OLEH :
NI MADE INDAH PERMANA SARI
NIM. P07120019074
DI PUSKESMAS BATURITI 2
Poltekkes Denpasar
Oleh :
NI MADE INDAH PERMANA SARI
NIM.P07120019074
i
LEMBAR PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN
Oleh :
NI MADE INDAH PERMANA SARI
NIM.P07120019074
MENGETAHUI :
ii
USULAN PENELITIAN DENGAN JUDUL :
Oleh :
NI MADE INDAH PERMANA SARI
NIM.P07120019074
iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NIM : P07120019074
Jurusan : Keperawatan
1. Tugas Akhir dengan judul Gambaran Status Gizi Pada Anak Usia 6-12
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya
saya sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
“Gambaran Status Gizi Pada Anak Usia 6-12 Tahun Dengan Diare Di Puskesmas
Baturiti 2 “ tepat pada waktunya. Proposal ini dapat diselesaikan bukanlah semata-
mata usaha penulis sendiri, melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH. selaku Direktur Politeknik
Kemenkes Denpasar.
v
penelitian ini sebagais salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma
6. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan moral dan material
7. Keluarga, sahabat dan semua pihak yang telah memberikan dukungan beserta
8. Penulis menyadari bahwa proposal tugas akhir ini masih jauh dari kata
miliki oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, besar harapan penulis agar
Tabanan, 2022
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................... 4
vii
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
viii
2. Perkembangan Anak Sekolah Dasar ............................................................ 17
1. Populasi ........................................................................................................ 27
2. Sampel .......................................................................................................... 28
ix
1. Teknik pengolahan data ................................................................................... 30
x
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konsep Gambaran Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun .............................. 24
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional Gambaran Status Status Gizi Anak Usia 6-12 Tahun
Dengan Diare 26
xii
DAFTAR SINGKATAN
P2 : Pengendalian Penyakit
BB : Berat Badan
U : Umur
TB : Tinggi Badan
TL : Tebal Lemak
LK : Lingkar Kepala
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian 40
Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya Penelitian 41
Lampiran 3 Lembar Observasi 42
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia Sekolah Dasar (SD) adalah anak yang berusia 6 sampai 12 tahun.
Masa ini merupakan akhir masa kanak-kanak (late chilhood) yang berlangsung dari
usia 6 tahun sampai tibanya anak menjadi matang secara seksual, yaitu 13 tahun bagi
perempuan dan 14 tahun bagi laki-laki. Kondisi ini mencerminkan kebiasaan makan
jajan yang buruk yang berpengaruh terhadap status kesehatan anak (Almanfaluthi,
2016).
Akibat adanya kebiasaan makan anak yang sering tidak terkontrol maka akan
diare. Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi berak
lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari). Penyakit diare sampai kini masih
masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan
kader kesehatan mengalami penurunan namun penyakit diare ini masih sering
menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian (Saleh, 2015).
Kasus diare di Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebanyak 2.544.084 kasus
(Harahap, 2021). Angka kejadian diare masih cukup tinggi ditemukan di Provinsi
Bali. Pada tahun 2017 diperkirakan jumlah target penemuan kasus diare sekitar 270
1
orang meningkat dibandingkan tahun 2016 sebesar 27 orang. Sementara kasus diare
yang tertangani sebanyak 63.293 kasus (55,2%) menurun dari tahun 2016 sebesar
62,7%, dan angka kesakitan diare 270 per 1000 penduduk (Dinas Kesehatan Provinsi
Bali, 2017). Anga kasus kejadian diare selama periode waktu Januari s/d Desember
2016 jumlah kasus diare di Kabupaten Tabanan dalam wilayah kerja Puskesmas
Selemadeg I sebanyak 125 orang dan selama rentang waktu Januari sampai Juli 2017
jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas tersebut adalah 115 orang (Aryasih,
2019).
menjadi 6 golongan besar yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, imuno
defisiensi, dan penyebab lain yang sering disebabkan infeksi rotavirus dan keracunan.
