Anda di halaman 1dari 17

No. ID dan Nama Peserta : dr.

Catri Dwi Utari Pramasari


No. ID dan Nama Wahana : RS HM Rabain Muara Enim
Topik : Hemoroid
Tanggal (kasus) :10 Januari 2018 Presenter : dr. Catri Dwi Utari Pramasari
Nama Pasien :Tn. RH No. RM :
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Vivin J Susilo
Tempat Presentasi : RS HM Rabain Muara Enim
Obyektif Presentasi :
 Keilmuan  Ketrampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka

 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa

 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil


 Deskripsi : Laki-laki, 56 tahun, keluar benjolan dari dalam anus
 Tujuan : menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen pasien hemoroid interna
grade 4
Bahan bahasan :  Tinjauan  Riset  Kasus  Audit
Pustaka
Cara membahas :  Diskusi  Presentasi dan  E-  Pos
diskusi mail
Data pasien : Nama : Tn. RH/56 tahun No CM :
Nama klinik : Telp : Terdaftar sejak :
RS HM Rabain Muara Enim
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran klinis :
Pasien laki laki datang ke IGD dengan keluhan keluar benjolan dari dalam anus. Keluhan
benjolan tersebut dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku BAB secara teratur satu
kali sehari, akan tetapi pasien sering mengedan ketika BAB. Sejak kurang lebih 6 bulan
yang lalu hingga sekarang, pasien merasakan BAB sakit dan kadang mengeluarkan darah
merah segar menetes di akhir BAB, dan tidak berlendir. Kira kira 2 bulan yang lalu pasien
merasa keluar benjolan kecil dan bertambah besar dari dalam anus tetapi masih dapat
masuk ke dalam anus dengan sendirinya. Semenjak satu minggu yang lalu darah yang
keluar dari anusnya semakin sering. Benjolan tidak terasa sakit waktu dipegang dan tidak
keras. Pasien tidak merasakan kembung atau mules, tidak mual atau muntah. Pasien tidak
mengeluh nafsu makan turun dan berat badan turun. Pasien jarang mengonsumsi sayuran
dan lebih suka makanan junk food karena keluarga di rumah tidak pernah memasak.
2. Riwayat Pengobatan :
-
3. Riwayat kesehatan/penyakit :
Riwayat penyakit serupa (-)
4. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (-), DM (-), HT (-), Jantung (-)
5. Riwayat pekerjaan :
Pensiunan pegawai bank
6. Lain-lain
PEMERIKSAAN FISIK :
 KU : Baik, Compos mentis
 Vital signs
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
R : 20x/menit
S : 36,5 ° C aksilla
 Mata : CA -/-, SI -/-, Refleks cahaya +/+
 Mulut : Faring tidak hiperemis, tonsil T0=T0, tidak hiperemis, permukaan halus,
detritus tidak ada, muara kripte tidak melebar.
 Leher : Dbn

 Thoraks :
Inspeksi: simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : P/ taktil fremitus kanan = kiri
C/ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
Auskultasi : P/ vesikuler +/+, ST (-)
C/ S1-2reguler, ST (-)
 Abdomen
Inspeksi : Datar, lemas, massa (-), bekas operasi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Palpasi : NT (-), Lien dan Hepar ttb
 Ekstremitas
Edema -/-/-/- , akral dingin -/-/-/-
 Status lokalis
Inspeksi : Tampak benjolan diameter 2 cm, warna merah kecoklatan, hematom
perianal (-), abses (-)
Palpasi (RT) : Tonus sphingter ani cukup, ampula recti kolaps (-), mukosa rectum
licin, terdapat massa konsistensi kenyal dengan diameter kurang lebih 3
cm pada arah jam 3 tidak ada nyeri tekan, mobile, tidak menghilang saat
penekanan dan pada sarung tangan didapatkan darah (+), lendir (-), feses
(-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Hemoglobin : 12 g/dl (N)
Leukosit : 11200/ul (Meningkat)
Hematokrit : 36 % (N)
Eritrosit : 4,7x106/ul (N)
Trombosit : 156.000/ul (N)
CT : 8 menit (N)
BT : 3 menit (N)

