Oleh :
I GUSTI AGUNG AYU MIRA DEWI
NIM. P07124220054
i
USULAN SKRIPSI
Oleh :
I GUSTI AGUNG AYU MIRA DEWI
NIM. P07124220054
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN SKRIPSI
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iii
LEMBAR PENGESAHAN
USULAN SKRIPSI
PADA HARI :
TANGGAL :
TIM PENGUJI :
MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan usulan skripsi yang berjudul
program mata kuliah skripsi. Peneliti menyadari isi dari usulan skripsi ini dapat
Kesehatan Denpasar.
Terapan Kebidanan.
administrasi.
v
7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Dalam usulan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa usulan skripsi ini
masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan dan
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
HALAMAN JUDUL.....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
D. Manfaat Penelitian...................................................................................7
A. Kerangka Konsep.....................................................................................24
vii
B. Variabel dan Definisi Operasional...........................................................25
C. Pertanyaan Penelitian...............................................................................27
A. Jenis Penelitian.........................................................................................28
B. Alur Penelitian.........................................................................................28
G. Etika Penelitian........................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................37
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia 6
bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal (Lestari, 2018). ASI eksklusif adalah
pemberian ASI saja pada bayi mulai dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa
diberi makanan tambahan apapun, bahkan air dengan pengecualian rehidrasi oral,
delapan puluh persen dimulai sejak didalam kandungan hingga usia 3 tahun,
dikenal dengan periode emas. Oleh karena itu pada masa ini dibutuhkan pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan serta bisa dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun,
karena ASI mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan lemak sesuai dengan
yang dapat diperoleh dengan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan
Nomor: 33 Tahun 2012 dimana mengatur tentang hak bayi memperoleh ASI
1
Pemerintah Pusat terhadap pemberian ASI eksklusif .Target Rencana Strategis
(Renstra) 2015- 2019 adalah cakupan ASI eksklusif sebesar 50 persen pada tahun
2019 (Kemenkes RI, 2015). Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan
mana menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia
ASI Eksklusif, salah satunya dengan membentuk Kelompok Pendukung ASI (KP-
Data WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa hanya 44% dari bayi baru lahir di
dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir dan kurang
dari 40% anak di bawah usia 6 bulan di berikan ASI eksklusif . Pemberian ASI
saja (eksklusif) menurut data Riskesdas Tahun 2018 yaitu ASI eksklusif 37,3%
yang mana masih sangat jauh dari target nasional yang ditetapkan yaitu 50%. Pada
Tahun 2019 Provinsi Bali mencatat cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar
73,8% dan capaian ini sudah melampaui target Standar Pelayanan Minimal ( SPM
2
tahun 2019 cakupan ASI eksklusif belum mencapai target yaitu capaiannya
sebesar 66,75% dari 70% target SPM, dimana pada Profil Kesehatan Kabupaten
satu Puskesmas yang tidak mencapai target SPM dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir . Data profil kesehatan Puskesmas Abiansemal I dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 memuat capaian ASI eksklusif di Unit Pelakasana Teknis
yang fluktuatif yaitu pada Tahun 2016 capaian 67,39%, Tahun 2017 capaian
63,6%, Tahun 2018 capaian 76,1% ,Tahun 2019 capaian 66,7% sementara pada
Tahun 2020 justru mengalami penurunan dengan capaian 58,37%, hal ini menjadi
pertanyaan karena logikanya selama musim pandemi Covid-19 yang mulai masuk
ke Indonesia diawal Tahun 2020 seyogyanya ibu lebih banyak waktu untuk
menyusui bayinya secara eksklusif karena aturan bekerja dari rumah (work from
home), belajar dan beribadah dari rumah serta banyak pegawai yang dirumahkan
terutama bagi ibu yang bekerja di sektor pariwisata disamping juga adanya wacana
Membangun kesadaran diri ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif selain
motivasi dari ibu sendiri juga diperlukan dukungan sosial. Dukungan merupakan
suatu informasi verbal maupun non verbal oleh orang terdekat, jenis dukungan
dukungan emosional berupa rasa empati seperti peduli pada keluhan yang
dihadapi ibu, dukungan penilaian berupa pujian dan apresiasi (Subrata, 2012).
