Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. "EP"


UMUR 29 TAHUN P3A0 PARTUS SPONTAN
BELAKANG KEPALA NIFAS 12 HARI
DI PUSKESMAS PENEBEL I KABUPATEN TABANAN
TANGGAL 12 OKTOBER 2022

Laporan Kasus Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Praktik Klinik Kebidanan II

OLEH :

KETUT MAS ANJALI


NIM. 2006091016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. "EP"


UMUR 29 TAHUN P3A0 PARTUS SPONTAN
BELAKANG KEPALA NIFAS 12 HARI
DI PUSKESMAS PENEBEL I KABUPATEN TABANAN
TANGGAL 12 OKTOBER 2022

Diajukan Oleh :

KETUT MAS ANJALI


NIM. 2006091016

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing Praktik,

Ni Made Karnadi, A.Md.Keb.


NIP. 19720515 199301 2 003

Pembimbing Institusi I, Pembimbing Institusi II,

Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb. Made Mahaguna Putra, M.Kep.
NIP. 19861227 201903 2 006 NIP. 19930217 202203 1 006

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. "EP"


UMUR 29 TAHUN P3A0 PARTUS SPONTAN
BELAKANG KEPALA NIFAS 12 HARI
DI PUSKESMAS PENEBEL I KABUPATEN TABANAN
TANGGAL 12 OKTOBER 2022

Tim Penguji

Tanda
No. Nama Penguji NIP
Tangan

1. Ni Made Karnadi, A.Md.Keb. 19720515 199301 2 003

2. Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb. 19861227 201903 2 006

3. Made Mahaguna Putra, M.Kep. 19930217 202203 1 006

ii
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Assalamualaikum wr. wb.,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0
Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022” tepat pada waktunya tanpa ada
kendala. Penulis menyusun laporan ini dengan tujuan untuk menambah wawasan
dan pemahaman terkait pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa nifas dan
menyusui di lapangan serta untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan tugas Praktik Klinik Kebidanan II.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat informasi,
bimbingan, dan motivasi baik berupa moral maupun material dari beberapa
pembimbing dan berbagai sumber. Maka, pada kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Pendidikan Ganesha atas kesempatan dan izin yang telah diberikan untuk
menempuh pendidikan pada Program Studi Diploma III Kebidanan,
Jurusan Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan
Ganesha.
2. Bapak dr. I Nyoman Suarya selaku Kepala Puskesmas Penebel I yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan Praktik Klinik Kebidanan II
di Puskesmas Penebel I serta atas bimbingan, saran, motivasi, dan
dukungan yang diberikan selama pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan II
ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Djojosugito, dr., Sp.B.OT., MHA., MBA., FICH
(orth) selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan
Ganesha atas kesempatan dan izin yang telah diberikan untuk mengikuti
Praktik Klinik Kebidanan II.

iii
4. Ibu Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb. selaku Ketua Program
Studi Diploma III Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Pendidikan Ganesha sekaligus Pembimbing Institusi I dalam pelaksanaan
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah memberikan bimbingan,
saran, motivasi, dan dukungan yang senantiasa diberikan selama proses
pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan II dan proses penyusunan Laporan
Kasus ini.
5. Ibu Hesteria Friska Armynia Subratha, S.ST., M.Kes. selaku Koordinator
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan selama proses pelaksanaan
Praktik Klinik Kebidanan II dan proses penyusunan Laporan Kasus ini.
6. Ibu Ni Made Karnadi, A.Md.Keb. selaku Bidan Pembimbing Praktik atau
Pembimbing Lapangan di Puskesmas Penebel I dalam pelaksanaan
kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan selama proses pelaksanaan
asuhan kebidanan dalam Praktik Klinik Kebidanan II dan proses
penyusunan Laporan Kasus ini.
7. Bapak Made Mahaguna Putra, M.Kep. selaku Pembimbing Institusi
dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Klinik Kebidanan II yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan selama
proses pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan II dan proses penyusunan
Laporan Kasus ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Program Studi Diploma III Kebidanan,
Jurusan Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Pendidikan
Ganesha atas bimbingan, saran, motivasi, dan dukungan yang telah
diberikan selama menempuh pendidikan pada Program Studi Diploma III
Kebidanan serta selama proses pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan II
ini.
9. Para Ibu dan Bapak Pegawai di Puskesmas Penebel I Kabupaten Tabanan
karena sudah membimbing dalam proses penyusunan Laporan Kasus ini.

iv
10. Bayi Ny. ‘SW’ dan keluarga selaku pasien dalam proses pelaksanaan
asuhan kebidanan ini yang telah bersedia untuk diberikan asuhan pada
sang anak sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan
Kasus ini.
11. Keluarga besar yang selalu memberikan saran, motivasi, dukungan, dan
dorongan secara moral dan materi sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Kasus ini.
12. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Kebidanan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Pendidikan Ganesha dan semua pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan semangat
untuk terus maju sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
Laporan Kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi
teknis penulisan, kelengkapan materi yang dibahas, maupun tata bahasa yang
digunakan. Maka, besar harapan penulis kepada pihak pembaca agar memberikan
kritik dan saran demi penyempurnaan laporan ini dan laporan-laporan yang akan
disusun selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya pada ilmu kebidanan, sehingga kedepannya dapat
diterapkan ilmu kebidanan yang sesuai dengan kode etik kebidanan yang berlaku
seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Wassalamualaikum wr. wb.,
Tabanan, 12 Oktober 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan........................................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................4

1.4 Manfaat......................................................................................................4

1.4.1 Bagi Mahasiswa.........................................................................................4

1.4.2 Bagi Tempat Pelaksanaan Asuhan.............................................................5

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan...........................................................................5

1.4.4 Bagi Masyarakat.........................................................................................5

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA..................................................................................6


2.1 Kajian Teori Kasus Secara Medis dan Umum..........................................6

2.1.1 Definisi Masa Nifas...............................................................................6

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas...................................................................6

2.1.3 Etiologi Masa Nifas...............................................................................7

2.1.4 Patofisiologi Masa Nifas........................................................................8

2.1.5 Tanda dan Gejala Masa Nifas................................................................9

2.1.6 Periode Tahapan Masa Nifas...............................................................10

2.1.7 Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas................................................10

vi
2.1.8 Perubahan Psikologis pada Masa Nifas...............................................12

2.1.9 Kebutuhan pada Ibu Masa Nifas..........................................................13

2.1.10 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas............................................14

2.1.11 Tanda Bahaya Masa Nifas...................................................................15

2.2 Kajian Teori Asuhan Kebidanan.............................................................18

2.2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan...........................................................18

A. Pengumpulan Data Dasar....................................................................18

B. Interpretasi Data Dasar........................................................................23

C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial......................................24

D. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera..............................................24

E. Perencanaan Asuhan............................................................................24

F. Pelaksanaan Asuhan............................................................................24

G. Evaluasi Asuhan..................................................................................24

2.2.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP....................................25

A. Data Subyektif.....................................................................................25

B. Data Obyektif.......................................................................................25

C. Analisa.................................................................................................25

D. Penatalaksanaan...................................................................................25

BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN.........................................................................26


3.1 Data Subyektif.....................................................................................26

3.2 Data Obyektif.......................................................................................29

3.3 Analisa.................................................................................................31

3.4 Penatalaksanaan...................................................................................31

BAB 4 PEMBAHASAN.......................................................................................34
4.1 Data Subyektif.........................................................................................34

vii
4.2 Data Obyektif..........................................................................................36

