Anda di halaman 1dari 67

G3P0A2 HAMIL 12 MINGGU JTH INTRAUTERIN

DENGAN ABORTUS IMMINENS


& RIWAYAT RECURRENT PREGNANCY LOSS

Disusun oleh :
dr. Catri Dwi Utari Pramasari

Pembimbing : dr. Bertha Octarina, Sp.OG


Pendamping : dr. Vivin J. Susilo
dr. Rahmaniah

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RSUD DR. H. MOHAMMAD RABAIN MUARA ENIM
2018
BAB I BAB II
PENDAHULUAN STATUS PASIEN

OUTLINE

BAB III BAB IV


TINJAUAN PUSTAKA PEMBAHASAN
PENDAHULUAN

• (SDKI) 2012 menunjukkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar


Angka Kematian Ibu 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar 34 per
1000 kelahiran hidup.

• Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup di luar kandungan, sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
Abortus gram.
• Kejadian abortus spontan 15-20% dari semua kehamilan  bisa
hingga 50 %.

• Abortus dibagi menjadi dua, yaitu spontan dan provokatus


• Abortus spontan dibagi menjadi imminens, insipien, inkomplit,
Jenis Abortus komplit, habitualis, dan infeksiosa/septik.
• Abortus provokatus dibagi menjadi dua, yaitu medisinalis &
kriminalis
rb
PENDAHULUAN

Recurrent • Abortus berulang adalah kejadian Tugas Utama Dokter


Pregnancy keguguran paling tidak sebanyak dua di Fasyankes primer
kali atau lebih berturut-turut pada usia
Loss = Abortus kehamilan kurang dari 20 minggu dan
Habitualis atau berat janin kurang dari 500 gram

Recurrent • Angka kejadian abortus berulang


Pregnancy diperkirakan akan dialami sekitar 0,3- Mendeteksi keadaan-keadaan
0,4 % pasangan  faktanya bisa pasien yang membutuhkan
Loss = Abortus intervensi segera
mencapai 1-2% pasangan.
Habitualis

Recurrent • Penyebab terjadinya abortus & abortus


Pregnancy berulang sama, etiologinya bisa faktor
Loss = Abortus fetus, faktor anatomi, faktor ibu hingga
faktor lingkungan. Terlambat dalam mendiagnosa
Habitualis dapat mengakibatkan
berlangsungnya proses abortus
& prognosis kedepan untuk
berhasil kehamilan semakin kecil.
STATUS PASIEN
IDENTIFIKASI
• Nama : Ny. RW
• Umur : 39 tahun
• Alamat : Desa Tegal Rejo, Lawang Kidul
Kecamatan Tanjung Enim
• Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• MRS : 13/12/2017
• No. RM : 220701
ANAMNESIS
(Tanggal 14/12/2017, Pukul 12.00 WIB)

Keluhan Utama
Keluar flek dari kemaluan
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 hari SMRS pasien mengeluh keluar darah dari kemaluan. Flek
berwarna merah kehitaman banyaknya 2 kali ganti pembalut. Pasien juga
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah & mules, keluar air-air (-),
dan hamil dengan darah tinggi (-). Riwayat keluar jaringan seperti hati
ayam disangkal. Riwayat keluar jaringan seperti mata ikan disangkal.
Riwayat trauma disangkal. Riwayat minum jamu disangkal. Riwayat
minum obat-obatan disangkal. Riwayat perut diurut-urut disangkal.
Riwayat aktifitas kerja berat-berat (-). Riwayat pandangan berkunang-
kunang disangkal. Riwayat payudara tegang (+). Riwayat mual muntah
disangkal. Pasien mengaku hamil muda sudah pernah melakukan test pack
kehamilan hasilnya (+). Riwayat keputihan (+) berwarna putih, bau (+).
Selama ini pasien rutin kontrol kehamilan di Puskesmas.
Con’t..

