Oleh :
I WAYAN DENY PALGUNA
NIM. P07133217025
i
USULAN PENELITIAN
Oleh :
I WAYAN DENY PALGUNA
NIM. P07133217025
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MENGETAHUI:
iii
I Wayan Sali, S.KM., M.Si
NIP. 196404041986031008
USULAN PENELITIAN
DENGAN JUDUL:
TIM PENGUJI :
1. Nengah Notes, S.KM., M.Si (Ketua) ....................
2. I G. A. Made Ariasih, S.KM., M.Si (Anggota) ....................
3. I Wayan Sali, S.KM., M.Si (Anggota) ....................
MENGETAHUI:
iv
KATA PENGANTAR
Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah,
penelitian ini.
v
penelitian ini.
8. Orang tua, saudara, dan kerabat dekat penulis yang selalu memberi
Denpasar,
Januari 2021
Penu
lis
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Pendukung
x
DAFTAR SINGKATAN
KK :Kepala Keluarga
xi
BAB I
PENDAHULUAN
dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian pertahun pada balita
yang disebabkan oleh diare. Sekitar lima juta anak diseluruh dunia
1
an, prevalensi penyakit diare sekitar 200 – 400 per 1000 penduduk
dari perkiraan tersebut kasus diare yang sudah ditangani dengan baik
adalah sebanyak 8.506 (62 %). Pada tahun 2018 diperkirakan kasus
diare sekitar 13.605, dari perkiraan tersebut kasus diare yang sudah
tercatat mencapai 697 kasus dan di tahun 2019 kasus diare berada
2
berbasis masyarakat (STBM) dilakukan untuk mengubah perilaku
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Gianyar.
3
c. Menganalisis hubungan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kasus Diare.
b. Bagi penelitian lain diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan acuan
dalam melaksanakan penelitian dengan jenis yang sama pada waktu yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian STBM
5
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan
(Permenkes, 2014).
minum dan makanan yang aman, setiap rumah tangga dan sarana
2. Pilar STBM
6
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
1) Jamban cemplung
Jamban harus dipelihara agar tetap sehat membersihkan jamban secara teratur
agar tidak ada kotoran yang terlihat, tidak terdapat serangga, dan tikus yang
kotor.
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara air minum dan lubang
b) Tidak berbau.
7
e) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
i) Tersedia air, sabun, dan alat untuk membersihkannya (Atikah proverawati &
(Permenkes, 2014).
8
tempat pembuangan kotoran/tinja yang saniter dilengkapi oleh
lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa tetapi harus diberi
tutup. Dan lantai jamban terbuat dari bahan yang kedap air serta
pertama tangki septik adalah suatu bak kedap air yang berfungsi
maupun cair yang msuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan
dilakukan dengan air yang bersih dan sabun. Air yang tidak bersih
9
(Depkes, 2007).
adalah:
1) Mencuci tangan didalam wadah kecil atau kobokan dengan jeruk seperti
dirumah makan.
3) Mencuci tangan setelah makan hanya dengan menggunakan sebaskom air dan
genangan ditanah.
5) Sarana cuci tangan jauh dari jamban sehingga membuat orang lupa akan
6) CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
1) Tuangkan cairan sabun pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
2014)
10
Adapun waktu yang tepat untuk mencuci tangan adalah
sebagai berikut :
1) Sebelum makan.
3) Sebelum menyusui.
2) Sabun.
11
rumah tangga (Permenkes, 2014). Tahapan kegiatan PAMM – RT
meliputi :
c) Air yang sudah dikelolah sebaiknya disimpan ditempat yang bersih dan selalu
tertutup rapat
d) Letakkan wadah air minum ditempat yang bersih dan terjangkau oleh binatang.
e) Wadah air minum selalu dicuci setelah 3 hari ataupun saat air habis dan
f) Pada saat minum menggunakan gelas yang bersih dan kering bukan langsung
12
minum air mengenai mulut.
RT
(Permenkes, 2014).
2009).