Penyebab tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya: keadaan gizi, kebiasaan,
(P2) diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare
pengobatan dengan penyediaan oralit dan obat-obatan diare dilakukan pada sarana
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Lismawati (2018), anak yang tidak
mendapatkan ASI Eksklusif dan perilaku cuci tangan yang buruk beresiko mengalami
diare, serta penelitian menurut Tedi (2015) menunjukkan adanya hubungan bermakna
2
Menurut Iswari (2011) adanya hubungan yang sangat erat antara penyebab diare
(infeksi) dengan status gizi terutama pada anak balita karena adanya tekanan interaksi
bersamaan, yaitu penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan,
menurunnya absorpsi, kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit, dan peningkatan
kehilangan cairan atau gizi akibat penyakit diare yang terus menerus sehingga tubuh
lemas. Begitu juga sebaliknya, ada hubungan antara status gizi dengan infeksi diare
pada anak balita. Hubungan diare dan kurang gizi dapat diibaratkan lingkaran setan
dan bila tidak diputus dapat menyebabkan pertumbuhan anak yang tidak optimal
hingga kematian. Apabila masukan makanan atau zat gizi kurang akan terjadi
penurunan metabolism sehingga tubuh akan mudah terserang penyakit. Hal ini dapat
terjadi pada anak balita yang menderita penyakit diare. Oleh sebab itu, masukan
makanan atau zat gizi harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan metabolisme di
dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Status Gizi Pada Anak
3
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi pada
anak usia 6-12 tahun dengan diare di Puskesmas Baturiti 2 Kecamatan Baturiti
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
yang lain.
4
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi
kesehatan.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi
penelitian selanjutnya sehingga penelitian status gizi pada anak diare dapat
dikembangkan.
c. Bagi Masyarakat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Status gizi adalah keadaan pada tubuh manusia yang merupakan dampak dari
makanan dan penggunaan zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Status gizi dapat
menurut Umur (BB/U) sehingga dapat dibedakan menjadi 4 kategori yaitu gizi
buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (Puspasari & Andriani, 2017).
berat badan yang memberi gambaran tentang massa tubuh, termasuk air, lemak,
tulang dan otot. Indeks yang dipakai dalam penentuan status gizi balita ialah
indeks BB/U. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil dan
indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi saat ini. Kelebihan Indeks BB/U
adalah lebih mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum; baik untuk mengukur
status gizi akut atau kronis,sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil dan
interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema/ asites; memerlukan data
umur yang akurat, terutama untuk anak balita; dan sering terjadi kesalahan dalam
6
pengukuran seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat menimbang
(Sundaraj, 2014).
hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah social, ekonomi, budaya, pola asuh,
Jika anak memiliki status gizi sangat kurang, maka anak tidak akan bisa
mencapai rata-rata pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur dan jenis kelamin
a. Obesitas
badan lebih tinggi terhadap tinggi badan yang dimilikinya (BB/TB). Obesitas
pada anak usia dini dapat terjadi karena faktor genetic ataupun karena asupan
Selain pola makan yang tidak seimbang, aktivitas fisik yang kurang juga
b. Underweight
7
makanan yang mengandung gizi seimbang yang diikuti dengan adanya
Faktor lain yang menjadi penyebab hal ini adalah pola pengasuhan
tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan gizi ibu, social ekonomi yang
Dalam jangka waktu lama jika keadaan ini dibiarkan terus – menerus
maka akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, serta dampak yang
c. Wasting
Dampak yang terjadi pada anak usia 4-6 tahun adalah terjadinya penurunan
sebayanya, dan cenderung menjadi apatis. Dan dalam jangka panjang akan
menyebabkan lost generation jika tidak segera ditangani (Insani HM, 2017).
d. Stunting
jangka waktu yang panjang sehingga anak memiliki proporsi tubuh lebih
pendek daripada anak seusianya (TB/U) yang terjadi mulai dari janin masih
8
berada dalam kandungan dan baru terlihat ketika anak berusia 2 tahun
2017).
Seorang anak masuk dalam kategori BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
jika memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram dan panjang badan lahir
dengan kategori pendek jika anak memiki panjang badan kurang dari 48 cm
(Ngaisyah, 2014).
hubungan antara status gizi ibu saat hamil dengan status gizi anak ketika lahir.
b. Pendidikan Ibu
pengetahuan yang sangat luas tentang cara merawat anak dan merawat
9
lingkungannnya tetap bersih. Hal ini sejalan dengan penelitian Nadiyah (2014)
bahwa pengetahuan ibu yang kurang baik karena rendahnya tingkat pendidikan
ibu, akan menyebabkan anak menderita penyakit karena hygine sanitasi yang
kurang baik.
pemberian makanan yang bergizi kepada anak, sehingga pemenuhan gizi anak
Kesulitan makan pada anak usia 4-6 tahun dapat berakibat buruk bagi
tumbuh kembang anak. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita
1. Pengertian Diare
dengan intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun
waktu satu hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
10
Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan diare adalah suatu keadaan
dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan
tanpa lender.
2. Etiologi Diare
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan
d. Faktor Risiko
11
a) Tidak memberikan air susu ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan
berikut :
makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
12
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
sebagai.
h. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam.
