 5 kali menghasilkan 25 liter
b. Ember yang telah terisi air disaring dengan menggunakan plankton net
dengan wadah botol sampel B dengan ukuran yang telah disediakan
B. Pengamatan sampel A dan sampel B
a. Masing-masing satu tetes sampel A dan sampel B diteteskan pada kaca
preparat terpisah dengan pipet tetes
b. Preparat diletakkan pada meja objek
c. Diamati dengan mikroskop perbesaran 45x
V. Tabel Data Hasil Pengamatan

Tempat
Jenis Plankton
Permukaan Dalam
Unatella 0 5
Navicula sp. 0 50
Amphura sp. 0 5
Synedra 131 10
Tabellaria 0 5
Nitzschia 0 5
Pinnularia 0 5
Total Individu 131 65

VI. PEMBAHASAN

Plankton merupakan makhluk hidup yang halus dan disebut pula sebagai jasad
renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu
planktonos yang artinya mengapung. Jadi dapat dikatakan plankton hanya melayang
di dalam kolam air, dan hanya bergantung pada kecepatan arus. Plankton terdiri dari
dua jenis yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang
mirip dengan tumbuhan dan bersifat autotrof, sedangkan zooplankton merupakan
plankton yang mirip dengan hewan dan bersifat heterotrof.

Pada pengamatan kali ini pengambilan sampel dilakukan di Danau Buyan,


Bali. Pengambilan sampel air danau menggunakan pipa paralon dua meter untuk
kedalaman dua meter dan menggunakan ember lima liter untuk permukaan danau.
Pengambilan sampel air dilakukan lima kali dan kemudian disaring menggunakan
plankton net yang telah dipasang flakon (botol 25 ml) pada ujung plankton net. Dari
hasil penyaringan didapat tiga botol sampel air danau yaitu dua botol air sampel
kedalaman dua meter dan satu botol air sampel pada permukaan danau.

Setelah pengambilan air sampel, dilakukan pengamatan di laboratorium untuk


ketiga botol sampel yang didapat, di laboratorium Biologi Universitas Udayana.
Pengamatan laboratorium dilakukan dengan mengambil satu pipet air sampel yang
telah didiamkan selama satu minggu dan diteteskan diatas preparat lalu diamati
menggunakan mikroskop. Pengamatan menggunakan mikroskop dilakukan 10 kali
pengambilan sampel pada masing-masing botol, sehingga didapat hasil pengamatan
seperti pada tabel data hasil pengamatan.

Pada botol sampel air pertama (permukaan air), hanya ditemukan plankton
jenis Synedra sebanyak 131 individu. Synedra merupakan jenis dari fitoplankton.
Synedra hidup secara berkoloni yang tersusun paralel, memiliki bentuk penales,
sangat lurus dan panjang seperti jarum.

Pada botol sampel air kedua (kedalaman air dua meter), ditemukan tujuh jenis
plankton yaitu Unatella sebanyak lima individu, Navicula sp. sebanyak 50 individu,
Amphura sp. sebanyak lima individu, Synedra sebanyak 10 individu, Tabellaria
sebanyak lima individu, Nitzschia sebanyak lima individu, dan Pinnularia sebanyak
lima individu. Sehingga jumlah individu yang ditemukan sebanyak 65 individu.

Pada sampel pertama hanya ditemukan Synedra. Karena synedra merupakan


jenis fitoplankton yang memiliki klorofil sehingga dia dapat membuat makanan
sendiri dengan bantuan sinar matahari. Sinar matahari lebih banyak didapat di
permukaan dibandingkan pada kedalaman air danau. Sehingga jenis ini dapat
bertahan hidup lebih lama.

Sedangkan pada sampel kedua, jenis plankton yang paling banyak ditemukan
adalah Navicula sp.. Hal ini seperti pada paragraf sebelumnya, bahwa sifat
autotrofiknya yang mempertahankan jenis ini mampu bertahan lebih lama dibanding
dengan jenis plankton yang lain, terutama jenis zooplankton. Zooplankton tidak
mampu bertahan hidup lebih lama karena, zooplankton bersifat heterotrof.

Pada ketiga sampel ini, telah terdiamkan selama tujuh hari dari pertama
diamati menggunakan mikroskop. Hal inilah yang mengakibatkan mengapa hanya
ditemukan jenis fitoplankton. Selain itu berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi
kelangsungan hidup jenis diatom seperti pada dasar teori, juga mempengaruhi batasan
hidup kedua jenis plankton tersebut.

VII. SIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa:

 Pada sampel air permukaan Danau Buyan, banyak ditemukan fitoplankton


yakni jenis Synedra sebanyak 131 individu.
 Daerah kedalaman dua meter didapat jenis plankton paling banyak Navicula
sp. sebanyak 50 individu.

DAFTAR PUSTAKA
Edmondson, W.T. 1966. Fresh-Water Biology Second Edition 1. USA: John Willey
and Sons, Inc.

Greenberg, A.E., R.R. Trussell., L.S. Clesceri. 1985. Standard Methods For The
Examination Of Water and Waste Water. Washington: American Public
Health Association.

Purnomo, A.A. 2014. Identifikasi Jenis Diatom pada Berbagai Perairan untuk
Kepentingan Forensik sebagai Petunjuk Kematian Akibat Tenggelam. Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Udayana, Bukit Jimbaran.

Reid, G.K. 1997. Pond Life. Newyork: Golden Press.

Anda mungkin juga menyukai