PENATALAKSANAAN
- MRS
- Rencana operasi hemoroidektomy dalam GA
- IVFD RL 20 tpm
- Inj Cefoperazone 2x1 gr
- Inj Deksketoprofen 2x1
- Inj Kalnex 3x500mg

Daftar Pustaka :
1. Chong PS, Bartolo DCC. 2008. Hemorrhoids and fissure in ano. Gastroenterology
Clinics of North America.627–644
2. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta.
3. Brown, John Stuart, 1995, “Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor”, Penerbit: Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
4. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994,“Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 266-271.
5. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999,
“Kumpulan Kuliah Patologi”, Jakarta, hal.263-279.
6. Dudley, Hugh A.F, 1992, “Ilmu Bedah Gawat Darurat”, Edisi 11, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hal.506-508.
7. David C, Sabiston, 1994, “Buku Ajar Bedah”, Bagian 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal.56-59

Hasil pembelajaran :
1. Diagnosis hemoroid interna grade 4 melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penentuan terapi hemoroid interna grade 4
3. Edukasi mengenai tatalaksana penyakit hemoroid interna grade 4

SUBJEKTIF :

Pasien dengan keluhan keluar benjolan dari dalam anus. Keluhan benjolan tersebut dirasakan
sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengaku BAB secara teratur satu kali sehari, akan tetapi pasien
sering mengedan ketika BAB. Sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu hingga sekarang, pasien
merasakan BAB sakit dan kadang mengeluarkan darah merah segar menetes di akhir BAB,
dan tidak berlendir. Kira kira 2 bulan yang lalu pasien merasa keluar benjolan kecil dan
bertambah besar dari dalam anus tetapi masih dapat masuk ke dalam anus dengan sendirinya.
Semenjak satu minggu yang lalu darah yang keluar dari anusnya semakin sering. Benjolan
tidak terasa sakit waktu dipegang dan tidak keras. Pasien tidak merasakan kembung atau
mules, tidak mual atau muntah. Pasien tidak mengeluh nafsu makan turun dan berat badan
turun. Pasien jarang mengonsumsi sayuran.

OBJEKTIF:

Dari hasil pemeriksaaan didapat keluhan utama pasien adalah munculnya benjolan dari
dalam anus yang tidak sakit dan tidak keras ketika dipegang dengan riwayat BAB terasa sakit
dan keluar darah segar menetes di akhir BAB yang semakin hari semakin memberat, BAB
sering mengedan, dan pasien jarang mengkonsumsi sayuran dan suka makanan yang pedas.
Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan status lokalis di regio anal terlihat benjolan diameter
2 cm, warna merah kecoklatan dan pada rectal toucher terdapat massa di mukosa rectum
konsistensi kenyal dengan diameter kurang lebih 3 cm pada arah jam 3 tidak ada nyeri tekan,
mobile, tidak menghilang saat penekanan dan pada sarung tangan didapatkan darah.

ASSESSMENT :

Diagnosis hemoroid interna grade 4 ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


fisik.Secara umum gejala hemoroid timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi,
trombosis, atau bahkan prolaps. Dari hasil analisispasien jarang mengonsumsi serat yang
berpotensi menyebabkan konsistensi feses keras dan mengharuskan untuk mengejan ketika
BAB. Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan
semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah burukdan
terjadi prolaps jaringan rectum melalui kanalis analis.Pada hemoroid interna terjadi nyeri,
merupakan tanda adanya radang. Perdarahan terjadi saat pasien mengejan dan berhenti bila
pasien berhenti mengejan, sedangkan perdarahan karena sebab lain tidak mengikuti pola ini.
Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur dengan feses (hematoshezia).
Perdarahan kadang menetes tapi dapat juga mengalir deras. Sebab utama perdarahan adalah
trauma feses yang keras. Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan status lokalis di regio anal
terlihat benjolan diameter 2 cm, warna merah kecoklatan dan pada rectal toucher terdapat
massa di mukosa rectum konsistensi kenyal dengan diameter kurang lebih 3 cm pada arah
jam 3 tidak ada nyeri tekan, mobile, tidak menghilang saat penekanan dan pada sarung tangan
didapatkan darah.Pada kasus hemoroid dengan perdaarahn aktif perlu ditinjau kadar Hb darah
karena dapat terjadi anemia.

PLAN:

- Diagnosis
Hemoroid interna grade 4.

