Anda di halaman 1dari 57

USULAN SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN


AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Studi dilakukan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung
Tahun 2021

Oleh :
I GUSTI AGUNG AYU MIRA DEWI
NIM. P07124220054

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021

i
USULAN SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP


PEMBERIAN
AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Studi dilakukan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung
Tahun 2021

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Oleh :
I GUSTI AGUNG AYU MIRA DEWI
NIM. P07124220054

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

USULAN SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN


AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Studi dilakukan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung
Tahun 2021

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Pembimbing Utama : Pembimbing Pendamping :

Made Widhi Gunapria Darmapatni, S.ST., M.Keb Ni Gusti Kompyang Sriasih, SST., M.Kes


NIP. 198211282006042002 NIP. 197001161989032001

MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT.,M.Biomed


NIP. 197002181989022002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

USULAN SKRIPSI

GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN


ASI EKSKLUSIF

Studi dilakukan di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah


Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung
Tahun 2021

TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI :

TANGGAL :

TIM PENGUJI :

1. Ni Wayan Suarniti, S.ST., M.Keb (Ketua) ……

2. Made Widhi Gunapria Darmapatni, S.ST., (Sekretaris) ……


M.Keb
3. Dr.Ni Wayan Ariyani, SST.,M.Keb (Anggota) ……

MENGETAHUI :
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SiT., M.Biomed


NIP. 19700218198902002

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan usulan skripsi yang berjudul

ʼʼGambaran Dukungan Suami Terhadap Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I Tahun 2021” tepat pada

waktunya. Tujuan penelitian ini sebagai prasyarat penulisan laporan akhir

program mata kuliah skripsi. Peneliti menyadari isi dari usulan skripsi ini dapat

diselesaikan berdasarkan masukan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan

terimakasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :

1. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH, sebagai Direktur Politeknik

Kesehatan Denpasar.

2. Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Keb, sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Denpasar.

3. Ni Wayan Armini, S.ST.,M.Keb, sebagai Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan.

4. Made Widhi Gunapria Darmapatni, S.ST., M.Keb, sebagai pembimbing utama

yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian usulan skripsi ini.

5. Ni Gusti Kompyang Sriasih,S.ST.,M.Kes, sebagai pembimbing pendamping

yang telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian usulan skripsi ini.

6. Seluruh pegawai di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Denpasar yang

telah membantu selama proses perkuliahan khususnya dalam pengurusan

administrasi.

v
7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Dalam usulan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa usulan skripsi ini

masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan dan

kesempurnaan usulan skripsi ini.

Denpasar, 5 Maret 2020

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................i

HALAMAN JUDUL.....................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iv

KATA PENGANTAR...................................................................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..........................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian...................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................9

A. Konsep ASI Eksklusif..............................................................................9

B. Konsep Dukungan Suami........................................................................18

C. Hubungan Dukungan Suami dengan pemberian ASI Eksklusif..............22

BAB III KERANGKA KONSEP..................................................................24

A. Kerangka Konsep.....................................................................................24

vii
B. Variabel dan Definisi Operasional...........................................................25

C. Pertanyaan Penelitian...............................................................................27

BAB IV METODE PENELITIAN................................................................28

A. Jenis Penelitian.........................................................................................28

B. Alur Penelitian.........................................................................................28

C. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................29

D. Populasi dan Sampel................................................................................29

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.......................................................32

F. Pengolahan dan Analisis Data.................................................................33

G. Etika Penelitian........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................37

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel.........................................................25

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian........................................................23

Gambar 2. Alur Penelitian.............................................................................27

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Pelaksaaan Penelitian.....................................40

Lampiran 2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian.........................................41

xi0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia 6

bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk

tumbuh dan berkembang secara optimal (Lestari, 2018). ASI eksklusif adalah

pemberian ASI saja pada bayi mulai dari lahir sampai berumur 6 bulan tanpa

diberi makanan tambahan apapun, bahkan air dengan pengecualian rehidrasi oral,

tetes/sirup vitamin, mineral atau obat-obatan (WHO dan Unicef, 2003). Menurut

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, bahwa perkembangan otak anak

delapan puluh persen dimulai sejak didalam kandungan hingga usia 3 tahun,

dikenal dengan periode emas. Oleh karena itu pada masa ini dibutuhkan pemberian

ASI eksklusif selama 6 bulan serta bisa dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun,

karena ASI mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan lemak sesuai dengan

jumlah yang dibutuhkan bayi (Kemenkes, 2014). Mengingat banyaknya manfaat

yang dapat diperoleh dengan pemberian ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan

maka badan kesehatan dunia United Nation Children Fund (UNICEF) dan World

Health Organization (WHO) merekomendasikan agar bayi yang lahir hanya

mendapatkan ASI dari ibunya selama 6 bulan.

Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional terkait program pemberian

ASI eksklusif yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor: 33 Tahun 2012 dimana mengatur tentang hak bayi memperoleh ASI

eksklusif, perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif serta

meningkatkan peran dan dukungan keluarga , masyarakat, Pemerintah daerah dan

1
Pemerintah Pusat terhadap pemberian ASI eksklusif .Target Rencana Strategis

(Renstra) 2015- 2019 adalah cakupan ASI eksklusif sebesar 50 persen pada tahun

2019 (Kemenkes RI, 2015). Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan

pembangunan berkelanjutan 2030 memuat tentang indikator kesehatan anak yang

mana menyusui merupakan salah satu langkah pertama bagi seorang manusia

sejahtera. Terhadap kebijakan pemberian ASI, pemerintah sudah banyak

memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI melalui peraturan,

namun pelaksanaannya masih belum berjalan dengan optimal karena peraturan

yang dikeluarkan oleh pusat implementasinya di lapangan diserahkan kepada

masing-masing daerah, sedangkan tidak semua daerah menjalankan peraturan

tersebut secara optimal ( Safitri,2018 ). Pemerintah Daerah sebagai perpanjangan

tangan pemerintah pusat telah melakukan upaya peningkatan cakupan pemberian

ASI Eksklusif, salah satunya dengan membentuk Kelompok Pendukung ASI (KP-

ASI). Yuniyanti, 2017 dalam penelitiannya mengatakan pembentukan kelompok

pendukung ASI efektif terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif .

