ABIGAEL KRISTINA
042020091
Oleh
ABIGAEL KRISTINA
042020091
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
ABIGAEL KRISTINA
042020091
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Kebidanan
Samsinar ,S.ST.,M.Kes
NIDN.0919078901
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
OLEH
ABIGAEL KRISTINA
Telah dipertahankan di depan panitia ujian proposal skripsi
Pada tanggal 25 agustus 2022
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Tim penguji
1 : Dr. Hj.Nurhaeni Asiz, S.Kp.,M.Kes (…...………)
Mengetahui
Dekan Ketua
Fakultas Kesehatan
Prodi Studi S1 Kebidanan dan
Profesi Bidan Institut Kesehatan
dan Bisnis Kurnia Jaya Persada
iv
KATA PENGANTAR
5. Bd. Kristina Sakke, Bidan-Bidan Desa dan Seluruh Keluarga Besar PKM
Ponrang Selatan atas bimbingan dan dukungannya selama mengerjakan
Tugas ini
Akhir kata, peneliti berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak.
Palopo,
ABIGAEL KRISTINA
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABELiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................3
1. Tujuan Umum...........................................................................3
2. Tujuan Khusus.........................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................4
2. Bagi Masyarakat.....................................................................4
BAB II................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................5
2. Manfaat ASI..............................................................................5
vi
4. Langkah- Langkah keberhasilan pemberian ASI………...9
1. Pengertian IMD...............................................................18
Dini........................................................................................21
1. Pengertian Hipotermi.............................................................23
3. Manifestasi Klinis…………………………………………….24
4. Klasifikasi……………………………………………………..25
5. Komplikasi…………………………………………………….26
6. Penatalaksaan………………………………………………..26
BAB III............................................................................................................. 27
KERANGKA KONSEP...................................................................................27
A. Kerangka Konsep.......................................................................27
B. Kerangka Teori...........................................................................27
C. Identifikasi Variabel………………………………………………28
vii
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif………………………28
E. Hipotesis Penelitian……………………………………………….30
BAB IV............................................................................................................. 31
METODE PENELITIAN.................................................................................31
D. Pengumpulan Data....................................................................33
F. Pengujian Hipotesis...................................................................35
G. Etika Penelitian..........................................................................35
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………ix
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fund (UNICEF) tahun 2018 bahwa di Indonesia tercatat angka kematian bayi
masih tinggi yaitu 22% dari kematian bayi di seluruh dunia. Sedangkan
2017, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2015 sebesar 32 per 1.000
kelahiran hidup.
Penurunan kematian bayi dan ibu telah menjadi tujuan utama untuk
kepada bayi untuk mencari dan menghisap sendiri ASI pada payudara ibu
serta membiarkan kontak kulit ibu ke kulit bayi dalam satu jam pertama pada
dapat dihindari.
lahir pada dada atau perut ibu agar bayi secara alami dapat mencari sendiri
sumber air susu ibu atau ASI dan mulai menyusu. Bayi akan mendapatkan
1
2
setelah kelahiran. Namun 87% bayi hanya diletakkan dengan durasi kurang
dari 30 menit, padahal IMD yang tepat harus dilakukan minimal 1 jam atau
Adalah 446, dan yang Melakukan IMD Adalah 411 (92,15%). Hal ini
menunjukkan bahwa IMD terlaksana dengan baik, karena Ibu Hamil Sudah
IMD. Ini juga diduga menjadi salah satu alasan kepedulian ibu terhadap
pentingnya pelaksanaan IMD pada saat persalinan Selain Persiapan Yang Lain
mendapatkan kehangatan secara alami dari kontak kulit ibu dengan kulit bayi.
Bayi dibiarkan mencari sendiri putting susu ibu. Hentakan kepala bayi ke dada
ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu ibu, emutan dan jilatan bayi pada
(Roesli, 2017).
B. Rumusan Masalah
2022?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2022.
2. Tujuan Khusus
2022.
4
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ASI
ASI (Air Susu Ibu) adalah susu yang diproduksi seorang ibu untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum bisa
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Haryono dan
Setianingsih, 2014).
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein. Laktosa dan
ASI adalah nutrisi pokok bagi bayi yang berusia 0-6 bulan untuk
2. Manfaat ASI
5
6
memenuhi semua kebutuhan pada bayi. ASI adalah suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam organik yang disekresi oleh
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi.
a. Protein
tinggi. Kadar methiolin dalam ASI lebih rendah sedangkan susu sapi
b. Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI lebih tinggi dari susu sapi. Karbohidrat pada
ASI yang utama adalah laktosa dan galaktosa yang berperan penting
c. Lemak
Lemak dalam ASI bentuk emulsi yang sempurna. Kadar asam lemak
tak jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih besar dari susu sapi. Asam lemak
d. Mineral
ibu. Fe dan Ca tidak dipengaruhi oleh pola diet ibu. Garam organik
yang ada dalam ASI yaitu Kalsium, kalium dan natrium. Kalsium
e. Air
Kira-kira 80% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-
f. Vitamin
a. Kolostrum
terdapat dalam alfeoli dan ductus dari kelenjar payudara sebelum dan
b. ASI Transisi/peralihan
Cairan susu yang keluar dari payudara ibu srelah masa kolostrum hari
dengan konsentrasi yang lebih rendah dari kolostrum, serta lemak dan
c. ASI matang
Cairan yang keluar dari payudara ibu setelah masa ASI transisi.