- Pengobatan
 Instruksi rawat inap dan dikonsulkan kepada spesialis bedah untuk dilakukan
tindakan pembedahan.
 IVFD RL 20 tpm.
 Inj cefoperazone 2x1gr untuk mengatasi infeksi
 Inj deksketoprofen 2x1 untuk mengurangi nyeri
 Inj kalnex 3x500mg untuk menghentikan perdarahan aktif

- Pendidikan
Edukasi mengenai penyakit bertujuan untuk memotivasi pasien menjalani rawat inap
agar dikonsulkan kepada pihak yang lebih berkompeten (SpB) karena pasien menderita
hemoroid interna grade 4dan hal tersebut adalah indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Edukasi juga diberikan agar pasien mulai banyak mengonsumsi makanan tinggi serat
agar konsistensi feses lunak dan tidak mengejan ketika BAB sehingga mengurangi
resiko terjadinya hemoroid kembali.

- Konsultasi
Konsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.B) untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Edukasi pasien 1 hari dilakukan terapi causatif oleh
mengenai penyakit dan SpB
terapi causatifnya,
melakukan pemeriksaan
penunjang, serta
konsultasi SpB
Kontrol rutin setelah 1 bulan sekali atau jika Mengevaluasi hasil tindakan
tindakan pembedahan ada keluhan pembedahan
HEMOROID

Definisi

Hemoroid adalah penebalan bantalan jaringan submukosa (anal cushion) yang terdiri

dari venula, arteriol dan jaringan otot polos yang terletak di kanalis anal.

Perdarahan Daerah Anorectal:


1. Vena Hemoroidales Superior mengembalikan darah ke vena mesenterika superior dan

berjalan dalam lapisan submukosa , mulai dari daerah anorectal dalam kolumna

Morgagni berjalan memanjang secra radier sambil beranastomosis.

2. Vena Hemoroidales Inferior memulai venuler dan pleksus kecil di daerah anus dan

distal dari garis anorectal

Etiologi
Penyebab timbulnya keluhan hemoroid dapat dipicu oleh pekerjaan, mengedan

berlebihan, dan kebiasaan BAB yang sulit.

Klasifikasi:
1. Hemoroid Eksterna, diselubungi oleh anoderm dan terletak di sebelah linea dentate.

Hemoroid eksterna dapat membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan

nyeri apabila terjadi thrombosis.

2. Hemoroid Interna, terletak disebelah proksimal linea dentate dan diselubungi mukosa

anorectal, biasanya tidak nyeri dan timbul perdarahan merah terang atau prolapse saat

defekasi . Rasa nyeri biasanya berkaitan dengan fisura, abses, atau thrombosis

hemoroid eksterna. Hemoroid interna diklasifikasi sebagai berikut:

- Derajat I: gejala perdarahan merah segar pada saat defekasi tanpa adanya prolapse

- Derajat II: prolapse anal chushion keluar dari dubur saat defekasi tetapi masih bias

masuk kembali secara spontan.

- Derajat III: seperti derajat II tapi tidak dapat masuk spontan , harus didorong
kembali.

- Derajat IV: telah terjadi prolaps yang tidak dapat masuk kembali.

Manifestasi Klinis
1. Perdarahan

Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma oleh

feces yang keras. Darah yang keluar adalah darah segar yang tidak bercampur dengan

feces (hematochezia), dengan kuantitas yang bervariasi, kadang menetes tapi kadang

juga memancar deras. Bila perdarahan ini terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan

anemia.

2. Nyeri hebat

Harus diingat bahwa “nyeri hebat” tidak ada hubungannya dengan hemoroid interna,

tetapi hanya terjadi pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis. Sedangkan

“nyeri” hanya timbul pada hemoroid interna apabila terdapat trombosis yang luas

dengan udem dan radang.

3. Benjolan

Bila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol keluar, mula-mula hanya waktu

defekasi dan setelah selesai defekasi benjolan tersebut dapat masuk sendiri secara

spontan (derajat II). Tahap berikutnya setelah keluar waktu defekasi tidak dapat masuk

sendiri dan harus dimasukan secara manual (derajat III). Kemudian hemoroid dapat

berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong

masuk lagi. (derajat IV)

4. Keluarnya Mukus dan Feces pada pakaian dalam

Hal ini merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolaps yang menetap (derajat IV).