Data WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa hanya 44% dari bayi baru lahir di

dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir dan kurang

dari 40% anak di bawah usia 6 bulan di berikan ASI eksklusif . Pemberian ASI

eksklusif di Indonesia cakupannya masih cukup rendah. Proporsi pemberian ASI

saja (eksklusif) menurut data Riskesdas Tahun 2018 yaitu ASI eksklusif 37,3%

yang mana masih sangat jauh dari target nasional yang ditetapkan yaitu 50%. Pada

Tahun 2019 Provinsi Bali mencatat cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar

73,8% dan capaian ini sudah melampaui target Standar Pelayanan Minimal ( SPM

) yaitu sebesar 70 % . Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

2
tahun 2019 cakupan ASI eksklusif belum mencapai target yaitu capaiannya

sebesar 66,75% dari 70% target SPM, dimana pada Profil Kesehatan Kabupaten

Badung menunjukkan bahwa UPTD Puskesmas Abiansemal I merupakan salah

satu Puskesmas yang tidak mencapai target SPM dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir . Data profil kesehatan Puskesmas Abiansemal I dari tahun 2016 sampai

dengan tahun 2020 memuat capaian ASI eksklusif di Unit Pelakasana Teknis

Daerah ( UPTD ) Puskesmas Abiansemal I mengalami kenaikan dan penurunan

yang fluktuatif yaitu pada Tahun 2016 capaian 67,39%, Tahun 2017 capaian

63,6%, Tahun 2018 capaian 76,1% ,Tahun 2019 capaian 66,7% sementara pada

Tahun 2020 justru mengalami penurunan dengan capaian 58,37%, hal ini menjadi

pertanyaan karena logikanya selama musim pandemi Covid-19 yang mulai masuk

ke Indonesia diawal Tahun 2020 seyogyanya ibu lebih banyak waktu untuk

menyusui bayinya secara eksklusif karena aturan bekerja dari rumah (work from

home), belajar dan beribadah dari rumah serta banyak pegawai yang dirumahkan

terutama bagi ibu yang bekerja di sektor pariwisata disamping juga adanya wacana

dirumah saja selama musim pandemi.

Membangun kesadaran diri ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif selain

motivasi dari ibu sendiri juga diperlukan dukungan sosial. Dukungan merupakan

suatu informasi verbal maupun non verbal oleh orang terdekat, jenis dukungan

yang bisa diberikan yaitu dukungan instrumental berupa pemberian semangat,

dukungan emosional berupa rasa empati seperti peduli pada keluhan yang

dirasakan ibu, dukungan informasi berupa penjelasan tentang masalah yang

dihadapi ibu, dukungan penilaian berupa pujian dan apresiasi (Subrata, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Ruhyana (2016), dengan desain penelitian

3
kualitatif memberikan kesimpulan bahwa penyebab rendahnya cakupan pemberian

ASI eksklusif diantaranya adalah predisposising factors, enabling factors,

reinforcing factors. Ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi dukungan yang

diberikan oleh pasangan , keluarga, maupun tenaga kesehatan (Sarafino dan Smith,

2014). Dukungan yang paling mungkin diperoleh ibu adalah dukungan keluarga,

dalam hal ini yang paling terdekat adalah suami dimana dukungan emosional

berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu

(Orisinal, 2019).

Dukungan Merupakan upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril

maupun materiil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan.

Dukungan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri istri dalam penerimaan

kehamilan, persalinan dan mencegah komplikasi sehingga mendorong ibu untuk

patuh dalam merawat kehamilan dan juga menyusui (Sriasih, 2014). Suami/ayah

memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui yaitu sebagai

breastfeeding father. Breastfeeding father adalah peran suami dengan cara

memberi dukungan kepada ibu menyusui akan mempengaruhi terhadap pemberian

ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang suami kepada istrinya dalam proses

menyusui bayinya meningkatkan keberhasilan menyusui ASI secara eksklusif.

Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib dilakukan oleh ayah agar

mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga proses menyusui secara eksklusif

oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani, 2010). Senada dengan hal tersebut

penelitian Ramadani (2010) menegaskan ada hubungan antara dukungan suami

dengan pemberian ASI eksklusif dimana ibu yang mendapat dukungan dari suami

mempunyai kecenderungan untuk memberikan ASI secara eksklusif sebesar dua

4
kali dibanding ibu yang kurang mendapat dukungan dari suaminya. Hal berbeda

diungkapkan pada penelitian Kusumayanti (2017) bahwa Tidak terdapat

hubungan signifikan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif,

namun proporsi ibu yang memberikan ASI eksklusif lebih tinggi pada ibu yang

mendapatkan dukungan dari suami dibandingkan yang tidak mendapat dukungan

dari suami , dimana selama prosesnya ibu menyusui perlu mendapatkan dukungan

emosional berupa perhatian, pujian, ketenangan, kenyamanan, untuk menunjang

keberhasilan pemberian ASI eksklusif .

Pada studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Anak Unit Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Abiansemal I Tanggal 24 Pebruari 2021

dengan metode wawancara, dari 10 ibu yang memiliki bayi, didapatkan tujuh ibu

yang tidak memberikan ASI secara eksklusif. Alasan yang disampaikan beragam,

antara lain: ASI tidak lancar pada hari pertama kelahiran, dukungan suami dan

dukungan kelurga yang kurang dalam perawatan bayi , bayi dan ibu yang dirawat

terpisah setelah persalinan, serta alasan pekerjaan.

Berdasarkan hal diatas mengingat banyaknya manfaat pemberian ASI

eksklusif dan perlunya dukungan dari orang-orang terdekat dalam pemberian ASI

maka Peneliti tertarik untuk meneliti gambaran dukungan suami terhadap

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

Kabupaten Badung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian “Bagaimanakah gambaran dukungan suami terhadap pemberian ASI

eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung?”

5
A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui dukungan suami dalam

pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

Kabupaten Badung .

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Dalam penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi karakteristik suami yang istrinya memiliki bayi usia 6

sampai dengan 12 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

b. Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif

berdasarkan dukungan instrumental.

c. Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif

berdasarkan dukungan emosional.

d. Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif

berdasarkan dukungan informasi.

e. Mengidentifikasi dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif

berdasarkan dukungan Penilaian.

B. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bisa menjadi acuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan dan

memperkuat teori yang sudah ada mengenai ASI eksklusif.