3
kualitatif memberikan kesimpulan bahwa penyebab rendahnya cakupan pemberian
diberikan oleh pasangan , keluarga, maupun tenaga kesehatan (Sarafino dan Smith,
2014). Dukungan yang paling mungkin diperoleh ibu adalah dukungan keluarga,
dalam hal ini yang paling terdekat adalah suami dimana dukungan emosional
(Orisinal, 2019).
Dukungan Merupakan upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril
Dukungan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri istri dalam penerimaan
patuh dalam merawat kehamilan dan juga menyusui (Sriasih, 2014). Suami/ayah
memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui yaitu sebagai
ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang suami kepada istrinya dalam proses
Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib dilakukan oleh ayah agar
oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani, 2010). Senada dengan hal tersebut
dengan pemberian ASI eksklusif dimana ibu yang mendapat dukungan dari suami
4
kali dibanding ibu yang kurang mendapat dukungan dari suaminya. Hal berbeda
namun proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih tinggi pada ibu yang
dari suami , dimana selama prosesnya ibu menyusui perlu mendapatkan dukungan
dengan metode wawancara, dari 10 ibu yang memiliki bayi, didapatkan tujuh ibu
yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. Alasan yang disampaikan beragam,
antara lain: ASI tidak lancar pada hari pertama kelahiran, dukungan suami dan
dukungan kelurga yang kurang dalam perawatan bayi , bayi dan ibu yang dirawat
eksklusif dan perlunya dukungan dari orang-orang terdekat dalam pemberian ASI
Kabupaten Badung.
B. Rumusan Masalah
5
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Badung .
2. Tujuan Khusus
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bisa menjadi acuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan
6
2. Manfaat Praktis
pemberian ASI secara eksklusif serta sebagai data pendukung untuk pembentukan
dan mahasiswa pada khususnya sehingga dapat memotivasi orang lain dalam
pemberian ASI eksklusif pada bayi serta memotivasi suami dalam memberikan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang menjadi pasangan hidup resmi seseorang wanita atau isteri. Dukungan suami
dalam pemberian ASI eksklusif adalah keikutsertaan suami atau usaha suami
untuk memberikan motivasi ibu menyusui agar memberikan ASI saja tanpa
menyusui adalah menciptakan suasana nyaman bagi ibu sehingga kondisi psikis
ibu lebih sehat. Peningkatan peran suami berupa perhatian kepada ibu sangat
dibutuhkan dalam proses produksi ASI yaitu merangsang reflek oksitosin. Pikiran
ibu yang positif akan merangsang kontraksi otot sekeliling kelenjar susu sehingga
mengalirkan ASI ke sinus laktiferus (areola) dan kemudian akan dihisap oleh bayi.
Dukungan suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral
maupun material. Kehadiaran suami bagi seorang ibu yang mengalami kesulitan
diharapkan dapat memberi bantuan moril atau fisik sehingga mengurangi beban
yang dirasakan (Mardjan, 2017). Dukungan suami merupakan salah satu faktor
8
(Adiningsih, 2004 dalam Oktalina 2015). Dukungan suami merupakan bagian
yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. Masih banyak suami yang
berpendapat salah, para suami ini berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu
dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja,
ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli,2005
merupakan bagian yang vital baik secara moral maupun emosional sehingga dapat
2. Breastfeeding Father
Suami adalah pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak (Hidayat, 2005).
Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga
tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat
dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi motivasi
suami sebagai ayah kepada istrinya agar dapat berhasil dalam proses menyusui
(Ariani, 2010).
3. Jenis dukungan
Jenis-jenis dukungan menurut Cohen dan Syme ( dalam Subhrata ,2012) , yaitu :
a. Dukungan Instrumental
9
Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan pertolongan praktis dan
menyusui
b. Dukungan emosional
Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
dan rasa memahami serta dipahami. Setiap orang memerlukan rasa empati dari
seseorang yang akan membuat penerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin
dan disayang. Dengan demikian orang yang mengalami masalah merasa tidak
menanggung beban seorang diri namun memiliki tempat untuk berbagi suka
maupun duka. Aplikasi dukungan emosional yang dapat diberikan suami pada ibu
menyusui yaitu :
10
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan maupun permasalahan yang
c. Dukungan informasi
penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah
yang sedang dihadapi individu. Dukungan ini meliputi pemberian petunjuk atau
arahan, materi dan pemecahan masalah. Aplikasi dukungan informasi yang dapat
masyarakat
11
untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukan perbandingan sosial yang
menyusui . Aplikasi dukungan penilaian yang diberikan suami pada ibu menyusui
yaitu :
2) Suami memberikan afirmasi positif kepada ibu, bahwa ibu merupakan ibu
Dukungan adalah salah satu bentuk perilaku. Ada tiga faktor utama yang
tradisi dan kepercayaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, tingkat
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang
terlaksananya prilaku kesehatan, dalam hal ini berupa dana dan tempat yang
nyaman.