13
makanan yang tidak dikemas harus dalam keadaan segar, tidak
dan hewan lain yang dapat membawa penyakit serta terhindar dari
bahan beracun.
c) Pengelolahan makanan
berbadan sehat dan berperilaku hidup bersih dan sehat serta tidak
14
d) Penyimpanan makanan matang
e) Pengangkutan makanan
f) Penyajian makanan
tidak boleh lebih dari 4 jam dan harus segera dihangatkan kembali
(Permenkes, 2014).
tanah, sumber pencemaran air, serta sumber dari kuman yang dapat
15
menghindari penyimpanan sampah dalam rumah agar segera
a) Kontruksi harus baik, terbuat dari bahan kedap air da nada penutupnya.
f) Penempatan terletak pada daerah yang mudah dijangkau (Mubarak & Nurul
Chayatin, 2009).
memperbaiki barang yang rusak dan membeli produk yang tahan lama
b) Reuse yaitu memanfaatkan barang yang sudah tidak dipakai tanpa merubah
koran bekas, kardus bekas, kaleng susu, wadah sabun dapat dimanfaatkan
16
kembali kantong belanja untuk digunakan untuk wadah belanja berikutnya.
c) Recycle yaitu mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru,
mendaur ulang kertas yang tidak digunakan menjadi kertas kembali, dan
2014).
dengan cara:
1) Sampah tidak boleh ada dalam rumah dan harus dibuang setiap hari.
dalam bentuk cair, air limbah dapat berasal dari rumah tangga
maupun industri yang terdiri atas tiga faktor yaitu tinja, urin, dan
grey water yaitu air bekas pengolahan sisa rumah tangga (Mubarak
& Nurul Chayatin, 2009). Tujuan dari pengaman limbah cair rumah
17
Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urin
Sedangkan limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang
dihasilkan dari sisa buangan dapur, kamar mandi, dan saran cuci
2014).
1) Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur dengan air limbah
dari jamban.
5) Terhubung dengan saluran limbah umum atau got maupun sumur resapan
(Permenkes, 2014).
1) Gangguan kesehatan.
18
.
4. Manfaat STBM
5. Sasaran STBM
a. Semua masyarakat yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar
STBM.
b. Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum memenuhi
6. Prinsip STBM
a. Tanpa subsidi
masyarakat sendiri.
19
c. Tidak memaksa
sanitasi.
7. Strategi STBM
menghasilkan:
20
Komponen peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya
saniter berupa:
akses dan layanan sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan
terjangkau.
(Permenkes, 2014).
21
B. Alur Progam
1. Pelaku Pemicuan
dibantu oleh orang lain yang berasal dari dalam ataupun dari luar Desa
tersebut
d. Kader Posyandu diharapkan juga dapat sebagai fasilitator yang ikut serta
e. Natural leader dapat dipakai sebagai anggota Tim Fasilitator STBM Desa
2. Langkah-langkah Pemicuan
dengan lama waktu Pemicuan antara 1-3 jam, hal ini untuk
orang terpicu. Orang yang telah terpicu adalah orang yang tergerak
22
dengan spontan dan menyatakan untuk merubah perilaku. Biasanya
a. Pengantar pertemuan
3) Menjelaskan bahwa kader dan atau fasilitator akan banyak bertanya dan minta
dengan jujur.
b. Pencairan suasana
pada hari ini?” “Siapa saja yang BAB ditempat terbuka pada hari
ini?”
d. Pemetaan sanitasi
dilakukan oleh masyarakat untuk menentukan lokasi rumah, sumber daya yang
23
tersedia dan permasalahan sanitasi yang terjadi, serta untuk memicu terjadinya
3) Memulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung, jalan desa, lokasi
Pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, rumah penduduk (tandai mana
yang punya dan yang tidak punya jamban, sarana cuci tangan, tempat pembuangan
sampah dan limbah cair rumah tangga. Selanjutnya membuat garis dari lokasi
5) Melakukan diskusi tentang peta tersebut dengan cara meminta peserta untuk
dusun/RT mana yang paling kotor? Mana yang nomor 2 kotor dan seterusna
2) Menandai lokasi pembuangan tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga dan
kunjungi rumah yang sudah memiliki fasilitas jamban, cuci tangan, tempat
3) Penting sekali untuk berhenti di lokasi pembuangan tinja, sampah, limbah cair
f. Diskusi
1) Alur kontaminasi
24
b) Tanyakan: Apa yang terjadi jika lalat-lalat tersebut hinggap di makanan anda?