6
2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Puskesmas

Sebagai masukan sehingga memberikan motivasi tenaga kesehatan khususnya

tenaga bidan untuk memotivasi suami dalam memberikan dukungan terhadap

pemberian ASI secara eksklusif serta sebagai data pendukung untuk pembentukan

KP-ASI di Desa yang ada di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I.

b. Manfaat bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian tentang gambaran dukungan suami terhadap pemberian

ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

Kabupaten Badung menjadi sumber informasi bagi masyarakat pada umumnya

dan mahasiswa pada khususnya sehingga dapat memotivasi orang lain dalam

memberikan dukungan penuh terhadap pemberian ASI secara eksklusif sehingga

dapat memberikan dampak positif terhadap kehidupan bayi dan balita.

c. Manfaat bagi ibu dan suami

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi ibu dan suami dalam

pemberian ASI eksklusif pada bayi serta memotivasi suami dalam memberikan

dukungan secara penuh kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DUKUNGAN SUAMI

1. Definisi dukungan suami

Dukungan adalah sesuatu yang membantu, mendukung. Suami adalah pria

yang menjadi pasangan hidup resmi seseorang wanita atau isteri. Dukungan suami

dalam pemberian ASI eksklusif adalah keikutsertaan suami atau usaha suami

untuk memberikan motivasi ibu menyusui agar memberikan ASI saja tanpa

makanan pendamping lainnya selama 6 bulan. Peran suami dalam program

menyusui adalah menciptakan suasana nyaman bagi ibu sehingga kondisi psikis

ibu lebih sehat. Peningkatan peran suami berupa perhatian kepada ibu sangat

dibutuhkan dalam proses produksi ASI yaitu merangsang reflek oksitosin. Pikiran

ibu yang positif akan merangsang kontraksi otot sekeliling kelenjar susu sehingga

mengalirkan ASI ke sinus laktiferus (areola) dan kemudian akan dihisap oleh bayi.

Dukungan suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri baik secara moral

maupun material. Kehadiaran suami bagi seorang ibu yang mengalami kesulitan

diharapkan dapat memberi bantuan moril atau fisik sehingga mengurangi beban

yang dirasakan (Mardjan, 2017). Dukungan suami merupakan salah satu faktor

penting dalam memicu refleks oksitosin sehingga produksi ASI meningkat

8
(Adiningsih, 2004 dalam Oktalina 2015). Dukungan suami merupakan bagian

yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. Masih banyak suami yang

berpendapat salah, para suami ini berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu

dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja,

sebenarnya suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan

menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran

ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli,2005

dalam Handayani 2015).

Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan dukungan suami

merupakan bagian yang vital baik secara moral maupun emosional sehingga dapat

meningkatkan reflek pengeluaran ASI.

2. Breastfeeding Father

Suami adalah pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak (Hidayat, 2005).

Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga

tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat

dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai pemberi motivasi

atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan diputuskan termasuk

merencanakan keluarga. Breastfeeding father adalah dukungan penuh seorang

suami sebagai ayah kepada istrinya agar dapat berhasil dalam proses menyusui

(Ariani, 2010).

3. Jenis dukungan

Jenis-jenis dukungan menurut Cohen dan Syme ( dalam Subhrata ,2012) , yaitu :

a. Dukungan Instrumental

9
Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan pertolongan praktis dan

kongkrit. Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan secara

langsung berupa fasilitas, bantuan material dan pemberian semangat. Dukungan

Instrumental bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan

aktifitasnya yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya atau menolong

secara langsung kesulitan yang dihadapi. Aplikasi dukungan instrumental yang

diberikan suami pada ibu menyusui yaitu :

1) Membantu menyediakan keperluan menyusui seperti tempat penyimpanan ASI

dan alat pompa

2) Memastikan Nutrisi Ibu menyusui terpenuhi

3) Memberikan dukungan semangat dan bersedia membantu ibu dalam proses

menyusui

b. Dukungan emosional

Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan

damai untuk istirahat, pemulihan serta membantu penguasaan emosi. Dukungan

emosional yang dimaksud meliputi ekspresi empati seperti perhatian, kepedulian

dan rasa memahami serta dipahami. Setiap orang memerlukan rasa empati dari

seseorang yang akan membuat penerima merasa berharga, nyaman, aman, terjamin

dan disayang. Dengan demikian orang yang mengalami masalah merasa tidak

menanggung beban seorang diri namun memiliki tempat untuk berbagi suka

maupun duka. Aplikasi dukungan emosional yang dapat diberikan suami pada ibu

menyusui yaitu :

10
1) Mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan maupun permasalahan yang

sedang dihadapi oleh ibu menyusui

2) Peduli pada setiap keluhan yang dialami oleh ibu

3) Memahami keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh ibu.

c. Dukungan informasi

Dukungan informasi, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar informasi). Dukungan informasi yaitu memberikan

penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah

yang sedang dihadapi individu. Dukungan ini meliputi pemberian petunjuk atau

arahan, materi dan pemecahan masalah. Aplikasi dukungan informasi yang dapat

diberikan suami pada ibu menyusui yaitu :

1) Memberikan petunjuk untuk setiap keluhan yang dirasakan ibu menyusui

2) Membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh ibu

3) Suami mengumpulkan informasi tentang manfaat dan keuntungan ASI

Eksklusif melalui media sosial, internet, pengalaman keluarga ,teman maupun

masyarakat

d. Dukungan penilaian (appraisal)

Dukungan penilaian yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber serta validator

identitas keluarga. Dukungan penilaian berbentuk penilaian positif, penguatan

11
untuk melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukan perbandingan sosial yang

membuka wawasan seseorang yang sedang dalam keadaan stress. Dukungan

penilaian meliputi memberikan pujian, saran dan apresiasi dalam proses

menyusui . Aplikasi dukungan penilaian yang diberikan suami pada ibu menyusui

yaitu :

1) Suami memberikan pujian selama proses menyusui

2) Suami memberikan afirmasi positif kepada ibu, bahwa ibu merupakan ibu

yang hebat karena telah menyusi bayinya secara penuh

3) Suami sesekali memberikan hadiah kecil kepada ibu.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami

Dukungan adalah salah satu bentuk perilaku. Ada tiga faktor utama yang

mempengaruhi perilaku menurut ( Green dalam Pieter ,2013 ) yaitu :

a. Faktor Predisposisi ( predisposisy factor )

Faktor ini mempengaruhi pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan,

tradisi dan kepercayaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, tingkat

pendidikan dan sosial budaya.

b. Faktor Pendukung ( enabling factor )

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana yang dapat menunjang

terlaksananya prilaku kesehatan, dalam hal ini berupa dana dan tempat yang

nyaman.

c. Faktor pendorong ( reinforcing factor )

12
Faktor ini meliputi faktor sikap dan prilaku tokoh masyarakat, sikap dan

prilaku petugas kesehatan.

B. Konsep Asi Eksklusif

1. Definisi ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia 6

bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh bayi untuk

tumbuh dan berkembang secara optimal. Berbagai hal tersebut mendorong World

Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk menyusui secara eksklusif

bayi baru lahir sampai usia 6 bulan (Roesli, 2010 dalam Ningsih 2018).

2. ASI eksklusif

ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan

tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, serta tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi

tim (Kementerian Kesehatan RI, 2010 dalam Kartini 2018). Menurut Depkes

RI,2002 ( dalam Astuti 2013 ) ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada

bayi tanpa makanan atau minuman tambahan lain termasuk air putih kecuali obat-

obatan dan vitamin dan mineral dan ASI yang diperas dan diberikan selama 6

bulan .