4.3 Analisa.....................................................................................................37

4.4 Penatalaksanaan.......................................................................................37

BAB 5 PENUTUP.................................................................................................39
5.1 Kesimpulan..............................................................................................39

5.2 Saran........................................................................................................40

5.2.1 Bagi Mahasiswa...................................................................................40

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan.....................................................................40

5.2.3 Bagi Pelayanan Kesehatan...................................................................40

5.2.4 Bagi Masyarakat..................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................42

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi…………………………………………….……42

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dalam waktu kurang lebih 6 minggu atau 42 hari (Walyani &
Purwoastuti, 2015). Masa nifas adalah masa setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium di mulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan
setelah 6 minggu (Pitriani & Andriyani, 2014). Periode postpartum adalah masa
dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum)
hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Islami &
Aisyaroh, 2016).
Masa nifas atau disebut juga dengan masa puerperium adalah masa pemulihan
kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Amru, 2012). Jadi, postpartum
atau masa nifas (puerperium) adalah masa dimana kondisi pemulihan sesudah
persalinan selesai hingga kembali ke kondisi sebelum hamil yang terjadi kurang
lebih 6-8 minggu.
Sebelum melalui masa nifas, seorang wanita akan melalui proses persalinan
terlebih dahulu baik itu secara alami maupun buatan dengan bantuan alat. Setiap
wanita pasti menginginkan persalinannya bisa berjalan dengan lancar dan dapat
melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan lewat
vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan caesar atau
section caesarea (Sumelung et al., 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan dan menjadi salah satu komponen indeks kualitas
hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) sering terjadi dari masa kehamilan hingga
masa nifas yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kehamilan,
persalinan maupun masa nifas atau perawatannya (Pitriani & Andriyani, 2014).

x
Dari data World Health Organization (WHO) tahun 2015 mengatakan AKI di
seluruh dunia sebesar 216 per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2017 menunjukkan
AKI di Indonesia masih sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2017). Untuk wilayah Provinsi Bali tahun 2013 sebesar 72,07% per 100.000
kelahiran hidup dengan jumlah kasus 49 orang, mengalami 2 penurunan pada
tahun 2014 menjadi 70,05% per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus 48
orang, mulai tahun 2015 sampai 2018 mengalami penurunan dari 83,41% per
100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus 55 orang pada tahun 2015 menjadi
78,72% per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus 50 orang tahun 2016,
tahun 2017 turun lagi ke angka 68,64% per 100.000 kelahiran hidup dengan
jumlah kasus 45 orang, dan di tahun 2018 AKI mencapai angka 52,2% per
100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus 35 orang, mengalami peningkatan
pada tahun 2019 sebesar 67,6% per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus
45 orang. Kabupaten Tabanan berada di peringkat ke-3 yang mengalami
peningkatan AKI yaitu terdapat tahun 2017 3 orang dan di tahun 2018 menjadi 4
orang, tahun 2019 4 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2019).
Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas diantaranya, daya tahan tubuh yang
kurang, perawatan nifas yang kurang baik, kurang gizi atau mal nutrisi, hygiene
yang kurang baik, serta kelelahan. Sedangkan, faktor penyebab utama terjadinya
infeksi pada masa nifas ialah adanya perlukaan pada perineum (Hariani, 2020).
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali sesuai jadwal
yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan,
pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-
29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu
nifas yang diberikan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi,
nafas, dan suhu), pemeriksaan tinggi puncak rahim (tinggi fundus uteri),
pemeriksaan lochea dan cairan pervaginam lain, pemeriksaan payudara dan
pemberian anjuran ASI eksklusif, pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi
(KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana pasca
persalinan, pelayanan 3 keluarga berencana pasca persalinan. Cakupan kunjungan
ibu nifas (KF3) di indonesia pada tahun 2018 sebesar 85,92% dan mengalami

xi
penurunan pada tahun 2019 sebesar 78,78% Kementerian Kesehatan RI (2019).
Cakupan kunjungan ibu nifas (KF) untuk wilayah Provinsi Bali tahun 2017
sebesar 91,8% mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 96,8% dan
mengalami penurunan pada tahun 2019 sebesar 96,3%. Untuk wilayah Kabupaten
Tabanan cakupan kunjungan Nifas (KF) pada tahun 2018 sebesar 93,5% dan
tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 96,0% (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2019).
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’
Umur 29 Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di
Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022” ini. Dalam
laporan kasus ini mengandung pengajaran tentang pelayanan kesehatan pada ibu
nifas yang dapat dijadikan pedoman bagi seorang tenaga kesehatan salah satunya
profesi bidan dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan dan kebidanan
dengan baik dan benar sesuai dengan kode etik yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan pemaparan pada latar belakang laporan ini, maka dapat
dirumuskan masalah dari laporan ini yaitu :
Bagaimanakah proses pelaksanaan pelayanan “Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12
Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”?

1.3 Tujuan

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang
ingin dicapai dari laporan ini yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Penulis atau mahasiswa dapat memahami dan meningkatkan pengetahuan
dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas yang dalam hal ini dilakukan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus

xii
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten
Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”, serta untuk menyelesaikan tugas kasus yang
diberikan selama mengikuti Praktik Klinik Kebidanan II dan untuk melaksanakan
asuhan kebidanan secara optimal.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subyektif dalam
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data obyektif dalam “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus Spontan
Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten
Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
3. Mahasiswa mampu menganalisa dan menegakkan diagnosa dalam
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan yang komprehensif dalam
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diketahui


manfaat dari laporan ini yaitu :
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Dengan melaksanakan proses asuhan kebidanan ibu nifas ini, maka
diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan, pemahaman, dan
pengalaman bagi mahasiswa dalam memberikan asuhan khususnya dalam hal ini
menyangkut pada pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui.
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang sudah didapatkan di bangku kuliah pada

xiii
pemberian asuhan kebidanan di lapangan, sehingga dapat membandingkan teori
yang sudah didapatkan dengan penerapan dalam pemberian asuhan secara
langsung di lapangan.
1.4.2 Bagi Tempat Pelaksanaan Asuhan
Laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi atau
masukan dalam pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui bagi
petugas kesehatan untuk membantu meningkatkan perkembangan kesehatan ibu.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh mahasiswa, maka
diharapkan bahwa institusi pendidikan dapat memberikan bimbingan dan
pengalaman baru bagi mahasiswa, sehingga disini teori yang telah diberikan
sebelumnya dapat diterapkan pada klien atau pasien secara langsung yang dalam
laporan ini diterapkan dalam asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui
serta dapat menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Dengan pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas ini, diharapkan dapat
menambah wawasan dan partisipasi masyarakat dalam memberikan asuhan
kebidanan pada masa nifas dan menyusui, sehingga dapat diberikan asuhan yang
tepat demi perkembangan tingkat kesehatan ibu.

xiv
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori Kasus Secara Medis dan Umum

2.1.1 Definisi Masa Nifas


Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali 17 organ kandungan
seperti sebelum hamil dan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti,
2015). Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,
lama masa nifa yaitu 6-8 minggu (Amru, 2012). Jadi, postpartum atau masa nifas
(puerperium) adalah masa dimana kondisi pemulihan sesudah persalinan selesai
hingga kembali ke kondisi sebelum hamil yang terjadi kurang lebih 6-8 minggu.
Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat dengan tidur telentang selama 8
jam pasca persalinan. Setelah itu, ibu boleh miring ke kanan dan ke kiri untuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, hari kedua ibu diperbolehkan
duduk. Pada hari ke tiga ibu dianjurkan berjalan-jalan dan pada hari keempat atau
hari kelima diperbolehkan pulang. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya
mengandung protein, sayur-sayuran, dan buah-buahan (Mochtar, 2013).