Keluarga
Riwayat Penyakit Dalam
Riwayat Penyakit Dahulu

• R/ Hipertensi (-)
• R/ Keputihan (-)
• R/ DM (-),
• R/ Hipertensi, DM,
• R/ Keputihan (+), Asma (-),
warna putih &
berbau (+) • R/ Alergi obat atau
makanan tertentu (-)
• R/ Alergi obat atau
makanan tertentu (-) • R/ Keluarga dengan
keluhan keguguran
• R/ Sakit Tiroid (-) berulang (-)
• R/ Sakit Lupus
(SLE) (-)
Con’t..

• Pelihara hewan seperti


Riwayat kucing disangkal
Kebiasaan • Konsumsi alkohol &
Merokok disangkal

• Sedang
Status Sosial
• Gizi Baik
Ekonomi &
Gizi
Con’t..
:
• Menikah, : • Menarche usia 12
• 1 kali lamanya 2 tahun tahun, siklus haid 28
hari, teratur lamanya 5
hari.
• HPHT (17-09-2017)
• TP (25-06-2018)

Status Status
Pernikahan Reproduksi
Status Persalinan
No. Tahun Jenis Anak
Persalinan

1. 2016 - Abortus, usia kehamilan 5


minggu, tidak dilakukan
kuretase

2. 2017 - Abortus, usia kehamilan 5


minggu, tidak dilakukan
kuretase

3. Kehamilan Sekarang
PEMERIKSAAN FISIK
(Tanggal 14/12/2017, Pukul 12.00 WIB)

Status presens
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan darah : 110/80mmHg
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 20 kali/ menit
Temperatur : 36,6oC
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 50 kg
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP (5-2) cmH20, pembesaran KGB (-)
Toraks : simetris
Jantung : HR: 90 x/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : status obstetri dan ginekologi
Genitalia : status obstetri dan ginekologi
Ekstremitas : edema -/-
Status Obstetri & Ginekologi
(Tanggal 14/12/2017, Pukul 12.00 WIB)

• Pemeriksaan Luar
Abdomen cembung, lemas, simetris, massa (-), nyeri tekan
(-), TCB (-), FUT 1/3 diatas simfisis pubis.

• Inspekulo
Portio livide, OUE tertutup, diameter 2cm, fluor (-), fluxus
(+) darah tidak aktif, E/L/P (-)

• Pemeriksaan Dalam
Mukosa licin, Portio lunak, OUE tertutup, Nyeri goyang (-),
AP kanan / kiri lemas, CD tidak menonjol.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 13/12/2017)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 11 mg/dl 12 - 16 mg/dl
RBC 3,44 juta/m3 4,2-4,5 juta/m3
WBC 9,48 x 103/m3 4,5-11 x 103/m3
Ht 31% 36 - 48 %
Trombosit 286.000/m3 150-450/m3
Diff. Count 0/2/80/10/7 0-1/1-6//2-6/50-70/25-40/2-8
Faal Hemostasis
Waktu protombin (PT)
Kontrol 14.70 detik 12-18 detik
Pasien 14.0 detik 12-18 detik
APTT
Kontrol 36.9 detik 27-42 detik
Pasien 32.6 detik 27-42 detik
Uji Kehamilan
Plano test (+) positif
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG
(Tanggal 14/12/2017, Pukul 13.00 WIB)

Interpretasi :
• Tampak janin tunggal hidup
intrauterin
• Ketuban cukup
• Placenta corpus anterior
• Fetal pulse (+), fetal pole (-)
• Subchorionic bleeding