Pemberian ASI eksklusif dikelompokkan menjadi tiga (WHO, 2010), yaitu:

menyusui eksklusif yakni bayi sejak lahir hingga 6 bulan mendapat ASI penuh

termasuk ASI perah, tanpa pra lacteal, kecuali obat-obatan, vitamin,mineral.

13
Menyusui predominan, bila selain menyusui bayi, diberikan juga air putih, atau

minuman yang mengandung air, misalnya teh, air gula, saat ASI belum banyak

dihasilkan (1- 3 hari post partum). Menyusui partial adalah sebagian (50%)

mendapatkan ASI dengan menyusui, disamping itu diberikan (50%) makanan pra

lacteal sebelum bayi berusia 6 bulan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan ASI eksklusif merupakan

pemberian ASI selama 6 bulan kepada bayi berumur 0-6 bulan tanpa memberikan

makanan tambahan.

3. Jenis ASI

Menurut Jauhari (2018) jenis ASI dibagi menjadi tiga macam yaitu:

Kolostrum, ASI masa transisi dan ASI matur.

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentuk cairan kekuningan yang

lebih kental dari ASI matur. Kolosrum diproduksi pada masa kehamilan sampai

setelah kelahiran dan akan digantikan oleh ASI transisi dalam dua sampai empat

hari setelah kelahiran bayi. Hal ini disebabkan hilangnya prosuksi estrogen dan

progesterone dari plasenta secara tiba-tiba yang menyebabkan laktogenik

proklaktin mengambil alih peran prosuksi air susu, sehingga kelenjar payudaralah

yang mulai progresif menyeksresikan air susu dalam jumlah besar.

Kolostrum mengandung protein 8,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, lemak 2,5%

garam mineral 0,4% air 85% dan vitamin larut lemak. Selain itu kolostrum juga

14
tinggi immunoglobulin A (IgA) yang berperan sebagai imun pasif bayi. Kemudian

kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar yang membersihkan saluran

pencernaan bayi baru lahir. Volume kolostrum 156-1200 ml/ 24 jam.

b. ASI Masa Transisi ( ASI hari 5-10)

ASI masa transisi terjadi dari hari ke-5 sampai hari ke-10, dimana berhentinya

produksi kolostrum lebih dari dua minggu setelah melahirkan dan produksi ASI

oleh kelenjar payudara mulai stabil. Kandungan protein dalam air susu semakin

menurun, namun kandungan lemak, laktosa, vitamin larut dalam air dam juga

volume ASI akan semakin meningkat. Peningkatan volume ASI dipengaruhi oleh

lamanya menyusui yang kemudian digantikan oleh ASI matang. Sedangkan

adanya penurunan komposisi protein ASI, diharapkan ibu menambahkan protein

dalam asupan makanannya.

c. ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang diseksresi dari hari ke-10 sampai

seterusmya dan komposisinya relatif konstan. Kandungan utama ASI matur ialah

laktosa (karbohidrat) yang merupakan sumber energi untuk otak. Konsentrasi

laktosa pada air susu manusia kira-kira lebih bantak 50% dibandingkan dengan

susu sapi. Walaupun demikian, angka kejadian diare karena intoleransi laktosa

jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI karena penyerapan laktosa

ASI lebih baik dibanding laktosa yang terdapat dalam susu sapi. Selain itu ASI

kaya akan protein whey yang bersifat mudah diserap oleh usus bayi.

4. Kandungan ASI

15
Adapun kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain

a. Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, kadar lemak dalam ASI antara

3,5% – 4,5%. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi daripada susu sehingga bayi yang

mendapat ASI seharusnya kadar kolestrol darah lebih tinggi, tetapi ternyata

penelitian Osborn membuktikan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih

banyak menderita penyakit jantung koroner pada usia muda (Hidajati, 2012).

b. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, mempunyai kadar paling tinggi

dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mempunyai manfaat lain yaitu

mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus

bifidus.

c. Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey

(protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada

casein sehingga protein ASI mudah dicerna sedangkan pada susu sapi

kebalikannya.

d. Garam dan Mineral

16
ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi, bayi

yang mendapatkan susu sapi yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena

hipokalsemia .

e. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi, vitamin K yang berfungsi

sebagai katalisator pada proses pembentukan darah dengan jumlah yang cukup dan

mudah diserap dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam

kolostrum (Hidajati, 2012).

Disamping kandungan nutrisi yang lengkap didalam ASI juga terdapat zat

kekebalan seperti IgA, IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom, immunoglobulin dan zat

lainnya yang melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi (Moehji, 2008 dalam

Septiani, 2017). ASI jika dikonsumsi bayi dapat menambah kadar DHA

(Docosahexaenoic Acid) dalam otak. Perkembangan otak bayi akan semakin baik

apabila bayi semakin banyak meminum ASI. Komposisi ASI dipengaruhi oleh

stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012 dalam

Yusrina, 2018).

5. Manfaat ASI

Menurut Eveline (2010) terdapat berbagai manfaat ASI yaitu :

a. Menjadikan pertumbuhan tubuhnya relatif ideal, dan terhindar dari

kecenderungan obesitas

17
b. Kandungan zat pembangun otak pada ASI jauh lebih baik dari susu formula.

Maka, proses tumbuh kembang otak bayi berjalan lebih cepat, sehingga cenderung

lebih cerdas dibandingkan dengan anak seusianya yang tak diberi ASI

c. Memudahkan BAB bayi. Sebab ASI mudah diserap sistem pencernaan bayi

d. Membantu pembentukan rahang yang baik, dan menguatkan tulang-tulang

tubuhnya

e. Mencegah dan mengurangi infeksi, seperti infeksi saluran pencernaan (diare),

infeksi saluran pernafasan, serta infeksi telinga

f. Mengurangi resiko kencing manis, kanker pada anak dan penyakit jantung

pada anak

g. Bagi bayi premature memberi ASI sangat berguna untuk merangsang

pernafasan organ-organ tubuhnya yang belum sempurna, sehingga dapat berfungsi

dengan baik

h. Saat ASI diberikan langsung dari sumbernya, sambil menatap, berbicara dan

menyentuh lembut bayi yang sesungguhnya dapat merangsang kepekaan indra dan

fungsi organ-organ tubuhnya. Dengan kata lain menyusui ASI sesungguhnya

sekaligus melatih dan membangkitkan potensi kecerdasan awal bayi.