c) Kemudian tanyakan: Jadi apa yang kita makan bersama makanan kita?
dan ingatkan kembali hal ini ketika membuat rangkuman pada akhir proses
analisis.
a) Siapkan 2 gelas air mineral yang utuh dan minta salah seorang anggota
rambut tersebut ke tinja yang ada di sekitar kita, celupkan rambut ke air yang
c) Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang telah
d) Minta juga peserta yang lain untuk meminumnya. Ajukan pertanyaan: Kenapa
e) Tanyakan berapa jumlah kaki seekor lalat dan beritahu mereka bahwa lalat
1) Jika sudah ada masyarakat yang terpicu dan ingin berubah, dorong mereka
25
untuk mengadakan pertemuan untuk membuat rencana aksi Pada saat
Pemicuan, amati apakah ada orang-orang yang akan muncul menjadi natural
leader.
3) Tindak lanjut setelah Pemicuan merupakan hal penting yang harus dilakukan,
5) Setelah tercapai status 100% (seratus persen) STBM (minimal pilar 1),
pengumuman.
a) Faktor Lingkungan
c) Regulasi
d) IPTEK
26
C. Konsep Teori Perilaku
1. Pengertian
2. Klasifikasi
27
1) Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya
b) Olahraga teratur
c) Tidak merokok
f) Mengendalikan sters
g) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif, misalnya tidak berganti-ganti
pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan lingkungan dan
sebagainya.
3. Bentuk Perilaku
28
jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang dapat di amati dan
4. Tingkatan Perilaku
sebagainya.
29
individu dapat menyebabkan perubahan sikap maupun perilaku pada
2010).
6. Perubahan Perilaku
30
Perubahan perilaku dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
31
(readiness to change) yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2007).
1. Pengertian
2. Klasifikasi
a. Diare akut
b. Disentri
c. Diare persisten
32
dan gangguan metabolism (Depkes, 2009).
3. Etiologi
yaitu:
a. Infeksi
pseudotuberculosis.
33
Cryptosporidium parvum, Giardia intestinalis, Entamoeba
5. Patofisiologi
a. Dehidrasi terjadi karena output lebih banyak dari pada input dalam tubuh.
c. Hipoglikemia.
6. Epidemiologi
34
Epidemiologi penyakit diare adalah sebagai berikut:
lain melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja atau kontak
sesudah buang air besar, tidak mencuci tangan sebelum makan, tidak
beberapa faktor yang mempengaruhi diare yaitu sarana air bersih dan
7. Penatalaksanaan
a. Berikan oralit
35
serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk mengganti cairan
alami yang hilang dalam tubuh karena diare. Zinc juga dapat
kembali.
memperbaiki status gizi pada penderita terutama pada anak agar kuat
ulang.
sesuai indikasi seperti diare berdarah atau diare karena kolera atau
resep dokter.
36
pemberian oralit, zinc dan tanda – tanda untuk segera membawa ke
8. Pencegahan
a. Pemberian ASI
yang penting bagi bayi, komponen zat yang tersedia mudah diserap
bayi sampai umur 4 – 6 bulan, kandungan anti bodi yang baik dalam
atau benda yang tercemar oleh tinja, misalnya melalui jari – jari
37
kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan air di
rumah.
c. Mencuci tangan
yang sehat dan semua anggota keluarga hanya buang air besar di
38
9. Faktor Resiko Diare
a. Faktor intrinsik.
tertinggi pada anak balita (1-4 tahun) yaitu 16% sedangkan menurut
jenis kelamin lelaki dan perempuan evalensi sama yaitu 8,9% pada
3) Imunodefisiensi
4) Status gizi
b. Faktor Ekstrinsik
1) Lingkungan
39
lingkungan antara lain:
baik karena menyangkut sumber air minum yang dikonsumsi sehari-hari. Apabila
sumber air minum yang di konsumsi keluarga tidak sehat maka seluruh anggota
seperti tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau dan tinja
tidak di jamah oleh serangga atau tikus, cukup luas dan landai kearah
c) Sampah
40
sampah teratogenik. sedangkan pengaruh tidak langsung disebabkan
typhus,dan cholera.
penyakit.
e) Perumahan
keluarga.