Kesan: Hamil 12-13 Minggu JTH


Intrauterin dengan Subchorionic
Bleeding
DIAGNOSIS BANDING

ABORTUS KEHAMILAN
IMMINENS EKTOPIK

MOLA BLIGHTED
HIDATIDOSA OVUM
DIAGNOSIS KERJA

G3P0A2 Hamil 12 Minggu JTH Intrauterin


dengan Abortus Imminens & Riwayat
Recurrent Pregnancy Loss
Prognosis
IBU
Penatalaksanaan Quo ad vitam & fungsionam :
Dubia ad bonam
1. Bedrest total JANIN :
2. Observasi tanda vital, DJJ, Quo ad vitam & fungsionam :
HIS, dan perdarahan Dubia ad bonam
3. IVFD RL gtt XX/menit
(makro)
4. Hystolan 2 x ½ tablet
5. Utrogestan 2 x 1 tablet
6. Amoxicilin 3 x 500 mg tablet
Pemeriksaan Anjuran
Cek Fungsi Tiroid (T3,T4 dan TSH serta antibodi antitiroid)

Cek BSS, BSN & BSPP

Cek kadar BHCG

Pemeriksaan USG Transvaginal, Histerosalpingografi


diikuti dengan histeroskopi atau laparoskopi

Tes Antibodi Antifosfolipid

Kultur sekret serviks

Analisis kromosom  metode Chorionic Villi Sample (CVS)


dengan amniosintesis
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Organ Reproduksi Interna

1. Uterus
Uterus dibagi menjadi 4 bagian, yaitu fundus uteri, korpus uteri, istmus uteri &
servix uteri.
2. Tuba Falopii
Tuba uterina berfungsi menghubungkan ovarium dan uterus.
Fertilisasi terjadi pada tuba uterina, tuba berukuran 7 – 14 cm panjang dan
dapat dibagi menjadi isthmus, ampula dan infundibulum.
ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram
ETIOLOGI ABORTUS
• Kelainan • Kelainan
Kromosom bentuk uterus
• Kelainan • Leiomyoma
struktur • Inkompeten
• Mutasi gen servix

Faktor Faktor
Genetik Anatomi

Faktor Faktor
• Autoimun Maternal Lingkungan
• Infeksi • Merokok
• Metabolik • Malnutrisi
• Zat toksik
• Radiasi
Kelainan Kromosom
1. Kelainan pada jumlah  Aneuploidi seperti kasus
trisomi 21,22, 18 & Polipoidi
2. Kelainan pada struktur  Translokasi resipokal,
robertsonian & supernumery chromosom.
3. Mutasi Gen  X linked resesif pada kasus
Duchen Muscular Distrophy
Sindroma Antiphosfolipid

• Sindrom antifosfolipid
– Penyebab abortus habitualis yang dapat
ditangani
– Angka kejadian pada wanita dengan abortus
habitualis → 15%
• Abortus habitualis pada sindrom
antifosfolipid terjadi karena trombosis dan
infark uteroplasenta –> PERFUSI KE JANIN
BERKURANG !
Sindroma Antiphosfolipid
Kriteria diagnosis sindroma Pemeriksaan laboratorium pada
antifosfolipid : sindrom antibodi antifosfolipid :
– Terjadi tiga kali atau lebih 1. Antibodi antikardiolipin
abortus yang tidak diketahui (IgG/IgM) yang berasal dari
penyebabnya pada usia serum. Dianggap positif
kehamilan < 10 minggu. apabila, titernya mencapai lebih
– Terjadi satu kali atau lebih dari kadar titer medium (> 40
kematian fetus dengan MPL/GPL), atau > 3 kali nilai
morfologi normal yang tidak kontrol, dan persisten selama
diketahui penyebabnya pada 12 minggu.
usia kehamilan ≥ 10 minggu. 2. Anti beta 2 gliko- protein I
(IgG/IgM) yang berasal dari
– Terjadi satu kali atau lebih serum. Dianggap positif
kelahiran prematur fetus dengan apabila, titernya mencapai lebih
morfologi normal pada usia dari 3 kali nilai kontrol, dan
kehamilan ≤ 34 minggu yang persisten selama 12 minggu.
berhubungan dengan pre- 3. AntikoagulanLupus (LA) yang
eklamsia berat atau insufisiensi berasal dari serum.
plasenta.
Trombofilia
• Trombofilia adalah suatu kondisi di mana terdapat
suatu kecenderungan aliran darah penderita untuk
mengalami trombosis yang diakibatkan oleh
karena adanya kondisi prokoagulasi.