5. Pruritus ani

Rasa gatal pada anus yang disebabkan oleh iritasi kulit perianal karena kelembaban

yang terus menerus dan rangsangan mukus.


Diagnosis
1. Inspeksi

Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandung trombus.

Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.

Untuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan.

2. RT

Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak sakit. Dapat

diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan fibrosis pada

perabaan padat dengan dasar yang lebar.

3. Anoskopi

Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi litotomi.

Anaskopi dengan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat

diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Benjolan hemoroid akan menonjol

pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh mengejan supaya benjolan dapat

kelihatan sebesar-besarnya.

Pada anaskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang atau perdarahan,

banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.

4. Proktosigmoidoskopi

Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan

oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (rektum/sigmoid),

karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.

5. Pemeriksaan Feces

Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding)

Diagnosa Banding:
Perdarahan juga dapat terjadi pada :

- Carcinoma kolorektal

- Divertikulitis

- Kolitis ulserosa
- Polip adenomatosa

Bila dicurigai penyakit-penyakit tersebut, maka perlu sigmoidoskopi atau kolonoskopi.

Benjolan juga dapat terjadi pada :

- Ca. Anorektal

- Prolaps rekti (procidentia)

Komplikasi
- Perdarahan akut dan banyak dapat menyebabkan syok hipovolemik, sedangkan

perdarahan kronis berulang dapat menyebabkan anemia. Hemoroid interna yang

mengalami prolaps dapat menjadi irreponibel, terjadi inkarserasi, dapat berlanjut

menjadi trombosis melingkar dan dapat menyebabkan nekrosis mukosa dan kulit yang

menutupinya.

- Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan abses hati.

- Proktitis dapat berkembang menjadi abses, ini seringkali berlanjut menjadi fistel ani.

- Fisura ani yaitu koreng di saluran anus, berbentuk lonjong mulai dari linea dentata

sampai ke pinggir anus.

Penatalaksanaan

Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna atau skin tags biasanya tetap asimptomatik sampai terjadi trombosis

(hematom perianal). Kadang pasien mengeluh pruritus, yang sebagian besarnya dapat diterapi

dengan perbaikan higiene anus dan krim kortikosteroid.

Hemoroid eksternal yang mengalami trombosis tampak sebagai benjolan yang nyeri

pada anal verge. Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian

analgesik, sitz baths, dan pelunak feses. Tetapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka

eksisi di bawah anestesi lokal dianjurkan. Pengobatan secara bedah menawarkan

penyembuhan yang cepat, efektif dan memerlukan waku hanya beberapa menit dan segera

menghilangkan gejala.
Penatalaksanaan secara bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi menghadap ke

lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar hematom diinfiltrasi dengan anestetik lokal.

Bagian atas bokong didorong untuk memaparkan trombosis hemoroid. Kulit dipotong

berbentuk elips menggunakan gunting iris dan forsep diseksi; hal ini dengan segera

memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas di dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan

dengan tekanan atau diangkat keluar dengan forsep. Pada umumnya hanya ada sedikit

perdarahan yang dapat dikontrol dengan pemakaian pembalut gamgee (pembalut bedah

dengan selapis tipis kapas penyerap diantara dua lapis kasa penyerap) steril. Pasien

dianjurkan untuk mencucinya dengan larutan garam 2 kali sehari sampai sembuh sempurna.

Selain itu pasien dianjurkan kontrol untuk meyakinkan bahwa daerah tersebut mengalami

granulasi tanpa “roofing-over”, yang dapat merupakan sumber masalah kekambuhan. Jika

terlihat adanya proses “roofing” ini maka dengan menekankan jari dengan hati-hati pada

daerah tersebut akan dapat meratakan jaringan granulasi dan memungkinkan terjadinya

penyembuhan normal.

Hemoroid Interna

Hemoroid derajat I dan II


Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal

yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan

berserat tinggi, misalnya sayuran dan buah-buahan. Bioflavonoid yang terdapat dalam

varietas buah jeruk (citrus fruit), berry, cherry, anggur, pepaya, melon kantalop (cantaloupe

melon), prem (plums) dan tomat, substansi tersebut diterapkan untuk penyembuhan

kerapuhan pembuluh darah kapiler (capilarity fragility), varises, dan hemoroid. Makanan

berserat tinggi ini membuat gumpalan isi usus menjadi besar namun lunak, sehingga

mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengedan secara berlebihan.