12
Faktor ini meliputi faktor sikap dan prilaku tokoh masyarakat, sikap dan
1. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia 6
bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal. Berbagai hal tersebut mendorong World
bayi baru lahir sampai usia 6 bulan (Roesli, 2010 dalam Ningsih 2018).
2. ASI eksklusif
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, serta tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi
tim (Kementerian Kesehatan RI, 2010 dalam Kartini 2018). Menurut Depkes
RI,2002 ( dalam Astuti 2013 ) ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada
bayi tanpa makanan atau minuman tambahan lain termasuk air putih kecuali obat-
obatan dan vitamin dan mineral dan ASI yang diperas dan diberikan selama 6
bulan .
menyusui eksklusif yakni bayi sejak lahir hingga 6 bulan mendapat ASI penuh
13
Menyusui predominan, bila selain menyusui bayi, diberikan juga air putih, atau
minuman yang mengandung air, misalnya teh, air gula, saat ASI belum banyak
dihasilkan (1- 3 hari post partum). Menyusui partial adalah sebagian (50%)
mendapatkan ASI dengan menyusui, disamping itu diberikan (50%) makanan pra
pemberian ASI selama 6 bulan kepada bayi berumur 0-6 bulan tanpa memberikan
makanan tambahan.
3. Jenis ASI
Menurut Jauhari (2018) jenis ASI dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Kolostrum
lebih kental dari ASI matur. Kolosrum diproduksi pada masa kehamilan sampai
setelah kelahiran dan akan digantikan oleh ASI transisi dalam dua sampai empat
hari setelah kelahiran bayi. Hal ini disebabkan hilangnya prosuksi estrogen dan
proklaktin mengambil alih peran prosuksi air susu, sehingga kelenjar payudaralah
garam mineral 0,4% air 85% dan vitamin larut lemak. Selain itu kolostrum juga
14
tinggi immunoglobulin A (IgA) yang berperan sebagai imun pasif bayi. Kemudian
ASI masa transisi terjadi dari hari ke-5 sampai hari ke-10, dimana berhentinya
produksi kolostrum lebih dari dua minggu setelah melahirkan dan produksi ASI
oleh kelenjar payudara mulai stabil. Kandungan protein dalam air susu semakin
menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut dalam air dam juga
volume ASI akan semakin meningkat. Peningkatan volume ASI dipengaruhi oleh
c. ASI Matur
ASI matur merupakan ASI yang diseksresi dari hari ke-10 sampai
seterusmya dan komposisinya relatif konstan. Kandungan utama ASI matur ialah
laktosa pada air susu manusia kira-kira lebih bantak 50% dibandingkan dengan
susu sapi. Walaupun demikian, angka kejadian diare karena intoleransi laktosa
jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI karena penyerapan laktosa
ASI lebih baik dibanding laktosa yang terdapat dalam susu sapi. Selain itu ASI
kaya akan protein whey yang bersifat mudah diserap oleh usus bayi.
4. Kandungan ASI
15
Adapun kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain
a. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, kadar lemak dalam ASI antara
3,5% – 4,5%. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi daripada susu sehingga bayi yang
mendapat ASI seharusnya kadar kolestrol darah lebih tinggi, tetapi ternyata
penelitian Osborn membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih
banyak menderita penyakit jantung koroner pada usia muda (Hidajati, 2012).
b. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, mempunyai kadar paling tinggi
dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mempunyai manfaat lain yaitu
bifidus.
c. Protein
Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey
(protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada
casein sehingga protein ASI mudah dicerna sedangkan pada susu sapi
kebalikannya.