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan masa nifas haruslah diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis bagi ibu maupun bagi bayinya. Diperkiraka 60% kematian ibu
diakibatkan oleh perdarahan yang terjadi setelah persalinan dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. selama bidan memberikan asuhan
sebaiknya 11 bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan paada masa
nifas, adapun tujuan dari pemberian asuhan masa nifas antara lain (Hardiana,
2016) :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
dimana dalam asuhan pada masa nifas ini peranan keluarga sangat

xv
penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologis maka kesehatan
ibu dab bayi selalu terjaga.
2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan
harus memberikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas
secara sistematis yaitu mulai penkajian data subjektif, objektif maupun
penunjang.
3. Setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus
menganalisis data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas ini dapat
mendeteksi masalah yang dapat terjadi pada ibu dan bayi.
4. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya. Yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung
masuk kelangkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilakukan.

2.1.3 Etiologi Masa Nifas


Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi Rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.

1. Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
perogesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkaniskemik otot
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

xvi
4. Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus
5. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban, oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

2.1.4 Patofisiologi Masa Nifas


1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehigga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil.
2. Lochea adalah cairan secret ysng berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
a. Lochea rubra: darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 3 hari post partum.
b. Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lender, hari
4-7 hari post partum.
c. Loche serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, hari ke 7-
14 hari post partum.
d. Lochea alba: cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f. Locheastasis : lochea tidak lancer keluarnya.
3. Serviks megalami involusi bersama uterus, setelah persalinan ostium
eksterna dapat memasuki oleh 2 hingga 3 jari tengah, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup.
4. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama

xvii
setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah 3 minggu
secara perlahan-lahan akan kembali ke keadaan sebelum hamil.
5. Perineum akan menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan
kepala bayi dan tampak terdapat robekan jika dilakukan episiotomi yang
akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu.
6. Payudara, suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan vascular sementara, air susu saat diproduksi disimpan di
alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara didisap oleh
bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.

2.1.5 Tanda dan Gejala Masa Nifas


1. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) PP suhum akan naik sedikit (37,50C-380C) sebagai
akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan yang berlebihan
dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.
Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkok, berwarna merah karena
kebanyakan ASI. Bila suhu tidak menurun kemungkinan adanya infeksi
pada endometrium, mastitis, tractus genitalis atau sistem lain.
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit. Sehabis
melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
3. Tekanan Darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah
ibu melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah tinggi pada PP dapat
menandakan terjadinya preeklamsia post partum.
4. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada nafas

xviii
2.1.6 Periode Tahapan Masa Nifas
Adapun tahapan atau periode masa nifas menurut Walyani & Purwoastuti
(2015) menjadi 3, yaitu :
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri
atau berjalan, serta beraktivitas layaknya wanita normal.
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutaa bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.

2.1.7 Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas


Sistem tubuh ibu akan kembali beradaptasi untuk menyesuaikan dengan
kondisi postpartum. Organ-organ tubuh ibu yang mengalami perubahan menurut
(Wulandari, 2017) setelah melahirkan antara lain :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus
Uteri). Hasil penelitian bahwa sebagian besar (60,6%) ibu nifas Post
Sectio Caesarea mengalami keterlambatan penurunan TFU. Hal ini
disebabla oleh ibu post Sectio Caesarea kurang melakukan mobilisasi
dinikarena rasa nyeri yang timbul akibat pada luka jahitan pada
abdomen (Fitriana & Lilis Dwi, 2012).
b. Perubahan Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami pebekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dalam beberapa hari pertama
setelah partus keadaan vulva dan vagina masih kendur, setelah 3
minggu secara perlahan akan kembali ke keadaan sebelum hamil.

xix
c. Perubahan Perineum
Perineum akan menjadi kendur karena sebeumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi dan tapak terdapat robekan jika dilakukan
episiotomi yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu.
d. Perubahan Serviks
Serviks mengalami involusi bersama uterus, setelah persalinan ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tenagh, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup.
e. Perubahan Payudara
Suplai darah ke payudara meningkat dan menyebabkan
pembengkakan vaskular sementara, air susu saat diproduksi diispan di
alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara dihisap oleh
bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
2. Perubahan Pada Abdomen
Pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi Sectio Caesarea biasanya
terdapat luka post Sectio Caesarea dengan berbagai bentuk insisi. Selain
luka insisi terdapat perubahan pada pola pencernaan ibu post nifas yang
biasanya membutuhkan waktu sekitar 103 hari agar fungsi saluran cerna
dan nafsu makan dapat kembali normal. Dibandingkan ibu yang
melahirkan secara spontan lebih cepat lapar karena telah mengeluarkan
energi yang begitu banyak pada proses persalinan.
3. Perubahan Genetalia dan Sistem Perkemihan
Buang air kecil sulit selama 24 jam, urine dalam jumlah besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Keadaan ini
meyebabkan dieresis, ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu. Maka hal ini baisanya di perlukan katerisasi pada ibu
karena kondisi organ reproduksi ibu belum berfungsi secara optimal pasca
operasi.
4. Perubahan Tanda-Tanda Vital
Tanda-tanda vital yang sering digunakan sebagai indikator bagi tubuh
yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi,

xx
pernafasan, suhu dan tekanan darah. Denyut nadi normal berkisar antara
60-80 kali permenit. Pada proses persalinan biasanya akan mengalami
peningkatan, tetapi pada masa nifas denyut nadi akan kemabli normal.
Frekuensi pernafasan normal berisar antara 18-24 kali permenit. Setelah
persalinan, frekuensi pernafasan akan kembali normal, keadaan pernafasan
biasanya berhubungan dengan suhu dan denyut nadi. Suhu tubuh dapat
meningkat sekitar 0,5o C dari keadaan normal 36o - 37,5o C, hal ini
disebabkan karena meningkatnya metabolisme tubuh pada saat proses
persalinan. Tekanan darah normal untuk sistol berkisar antara 110-140
mmHg dan untuk diastol antara 60-80 mmHg, setelah persalinan tekanan
darah sedikit menurun karena terjadinya perdarahan pada saat proses
persalinan.