• Mekanisme patofisiologinya adalah melalui


kondisi hiperkoagulasi  terjadinya insufisiensi
aliran darah menuju plasenta  perfusi berkurang
 kematian janin.
Trombofilia
Evaluasi fungsi hemostasis dapat dilakukan
dengan memeriksa indikator aktivitas koagulasi
seperti:
1. Nilai PT dan aPTT  Pemendekan
2. Kadar fibrinogen dan D-dimeR  Peningkatan
3. Peningkatan aktivitas agregasi trombosit
(hiperagregasi)
Kelainan Anatomi
1. Kelainan fusi dan resorbsi uterus yang bersifat kongenital
Kelainan Anatomi
2. Inkompeten Servix

Definisi Diagnosis Tatalaksana

• Keadaan dimana • Pemeriksaan • Tindakan sirklase


servix uterus tidak inspekulo : diameter menggunakan teknik
dapat menerima kanalis sevikalis Shirodkar atau
beban dimana OUE >8mm + selaput McDonald
terbuka tanpa ketuban menonjol
disertai rasa mules/
kontraksi, akhirnya
terjadi pengeluaran
janin
Tindakan Mcdonald vs Shirodkar
Faktor Infeksi
• Infeksi dapat menyebabkan keguguran berulang walaupun
persentasi kecil dan mekanisme belum jelas, biasanya bisa
disebabkan bakteri, virus serta parasit.

• Bakteri meliputi Gardenella Vaginalis, Chlamydia


Tracomatis, sedangkan virus biasanya Rubella,
Sitomegalovirus, HSV & HIV. Untuk Parasit disebabkan
Toxoplasmosis Gondii & Plasmodium Falsifarum.
Patofisiologi Abortus

Perdarahan pada Sebagian/seluruh


Nekrosis jaringan
desidua basalis janin terlepas

Merangsang
Benda asing bagi
kontraksi rahim
rahim
untuk ekspulsi
Con’t..
Pengeluaran  < minggu Pengeluaran Minggu ke-
ke 10 kehamilan 10 hingga minggu ke-12
• Hasil konsepsi biasanya • Korion tumbuh dengan
dikeluarkan dengan cepat dan hubungan vili
lengkap  Hal ini korialis dengan desidua
disebabkan vili korialis makin erat hingga mulai
belum menanamkan diri saat tersebut  sering
dengan erat ke dalam meninggalkan sisa-sisa
desidua hingga telur korion (plasenta) tertinggal
mudah terlepas kalau terjadi abortus.
keseluruhannya.
Klasifikasi Abortus

ABORTUS

Abortus Abortus
Provokatus Spontan

Ab. Imminens Abortus


Ab. Ab. Ab. Insipien habitualis =
Provokatus Provokatus Ab Inkomplit
medisinalis kriminalis recurrent
Ab Komplit
pregnancy loss
Missed Abortion
Manifestasi Klinis
Diagnosis Perdarahan Nyeri Perut Uterus Servix Gejala Khas

Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia gestasi Tertutup Konsepsi masih


Imminens didalam

Abortus Insipien Sedang- Sedang-hebat Sesuai usia Terbuka Konsepsi masih


banyak kehamilan didalam

Abortus Sedang- Tanpa/sedikit Sesuai usia Terbuka Sebagian


Inkomplit banyak kehamilan konsepsi keluar

Abortus Komplit Sedikit Sedikit Lebih kecil dari Tertutup Seluruh


usia gestasi konsepsi keluar

Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati
Abortion usia kehamilan & tidak ada
ekpulsi konsepsi
Jenis- jenis Abortus Spontan
Penegakkan Diagnosis