Selain manfaat kepada bayi, Ibu juga mendapatkan maanfaat langsung dari

pemberian ASI pada bayinya. Manfaat ASI untuk ibu antara lain :

a. Mengokohkan ikatan batin (bonding) dengan bayi

18
Dengan memberikan ASI seorang ibu lebih mampu mengekspresikan perasaan

terdalamnya pada si buah hati. Dengan begitu kedekatan emosional dan ikatan

batin dengan bayipun menjadi lebih kokoh

b. Dapat melangsingkan tubuh

Perlu diingat, sebagian besar komponen ASI diproduksi dari cadangan

timbunan lemak ibu saat hamil. Maka secara teoritis pemberian ASI mampu

mempercepat pemulihan tubuh kembali seperti sebelum hamil

c. Mampu mengurangi resiko berbagai penyakit

Seperti osteoporosis, kanker rahim dan dinding rahim serta kanker indung telur

dan kanker payudara

d. Sarana latihan manajemen waktu yang efektif

Ibu yang menyusui tergerak membagi jadwal harian sebaik mungkin. Seperti

bekerja, beristirahat, terbangun di tengah malam untuk menyusui serta mengurus

suami dan rumah tangga

e. Lebih peduli pada kebersihan dan kesehatan

Mengingat bayi tercinta dalam pelukan harus tetap sehat maka ibupun semakin

peduli terhadap kebersihan serta kesehatan diri dan lingkungannya.

f. Sebagai metode KB alamiah yang sifatnya sementara dan murah

Selagi ibu menyusui bayinya dan belum mendapat haid, kemungkinan tidak

akan hamil pda enam bulan pertama setelah melahirkan (Eveline. 2010).

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

19
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal (Roesli, 2008).

a. Faktor internal, yaitu faktor – faktor yang terdapat di dalam diri individu itu

sendiri.

1) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk menerima

informasi sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru

diperkenalkan, termasuk mengenai ASI eksklusif

2) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI eksklusif

bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif pada bayi

3) Sikap/perilaku

Ibu yang memiliki keinginan dan kesadaran diri untuk memberikan ASI

eksklusif dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi

4) Psikologis

Psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI, ibu yang tidak

mempunyai keyakinan mampu menyusui bayinya maka produksi ASInya akan

berkurang. Ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri, merasa tertekan, dan

berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui

bayinya

5) Emosional

20
Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi ASI. Perasaan takut, gelisah,

marah, sedih, cemas, malu akan mempengaruhi reflek oksitosin yang akhirnya

menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang bahagia, senang dan

menyayangi bayinya serta bangga menyusui bayinya akan meningkatkan

pengeluaran ASI.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor – faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,

maupun dari luar individu itu sendiri

1) Dukungan suami

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan suami adalah dukungan

yang paling berarti bagi ibu. Suami dapat ikut serta berperan aktif untuk

memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan praktis dalam

keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang

menyenangkan akan meningkatkan kestabilan fisik ibu sehingga produksi ASI

lebih baik (Roesli, 2008). Dukungan suami dapat meningkatkan rasa percaya diri

istri dalam penerimaan kehamilan, persalinan dan mencegah komplikasi sehingga

mendorong ibu untuk patuh dalam merawat kehamilan dan juga menyusui

(Sriasih, 2014).

Menurut Friedman (2010), dukungan suami terbagi menjadi empat jenis yaitu:

dukungan Informasional, suami memberikan informasi pentingnya pemberian ASI

eksklusif kepada bayinya, dukungan penilaian merupakan bentuk penghargaan

yang diberikan seseorang kepada orang lain sesuai dengan kondisinya, dukungan

Instrumental, bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat

memberikan pertolongan langsung seperti suami menyediakan makanan atau

21
minuman untuk menunjang kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, selanjutnya

dukungan emosional, dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan

yang dianggap tidak dapat dikontrol, misalnya: suami memberikan pujian kepada

istri setelah menyusui bayi. Penelitian yang dilakukan Mullany et al.(2017)

menunjukan bahwa dengan melibatkan suami dan mendapatkan dukungannya

akan menghasilkan dampak dua kali lebih besar pada kesehatan ibu dibandingkan

dengan yang tidak mendapatkan dukungan dari suami.

2) Perubahan sosial budaya

a) Ibu yang bekerja

Ibu yang bekerja akan memiliki kesibukan yang lebih dibandingkan dengan

ibu yang tidak bekerja sehingga ibu tidak memperhatikan kebutuhan ASI bayinya,

hal tersebut akan mempengaruhi keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara

eksklusif. Pekerjaan tidak boleh menjadi alasan untuk ibu tidak dapat memberikan

ASI kepada bayinya. Tempat kerja yang memperkerjakan perempuan hendaknya

memiliki tempat penitipan bayi/anak, sehingga ibu dapat membawa bayinya ke

tempat kerja dan menyusui bayinya setiap beberapa jam. Ibu yang tidak

memungkinkan apabila membawa anaknya ke tempat kerja maka ASI

perah/pompa adalah pilihan yang paling tepat .

b) Petugas kesehatan

Kurangnya petugas kesehatan dapat mempengaruhi pemberian ASI karena

masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat

pemberian ASI (Roesli, 2008).

22
c) Promosi susu formula

Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan periklanan

distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya keengganan untuk menyusui baik

di desa atau perkotaan hingga ke tempat pelayanan kesehatan.

C. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air

putih sampai bayi berumur 6 bulan. Pemberian ASI sangat penting mengingat

pentingnya kadungan ASI bagi perkembangan anak. Salah satu faktor pendukung

dalam pemberian ASI eksklusif adalah adalah suami yang merupakan orang

terdekat yang memainkan peran kunci selama kehamilan, persalinan dan setelah

bayi lahir termasuk pemberian ASI.

Suami/ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan menyusui

yaitu sebagai breastfeeding father. Breastfeeding father adalah peran suami

dengan cara memberi dukungan kepada ibu menyusui akan mempengaruhi

terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang suami kepada

istrinya dalam proses menyusui bayinya meningkatkan keberhasilan menyusui ASI

secara eksklusif. Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib dilakukan oleh

ayah agar mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga proses menyusui secara

eksklusif oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani, 2010).

Dukungan yang paling mungkin diperoleh ibu adalah dukungan keluarga, dalam

hal ini yang paling terdekat adalah suami dimana dukungan emosional

berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu

23
(Orisinal, 2019). Dukungan merupakan suatu informasi verbal maupun non verbal

oleh orang terdekat, jenis dukungan yang bisa diberikan yaitu dukungan

instrumental berupa pemberian semangat, dukungan emosional berupa rasa empati

seperti peduli pada keluhan yang dirasakan ibu, dukungan informasi berupa

penjelasan tentang masalah yang dihadapi ibu, dukungan penilaian berupa pujian

dan apresiasi (Subrata, 2012). Dukungan yang diberikan suami akan

mempengaruhi kondisi psikologis ibu yang akan berdampak terhadap keberhasilan

menyusui. Suami merupakan faktor pendukung pada kegiatan yang bersifat

emosional dan psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui. Sekitar 80%

sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh keadaan emosi ibu yang berkaitan

dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran, perasaan dan sensasi (Ramadani,

2010).