2.1.8 Perubahan Psikologis pada Masa Nifas


Perubahan psikologis pada masa nifas menurut Walyani & Purwoastuti
(2015), yaitu :

1. Fase Taking In
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan, pada fase ini ibu sedang berfokus
terutama pada dirinya sendiri, ibu akan berulang kali menceritakan proses
persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.
2. Fase Taking Hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan
rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi.
3. Fase Letting Go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya sebagai orang tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

xxi
2.1.9 Kebutuhan pada Ibu Masa Nifas
1. Kebutuhan Gizi Ibu Nifas
Asupan kalori ibu nifas perlu mendapatkan tambahan 500 kalori tiap hari.
Kebutuhan cairan ibu sedikitnya 3 liter setiap hari. Ibu nifas juga perlu
mengonsumsi pil Zat besi minimal 40 hari pascapersalinan serta kebutuhan
konsumsi Vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan Vitamin A
kepada bayinya melalui ASI. Menurut Siregar (2019), Kapsul Vitamin A
200.000 IU diberikan dua kali, yaitu satu kapsul diminum segera setelah
persalinan dan satu kapsul diminum 24 jam setelah Vitamin yang pertama.
Tujuan pemberian Vitamin A yaitu memperbaiki kadar Vitamin A pada
ASI dan dapat meningkatkan daya tahan ibu terhadap infeksi perlukaan
laserasi akibat proses persalinan ibu nifas harus minum Vitamin A karena:
a. Bayi lahir dengan cadangan Vitamin A yang rendah.
b. Kebutuhan Vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan
daya tahan tubuh.
2. Mobilisasi dan Senam Nifas
Mobilisasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibu
melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya.
Mobilisasi sedini mungkin untuk mengurangi komplikasi kandung kemih,
konstipasi, trombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal. Senam nifas
berguna untuk mengencangkan otot-otot perut yang longgar setelah
kehamilan. Tujuan senam nifas adalah untuk memperbaiki peredaran darah
dan mempercepat involusi uterus.
3. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Ibu
yang kurang istirahat dapat menurunkan produksi ASI, proses involusi
menjadi lambat, terjadi perdarahan dan ibu akan mengalami
ketidaknyamanan serta depresi dalam merawat bayinya (Nugroho, dkk.
2014).

xxii
4. Keluarga Berencana (KB)
Menurut Kemenkes RI (2013), terdapat beberapa pilihan metode yang
dapat digunakan setelah persalinan dan tidak mengganggu proses
menyusui yaitu :
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan pilihan kontrasepsi pasca
salin yang aman dan efektif untuk ibu yang ingin menjarangkan
kehamilan atau membatasi kehamilan. AKDR dapat dipasang segera
setelah melahirkan dalam jangka waktu tertentu.
b. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metode Amenore Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai kontrasepsi
ibu menyusui secara penuh dan sering lebih dari 8 kali sehari, ibu
belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
c. Kontrasepsi Progestin
Kontrasepsi progestin hanya mengandung hormon progesteron dapat
digunakan oleh ibu menyusui baik dalam bentuk suntikan maupun pil.
Hormon esterogen pada kontrasepsi kombinasi dapat mengurangi
produksi ASI.
d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap digunakan untuk yang tidak ingin memiliki anak
lagi.

2.1.10 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Pada kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan
yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk
mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi yaitu
(Kemenkes RI, 2020) :
1. Kunjungan Nifas Pertama (KF 1), pada 6 jam sampai 2 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Pemantauan jumlah darah yang keluar.

xxiii
c. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian kapsul vitamin A.
f. Pemberian tablet tambah darah atau SF / Fe.
g. Pelayanan KB pasca persalinan.
2. Kunjungan Nifas Kedua (KF 2), pada 3 hari sampai 7 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Pemantauan jumlah darah yang keluar.
c. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian tablet tambah darah atau SF / Fe.
f. Pelayanan KB pasca persalinan.
3. Kunjungan Nifas Ketiga (KF 3), pada 8 hari sampai 28 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni sama dengan KF 2.
4. Kunjungan Nifas Keempat (KF 4), pada 28 hari sampai 42 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni sama dengan KF 2 dan KF 3.

2.1.11 Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang


mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu. Adapun tanda-tanda bahaya yang dapat muncul pada masa nifas, yaitu :
1. Perdarahan pada Masa Nifas
Perdarahan masa nifas (perdarahan post partum) dapat dibedakan menjadi
sebagai berikut (Wahyuningsih, 2018) :
a. Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorhagic)
adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah
anak lahir, atau perdarahan dengan volume seberapapun tetapi terjadi
perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah
menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab utama adalah

xxiv
atonia uteri, retensio plasenta, sisa placenta, dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan Post Partum Sekunder (Late Postpartum Hemorhagic)
adalah perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti
perdarahan post partum primer namun terjadi setelah 24 jam post
partum hingga masa nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder
yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke-5 sampai
hari ke-15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir
dan sisa plasenta. Perdarahan post partum merupakan penyebab
penting kematian maternal khususnya di negara berkembang.
2. Infeksi pada Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan. Infeksi
masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
ibu. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang
meluas ke saluran urinari, payudara, dan pasca pembedahan merupakan
salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa
suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa
uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya
disuria (Wahyuningsih, 2018).
3. Lochea yang Berbau Busuk (Bau dari Vagina)
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas
kemungkinan dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut
(Wahyuningsih, 2018) :
a. Tertinggalnya plasenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang
kurang baik.
b. Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih
banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
c. Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga
lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.
d. Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian
bawah kemungkinan analisa diagnosisnya adalah metritis. Metritis

xxv
adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, dan syok
septik.
4. Sub Involusi Uterus (Pengecilan Uterus yang Terganggu)
Involusi uterus adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim yang
mana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60
gram pada 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau
terganggu disebut sub involusi (Wahyuningsih, 2018). Faktor penyebab
sub involusi, yaitu sisa plasenta dalam uterus, endometritis, dan adanya
mioma uteri. Pada keadaan sub involusi, pemeriksaan bimanual di
temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus
masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula
perdarahan. Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin
setiap hari di tambah dengan ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta
lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi
(Prawirohadjo, 2014). Bidan mempunyai peran untuk mendeteksi keadaan
ini dan mengambil keputusan untuk merujuk pada fasilitas kesehatan
rujukan (Wahyuningsih, 2018).
5. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit
Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara
adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet
yang kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat
merupakan tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses
laktasi, misalnya pembengkakan payudara, bendungan ASI, mastitis, dan
abses payudara (Achadi, 2019).
6. Demam, Muntah, dan Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas awal sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta
analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga
mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh

xxvi
episiotomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina (Wahyuningsih,
2018).

2.2 Kajian Teori Asuhan Kebidanan

2.2.1 Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan


sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Ningrum, 2017).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang
dimulai dengan mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa
diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa
dipecah-pecah kedalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai
dengan kondisi klien (Ningrum, 2017).
Melihat kembali penjelasan di atas maka proses manajemen kebidanan
merupakan langkah sistematis yang merupakan pola pikir bidan dalam 64
melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan dengan pendekatan pemecahan
masalah yang sistematis dan rasional, maka seluruh aktivitas atau tindakan yang
bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien (Ningrum,
2017).
Manajemen Asuhan Kebidanan sesuai 7 langkah Varney, yaitu :
A. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Tahap ini
merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data
yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan.
Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta
baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah

xxvii
dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri. Proses pengumpulan
data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
1. Data Subyektif
a. Anamnesa / data subyektif
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari keluarga pasien suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tim kesehatan secara independen tetapi melalui
suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2013).
b. Biodata pasien (Suami-Istri)
Menurut Nursalam (2013), pengkajian biodata antara lain :
1) Nama
Untuk mengetahui nama klien agar mempermudah dalam
komunikasi.
2) Umur
Untuk mengetahui adanya faktor resiko yaitu pada umur kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. karena alat-alat reproduksi
belum matang, mental, psikisnya belum siap dan mudah terkena
resiko.
3) Agama
Untuk mengetahui agama yang dianut klien.
4) Suku Bangsa
Untuk mengetahui faktor bawaan atau Ras.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui latar belakang, tingkat pendidikan dan
pengetahuan.
6) Alamat
Untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan
karakteristik masyarakat.