ASI, air 88 gr, lemak 4-8 gr, protein 1,2 -1,6 gr, karbohidrat 6,5 -7 gr,
Tabel 1
Komposisi kandungan ASI
Kandungan Kolostrum Transisi Asi Matur
Energi (kg /kla) 57.0 63.0 65.0
Laktosa (gr/100 ml) 6.5 6.7 7.0
Lemak (gr/100 ml) 2.9 3.6 3.8
Protein (gr/100 ml) 1.195 0.965 1.324
Mineral (gr/100 ml) 0.0 0.3 02.
Imunoglobulin
Ig A (mg/100 ml) 335.9 - 119.6
Ig G (mg/100 ml) 5.9 - 2.9
Ig M (mg/100 ml) 17.1 - 2.9
Lisosim (mg/100 ml) 14.2-16.4 - 24.3-27.5
Loktoferin 420-520 - 250-270
4. Langkah- Langkah Keberhasilan Pemberian ASI
susu.
10
satu didepan.
payudara.
d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu
mulut atau.
5) Menyendawakan bayi.
kepala.
payudara.
reflek).
mengelus-elus bayi.
lengan bayi.
Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan letih sering dilatih
yang bersih.
Kuning dini terjadi pada bayi usia antara 2 – 10 hari. Bayi kuning lebih
sering terjadi dan lebih berat kasusnya pada bayi-bayi yang tidak
kuning bila kadar bilirubin serum mencapai kira-kira 2 mg/100 ml, tetapi
pada bayi baru lahir jarang terjadi sebelum mencapai kadar 5 mg/100 ml.
Untuk mencegah agar warna kuning tidak lebih berat bayi jelas
15
menyusui segera setelah bayi lahir dan susui bayi sesering mungkin tanpa
e. Bayi kembar.
Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui adalah dengan posisi
f. Bayi sakit
Sebagian kecil sekali dari bayi yang sakit, dengan indikasi khusus tidak
g. Bayi sumbing
2. Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu
bayi untuk mendapatkan cukup ASI. Ibu jari dapat dipakai sebagai
penyumbat celah pada bibir bayi bila bayi mempunyai sumbing pada
atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan
sempurna.
16
Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat melaksanakan laktasi
dengan sempurna, karena lidah tak sanggup memegang puting atau areola
dengan baik. Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi
segera setelah bayi dapat menangkap puting dan areola dengan benar.
Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu
pada ibu, baiknya bila ada fasilitas, ibu ikut dirawat agar pemberian ASI
tetap dapat dilanjutkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan pada ibu
untuk kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam termos es.
isap yang berbeda-beda. Beberapa bayi puas setelah menyusu selama lima
sampai sepuluh menit, sedangkan yang lainnya butuh waktu lebih lama.
penting dari durasi menyusu, penting bagi anda untuk membiarkan bayi
lainnya, jika perlu. Ini akan membuat bayi mendapatkan hind mik, yang
Bayi yang baru lahir perlu menyusu dengan sangat teratur tetapi frekuensi
menyusunya akan menurun dalam satu atau dua minggu. Tidurkan bayi
disamping anda pada malam hari sehingga bayi bisa menyusu saat anda berbaring
miring. Menyusu pada malam hari ketika bayi menginginkannya sangat penting
bagi produksi ASI karena pengeluaran prolaktin lebih tinggi pada malam hari
2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
1. Pengertian IMD
bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah
lahir, cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the
dalam 1 tahun, empat juta berusia 18 hari meninggal. Jika semua bayi
satu jam maka satu juta nyawa bayi ini dapat diselamatkan (Roesli,
2018).
a. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain
kering.
b. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong lalu
diikat.
19
bayi.
kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu (bonding) untuk
menjadi perinium.
diberi suntikan vitamin K dan kadang diberi tetes mata (Roesli, 2018)
dianjurkan.
g. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain
kering.
kedua tangannya.
j. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak
l. Setelah bayi merasa lebih tenang, maka secara otomaris kaki bayi
dengan mencium tangannya. Bau tangan bayi sama dengan bau air
ketuban, yang juga sama dengan bau di wilayah sekitar puting ibu.
n. Setelah itu, bayi akan mulai mengisap-isap puting susu ibu yang
bisa keluar.
diantaranya adalah :
e. IMD dan HSI ekslusif membuat bayi lebih sehat, cerdas dan salah.