41
f) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
g) Pendidikan
(Riskesdas, 2007).
h) Pengetahuan
42
berpengaruh dalam penanganan diare dirumah, karena bila
i) Sikap
pada anak. Sikap ibu dalam mengatasi diare pada anak seperti tanda
anak tidak bertambah baik, anak demam, jika anak tidak mau makan
atau minum dengan baik, anak buang air besar disertai darah. Sikap
diare.
j) Pekerjaan
(Riskesdas, 2007).
k) Sosial ekonomi
social ekonomi rendah karena kondisi rumah yang kurang baik, tidak
mempunyai sarana air bersih, tidak adanya kamar mandi dan jamban
43
sehat, pengolahan makanan yang kurang akan lebih beresiko
BAB III
44
KERANGKA KONSEP
Kejadian Diare
Keterangan :
: Diteiti
:Tidak diteliti
45
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
a. Variabel penelitian
satu dan lainnya yag telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari
46
Variabel Independen sering disebut variabel stimulus, prediktor
perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
47
yang dalam hal ini adalah : Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS),
Cuci tangan pakai sabun (CTPS), Pengolahan Air Minum Dan Makanan
menjadi akibat karena adanya variabel bebas yang dalam hal ini adalah
3. Definisi Operasional
makna penelitian.
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Defunisi
Variabel Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel Independen: Sanitasi Total 1. Stop Buang Air Besar CHEKLIST ORDINAL YA=1
Sanitasi Total Berbasis Berbasis Sembarangan TIDAK
Masyarakat (STBM) Masyarakat 2. Cuci Tangan Pakai Denga
Merupakan Sabun Kriteri
Suatu 3. Pengolaan Air Minum Baik=7
Program Dan Makanan Rumah 100%
Yang Tangga Kurang
Dilaksanakan 4. Pengamanan Sampah 56%
Oleh Rumah Tangga (Nursala
Pemerintah 5. Pengamanan Limbah 2010)
Untuk Cair Rumah Tangga
Meningkatkan (Kemenkes RI)
Sanitasi
Masyarakat
48
Melalui Pilar
STBM
Perubahan
Sonsistensi
Tinja Atau Ya=1
Feses Dan 1. Buang Air Besar Tidak=
Buang Air Lebih Dari 3 Kali Dalam Denga
Besar Lebih Sehari Dengan CHEKLIST Ordinal Kriteri
Dari 3 Kali Konsistensi Cair 1=Diar
Dalam Sehari (Depkes, 2011) 0=Tida
Dan Terjadi Diare
Variabel Dependen: Dalam Satu
Kejadian Diare Bulan
4. Hipotesis
2020.
49
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
50
Penelitian ini dilaksanka dimulai dari penyusunan proposal penelitian
sampai dengan penyusunan skripsi pada bulan pada bulan Februari sampai dengan
1. Populasi
2. Sampel
Sampel kasus dalam penelitian ini adalah pasien Diare di Desa Sukawati,
51
Sedangkan jumah sampel kelompok kontrol yang diambil pada penelitian ini
berjumlah sama dengan kelompok kasus yaitu 92 orang, kelompok kontrol diberi
perlakuan yang sama, sampel pada penelitian ini berjumlah 184 orang.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer
a. Data primer
Data primer dalam penelitian ini berkaitan dengan Sanitasi Total Berbasis
terkena Diare dengan mengisi cheklist tentang STBM yang menyangkut 5 (lima)
pilar Yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci tangan pakai sabun
52
melalui kunjungan rumah dengan melakukan observasi, wawancara dan
b. Data sekunder
dengan cara :
53
Masyarakat terhadap kejadian Diare dikumpulkan melalui kunjungan
a Identitas responden
b Pengamatan rumah
melakukan penelitian
d. Meteran dengan panjang lima meter merk Onda : digunakan untuk mengukur
1. Teknik pengolahan
54
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan
b. Coding adalah setelah semua kuisioner atau hasil pengamatan di edit dan di
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan
dalam bentuk code (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program atau
softwere computer
2. Analisis data
1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Tersedianya toilet yang layak
2) Cuci tangan pakai sabun (CTPS), Tersedianya tempat cuci tangan serta
55
sabun
pengolahan air minum dan makan, jadi air minum yang tersedia tidak serta
merta langsung dikonsumsi, harus ada proses pengolahan agar air tersebut
air limbah cair rumah tangga yang bisa di alirkan ke suatu penampungan
apakah normal atau tidak. Uji normalitas data berupa uji Kolmogrov-
2009).