Abortus Abortus Abortus Abortus


Immines Insipiens Inkomplit Komplit

• Pemeriksaan • Pemeriksaan • Pemeriksaan • Pemeriksaan


inspekulo : inspekulo : Inspekulo : inspekulo :
fluksus ada ostium ostium uteri ostium uteri
(sedikit), terbuka, terbuka, tertutup,
ostium uteri konsepsi teraba sisa tidak ada
tertutup, dan masih dalam jaringan jaringan yang
besar uterus rahim, dan kehamilan. keluar lagi &
sesuai ketuban utuh • Pemeriksaan bentuk
dengan umur (mungkin penunjang : uterus lebih
kehamilan. menonjol) & USG & Test kecil dari usia
• Pemeriksaan besar uterus BHCG gestasi
penunjang : sesuai • Pemeriksaan
USG & test dengan umur penunjang :
BHCG kehamilan USG & test
• Pemeriksaan BHCG
penunjang :
USG & test
BHCG
Diagnosis Banding Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Diagnosis Banding Perdarahan Pada Kehamilan Muda
PENATALAKSANAAN

Abortus Imminens Abortus Insipien

Jika <16 minggu  evakuasi digital atau


Tirah baring total
kuretase

Obat anti spasmolitik Jika >16 minggu  tunggu spontan & evakuasi
dibantu induksi dengan infus oksitosin 20 IU &
dan progesteron misoprostol oral atau pervaginam
PENATALAKSANAAN

Abortus Inkomplit Abortus Komplit


Jika terdapat perdarahan hebat  evakuasi
Roboransia atau hemetenik seperti tablet besi
segera dengan AVM jika tidak ada alat tsb dapat
dan asam folat, jika Hb <8 mg/dl dapat
digunakan kuret tajam. Atasi tanda-tanda syok
diberikan transfusi PRC
dengan resuistasi cairan.

Jika <16 minggu  keluarkan hasil konsepsi


Kontrol ulang setelah 2 minggu dan
yang tampak dengan manual atau forceps,
merencanakan kontrasepsi pasca abortus.
diberikan misoprostol oral atau pervaginam

Jika > 16 minggu  induksi dengan infus


oksitosin 20 IU dalam Nacl 0,9 % atau RL
PROGNOSIS
• Prognosis buruk bila dijumpai
pada pemeriksaan USG adanya :
1. Kantong kehamilan yang
besar dengan dinding tidak
beraturan dan tidak adanya
kutub janin.
2. Perdarahan retrochorionic
yang luas (>25 % ukuran
kantung kehamilan).
3. Gawat janin dilihat dari DJJ
( < 80 dpm atau >160).
Reccurent Pregnancy Loss
Keguguran berulang adalah kejadian
keguguran paling tidak sebanyak dua kali atau
lebih berturut-turut pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu dan/atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Klasifikasi RPL

Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia (HIFERI). 2010


Klasifikasi RPL
Berdasarkan urutan kejadiannya, kejadian keguguran
dapat dibagi menjadi :

Keguguran Keguguran Keguguran


primer sekunder tersier
Etiologi Reccurent Pregnancy Loss

Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia (HIFERI). 2010


APS
Algoritma Penatalaksanaan Keguguran Berulang
Prognosis
• Pada kasus perbaikan
hormon pada wanita
dengan abortus berulang
mempunyai prognosis
sekitar >50 % untuk
berhasil.

• Pada wanita keguguran


dengan etiologi yang tidak
diketahui, kemungkinan
keberhasilan kehamilan
sekitar <40 %.
ANALISIS KASUS
PEMBAHASAN
Wanita, 39 tahun G3P0A2 hamil 12 minggu
datang dengan perdarahan pervaginam