7) Pekerjaan
Untuk mengetahui keadaan ekonomi.

xxviii
c. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta
berhubungan dengan masa nifas (Hidayat, 2016).
d. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus haid, lamanya haid, banyaknya
darah, teratur/tidak, sifat darah, dismenorhea (Lawintono, 2014).
Tanggal hari pertama haid terakhir, hari perkiraan lahir.
e. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, umur
berapa menikah dengan suami, berapa lama sudah menikah dan
apakah sudah memiliki anak belum (Wiknjosastro, 2014).
f. Riwayat Penyakit
1) Ibu : Untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang
mengalami penyakit seperti DM, hipertensi, jantung, asma,
hepatitis, TBC, epilepsy, HIV/AIDS, dan gangguan jiwa.
2) Keluarga: Untuk mengetahui apakah keluarga memiliki atau
sedang penyakit seperti DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis,
TBC, epilepsy, HIV/AIDS, dan gangguan jiwa.
g. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah aborsi,
jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, dan
keadaan nifas yang lalu.
h. Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami keluhan pada setiap
trimester, dimana ibu memeriksakan kehamilannya dan obat- obatan
apa yang didapatkan, selama hamil berapa kali periksa, penyuluhan
yang pernah didapat.
i. Riwayat Persalinan Sekarang
Untuk mengetahui lama persalinan kala I sampai dengan kala IV,
ada/tidaknya penyulit dan atau ada/tidaknya indikasi persalinan seperti

xxix
indikasi gawat janin, partus precipitates, bayi besar, kelahiran bokong,
distosia bahu, posisi kepala abnormal.
j. Riwayat Nifas Sekarang
Untuk mengetahui keadaan ibu dan bayinya baik atau tidak.
k. Riwayat Laktasi
Untuk mengetahui riwayat atau pengetahuan ibu terkait menyusui dan
pengalaman ibu serta apakah ada keluhan saat menyusui.
l. Riwayat dan Perencanaan Keluarga Berencana
Untuk mengetahui pernah menggunakan KB/tidak, jika sudah berapa
lama memakainya dan berhenti menggunakan KB apa dan apakah ada
keluhan atau tidak selama memakai (Nursalam, 2013). Serta rencana
KB setelah masa nifas ini.
m. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1) Biologis
a) Bernafas: untuk mengetahui apakah iu mengalami keluhan saat
bernafas.
b) Nutrisi: untuk mengetahui tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
c) Eliminasi: untuk mengetahui pola BAB dan BAK meliputi
frekuensi, konsistensi, warna, serta bau.
d) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas ibu sehari-hari. Pada pola ini perlu
dikaji pengaruh pola aktivitas terhadap kesehatannya.
e) Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat dan tidur ibu, berapa jam ibu
tidur, dan apakah ada gangguan pola istirahat.
f) Personal hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan.
2) Psikologis
Untuk mengetahui psikologis ibu nifas.
3) Sosial

xxx
Untuk mengetahui bagaimana hubungan ibu dengan suami dan
keluarga, bagaimana dukungan suami dan keluarga.
4) Spritual
Untuk mengetahui apakah ada kebiasaan yang merugikan ibu nifas.
n. Pengetahuan
Untuk mengetahui pengetahuan atau informasi yang telah didapat atau
belum didapat oleh ibu seperti personal hygiene masa nifas.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum Ibu tampak tidak sehat atau lemas
setelah persalinan (Wiknjosastro, 2014)
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Contohnya
composmentis (Wiknjosastro, 2014).
c. Tanda-tanda Vital
Untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya, data yang harus didapat yaitu :
1) Suhu
2) Tekanan Darah
3) Nadi
4) Pernapasan
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
a) Rambut : bersih/tidak, ada benjolan/tidak.
b) Wajah : ada/tidak ada cloasma, edema, pucat pada wajah.
c) Mata :konjungtiva pucat/merah muda, sklera ikterus/tidak.
d) Hidung : untuk mengetahui apakah ada gangguan
pernapasan/tidak
e) Mulut : warna bibir pucat/tidak, mukosa bibir lembab/tidak, gigi
ada caries/tidak.
f) Telinga : untuk mengetahui apakah ada gangguan pendengaran.

xxxi
2) Leher
Untuk mengetahui apakah ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfe,
serta apakah ada pelebaran vena jugularis.
3) Dada
Untuk mengetahui adanya wheezing/tidak, serta irama jantung.
4) Payudara
Untuk mengetahui bentuk payudara simetris/tidak, ada pengeluaran
kolostrum/tidak, putting susu menonjol/datar/tenggelam, ada
pembengkakan/tidak, nyeri/tidak. Apakah bra sudah menyangga
dan menyerap atau tidak.
5) Abdomen
Untuk mengetahui keadaan abdomen, ada atau tidak nyeri tekan
pada abdomen atau supra sympisis, apakah kandung kemih penuh
atau tidak, bagaimana kontraksi uterus baik/lembek, TFU.
6) Genetalia
Untuk mengetahui keadaan vulva dan vagina apakah terdapat
oedema, varises,pengeluaran lokhea, baunya, dan pada perineum
yang terdapat laserasi apakah jahitan lepas atau tidak, basah atau
kering, bernanah atau tidak.
7) Ekstermitas
Untuk mengetahui terdapat oedema/tidak, keadaan kuku
pucat/tidak, adanya varises/tidak.
B. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.

xxxii
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan
dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
C. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ketiga adalah langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis
atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada
dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar
terjadi. Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman.
D. Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakam segera,
melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien.
E. Perencanaan Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
F. Pelaksanaan Asuhan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan
aman. Pada langkah ke VI ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan dilangkah ke V dilaksanakan secara efisien dan aman.
G. Evaluasi Asuhan
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.
Hal yang dievalusi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi
diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi.
2.2.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan SOAP

Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui
proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu :

xxxiii
A. Data Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah I Varney.
B. Data Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.
C. Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil ananlisis dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah, antisipasi
diagnosis/masalah potensial, dan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan/atau rujukan sebagai langkah II, III, IV dalam
manajemen Varney.
D. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi
perencanaan (E) berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, dan VII Varney.

BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. "EP"


UMUR 29 TAHUN P3A0 PARTUS SPONTAN

xxxiv
BELAKANG KEPALA NIFAS 12 HARI
DI PUSKESMAS PENEBEL I KABUPATEN TABANAN
TANGGAL 12 OKTOBER 2022

3.1 Data Subyektif

Hari, Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2022


Pukul : 08.10 WITA
1) Identitas Ibu Suami
Nama : Ny. “EP” Tn. “JH”
Umur : 29 Tahun 32 Tahun
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : S1 D1
Pekerjaan : Tidak Bekerja Wiraswasta
Alamat Rumah : BD. Penebel Kelod, Ds. Penebel, Kec. Penebel
No.Telepon/HP : 082144310xxx (-)
2) Alasan Datang
Ibu saat ini datang ke Puskesmas untuk melakukan kontrol nifas hari ke-12
dan ibu ingin memeriksakan kondisi luka bekas jahitan perineumnya.
3) Keluhan Utama
Ibu saat ini tidak merasakan keluhan.
4) Riwayat Menstruasi
Umur Menarche : 14 Tahun
Siklus Haid : Teratur (28-30 hari)
Lama Haid : 4-5 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut dalam sehari
Keluhan : Tidak ada
5) Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke : Pertama (1)
Lama : 4 Tahun