16
ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi, bayi
yang mendapatkan susu sapi yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena
hipokalsemia .
e. Vitamin
sebagai katalisator pada proses pembentukan darah dengan jumlah yang cukup dan
mudah diserap dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam
Disamping kandungan nutrisi yang lengkap didalam ASI juga terdapat zat
kekebalan seperti IgA, IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom, immunoglobulin dan zat
lainnya yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi (Moehji, 2008 dalam
Septiani, 2017). ASI jika dikonsumsi bayi dapat menambah kadar DHA
(Docosahexaenoic Acid) dalam otak. Perkembangan otak bayi akan semakin baik
apabila bayi semakin banyak meminum ASI. Komposisi ASI dipengaruhi oleh
stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012 dalam
Yusrina, 2018).
5. Manfaat ASI
kecenderungan obesitas
17
b. Kandungan zat pembangun otak pada ASI jauh lebih baik dari susu formula.
Maka, proses tumbuh kembang otak bayi berjalan lebih cepat, sehingga cenderung
lebih cerdas dibandingkan dengan anak seusianya yang tak diberi ASI
c. Memudahkan BAB bayi. Sebab ASI mudah diserap sistem pencernaan bayi
tubuhnya
f. Mengurangi resiko kencing manis, kanker pada anak dan penyakit jantung
pada anak
dengan baik
h. Saat ASI diberikan langsung dari sumbernya, sambil menatap, berbicara dan
menyentuh lembut bayi yang sesungguhnya dapat merangsang kepekaan indra dan
Selain manfaat kepada bayi, Ibu juga mendapatkan maanfaat langsung dari
pemberian ASI pada bayinya. Manfaat ASI untuk ibu antara lain :
18
Dengan memberikan ASI seorang ibu lebih mampu mengekspresikan perasaan
terdalamnya pada si buah hati. Dengan begitu kedekatan emosional dan ikatan
timbunan lemak ibu saat hamil. Maka secara teoritis pemberian ASI mampu
Seperti osteoporosis, kanker rahim dan dinding rahim serta kanker indung telur
Ibu yang menyusui tergerak membagi jadwal harian sebaik mungkin. Seperti
Mengingat bayi tercinta dalam pelukan harus tetap sehat maka ibupun semakin
Selagi ibu menyusui bayinya dan belum mendapat haid, kemungkinan tidak
akan hamil pda enam bulan pertama setelah melahirkan (Eveline. 2010).
19
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh
a. Faktor internal, yaitu faktor – faktor yang terdapat di dalam diri individu itu
sendiri.
1) Pendidikan
yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
2) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI eksklusif
3) Sikap/perilaku
Ibu yang memiliki keinginan dan kesadaran diri untuk memberikan ASI
4) Psikologis
Psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI, ibu yang tidak
berkurang. Ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan, dan
bayinya
5) Emosional
20
Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi ASI. Perasaan takut, gelisah,
marah, sedih, cemas, malu akan mempengaruhi reflek oksitosin yang akhirnya
menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang bahagia, senang dan
pengeluaran ASI.
1) Dukungan suami
Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan suami adalah dukungan
yang paling berarti bagi ibu. Suami dapat ikut serta berperan aktif untuk
keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang
lebih baik (Roesli, 2008). Dukungan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri
mendorong ibu untuk patuh dalam merawat kehamilan dan juga menyusui
(Sriasih, 2014).