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada diagnos medis
diare adalah :
dan kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
5. Klasifikasi Diare
1. Diare Osmotik
13
Diare osmotik terjadi ketika terlalu banyak air ditarik dari tubuh ke dalam
usus perut. Jika seseorang minum cairan dengan gula atau garam
berlebihan, ini bisa menarik air dari tubuh kedalam usus dan menyebabkan
diare osmotik.
Diare ini terjadi ketika tubuh melepaskan air ke usus saat hal itu tidak
sekresi diare. Diare jenis ini terjadi saat racun menstimulasi sekresi klorida
dan mengurang penyerapan garam dan air atau organisme lainnya yang
3. Diare Eksudatif
Diare ini terjadi jika ada darah dan nanah dalam tinja. Hal ini terjadi dengan
1. Pengertian Antropometri
status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan
masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Konsumsi makanan dan
14
Dibandingkan dengan metode lainnya, pengukuran antropometri lebih
praktis untuk menilai status gizi (khususnya KEP) di masyarakat. Ukuran tubuh
yang biasanya dipakai untuk melihat pertumbuhan fisik adalah berat badan (BB),
tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK), tebal lemak
dibawah kulit (TL) dan pengukuran tinggi lutut. Penilaian status gizi antropometri
disajikan dalam bentuk indeks misalnya BB/U, TB/U, PB/U, BB/TB, IMT/U
(Aritonang, 2013).
2. Ukuran Antropometri
1. Dilakukan sebaiknya pagi hari setelah buang air atau keadaan perut
terlebuh dahulu,
15
5. Klien naik ke timbangaan dengan posisi menghadap kedepan,
pandangan lurus, tangan disamping kanan kiri dan posisi rileks serta
1. Memasang mikrotoa pada dinding yang rata dan tegak lurus pada
lantai,
diukur,
16
D. Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah merupakan anak dengan usia antara 6-12 tahun,
dan percepatan. Selain itu fokus dunia mereka berkembang dari keluarga ke
guru, teman seumur dan pengaruh luar lainnya. Pada tahap ini juga anak akan
semakin mandiri ketika berpartisipasi dalam aktifitas di luar rumah (Kyle, 2019)
dan melalui proses yang bertahap. Perkembangan adalah proses atau tahapan
ukuran dan jumlah sel serta jaringan tubuh yang berarti bertambahnya ukuran
dari masa awal anak. Permulaan masa pertengahan dan akhir ini ditandai
a. Perkembangan fisik
terjadi pada tubuh ditandai dengan struktur fisik atau tubuh yang meliputi
17
perkembangan individu terutama bagi anak sekolah dasar. Perkembangan
fisik pada anak sekolah dasar lebih lambat dan relatif seragam sampai
anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem
b. Perkembangan motorik
Pada masa anak sekolah menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dalam berlari dan makin pandai meloncat. Anak juga mampu menjaga
c. Perkembangan kognitif
belajar, berfikir, menalar dan bahasa. Pada masa ini antara usia 5 dan 7
masa kognitif ini ada 4 pola perkembangan anak yang dibagi menjadi 4
18
operasional kongret (umur 2-7 tahun), tahap operasional kongret (umur 7-
yang nyata. Pada usia ini anak-anak bisa berfikir secara logis karena
d. Perkembangan psikososial
Anak-anak yang sering dipuji dan didukung oleh keluarga atau guru akan
19
3. Status Gizi Anak Usia Sekolah dengan Diare
Anak yang mengalami status gizi kurang lebih banyak terjadi pada anak
diare (18,9%) dibandingkan dengan anak tidak diare (14,8%). Penelitian yang
dilakukan oleh Martianto dkk pada anak usia 6-12 tahun di Kabupaten Lembata,
Anak yang mengalami gizi kurang memiliki daya tubuh yang menurun
sehingga sangat mudah terserang penyakit infeksi termasuk diare akut. Anak
dengan gizi kurang leih rentan terkena diare dibandingkan dengan anak dengan
status gizi normal karena daya tahan tubuh yang kurang.(Supriadi et al., 2020).