Bila pengobatan di atas tidak memberi perbaikan, dicoba dengan sclerosing therapy.

Cara ini masih merupakan metode yang disukai oleh sebagian besar ahli bedah Inggris,

larutan yang dipakai dan teknik pemakaiannya telah sedikit berubah selama 100 tahun

terakhir dan masih tetap memberikan hasil yang baik. Sclerosing therapy yaitu penyuntikan
5% penol dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke submukosa di dalam jaringan

areola yang longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan

steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan parut. Fenol diinjeksikan secara

perlahan-lahan sampai warna keputihan terlihat, jumlah fenol yang diinjeksikan bervariasi

dari 1 sampai 5 ml, kadang-kadang bahkan lebih jika mukosa sangat longgar. Penyuntikan

dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop.

Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Injeksi yang

diberikan di bawah cincin anorektal akan sangat sakit sekali.

Bila krioprob tersedia, pengobatan krioterapi yang memuaskan dari hemoroid derajat I

dan II dapat diperoleh. Krioprob dikenakan ke hemoroid dan dibiarkan 2 menit untuk

membekukan. Krioprob oksigen nitrat mempunyai kelebihan tambahan yaitu alat ini melekat

pada jaringan, sehingga tarikan lembut dapat dipakai untuk mencegah pembekuan jaringan

yang lebih dalam. Probe selanjutnya harus dipanaskan kembali sebelum alat ini dapat

dipisahkan dari hemoroid. Pengobatan ini ditoleransi dengan baik, beberapa pasien

mengalami rasa sakit yang bersifat tumpul selama dan segera setelah pembekuan.

Foto-koagulasi infra-merah adalah salah satu cara yang paling sederhana, paling aman

dan paling cepat. Alat ini relatif baru dan sederhana, terdiri dari lampu halogen bervoltase

rendah dengan reflektor logam emas dan batang kwarsa keras yang menjalarkan radiasi infra-

merah ke ujung yang berlapis teflon. Denyut 1,5 detik radiasi infra-merah menghasilkan

nekrosis yang jelas sedalam 3 mm dan seluas 3 mm. Tiga daerah koagulasi terpisah

diperlukan pada dasar masing-masing hemoroid untuk mendapatkan hasil yang optimum.

Leicester dan Nicholls secara prospektif membandingkan koagulasi infra-merah

dengan skleroterapi dan ligasi pita karet. Mereka menyimpulkan bahwa skleroterapi dan foto

koagulasi adalah sama efektif untuk hemoroid non prolapsus, tetapi koagulasi ditoleransi

dengan lebih baik. Pada hemoroid yang prolapsus, diperlukan terapi infra-merah multiple dan

hasilnya tidak sebaik yang didapatkan dengan ligasi pita karet.

Elektrokoagulasi jarang digunakan tetapi dapat diterapkan untuk hemoroid derajat I, II

bahkan III. Arus diaplikasikan langsung ke dasar tiap hemoroid, menyebabkan destruksi

jaringan. Semua hemoroid dapat diterapi dalam satu sesion, tetapi harus berhati-hati untuk
menghindari cedera melingkar. Tidak diperlukan anestesia. Arus langsung dan bipolar

keduanya adalah efektif pada 80% pasien yang diterapi. Tetapi, diatermi bipolar ditoleransi

lebih baik karena waktu untuk menyebabkan destruksi jaringan adalah kurang dari 1 menit,

dibandingkan dengan 8,5 menit untuk terapi arus searah.

Pengobatan dengan Sfingterotomi Internal Lateral. Penelitian manometrik telah

menunjukkan sfingter internal yang “overaktif” pada sampai 80% pasien hemoroid. Hal ini

terjadi pada laki-laki muda yang mengeluh perdarahan saat defekasi daripada prolapsus.

Schouten dan Vroonhoven melaporkan angka keberhasilan 75% pada pasien dengan

hemoroid dan peningkatan tekanan sfingter. Hasil terbaik didapatkan pada pasien dengan

hemoroid derajat I dan II.