Perdarahan pada Kehamilan Muda

Blighted Ovum Abortus Kehamilan Mola


Ektopik Hidatidosa
PASIEN Abortus Kehamilan Ektopik
Imminens
Anamnesis Anamnesis Anamnesis
Perdarahan pervaginam sedikit Perdarahan pervaginam sedikit-sedang Perdarahan pervaginam sedikit-sedang
Nyeri perut (+) Nyeri perut (+/-) Nyeri perut ++
Riwayat keluar jaringan (-) Riwayat keluar jaringan (-) Riwayat keluar jaringan (-)
Amenore (+) Amenore (+) Amenore (+)
Tanda tanda kehamilan (+) Tanda tanda kehamilan (+) Tanda tanda kehamilan (+)
Mual muntah (+) Mual muntah (+/-) Mual muntah (-)
Pemeriksaan Obstetrik Pemeriksaan Obstetrik Pemeriksaan Obstetrik
Ukuran uterus sesuai usia kehamilan Ukuran uterus sesuai usia kehamilan Ukuran uterus sedikit membesatr
OUE tertutup (+) OUE tertutup (+) OUE tertutup (+)
Nyeri goyang porsio (-) Nyeri goyang porsio (-) Nyeri goyang porsio (+)
Tanda cairan bebas (-) Tanda cairan bebas (-) Tanda cairan bebas (+)
Massa adnexa (-) Massa adnexa (-) Massa adnexa (+)
Pemeriksaan Penunjang (USG) Pemeriksaan Penunjang (USG) Pemeriksaan Penunjang (USG)
Janin tunggal hidup intrauterin 12 minggu Janin tunggal hidup intrauterin Tidak ada kantung kehamilan di
DJJ (+) DJJ (+/-) uterus (+)
PASIEN Blighted Ovum Mola Hidatidosa

Anamnesis Anamnesis Anamnesis


Perdarahan pervaginam sedikit Perdarahan pervaginam (-/+) Perdarahan pervaginam sedang-banyak
(+)
Nyeri perut (+) Nyeri perut (-)
Nyeri perut (+)
Riwayat keluar jaringan (-) Riwayat keluar jaringan (-)
R/ keluar jaringan seperti anggur (+)
Amenore (+) Amenore (+)
Amenore (+)
Tanda tanda kehamilan (+) Tanda tanda kehamilan (+) Tanda tanda kehamilan (+)
Mual muntah (+) Mual muntah (+/-) Mual muntah (++)
Pemeriksaan Obstetrik Pemeriksaan Obstetrik Tampak anemis (+)
Ukuran uterus sesuai usia kehamilan Ukuran uterus sesuai usia kehamilan Pemeriksaan Obstetrik
OUE tertutup (+) Balotemen (-) tak teraba janin Ukuran uterus lebih besar dari usia
OUE tertutup (+) kehamilan (+)
Nyeri goyang porsio (-)
Balotemen (-) tak teraba janin
Tanda cairan bebas (-) Nyeri goyang porsio (-)
OUE tertutup (+)
Massa adnexa (-) Tanda cairan bebas (-)
Nyeri goyang porsio (-)
Pemeriksaan Penunjang (USG) Massa adnexa (-)
Tanda cairan bebas (-)
Janin tunggal hidup intrauterin 12 minggu Pemeriksaan Penunjang (USG) Massa adnexa (-)
DJJ (+) Biasanya usia kehamilan 7-8 minggu Pemeriksaan Penunjang (USG)
didapatkan GS tidak berkembang Gambaran badai salju (snow flake
tanpa gambaran fetus pattern) atau gambaran seperti sarang
lebah (honey comb)
Riwayat G3P0A2 (Abortus 2x Berturut-turut)

Recurrent Pregnancy Loss

Keguguran Keguguran Janin Keguguran Trimester 2


PASIEN Preembrionik &
Embrionik

• Kehamilan sebelumnya • Usia Kehamilan <6 • Usia Kehamilan 8-20 • Usia Kehamilan 12-
usia 5 minggu minggu minggu 24 minggu
• Tampak kantung • Aktivitas Denyut • Aktivitas Denyut • Aktivitas Denyut
kehamilan pada Jantung janin (-) Jantung janin (+) Jantung janin (+)
kehamilan sebelumnya • Terdapat kantung • Janin yang masih
(+) kehamilan belum hidup, terdapat
• Aktivitas denyut bisa teridentifikasi dilatasi serviks atau
jantung janin pada pecah ketuban.
kehamilan sebelumnya
(-)