56
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua
57
DAFTAR PUSTAKA
Atikah Proverawati, Eni Rahmawati, 2012, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Nuha Medika, Yogyakarta.
Ayu putri ariani, 2016, Diare pencegahan dan pengobatannya AP Ariani -
Yogyakarta. Nuha Medika, 2016
Dainur. 1995, Materi – materi pokok ilmu kesehatan masyarakat, Widya Medika,
Jakarta.
Hari wibowo, 2012, Gambaran Epidemiologi Penyakit Diare di Rumah Sakit
Awal Bros Bekasi tahun 2011, gambaran epidemiologi, FKM, UI.
Kementerian Kesehatan RI, 2014, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Indonesia, Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI, 2011, Data dan Informasi Kesehatan Situasi Diare di
Indonesia,http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin.Diakses 04/03/2017.
Kunoli, 2013,Pengantar epidemiologi penyakit menular FJ Kunoli - Jakarta: Trans
Info Media, 2013.
Mubarak, Chayatin, 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Aplikasi dan Teori),
Salemba Medika, Jakarta.
Notoadmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam. 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.
Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2012, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2012,Promosi kesehatan di sekolah S Notoatmodjo, H Anwar, NH
Ella, K Tri - Jakarta: rineka cipta, 2012
Permenkes, 2014, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Jakarta
Lampiran 1: Data Pendukung
i l s
Kemenuh 9,815 7 6 2 4 1 3 2 0 25
Butan 3,373 2 7 2 2 1 4 0 2 20
Kler
Batuan 8,621 11 7 6 2 4 5 0 0 35
Sukawati 12,338 29 24 18 6 4 2 5 4 92
Guwang 6,353 13 6 13 7 7 8 9 2 65
Ketewel 10,452 7 4 6 2 3 5 3 2 32
Bulan
1. Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengurusan Ijin
5 Pengambilan Data
A. Persiapan Penelitian
1 orang x 50.000,00
1 orang x 50.000,00
25.000,00/bulan Rp 50.000,00
4. Fotocopy Rp 30.000,00
Total Rp 300.000,00
B. Pelaksanaan
1. Perijin Rp 100.000,00
2 orang x Rp 25.000,00
4. Fotycopy Rp 50.000,00
Total Rp 460.000,00
2. Fotocopy Rp 120.000,00
Total Rp 365.000,00
Jumlah Rp 1.125.000,00
2
Lampiran 4
No Responden :
Tanggal observasi:
3. Isilah tanda centang pada alternatif jawaban ya atau tidak pada lembar
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jumlah anggota Keluarga :
4. Alamat :
B. Cheklist Pemeriksaan Kualitas Fisik rumah
Keterangan :
PILAR 1 STOP BABS
1. Lubang kloset memiliki tutup agar serangga tidak bisa menyentuh tinja (jika leher
angsa maka tutup tidak diperlukan lagi)
2. Jarak pembuangan tinja ke sumur gali > 10 m (jika < 10 m maka penampungan tinja
harus kedap kedap air, contoh septic tank beton, biofil, dll)
3. Tempat jongkok (kloset) terbuat dari bahan yang kuat ( bukan dari bambu/kayu
lapuk)
4. Tinja bayi atau lansia (jika ada) dibuang kedalam kloset (WC)
5. Setiap orang didalam rumah menggunakan WC tersebut (lakukan pengamatan dengan
melihat sekeliling)
6. Terdapat akses untuk anal cleansing (membersihkan dubur)
7. Tidak ada tinja manusia terlihat disekitar rumah