Menurut Friedman (2010), dukungan suami terbagi menjadi empat jenis yaitu:
yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai dengan kondisinya, dukungan
21
minuman untuk menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, selanjutnya
yang dianggap tidak dapat dikontrol, misalnya: suami memberikan pujian kepada
akan menghasilkan dampak dua kali lebih besar pada kesehatan ibu dibandingkan
Ibu yang bekerja akan memiliki kesibukan yang lebih dibandingkan dengan
ibu yang tidak bekerja sehingga ibu tidak memperhatikan kebutuhan ASI bayinya,
hal tersebut akan mempengaruhi keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif. Pekerjaan tidak boleh menjadi alasan untuk ibu tidak dapat memberikan
tempat kerja dan menyusui bayinya setiap beberapa jam. Ibu yang tidak
b) Petugas kesehatan
22
c) Promosi susu formula
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berumur 6 bulan. Pemberian ASI sangat penting mengingat
pentingnya kadungan ASI bagi perkembangan anak. Salah satu faktor pendukung
dalam pemberian ASI eksklusif adalah adalah suami yang merupakan orang
terdekat yang memainkan peran kunci selama kehamilan, persalinan dan setelah
secara eksklusif. Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib dilakukan oleh
ayah agar mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga proses menyusui secara
Dukungan yang paling mungkin diperoleh ibu adalah dukungan keluarga, dalam
hal ini yang paling terdekat adalah suami dimana dukungan emosional
23
(Orisinal, 2019). Dukungan merupakan suatu informasi verbal maupun non verbal
oleh orang terdekat, jenis dukungan yang bisa diberikan yaitu dukungan
seperti peduli pada keluhan yang dirasakan ibu, dukungan informasi berupa
penjelasan tentang masalah yang dihadapi ibu, dukungan penilaian berupa pujian
emosional dan psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui. Sekitar 80%
sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu yang berkaitan
dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan dan sensasi (Ramadani,
2010).
24
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis faktor yang
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
25
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel tunggal yaitu gambaran adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sikap,
ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu dukungan suami
2. Definisi Operasional
penjelasan secara lebih rinci dibuat dalam bentuk definisi operasional dalam
26
Tabel 1. Definisi Operasional
27
Dengan kriteria :
Jawaban ya : 1
Jawaban Tidak : 0
C. Pertanyaan Penelitian
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian ini variabel dukungan suami yang terdiri dari empat indikator yaitu
B. Alur Penelitian
Tahapan atau prosedur penelitian yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut :
Perumusan masalah
Populasi
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi
Sampel
Pengumpulan data
29
Gambar 2. Alur Penelitian
1. Tempat Penelitian
mencapai target SPM berturut-turut selama lima tahun terakhir serta peneliti ingin
Eksklusif.
2. Waktu Penelitian
April 2021
1. Populasi
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dijadikan target penelitian, termasuk dalam populasi target yang bersifat domain.
Populasi target mempunyai sumber data yang memiliki batasan, sehingga dapat
ini adalah seluruh suami yang istrinya memiliki bayi usia 6-12 bulan berjumlah
485 bayi dari data yang diperoleh melalui Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) dan
30
data Pemantauan Wilayah Setempat ( PWS ) pada bulan Pebruari di wilayah kerja
2. Sampel
penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi ktriteria inklusi yang
ditetapkan sebagai subjek penelitian. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung
N
n= 2
1+ N ( d )
485
n=
1+ 485 ( 0,1 )2
485
n=
5,85
n =82,90
keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : presisi ( 0,1)
instrument seperti data yang tidak lengkap diisi, instrument cacat atau sobek.
31
Antisipasi dilakukan dengan cara menambahkan jumlah responden sebesar 10%
ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti bersurat kepada Kantor desa
dan klian banjar bahwa akan melakukan penelitian terhadap suami yang memenuhi
kriteria inklusi yang menjadi sampel penelitian, selanjutnya peneliti dibantu oleh
kepada sampel yang didampingi oleh istrinya untuk diisi saat kegiatan posyandu
3. Kriteria Penelitian
a. Kriteria inklusi :
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2012). Kriteria inklusi
1) Seluruh suami yang istrinya memiliki bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja
32
b. Kriteria ekslusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2012).
1) Suami yang istrinya memiliki bayi dengan indikasi medis seperti : Bayi Berat
Badan lahir < 1500 gram, Bayi lahir kurang dari 32 minggu kehamilan, bayi
dengan galaktosemia, bayi dengan fenilkotouria dan bayi yang mengalami maple
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer
yang dikumpulkan yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner tentang dukungan
33
b. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Badan Penanaman
c. Surat dari BPMP dilanjutkan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
f. Peneliti menghubungi enumerator yaitu petugas KBS untuk ikut serta Dalam
pengisian kuesioner.