24
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis faktor yang

dianggap penting untuk masalah (Riyanto,2011).

Dukungan Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif


meliputi:
1. Dukungan Instrumental
2. Dukungan Emosional
3. Dukungan Informasi
4. Dukungan Penilaian

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan :


Karakteristik suami ( Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan
jumlah anak)

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep

25
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel dalam penelitian menggunakan

variabel tunggal yaitu gambaran adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sikap,

ukuran yang dimiliki oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian

tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,

pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu dukungan suami

terhadap Pemberian Asi eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008). Untuk

memudahkan dalam memahami proses penelitian ini, maka penulis membuat

penjelasan secara lebih rinci dibuat dalam bentuk definisi operasional dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

26
Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi operasional Cara Skala


Pengukuran
Karakteristik
suami:
Umur Lamanya masa hidup Kuesioner Ordinal
responden secara tahun < 20 tahun
kalender 26-125 tahun
> 35 tahun

Pendidikan Pendidikan terakhir Kuesioner Ordinal


yang dicapai responden Sekolah dasar
Sekolah menengah
Perguruan tinggi

Pekerjaan Kegiatan yang Kuesioner Nominal


dilakukan responden Tidak bekerja
guna memperoleh Bekerja
penghasilan

Jumlah anak Jumlah anak yang Kuesioner Ordinal


menjadi tanggungan ≤ 2 anak
dalam keluarga > 2 anak

Dukungan Bantuan yang diberikan Kuesioner Ordinal


Instrumental suami Dalam pemberian Mendukung > Median
ASI Eksklusif meliputi : Tidak mendukung ≤
1) Pemberian Fasilitas, median
bantuan Material
2) Pemberi semangat
Dengan kriteria :
Jawaban ya : 1
Jawaban Tidak : 0

Dukungan Bantuan yang diberikan Kuesioner Ordinal


Emosional suami Dalam pemberian Mendukung > Median
ASI Eksklusif meliputi : Tidak mendukung ≤
1) Perhatian dan median
pemahaman
2) Kepedulian
3) Cinta

27
Dengan kriteria :
Jawaban ya : 1
Jawaban Tidak : 0

Dukungan Bantuan yang diberikan Kuesioner Ordinal


Informasi suami Dalam pemberian Mendukung > Median
ASI Eksklusif meliputi : Tidak mendukung ≤
1) Materi dan petunjuk median
2) Pemecahan masalah
Dengan kriteria :
Jawaban ya : 1
Jawaban Tidak : 0

Dukungan Bantuan yang diberikan Kuesioner Ordinal


Penilaian suami Dalam pemberian Mendukung > Median
ASI Eksklusif meliputi : Tidak mendukung ≤
1) Pujian median
2) Saran
3) Apresiasi
Dengan kriteria :
Jawaban ya : 1
Jawaban Tidak : 0

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana dukungan suami terhadap

Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I

28
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang direncanakan termasuk penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan Cross sectional, yaitu setiap subjek penelitian hanya

diobservasi satu kali saja pada suatu saat bersamaan.(Notoatmodjo,2012). Dalam

penelitian ini variabel dukungan suami yang terdiri dari empat indikator yaitu

dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasi dan dukungan

penilaian diteliti secara bersamaan

B. Alur Penelitian

Tahapan atau prosedur penelitian yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

Perumusan masalah

Populasi
Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Sampel

Pengumpulan data

Pengolahan data dan analisis data

Penyajian data dan menyimpulkan hasil penelitian

29
Gambar 2. Alur Penelitian

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I.

Pertimbangan penentuan lokasi penelitian selain karena peneliti bertugas di UPTD

Puskesmas Abiansemal I juga pertimbangan bahwa capaian ASI Eksklusif belum

mencapai target SPM berturut-turut selama lima tahun terakhir serta peneliti ingin

membentuk KP-ASI di masing-masing Desa untuk meningkatkan Cakupan ASI

Eksklusif.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Tanggal 1 April sampai dengan 30

April 2021

D. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017). Populasi yang

dijadikan target penelitian, termasuk dalam populasi target yang bersifat domain.

Populasi target mempunyai sumber data yang memiliki batasan, sehingga dapat

diperhitungkan sejauh mana batasannya (Donsu,2016). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh suami yang istrinya memiliki bayi usia 6-12 bulan berjumlah

485 bayi dari data yang diperoleh melalui Sistem Informasi Posyandu ( SIP ) dan

30
data Pemantauan Wilayah Setempat ( PWS ) pada bulan Pebruari di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Abiansemal I .

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang digunakan dalam penelitian (Sujarweni,2015). Sampel dalam

penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi ktriteria inklusi yang

ditetapkan sebagai subjek penelitian. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus Slovin.

N
n= 2
1+ N ( d )

485
n=
1+ 485 ( 0,1 )2

485
n=
5,85

n =82,90

keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi

d : presisi ( 0,1)

Jadi Jumlah sampel yang dibulatkan menjadi 83 orang responden. Peneliti

mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam pengisian

instrument seperti data yang tidak lengkap diisi, instrument cacat atau sobek.

31
Antisipasi dilakukan dengan cara menambahkan jumlah responden sebesar 10%

dari jumlah perhitungan menggunakan rumus Slovin, sehingga banyaknya sampel

menjadi 91 orang responden.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik nonprobability

sampling dengan menggunakan cara Purposive Sampling, Menurut Notoatmodjo

(2010) pengertian Purposive Sampling adalah: pengambilan sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun

ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti bersurat kepada Kantor desa

dan klian banjar bahwa akan melakukan penelitian terhadap suami yang memenuhi

kriteria inklusi yang menjadi sampel penelitian, selanjutnya peneliti dibantu oleh

enumerator yaitu petugas Krama Badung Sehat (KBS) menyebarkan kuesioner

kepada sampel yang didampingi oleh istrinya untuk diisi saat kegiatan posyandu

dan kegiatan kunjungan rumah dengan menerapkan protokol kesehatan.

3. Kriteria Penelitian

a. Kriteria inklusi :

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2012). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

1) Seluruh suami yang istrinya memiliki bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Abiansemal I

2) Suami yang dapat membaca dan menulis

3) Bersedia untuk dijadikan responden penelitian dan telah menandatangani

lembar persetujuan (informed concent).

32
b. Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2012).

Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1) Suami yang istrinya memiliki bayi dengan indikasi medis seperti : Bayi Berat

Badan lahir < 1500 gram, Bayi lahir kurang dari 32 minggu kehamilan, bayi

dengan galaktosemia, bayi dengan fenilkotouria dan bayi yang mengalami maple

syrup urine desease.