(IMD)
Mengapa kontak antara kulit baru dengan ibunya saat dilakukan sangat
akibat kedinginan.
lebih tenang dan terhindar dari stres sehingga pernapasan dan detak
c. Bayi tidak terkena bakteri dari tempat orang lain. Bakteri yang
didapat dari ibu tidak berbahaya karena bayi telah memperoleh dari
ASI, bakteri baik tersebut membuat kolom di usus dan kulit bayi
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan
sang ibu. Menakjubkan Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam
2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lebih untuk segera menyusui bayinya tidak
benar
22
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah
lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kuli ke kulit saat bayi menyusu dini
Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau
membahayakan bayi.
tidak benar
23
kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
selesai.
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat
obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi
dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada
saat itu.
10) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi - tidak benar
1. Pengertian
Hipotermia adalah penurunan suhu inti tubuh menjadi >35˚C (95 ˚F)
2014).
menjadi :
a. Hipotermia primer
b. Hipotermia sekunder
1) Penyakit endokrin
2) Penyakit kardiovaskuler
3) Penyakit neurologis
4) Obat-obatan
3. Manifestasi Klinis
4. Klasifikasi
a. Derajat 1
b. Derajat 2
c. Derajat 3
2) Edema lokal
5. Komplikasi
Respon pertama tubuh untuk menjaga suhu agar tetap normal adalah
6. Penatalaksanaan
skon contac.
c. Membedong bayi.
A. Kerangka teori
variabel lain. Nama lain variabel independent adalah variabel bebas, risiko,
variabel dependent berubah akibat perubahan pada variabel bebas. Nama lain
variabel dependent adalah variabel terikat, efek, hasil, outcame, respon, atau
B. Kerangka Konsep
Keterangan
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Pengaruh
27
28
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel independent
2. Variabel dependent
dibiarkan langsung
mencari menyusui
(tidak Kurang :
disodorkan ke Dikatakan
apabila
apabila bayi
tidak bisa
langsung
menyusui
ke puting
ibu
hingga di apabila
berfungsi. kurang
apabila
apabila
suhu bayi
dibawa
suhu
normal
30
E. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
September 2022.
1. Populasi
(Riyanto, 2019). Pada penelitian ini populasinya adalah bayi baru lahir
31
32
2. Sampel
a. Besar Sampel
(Nursalam, 2013) :
N
n= 2
1+ N (d)
Keterangan:
N :jumlah sampel
N : jumlah populasi
b. Sampling
c. Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eklusi
yang diinginkan didapatkan melalui dua jenis sumber data yaitu (Sumantri,
2019):
1. Data Primer
bukti-bukti atau saksi utama dari kejadian (fenomena) objek yang diteliti
2. Data Sekunder
1. Editing data
terhadap koisoner. Tujuan dari editing ini adalah untuk meastikan bahwa
data yang diperoleh yaitu koisonernya semua telah diisi, relevan dan
2. Coding data
34
3. Skoring data
memenuhi syarat (MS) jika jumlah variabel lebih dari 70 % dari jumlah
total dan tidak memenuhi syarat (TNS) jika total skor masing-masing
4. Procesing
memproses data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara
5. Cleaning
F. Pengujian Hipotesis
G. Etika Penelitian
permohonan ijin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini kepala
3. Confidential (rahasia)
lainnya. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A., Alim, A., & Sari, N. P. 2016. Pemberian Inisiasi Menyusu Dini
Pada
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_AA46E7FA-90A3-
46D9-BDE6-CA6111248E94_.pdf
Fikawati, S., & Syafiq, A. 2003. Hubungan antara menyusui segera ( immediate
Juniriana, R. 2016. Penyakit Balita dan Anak. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka.
Jakarta:
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Menyusui
ix
Dini di RS Swasta an Rumah Sakit Pemerintah di Jakarta, 31–44. Notoadmojo.
Rineka cipta.
Rineka Cipta.
2013.
content/uploads/downloads/2013/08/Permenkes-No.-15-th-2013-ttg-
Fasilitas-Khusus-Menyusui-dan-Memerah-ASI.pdf
Sandra Fikawati, Ahmad Syafiq, K. K. 2015. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta.
dengan Pemberian ASI pada bayi umur 6-12 bulan di BPM Kusni Sri
Ed.).
x
Timpanometri. 2017. Universitas Sumatera Utara, (36).
World Health Organization. 2003. Global strategy for infant and young child
tentang ASI dengan lama pemberian ASI Ekkslusif pada Balita 6-24 bulan
Penelitian .
xi
Kuisioner Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Pencegahan Hipotermi
A. Demografi
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Benar Salah
6 bulan)
hangat.
tubuh bayi.
C. Demografi
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
c. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu / dada ibu, akan
b. Bayi yang telah menyusu dini akan mudah menyusu kemudian dan
a. 1 jam
b. b. 2 jam
c. >2 jam
b. IMD dapat meningkatkan ikatan kasih saying antara ibu dan anak
c. Semua benar
a. Hitam
b. Putih
a. Cairan yang kaya akan zat gizi dan berguna untuk kekebalan tubuh bayi
10. Apakah ASI yang pertama kali keluar lebih banyak mengandung
a. Ya
b. Tidak