penelitian. Bila sampel setuju dan mau menandatangani inform consent maka
sampel diberikan kuesioner penelitian untuk diisi dan responden boleh bertanya
yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan sebelumnya berkonsultasi dengan pakar
34
( Pembimbing ). Kuesioner terdiri dari identitas respoden serta pertanyaan
dukungan suami yang terdiri dari empat indikator dukungan yang mana setiap
merupakan penjabaran dari variabel yang termasuk dalam penelitian, berupa data
a. Uji Validitas
dengan analisis factor, yaitu dengan mengkorelasikan anatar skor item instrument
Dalam suatu factor, dan mengkorelasikan skor factor dengan skor total. Rumus
apabila r hitung ≥ r tabel, dengan r tabel = 0,7 (Sugiono, 2016). Uji validitas
b. Uji reliabilitas
untuk pengumpulan data (Sugiono, 2016). Uji reliabilitas dilakuakn secara internal
dengan analisis teknik Alpha Cronbach. Hasil ujireliabilitas dikatakan reliabel jika
nilai ≥ 0,6.
1. Pengolahan Data
35
Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan, selanjutknya adalah mengolah
data sedemikian rupa dengan menggunakan program SPSS statistics 25, sehingga
jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut. Data yang telah dikumpulkan diolah
a. Editing
atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah
kuesioner.
b. Coding
Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas
beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting apabila pengelolaan dan
analisa data menggunakan komputer. Pada penelitian ini diberikan kode pada
c. Scoring
jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-
masing respinden di skor sesuai variabel yang ditanyakan. Skor pada dukungan
suami yaitu mendukung apabila nilai skor > median dan dikatakan tidak
d. Data Entry
36
Merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dilakukan pengkodean
e. Tabulating (Pentabulasian)
f. Cleaning
2. Analisis Data
diteliti. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
f
X = x 100 %
n
Keterangan :
X : Persentase (%)
f : Frekuensi
37
G. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di pegang secara teguh
pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita lakukan tidak
merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap dilakukan (Hidayat, 2014).
Ijin ethical clearance diajukan kepada Komisi Etik Pliteknik Kesehatan Kemenkes
pengumpulan data.
Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai
berikut:
1. Informed consent
Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah diterima
dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent
mengetahui maksud dan tujuan serta memahami dampak dari penelitian tersebut.
consent tersebut. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh
memberikan atau mencantumkan nama responden atau memakai nama inisial pada
lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
38
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis maupun tidak
tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian berlangsung. Semua
informasi yang didapatkan dari responden yang telah dikumpulkan pada peneliti
akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada
39
DAFTAR PUSTAKA
Ariani. H. 2010. Ibu susui aku, bayi sehat dan cerdas dengan ASI. Bandung:
Khasanah Intelektual.
Ariani, H.2010. Tips Soal ASI dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2019. Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2019.
Dinkes Bali. Bali.
40
Eveline dan Djamaludin, N. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi Dan Balita.
Jakarta: Wahyumedia.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Hidayat, A dan Aziz, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid I.Salemba
Moehji S, 2009. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti.
Jakarta.
41
Ningsih,D.A. 2018. Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Tahun 2018. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 9, No 2 (2018)
______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
______. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Pieter, H.Z dan Lubis, N.L. 2013. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group
Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif: Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. DIVA Press: Jogjakarta
Rahma, L. 2011. Atribusi tentang kegagalan ASI pada Ibu Pekerja: Sebuah studi
fenomenologi. Proyeksi, 6(1),62-70.
42
Safitri, A dan Puspitasari,D.A. 2018. Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif
dan Kebijakannya di Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan, Jakarta
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu
Sriasih, G.K, Suindri, N.N dan Ariyani, N.W. 2014. Dukungan Suami Dalam
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Jurnal Skala Husada Vol 11
WHO dan UNICEF. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva:
WHO and UNICEF. 2003
World Health Organization. 2009. Infant and Young Child Feeding: Model
Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals,
1‒112
43
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Pebruari 2021 Maret 2021 April 2021 Mei 2021 Juni 2021
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Tahap Persiapan
a. Pengajuan Judul
b. Studi Pendahuluan
1 c. Penyusunan Proposal
d. Konsultasi Proposal
e. Seminar Proposal
f. Perbaikan Proposal
Tahap Pelaksanaan
2 b. Pengumpulan Data
c. Pengolahan Data
e. Analisis Data
a. Penyusunan Laporan
c. Perbaikan
44
Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian
45
46