Anak-anak dengan berat dan lingkar lengan atas kurang dari 12,5 cm lebih
berisiko terkena diare akut dibandingkan dengan anak-anak dengan gizi yang lebih
Artikel lain menyebutkan tidak ada hubungan status gizi dengan kejadian
diare, karena diare dapat dialami oleh anak dengan status gizi baik. Hal ini
disebabkan karena adanya banyak faktor yang mempengaruhi diare, antara lain
tingkat pengetahuan orang tua yang rendah terhadap diare baik itu perlindungan,
20
4. Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah dengan Diare
Kebutuhan gizi pada anak diare merujuk pada kebutuhan normal sesuai
perhitungan berat badan ideal (BBI). Berdasarkan hal tersebut, maka syarat diet
diare pada anak tanpa dehidrasi atau setelah rehidrasi adalah sebagai berikut :
(Asosiasi Dietesien Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesaia dan Persatuan Ahli
2. Protein 10-15% total energi, dimulai 1-2 g/kgBB/hari dinaikkan sampai 3-4
3. ASI tetap diberikan bila anak masih menyusu, bila perlu lebih sering. Bila
6. Kebutuhan Vitamin dan Mineral sesuai de agar mudah dan asam lemak tidak
jenuh rantai panjang. laktosa dan mengandung glukosa polimer dengan Angka
21
9. Bila sudah mampu per oral, berikan porsi kecil dengan frekuensi sering
(minimal 6 kali per hari) dan volume bertahap ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan. 1
10. Sesudah episod diare teratasi, energi semakin meningkat sesuai toleransi
anak Energi untuk kejar tumbuh bisa mencapai 140-200 kkal/kgBB aktual
/hari.
11. Hindari: Jus buah kemasan atau minuman yang mengandung gas.
22
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang ada dan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti (Masturoh & T.Nauri, 2018).
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam pohon masalah
dibawah ini :
23
Anak Usia Sekolah
Penyebab Diare :
a. Enteral
1. Bakteri
2. Virus
Penyakit Infeksi 3. Parasit
4. protozoa
5. Jamur
b. Parenteral
1. Otitis media
Diare 2. Tonsilitis
3. Bronchopneumonia
4. Encephalitis
c. Malabsorpsi
1. Disakarida
Penyerapan Nutrisi 2. Malabsorpsi protein
dan lemak
d. Faktor Risiko
1. Faktor perilaku
2. Faktor lingkungan
Status Gizi :
Status gizi baik, Status gizi
kurang, Status gizi lebih
Keterangan :
: Alur berfikir
24
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,
& Mujianto, 2017). Pada penelitian ini akan diteliti satu variabel yaitu
Gambaran Status Gizi pada Anak usia 6-12 Tahun Dengan Diare Di
2. Definisi Operasional
25
Tabel 1
Definisi operasional Gambaran Status Gizi pada Anak Usia 6-12 Tahun dengan Diare
di Puskesmas Baturiti 2
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Sumber Data
1 2 3 4 5 6
3 SD sd < -2 SD),
SD sd + 1 SD), dan
1 SD sd + 2 SD)
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
status gizi anak usia 6-12 tahun dengan diare di Puskesmas Baturiti 2 tahun 2022
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2022 dengan
1. Populasi
27
(Maturoh & Anggita T, 2018). Populasi dari penelitian ini adalah anak yang
192 populasi.
2. Sampel
oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan(Maturoh &
Anggita T, 2018). Fokus pada penelitian ini adalah gambaran status gizi anak
dengan diare. Terdapat kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini yaitu
sebagai berikut :
Anak usia 6-12 tahun yang mengalami diare pada tahun 2021 di
Puskesmas Baturiti 2.
Anak usia 6-12 tahun yang mengalami diare pada tahun 2021 di
atau hilang.
3. Teknik sampling
adalah proses menyeleksi sejumlah elemen dari populasi yang diteliti untuk
dijadikan sampel, dan memahami berbagai sifat atau karakter dari subjek yang
28
dijadikan sampel, yang nantikan dapat dilakukan generalisasi dari elemen
penelitian ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah populasi yaitu 192
anak.
1. Jenis data
Data yang dikumpulkan dari subjek studi kasus adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang tidak secara langsung didapat dari
form/lembar khusus baik dalam bentuk softcopy atau hardcopy, seperti Form
telaah dokumen, Ceklist kepustakaan dan sebagainya (Masturoh, Imas, & T.,
2018). Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah gambaran
memperoleh data dengan menyalin data yang telah tersedia di rekam medik ke
berikut:
29
a. Mengajukan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan
2.
data dan pada tahap ini data mentah atau raw data yang telah dikumpulkan,
diolah dan dianalisis sehingga menjadi informasi (Masturoh, Imas, & T.,
2018).