xxxv
Status : Sah
6) Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang sakit, dan tidak memiliki riwayat penyakit
Hipertensi, DM, penyakit jantung, serta penyakit lainnya. Dan untuk riwayat
kesehatan keluarga, ibu mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit Hipertensi, DM, penyakit jantung, serta penyakit lainnya.
7) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Kondisi Keadaan Bayi Saat Lahir
Hamil UK Jenis Tempat/ Kondisi
Saat Kondisi Kondisi
Ke- Persalinan Penolong PB BB JK Nifas
(bln/
Bersalin Saat Lahir Sekarang
mgg)
I 38-39 Spontan Puskesmas/ Normal Normal Sehat Normal
50 2.4 L
Minggu Belakang Bidan
cm kg
(Aterm) Kepala
II 39-40 Spontan Puskesmas/ Normal Normal Sehat Normal
48 3.5 P
Minggu Belakang Bidan
cm kg
(Aterm) Kepala
Riwayat Kehamilan Sekarang :
G3P2A0; Usia gestasi : 40 minggu 1 hari; HPHT : 22-12-2021; TP : 29-9-
2022; Ibu melakukan ANC sebanyak 8 kali, yakni 2 kali di PMB, 4 kali di
Puskesmas, dan 2 kali di Dokter SpOG pada trimester II dan III dengan hasil
normal; Suplemen yang didapatkan yaitu Asam Folat, Kalsium / Kalk, Fe / SF,
dan Vitamin C; Gerakan janin mulai dirasakan sejak usia kehamilan 4 bulan;
selama hamil tidak ada tanda bahaya yang pernah dialami; dan Tidak ada
perilaku atau kebiasaan yang membahayakan selama hamil.
8) Persalinan
(1) Kala I : Berlangsung selama kurang lebih 8 jam dan tidak ada penyulit.
(2) Kala II : Berlangsung selama kurang lebih 5 menit, bayi lahir pukul
17.05 WITA, tangis kuat dan gerak aktif.
(3) Kala III : Berlangsung kurang lebih 5 menit, plasenta lahir lengkap.

xxxvi
(4) Kala IV : Berlangsung selama 2 jam post partum, hasil pemantauan
semuanya dalam batas normal.
9) Nifas Sekarang
(1) Ibu : Kondisi ibu saat ini baik dan tidak ada keluhan.
(2) Bayi : Kondisi bayi ibu saat ini baik, bergerak aktif, dan tidak ada
keluhan.
10) Riwayat Laktasi Sekarang
Ibu menyusui bayinya secara on demand.
11) Riwayat Bio-Psiko-Sosial Spiritual
(1) Biologis
a. Bernafas : Ibu tidak ada keluhan pada saat bernafas.
b. Nutrisi : Ibu makan 3-4 kali sehari, porsi sedang,
komposisi bervariasi, minum 6-8 gelas sehari,
dan tidak ada keluhan.
c. Eliminasi : Ibu BAK 3-4 kali sehari, warna kuning jernih,
BAB 1 kali warna kekuningan konsistensi
lembek, dan tidak ada keluhan.
d. Istirahat Tidur : Ibu tidur malam 7-8 jam dan tidur siang 1 jam
serta tidak ada keluhan.
e. Aktivitas : Ibu beraktivitas seperti mengurus bayi dan
pekerjaan rumah.
f. Personal Hygiene : Ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 3 kali seminggu, ganti pakaian dalam
saat mandi, basah, dan kotor.
g. Perilaku Seksual : Ibu belum melakukan hubungan seksual.
(2) Psikologis
a. Perasaan Ibu Saat Ini :
Ibu saat ini merasa senang karena kondisinya dan bayinya dalam
keadaan normal.
b. Penerimaan Terhadap Kelahiran Saat Ini :

xxxvii
Ibu dapat menerima perannya sebagai seorang ibu.
(3) Sosial
a. Hubungan Suami dan Keluarga serta Pengambil Keputusan :
Ibu mengatakan hubugan suami dan keluarga baik serta pengambilan
keputusan dilakukan secara musyawarah dengan keluarganya.
b. Budaya dan Adat Istiadat yang Mempengaruhi Masa Nifas dan Bayi :
Ibu mengatakan tidak ada budaya dan adat istiadat yang
mempengaruhi masa nifas dan bayi.
(4) Spiritual
Ibu mengatakan tidak ada kegiatan spiritual yang membahayakan atau
mempengaruhi masa nifasnya.
12) Pengetahuan
Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas, cara menyusui
dengan benar, cara merawat payudara, dan cara merawat bayinya.
13) Perencanaan KB
Ibu berencana menggunakan metode KB Implant.

3.2 Data Obyektif

Hari, Tanggal : Rabu, 12 Oktober 2022


Pukul : 08.20 WITA
1) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan Umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) Keadaan Emosi : Stabil

2) Tanda-Tanda Vital
(1) TD : 120/70 mmHg
(2) Nadi : 84 kali/menit
(3) Pernapasan : 20 kali/menit
(4) Suhu : 36,40C

xxxviii
3) Antropometri
(1) BB Sekarang : 63,7 Kg
(2) BB Sebelumnya : 63,4 Kg
(3) TB : 155 Cm
4) Pemeriksaan Fisik
(2) Kepala
a. Rambut : Tidak rontok, bersih
b.Telinga : Simetris, tidak ada serumen
c. Mata : Simetris, sklera putih, dan konjungtiva
merah muda
d.Hidung : Bersih dan tidak ada napas cuping hidung
e. Bibir : Lembab dan kemerahan
f. Mulut dan gigi : Tidak ada karies gigi dan tidak ada gusi
berdarah
(3) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
tiroid
(4) Dada : Tidak ada retraksi otot dada, weezing, dan
recting
(5) Payudara
a. Bra : Bersih dan menopang payudara
b. Payudara : Areola hiperpigmentasi dan putting
menonjol
(6) Abdomen
a. Dinding Abdomen : Terdapat striae albican dan linea nigra
b. Kandung Kemih : Tidak penuh
c. Uterus : TFU tidak teraba
d. Diastasis Recti : Tidak ada
e. CVAT : Tidak ada
(7) Anogenital
a. Vulva dan Vagina : Terdapat pengeluaran lochea
serosa, tidak ada oedema

xxxix
b. Perineum : Jahitan terpaut, kering tidak ada
infeksi, dan tidak ada oedema
c. Anus : Tidak ada haemoroid
(8) Ekstremitas
a. Atas : Simetris, tidak ada sianosis, dan
tidak ada oedema
b. Bawah : Simetris, tidak ada sianosis, tidak
ada oedema, dan tidak ada varises
5) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