Pengobatan dengan ligasi gelang karet (Ligasi pita neopren). Hemoroid yang besar atau

yang prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan

anoskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke dalam

tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di

sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam

beberapa hari. Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada

pangkal hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu 2 sampai 4

minggu. Penyulit utama dari ligasi ini adlaah timbulnya nyeri karena terkenanya garis

mukokutan dan karena infeksi. Perdarahan dapat terjadi pada waktu hemoroid mengalami

nekrosis, biasanya setelah 7-10 hari. Perdarahan sekunder terjadi pada 1% pasien dan

perdarahan dapat hebat.

Dilatasi anus yaitu pengobatan untuk hemoroid yang telah dikenal pada jaman Yunani

kuno, dilakukan pada abad pertengahan, dan baru-baru ini dihidupkan kembali oleh Peter

Lord. Biasanya dilakukan dibawah anestetik umum, namun dapat dilakukan dibawah

infiltrasi lokal atau anestesia kaudal. Pasien muda dengan banyak spasme anus dan hemoroid

yang berkaitan dengan fisura ani tampaknya banyak mendapat bantuan dari cara ini,

kontraindikasi pada orang tua dan orang dengan kanalis analis yang lemah, terutama yang

pencernaanya buruk, dengan risiko inkontinensia feses permanen.


Hemoroid derajat III dan IV
Pengobatan dengan krioterapi pada derajat III dilakukan jika diputuskan tidak perlu

dilakukan hemoroidektomi. Pengobatan dengan criyosurgery (bedah beku) dilakukan pada

hemoroid yang menonjol, dibekukan dengan CO2 atau NO2 sehingga mengalami nekrosis

dan akhirnya fibrosis. Tidak dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan (nekrosis)

sukar ditentukan luasnya.

Hemoroidektomi dilakukan pada pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan

mengalami prolapsus besar (derajat III dan IV). Ada 3 prinsip dalam melakukan

hemoroidektomi yaitu pengangkatan pleksus dan mukosa, pengangkatan pleksus tanpa

mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus.

Teknik pengangkatan dapat dilakukan menurut 2 metode :

- Metode Langen-beck : yaitu dengan cara menjepit radier hemoroid interna,

mengadakan jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic No. 00, mengadakan eksisi di

atas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klem diikat, diikuti

usaha kontinuitas mukosa. Cara ini banyak dilakukan karena mudah dan tidak

mengandung risiko pembentukan jaringan parut sirkuler yang biasa menimbulkan

stenosis.

- Metode whitehead : yaitu mengupas seluruh v. hemoroidalis dengan membebaskan

mukosa dari sub mukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah

itu, sambil mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.

- Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. Metode ini lebih

unggul dan lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post operasinya

berkurang dibandingkan dengan metode yang lain.

Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter ani harus

benar-benar lumpuh.
DAFTAR PUSTAKA

1. Chong PS, Bartolo DCC. 2008. Hemorrhoids and fissure in ano. Gastroenterology
Clinics of North America.627–644
2. Sjamsuhidajat R, De Jong W. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC: Jakarta.
3. Brown, John Stuart, 1995, “Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor”, Penerbit: Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.184-189.
4. Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994,“Kumpulan Kuliah
Ilmu Bedah”, Binarupa Aksara, Jakarta, hal. 266-271.
5. Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999,
“Kumpulan Kuliah Patologi”, Jakarta, hal.263-279.
6. Dudley, Hugh A.F, 1992, “Ilmu Bedah Gawat Darurat”, Edisi 11, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hal.506-508.
7. David C, Sabiston, 1994, “Buku Ajar Bedah”, Bagian 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, hal.56-59
Portofolio Muara Enim, Januari 2018

HEMORROID INTERNA GRADE IV

Disusun oleh :

dr. Catri Dwi Utari Pramasari

Pendamping:

dr. Vivin J. Susilo

Wahana:

RSUD HM RABAIN MUARA ENIM

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
RSUD DR. H. MOHAMMAD RABAIN MUARA ENIM
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Portofolio

Judul :
HEMORROID INTERNA GRADE IV

Oleh:
dr. Catri Dwi Utari Pramasari

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti Program Internsip Dokter
Indonesia Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di RSUD Dr. H. Mohammad Rabain
Muara Enim

Muara Enim, Januari 2018

dr. Vivin J Susilo

Anda mungkin juga menyukai