2) Suami yang memiliki bayi dengan Ibu yang menderita HIV

3) Suami yang tidak bersedia melanjutkan penelitian

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer

yang dikumpulkan yaitu data yang diperoleh melalui kuesioner tentang dukungan

suami terhadap pemberian ASI Eksklusif.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan data primer dilakukan

dengan memberikan kuesioner kepada responden secara langsung dengan

menerapkan protokol kesehatan. Metode pengumpulan data yang dilakukan Dalam

penelitian ini adalah :

a. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin untuk melakukan penelitian ke

Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.

33
b. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Badan Penanaman

Modal dan Perijinan (BPMP).

c. Surat dari BPMP dilanjutkan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

(Kesbangpol) Kabupaten Badung.

d. Setelah mendapatkan rekomendasi dari Kesbangpol Kabupaten Badung,

peneliti melanjutkan perijinan ke UPTD Puskesmas Abiansemal I Dinas

Kesehatan Kabupaten Badung. Surat rekomendasi juga dilanjutkan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Badung sebagai pemberitahuan.

e. Peneliti bersurat ke kantor desa dan klian banjar tentang pelaksanaan

penelitian di wilayah kerja UPTD Puskesmas Abiansemal I.

f. Peneliti menghubungi enumerator yaitu petugas KBS untuk ikut serta Dalam

menyebarkan kuesioner, dengan sebelumnya peneliti menyampaikan cara

pengisian kuesioner.

g. Penelitian dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden

h. Pengumpulan data dimulai dari penetapan sampel sebagai responden Dalam

penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan.

i. Peneliti dan enumerator melakukan pendekatan informal kepada sampel yang

akan diteliti dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

penelitian. Bila sampel setuju dan mau menandatangani inform consent maka

sampel diberikan kuesioner penelitian untuk diisi dan responden boleh bertanya

jika ada pertanyaan yang tidak dimengerti.

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam Penelitian ini menggunakan kuesioner

yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan sebelumnya berkonsultasi dengan pakar

34
( Pembimbing ). Kuesioner terdiri dari identitas respoden serta pertanyaan

dukungan suami yang terdiri dari empat indikator dukungan yang mana setiap

indikator dukungan terdiri dari lima pertanyaan. Kuesioner yang digunakan

merupakan penjabaran dari variabel yang termasuk dalam penelitian, berupa data

karakteristik responden dan dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif.

Kuesioner harus memenuhi uji validitas dan reliablitilas

a. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesasihan

suatu instrument (Sugiyono, 2016). Pengujian validitas konstruk dilanjutkan

dengan analisis factor, yaitu dengan mengkorelasikan anatar skor item instrument

Dalam suatu factor, dan mengkorelasikan skor factor dengan skor total. Rumus

yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Instrumen dinyatakan valid

apabila r hitung ≥ r tabel, dengan r tabel = 0,7 (Sugiono, 2016). Uji validitas

menggunakan 22 item pertanyaan dan dilakukan oleh pakar dari Politeknik

Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Kebidanan yang membidangi.

b. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

untuk pengumpulan data (Sugiono, 2016). Uji reliabilitas dilakuakn secara internal

dengan analisis teknik Alpha Cronbach. Hasil ujireliabilitas dikatakan reliabel jika

nilai ≥ 0,6.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

35
Pada penelitian ini setelah data dikumpulkan, selanjutknya adalah mengolah

data sedemikian rupa dengan menggunakan program SPSS statistics 25, sehingga

jelas sifat-sifat yang dimiliki data tersebut. Data yang telah dikumpulkan diolah

melalui beberapa tahap. Menurut Notoatmodjo (2012) langkah-langkah

pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

a. Editing

Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah

data terkumpul. Peneliti akan memeriksa kebenaran dan kelengkapan data

kuesioner.

b. Coding

Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting apabila pengelolaan dan

analisa data menggunakan komputer. Pada penelitian ini diberikan kode pada

setiap jawaban responden Ya=1, Tidak = 0.

c. Scoring

Memberikan nilai jawaban pada setiap jawaban responden sehingga setiap

jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-

masing respinden di skor sesuai variabel yang ditanyakan. Skor pada dukungan

suami yaitu mendukung apabila nilai skor > median dan dikatakan tidak

mendukung apabila nilai skor ≤ median.

d. Data Entry

36
Merupakan kegiatan memasukkan data yang sudah dilakukan pengkodean

kedalam program komputer SPSS.

e. Tabulating (Pentabulasian)

Memasukkan data dari hasil penelitian ke dalam tabel-tabel sesuai kriteria.

f. Cleaning

Merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian

dilakukan pembentulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Analisis data adalah mengelompokkan, mentabulasi, dan menyajikan data

berdasarkan variabel yang diteliti (Sugiyono, 2017). Analisis univariat digunakan

untuk menjelaskan / mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang

diteliti. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Analisis yang digunakan melalui distribusi frekuensi dengan rumus:

f
X = x 100 %
n

Keterangan :

X : Persentase (%)

f : Frekuensi

n : Jumlah seluruh responden

37
G. Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan perilaku peneliti yang harus di pegang secara teguh

pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian yang kita lakukan tidak

merugikan responden tetapi etika penelitian harus tetap dilakukan (Hidayat, 2014).

Ijin ethical clearance diajukan kepada Komisi Etik Pliteknik Kesehatan Kemenkes

Denpasar, setelah mendapatkan surat kelayakan etik dilanjutkan dengan

pengumpulan data.

Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu sebagai

berikut:

1. Informed consent

Informed consent adalah salah satu bentuk persetujuan yang telah diterima

subjek penelitian setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai perlakuan

dan dampak yang timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent

ini diberikan kepada responden sebelum dilakukan penelitian supaya responden

mengetahui maksud dan tujuan serta memahami dampak dari penelitian tersebut.

Saat responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar informed

consent tersebut. Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh

memaksa dan harus menghormati keputusan dan hak responden.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika responden yang memberikan jaminan dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden atau memakai nama inisial pada

lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan dilaksanakan.

38
3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Masalah etika responden pada setiap penelitian di berikan jaminan untuk

menjaga kerahasiaan hasil penelitian, baik secara informasi tertulis maupun tidak

tertulis ataupun masalah lain yang terjadi saat penelitian berlangsung. Semua

informasi yang didapatkan dari responden yang telah dikumpulkan pada peneliti

akan dijamin kerahasiaannya, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada

hasil perhitungan data.

4. Justice and Inklusiveness (Keadilan dan Keterbukaan)

Permasalahan etika responden yang memberikan jaminan keadilan untuk

setiap responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membedakan

gender, agama dan etnis. Sedangkan untuk keterbukaan peneliti memberikan

jaminan untuk lingkungan peneliti supaya dikondisikan agar peneliti dapat

menjelaskan prosedur penelitian secara terbuka kepada responden.