3.3 Analisa

1) Diagnosa : P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari


dengan Laserasi Perineum Grade II
2) Masalah : Tidak ada

3.4 Penatalaksanaan

1) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu


saat ini baik. Ibu sudah mengetahui mengenai kondisinya saat ini.
2) Melakukan informed consent tentang asuhan yang akan dilakukan
selanjutnya berupa tindakan dan KIE. Ibu sudah setuju dengan asuhan
yang akan dilakukan selanjutnya.
3) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada ibu nifas yaitu perdarahan
dari alat genetalia yang bertambah banyak lebih dari darah haid, sampai 2
kali ganti pembalut dalam ½ jam pengeluaran darah dari vagina yang
baunya busuk (lochea purulenta); rasa sakit di bagian bawah abdomen atau
punggung; rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau
masalah penglihatan; pembengkakan di muka dan tangan; demam,
muntah, rasa sakit waktu BAK; payudara yang berubah menjadi merah,
panas, dan nyeri; kehilangan nafsu makan yang lama; rasa sakit, merah,

xl
lunak, pembengkakan di kaki; merasa sangat sedih dan tidak mampu
mengasuh sendiri bayi dan diri sendiri; serta menganjurkan ibu untuk
segera memeriksakan diri ke bidan, puskesmas, atau ke RS jika mengalami
tanda bahaya agar mendapatkan penanganan segera. Ibu sudah mengerti
dengan penjelasan bidan dan mampu mengulangi penjelasan yang
diberikan oleh bidan.
4) Menganjurkan ibu agar senantiasa menjaga pola kebersihan diri yang bisa
dilakukan seperti mandi setiap minimal 2 kali sehari, menjaga perineum
agar tetap dalam keadaan bersih dan kering, serta menjaga agar area bekas
jahitan tetap kering untuk mencegah terjadinya infeksi. Ibu sudah mengerti
dengan penjelasan yang telah diberikan dan bersedia untuk melakukannya.
5) Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan istirahat ibu nifas agar
dapat tidur cukup yaitu kurang lebih 8 jam dalam sehari, karena istirahat
yang kurang pada ibu nifas dapat mempengaruhi produksi ASI serta
kondisi psikologis ibu yang akan berpengaruh ke kondisi bayi. Ibu sudah
mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan bersedia untuk
melakukannya.
6) Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi ibu nifas dengan
memberikan gizi yang cukup dan seimbang bagi ibu berupa tambahan 500
kalori dan kebutuhan cairan sedikitnya 3 liter setiap hari agar tetap
terhidrasi dan dapat meningkatkan sistem imun pada ibu nifas, serta ibu
dianjurkan untuk minum tablet tambah darah minimal 40 dan kapsul
vitamin A sebanyak 2 kali. Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang
telah diberikan dan bersedia untuk melakukannya.
7) Mengingatkan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif pada bayinya dan
menganjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan
ketika bayi sudah merasa lapar. Ibu bersedia mngikuti anjuran yang
diberikan.
8) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan bayinya
yaitu pada rentang waktu nifas hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 untuk
melakukan kunjungan nifas keempat (KF 4) atau ibu bisa datang ke

xli
pelayanan kesehatan apabila terdapat keluhan pada ibu maupun bayi. Ibu
sudah mengerti dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang sesuai
dengan waktu yang telah disepakati.
9) Melakukan pendokumentasi mengenai asuhan yang sudah dilakukan.
Pendokumentasian sudah dicatat di buku KIA, rekam medis, dan register
nifas.

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil dan teori yang mendukung
diantara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini dari penulis sebagai
pendamping klien yang melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “EP” di
Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan. Dalam menjelaskan kesenjangan itu

xlii
digunakan langkah-langkah manajemen kebidanan yaitu subjektif, objektif,
analisa data, dan penatalaksanaan.
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan dan
pemecahan masalah yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif, dan efisien khususnya
pada masa nifas dan menyusui.
Maka dari itu, setelah dilakukan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’
Umur 29 Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di
Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”, penulis
akan membahas kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan kenyataan
yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian data subyektif, pengkajian data
obyektif, analisa, serta penatalaksanaan dan evaluasi yang penulis uraikan sebagai
berikut :
4.1 Data Subyektif

Data subjektif adalah data yang didapatkan melalui hasil wawancara langsung
dengan pasien (anamnesa) dan bisa juga didapatkan melalui buku KIA dan rekam
medis pasien. Terdiri dari identitas, alasan memeriksakan diri, keluhan utama.
Hasil pengkajian yang didapatkan yaitu Ny.”EP” umur 29 tahun, alamat Banjar
Dinas Penebel Kelod, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Ibu mengatakan saat ini datang ke Puskesmas untuk melakukan kontrol nifas hari
ke-12 (Kunjungan Nifas Ketiga / KF3) dan ibu ingin memeriksakan kondisi luka
bekas jahitan perineumnya.
Berdasarkan teori data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat
ditentukan oleh perawat atau bidan secara independen tetapi melalui suatu
interaksi atau komunikasi data subyektif tersebut. Menurut Sulistyawati (2015)
yang harus dikaji pada data subyektif adalah biodata klien, alasan datang dan
keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat pernikahan, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan persalinan dan nifas lalu, riwayat kehamilan sekarang,
persalinan, nifas sekarang, riwayat laktasi sekarang, riwayat bio-psiko-sosial
spiritual, pengetahuan serta perencanaan KB.

xliii
Pada kasus dapat dikaji bahwa ibu tengah melakukan Kunjungan Nifas
Ketiga (KF 3), yang mana ibu saat ini berada pada fase nifas hari ke-12 setelah
persalinan. Menurut Kemenkes RI 2020, Kunjungan Nifas (KF) dibagi menjadi
empat kunjungan, yaitu :
1. Kunjungan Nifas Pertama (KF 1), pada 6 jam sampai 2 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Pemantauan jumlah darah yang keluar.
c. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian kapsul vitamin A.
f. Pemberian tablet tambah darah atau SF / Fe.
g. Pelayanan KB pasca persalinan.
2. Kunjungan Nifas Kedua (KF 2), pada 3 hari sampai 7 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
b. Pemantauan jumlah darah yang keluar.
c. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian tablet tambah darah atau SF / Fe.
f. Pelayanan KB pasca persalinan.
3. Kunjungan Nifas Ketiga (KF 3), pada 8 hari sampai 28 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni sama dengan KF 2.
4. Kunjungan Nifas Keempat (KF 4), pada 28 hari sampai 42 hari setelah
persalinan, asuhan yang dilakukan yakni sama dengan KF 2 dan KF 3.
Dari data ini sudah ada perbandingan antara asuhan yang diberikan dengan
teori yang ada. Pada kasus yang didapat dan teori yang ada tidak terdapat
kesenjangan antara kasus dengan teori.

4.2 Data Obyektif

xliv
Pada kasus ini, data fokus yang dapat dikaji yakni dilakukan pemeriksaan
fisik lengkap dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi dengan hasil keadaan
ibu baik, keadaan umum baik, kondisi emosi stabil, tekanan darah 120/70 mmHg,
Nadi : 84 kali/menit, suhu : 36,40C, antopometri berat badan : 63,7 Kg, berat
badan sebelumnya 63,4 Kg, tinggi badan : 155 Cm. Pada pemeriksaan fisik hasil
dalam batas normal.
Berdasarkan data yang harus dikaji pada data obyektif hasilnya yakni TTV
dalam batas normal, pemeriksaan fisik pada bagian kepala rambut : tidak rontok,
bersih, telinga : simetris, tidak ada serumen, mata : simetris, sklera putih dan
konjungtiva merah muda, hidung : bersih dan tidak ada napas cuping hidung, bibir
: lembab dan kemerahan, mulut dan gigi : tidak ada karies gigi dan tidak gusi
berdarah, leher, dada serta payudara dalam batas normal. Abdomen terdapat striae
albicans dan linea nigra, kandung kemih tidak penuh, anogenital pada vulva dan
vagina : terdapat pengeluaran lochea serosa, tidak ada oedema, perineum : jahitan
terpaut, kering, tidak ada infeksi, dan tidak ada oedema, serta anus : tidak ada
haemoroid, ekstremitas : atas tidak ada sianosis dan oedema serta ekstremitas
bawah tidak ada oedema, tidak ada sianosis, dan tidak ada varises.
Pada kasus dapat dikaji bahwa terdapat luka laserasi grade II pada perineum
ibu. Menurut Wulandari (2017), disebutkan bahwa perineum akan menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi dan tampak terdapat
robekan jika dilakukan episiotomi yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2
minggu. Pada kasus terlihat bahwa luka jahitan perineum ibu tampak terpaut dan
kering sehingga dari sana sudah terlihat tanda-tanda penyembuhan luka yang
sudah hampir menyatu secara menyeluruh.
Dari data ini sudah ada perbandingan antara asuhan yang diberikan dengan
teori yang ada. Pada kasus yang didapat dan teori yang ada tidak terdapat
kesenjangan antara kasus dengan teori.