Kehamilan sebelumnya  keguguran prembrionik & embrionik


Kehamilan sekarang (jika tidak dapat dipertahankan)  keguguran janin
ANAMNESIS

G3P0A2 Hamil 12 Minggu JTH


PEMERIKSAAN Intrauterin dengan Abortus Imminens &
FISIK Riwayat Recurrent Pregnancy Loss

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TATALAKSANA

1. Bed rest total


Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus imminens karena menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.

2. Spasmolitik
Agen spasmolitik bertujuan untuk merelaksasikan uterus sehingga menekan kontraksi uterus  proses
berlangsungnya abortus tidak terjadi, agen spasmolitik yaitu golongan isoxsuprine contoh hystolan,
utesave dll.

3. Progesteron
Merupakan produk utama korpus luteum dan berperan penting pada persiapan uterus untuk
implantasi, mempertahankan serta memelihara kehamilan, namun banyak Ahli memiliki perbedaan
pendapat mengenai pemberian obat ini, contoh utrogestan, cylogest, cygest, medigest dll.

4. Edukasi
Abstinensia sering kali dianjurkan dalam penanganan abortus imminens, karena pada saat
berhubungan seksual, oksitoksin disekresi oleh puting atau akibat stimulasi klitoris, selain itu
prostaglandin E dalam semen dapat mempercepat pematangan serviks dan meningkatkan kolonisasi
mikroorganisme di vagina.
DAFTAR PUSTAKA
• Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka Kematian Ibu.
Dikutip dari www.bkkbn.co.id diakses pada tanggal 19 Desember 2017.
• Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland; Edisi 28. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
• Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Kelainan dalam lamanya kehamilan: Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Sagung Seto.
• Sastrawinata, dkk. 2014. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta
: EGC.
• Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
• Cunningham, F. G., Leveno K. J., Bloom, S. L., Hauth, J. C., Rouse, D. J., Spong,C.
Y. 2014. Williams Obstetrics 24 Edition. United States: McGraw-Hill Companies.
• Baker, P., Kenny C. L. 2011. Obstetric by Ten Teachers 19th ed. London: Hodder
Arnold.
DAFTAR PUSTAKA
• Hadijanto B dkk. Abortus Spontan Berulang. Dalam Ilmu Kedokteran Fetomaternal.
Surabaya: Himpunan Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2010. p. 1-119.
• Ben-Haroush A. Yogev Y., Fisch B. Insulin resistance and metformin in polycystic ovary
syndrome. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. 2004;115:125-33
• Christiansen OB., Andersen A-MN., Bosch E., et al. Evidence based investigations and
treatments of recurrent pregnancy loss. Fertil Steril. 2005;83:821-39
• Craig LB., Ke RW., Kutteh WH. Increased prevalence of insulin resistance in women with
history of recurrent pregnancy loss. Fertil Steril. 2002;78:487-90
• Daya S. Evidence based management of recurrent miscarriage: optima diagnostic
protocol. Int Cong Ser. 2004;1266:318-27
• Dawood F., Farquharson R., Quenby S. Recurrent miscarriage. Curr Obstet Gynecol.
2004;14:247-53
• Farquharson RG., Jauniaux E., Exalto N., on behalf of ESHRE special interest group for
early pregnancy (SIGEP). Updated and revised nomenclature for description of early
pregnancy events. Hum Reprod. Advance accesspublished July 8 2005.
• Galli M., Barbui T. Antiphospholipid antibodies and pregnancy. Best Pract Res Clin
Haematol. 2003;16:211-25
• Hay PE. Bacterial vaginosis and miscarriage. Curr Opin Infect Dis. 2004;17:41-4 .

Anda mungkin juga menyukai