39
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, N. U. 2004. Ayah Menyusui Cermin Kesetaraan Gender. Jakarta.

Arikunto, S. 2005. Manajeman Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S.


(2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010).

Ariani. H. 2010. Ibu susui aku, bayi sehat dan cerdas dengan ASI. Bandung:
Khasanah Intelektual.

Ariani, H.2010. Tips Soal ASI dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika

Arini, H. 2012. Mengapa seorang ibu harus menyusui. Yogyakarta: FlashBooks.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018. Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Makanan Pendamping ASI.


Jakarta : Depkes RI

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2019. Profil Kesehatan Propinsi Bali Tahun 2019.
Dinkes Bali. Bali.

Donsu, J.D. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka


Baru.

Dinkes Badung. 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2019.


Mangupura: Dinkes Badung

40
Eveline dan Djamaludin, N. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi Dan Balita.
Jakarta: Wahyumedia.

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Handayani. 2015. Gambaran dukungan suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di


Posyandu Padasuka Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia ,Vol.1 No.2 Desember 2015

Hidayat, A dan Aziz, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Jilid I.Salemba

Hidajati, A. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui?. Yogyakarta: Flash


Books

Jauhari, R. F. 2018. Perlindungan Hak Anak Terhadap Pemberian Air Susu


Ibu(ASI). CV.Budi Utama.Yogyakarta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta .Kemendikbud.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) 2018 Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

______. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

______. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia

Kusumayanti,N dan Nindya,T.S. 2017. Hubungan Dukungan Suami Dengan


Pemberian Asi Eksklusif Di Daerah Perdesaan. Media Gizi Indonesia ,Vol 12.
No 2, 2017

Lestari, R. R. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Eksklusif pada Ibu. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1),
131- 136.

Moehji S, 2009. Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti.
Jakarta.

Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


450/MENKES/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif pada
Bayi di Indonesia. Jakarta : Menteri Kesehatan RI.

Nasir, M. 2005. Metode Penelitian, Cetakan Keenam, Penerbit Ghalia Indonesia.

41
Ningsih,D.A. 2018. Faktor - Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Tahun 2018. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol 9, No 2 (2018)

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

______. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

______. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Edisi kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

______ 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis


Edisi.4. Jakarta : Salemba Medika.

Oktalina,O. 2015. Hubungan Dukungan Suami Dan Dukungan Keluarga Dengan


Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Anggota Kelompok Pendukung ASI (KP-
ASI) Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: 64–70

Pieter, H.Z dan Lubis, N.L. 2013. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group

Putra, S .W. 2019 . Breastfeeding Father. Tersedia Dalam


Http://Widiaja.Multipy.Com/Journal/Item/100.Pdf [5 Nopember 2009]

Prasetyono, D.S. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif: Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. DIVA Press: Jogjakarta

Rianto, A . 2011. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Yogyakarta.

Roesli, Utami .2005. ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya


Nusantara.Medika: Jakarta.

Ramadani,M dan Nuriaella,H.E. 2010. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI


Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol 4 No.6 Juni 2010

Rahma, L. 2011. Atribusi tentang kegagalan ASI pada Ibu Pekerja: Sebuah studi
fenomenologi. Proyeksi, 6(1),62-70.

Ruhyana, P. S, Pawito dan Budhiastuti, U. R. 2016. Factors Affected Low


Coverage of Exclusive Breast Feeding in Colacap Tengah, Central Java,
Indonesia. Journal of Health Policy and Management, 1(1), 20-28.

42
Safitri, A dan Puspitasari,D.A. 2018. Upaya Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif
dan Kebijakannya di Indonesia. Penelitian Gizi dan Makanan, Jakarta

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu

Septiani, H. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI


Eksklusif oleh ibu menyusui yang bekerja sebagai Tenaga Kesehatan. Jurnal
Ilmu Kesehatan 2

Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit,


Buku Kedokteran EGC.

Sriasih, G.K, Suindri, N.N dan Ariyani, N.W. 2014. Dukungan Suami Dalam
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini, Jurnal Skala Husada Vol 11

Subhrata , H.F.A. 2012. Kontribusi Pengetahuan Ibu dan Dukungan Keluarga di


Desa Kaba-Kaba, Kecamatan Kediri

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


Kombinasi, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sujarweni,W. 2015. SPSS untuk penelitian.Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

UPTD Puskesmas Abiansemal I. 2020. Profil Puskesmas Abiansemal I Tahun


2019. Blahkiuh

______. 2021. Profil Puskesmas Abiansemal I Tahun 2010. Blahkiuh

WHO dan UNICEF. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva:
WHO and UNICEF. 2003

World Health Organization. 2009. Infant and Young Child Feeding: Model
Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health Professionals,
1‒112

______. 2016. Infant and Young Chlid Feeding. Retriefed from


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs342/en/

Yuniyanti, B, Siti Rofi’ah dan Rubiyanti. 2017. Efektifitas Kelompok Pendukung


ASI ( KP-ASI ) Eksklusif terhadap Perilaku Pemberian ASI Eksklusif ,
Semarang, Jurnal Ilmiah Bidan, Vol 11,No 1

Yusrina, A dan Devy,S.R. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu


Memberikan ASI Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo, Jurnal
Promkes,Vol.4. No 1

43
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Pebruari 2021 Maret 2021 April 2021 Mei 2021 Juni 2021
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Tahap Persiapan

a. Pengajuan Judul

b. Studi Pendahuluan

1 c. Penyusunan Proposal

d. Konsultasi Proposal

e. Seminar Proposal

f. Perbaikan Proposal

Tahap Pelaksanaan

a. Pengurusan Izin Penelitian

2 b. Pengumpulan Data

c. Pengolahan Data

e. Analisis Data

Tahap Pengakhiran Penelitian

a. Penyusunan Laporan

3 b. Seminar Hasil Penelitian

c. Perbaikan

d. Publikasi Hasil Penelitian

44
Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian

No Kegiatan Proposal dan Penelitian Biaya (Rp)


1. Tahap Persiapan
Pengajuan judul dan studi pendahuluan 50.000
Menyusun proposal, pengetikan, 200.000
penggandaan
Seminar proposal 100.000
Perbaikan proposal 100.000
2. Tahap Pelaksanaan
Pengurusan izin penelitian 500.000
Pengumpulan data 500.000
Pengolahan data 200.000
Analisa data 100.000
3. Tahap Pengakhiran Data
Penyusunan skripsi 300.000
Seminar hasil penelitian 50.000
Perbaikan 100.000
Perbaikan hasil penelitian 200.000
Jumlah 2.400.000

45
46

Anda mungkin juga menyukai