4.3 Analisa

Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif dapat diambil analisa data
pada kasus ini yaitu Ny “EP” P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12

xlv
Hari dengan Laserasi Perineum Grade II di Puskesmas Penebel I, Kabupaten
Tabanan. Analisa tersebut diperoleh dari pengkajian data subyektif dan obyektif
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Varney (2012).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkungan
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang
dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa dan masalah
berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan.
Dalam penegakkan diagnosa ini sudah adanya perbandingan antara teori yang
ada dengan asuhan dari data yang telah dikumpulkan. Jadi, dari diagnosa dan
masalah yang ditegakkan dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan dengan teori.

4.4 Penatalaksanaan

Dalam penatalaksanaan “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur
29 Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas
Penebel I, Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022” diberikan asuhan yang
sesuai dengan rencana asuhan yang sudah dirancang sesuai dengan diagnosa,
masalah asuhan, serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien saat
diberi asuhan. Dalam penatalaksanaan kasus ini dapat meliputi :
1) Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu
saat ini baik.
2) Melakukan informed consent tentang asuhan yang akan dilakukan
selanjutnya berupa tindakan dan KIE.
3) Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya pada ibu nifas.
4) Menganjurkan ibu agar senantiasa menjaga pola kebersihan diri.
5) Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan istirahat ibu nifas.
6) Memberikan KIE kepada ibu mengenai kebutuhan nutrisi ibu nifas.
7) Mengingatkan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.
8) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan bayinya.
9) Melakukan pendokumentasi mengenai asuhan yang sudah dilakukan.
Dalam menyusun rencana asuhan secara menyeluruh harus mengacu kapada
diagnosa, masalah asuhan, serta kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi klien

xlvi
saat diberi asuhan berdasarkan teori menurut Varney (2012).
Pada langkah ini Bidan melaksanakan tindakan secara langsung yang telah
direncanakan pada langkah sebelumnya, baik yang bersifat antisipasi, tindakan
segera, support, kolaborasi, bimbingan, konseling, pemeriksaan, dan follow up.
Pada penatalaksanan yang diberikan pada ibu sudah ada perbandingan teori
dan asuhan yang diberikan, yang mana tidak ada kesenjangan antara asuhan yang
diberikan dengan teori yang ada dan sudah sesuai dengan teori dari beberapa
sumber yang ada.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai


berikut. Pada kesimpulan ini berisi jawaban atas rumusan masalah dan tujuan
khusus asuhan yang telah ditentukan, yaitu :
1. Data Subyektif
Penulis telah mampu menentukan data subyektif dalam melakukan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus

xlvii
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
2. Data Obyektif
Penulis telah mampu menentukan data obyektif dalam melakukan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
3. Analisa
Penulis telah mampu menentukan analisa dalam melakukan “Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus Spontan
Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten
Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.
4. Penatalaksanaan
Penulis telah mampu melakukan penatalaksanaan dalam melakukan
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29 Tahun P3A0 Partus
Spontan Belakang Kepala Nifas 12 Hari di Puskesmas Penebel I,
Kabupaten Tabanan, Tanggal 12 Oktober 2022”.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Dengan melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui ini,
diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
pembuatan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui sehingga untuk
selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui
dengan lebih baik dan benar serta dapat memberikan asuhan dengan baik pada ibu
nifas yang dibina.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

xlviii
Dengan pelaksanaan praktik yang dilakukan oleh mahasiswa ini, diharapkan
institusi pendidikan dapat memberikan bimbingan dan pengalaman baru bagi
mahasiswa, sehingga disini teori yang telah diberikan sebelumnya dapat
diterapkan pada klien secara langsung yang dalam laporan ini diterapkan pada
asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui serta institusi pendidikan dapat
menciptakan generasi penerus yang berkompeten dalam bidangnya.

5.2.3 Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan bagi tempat pelayanan kesehatan untuk mempertahankan


pelayanan yang sudah ada sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

5.2.4 Bagi Masyarakat


Diharapkan bagi ibu yang memiliki pengetahuan-pengetahuan baru dalam
kebidanan khususnya dalam perawatan kesehatan bagi ibu nifas dapat berbagi
informasi terkait materi dalam laporan ini. Hal tersebut dapat membantu tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam berbagi informasi terbaru mengenai asuhan
pada masa nifas dan menyusui.

DAFTAR PUSTAKA

Asih & Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Pada Masa Nifas dan Menyusui.
Jakarta: CV. A. Yusari, Trans Info Media.
Astria, M. 2021. Asuhan Kebidanan Nifas. Bandung : Politeknik Kesehatan
Bandung.
Dewi & Sunarsih. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pelayanan ANC Terpadu. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Penny, Janet, Ann. 2018. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Bayi. Jakarta
: Arcan
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2017. Hasil Riset Kesehatan RI. Jakarta :
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Saleha. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

xlix
Sari & Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta
: Buku Mahasiswa Kesehatan.
Syamsul & Sukfitrianty. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Teknik
Menyusui pada Ibu di Puskesmas Pattallassang Kabupaten Takalar.
Makassar : Published thesis for University Alauddin.
Wulandari D. 2017. Perubahan Fisiologis pada Ibu Nifas & Kebutuhan Ibu Nifas.
Purwokerto : Published thesis for University Muhammadiyah.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsultasi

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
Alamat : Jl. Bisma Barat No.25.A
Tlp.(0362)7001042 , Fax (0362) 2134 Kode Pos 81117

LEMBAR KONSULTASI LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : Ketut Mas Anjali

l
NIM : 2006091016
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29
Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12
Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan,
Tanggal 12 Oktober 2022
Hari/Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf
Pembimbing

Tabanan,
Pembimbing Praktik,

Ni Made Karnadi, A.Md.Keb.


NIP. 19720515 199301 2 003

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
Alamat : Jl. Bisma Barat No.25.A
Tlp.(0362)7001042 , Fax (0362) 2134 Kode Pos 81117

LEMBAR KONSULTASI LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : Ketut Mas Anjali


NIM : 2006091016

li
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29
Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12
Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan,
Tanggal 12 Oktober 2022
Hari/Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf
Pembimbing

Singaraja,
Pembimbing Institusi I,

Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini, S.ST., M.Keb.


NIP. 19861227 201903 2 006

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
Alamat : Jl. Bisma Barat No.25.A
Tlp.(0362)7001042 , Fax (0362) 2134 Kode Pos 81117

LEMBAR KONSULTASI LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : Ketut Mas Anjali


NIM : 2006091016

lii
Judul Laporan : Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. ‘Ep’ Umur 29
Tahun P3A0 Partus Spontan Belakang Kepala Nifas 12
Hari di Puskesmas Penebel I, Kabupaten Tabanan,
Tanggal 12 Oktober 2022
Hari/Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi Paraf
Pembimbing

Singaraja,
Pembimbing Institusi II,

Made Mahaguna Putra, M.Kep.


NIP. 19930217 202203 1 006

liii

Anda mungkin juga menyukai