30
g. Editing
h. Coding
dibuat sesuai dengan data yang diambil dari alat ukur yang
pengolahan data.
i. Data entry
31
j. Cleaning
Data yang disajikan yaitu dengan uraian tentang temuan dalam bentuk
menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dalam bentuk table atau
digunakan untuk menggambarkan status gizi pada anak diare. Hasil dari
Penilaian status gizi pada anak diare akan dibagi menjadi beberapa kategori
yaitu : Sangat Pendek (<-3 SD), Pendek (-3 SD sampai dengan <-2 SD),
Normal (-2 SD sampai dengan 2 SD), Tinggi (>2 SD). Data yang disajikan
distribusi frekuensi, presentase dan narasi. Data status gizi pada anak diare
32
F. Etika Penelitian
Etika penelitian dapat membantu peneliti untuk melihat secara kritis moralitas
dari sisi subjek penelitian. Etika juga membantu untuk merumuskan pedoman
etis yang lebih kuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya
mendasari penyusunan studi kasus menurut (Masturoh, Imas, & T., 2018) terdiri
dari :
disajikan.
33
3. Confidentially (kerahasiaan)
4. Ethical Clearance
tertentu.
34
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2017). Profil Kesehatan Bali 2017. Dinas Kesehatan
Muh.Saleh. (2015). Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada
Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap Tahun 2013.
Penyakit Diare Pada Anak Sekolah Dasar. Medisains: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Kesehatan, 13(03).
Debby Daviani Prawati, Dani Nasirul Haqi. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Puspasari, N., dan Merryana A. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan
Asupan Makan Balita dengan Status Gizi (BB/U) Usia 12-24 Bulan. 2017 : 369-378
35
Amih Huda Nuraarif, S.Kep., Ns & Hardhi Kusuma, S.Kep., Ns. (2015). Aplikasi Asuhan
, I., Dewa Nyoman., B, Bacyar., F, Ibnu. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
Kadek Hartini., Sari Pediatri., dkk. (2014). Korelasi Derajat Obesitas dengan
Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. 16 (1). Diakses bulan Juni 2014.
Lamid, Astuti. (2015). Masalah Kepekaaan Stunting Pada Anak Balita. Bogor : PT. IPB
Press.
Fikawati., Syafiq., Veratamala. (2017). Gizi Anak dan Remaja. Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
Among Under Five Years Age Children at Machakael Woreda, Northwest Ethiopia. A
Zulfita, P.N.S. (2013). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Kurang Buruk
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang. STIKes Mercu
Putri, D.S.K., Wahyono, T.Y.M. (2013). Faktor Langsung dan Tidak Langsung Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Wasting Pada Anak Umur 6-59 bulan di Indonesia.
Insani, HM. (2017). Indonesia Sehat Tanpa Wasting. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat
36
Kemenkes. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Direktorat
Gizi Masyarakat.
Ngaisyah, D. (2016). Hubungan Riwayat Penyakit Lahir Stunting dan BBLR Dengan Status
Gizi Anak Balita Usia 1-3 Tahun di Patorono, Bantul. Yogyakarta: Jurnal Medika
http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/viewFile/488/419
Community Based Case Control Study in Nepal. Kathmandu University Medical Journal.
10(3): 18-24
Solechah, N.L. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Status Gizi Anak Balita di
Anonim. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta.
Martianto D, Riyadi H, Hastuti D, Alfiasari, Briawan D. Penilaian situasi pangan dan gizi di
Anonim. (2013). Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. Kementerian Kesehatan RI.
Masturoh, I., & T.Nauri, A. (2018). Bahan Ajar Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan
(RMIK) Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan 1). Pusdik Sumber Daya Manusia
Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
37
Rinaldi, S. F., & Mujianto, B. (2017). Metodologi Penelitian dan Statistik. In Bahan Ajar
Syapitri, H., Amilia, & Juneris, A. (2021). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan
Tickell, K. D., Pavlinac, P. B., John-Stewart, G. C., Denno, D. M., Richardson, B. A.,
Naulikha, J. M., Kirera, R. K., Swierczewski, B. E., Singa, B. O., & Walson, J. L.
1337–1344. https://doi.org/10.4269/ajtmh.17-0139
Riswandha, Puspasari, I., & Setyawati, T. (2020). Hubungan Status Nutrisi dengan
Kejadian Diare di Puskesmas Kawatuna Palu Pada Tahun 2019. 6(2), 251–256.
978-623-909-843-8
Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan
38
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2018/09/Metodologi-
Penelitian-Kesehatan_SC.pdf
39
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
40
Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya Penelitian
Gambaran Status Gizi Pada Anak Usia 6-12 Tahun Dengan Diare Di
Puskesmas Baturiti 2 Tahun 2022
Adapun rencana anggaran biaya penelitian yang dikeluarkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1 Tahap Persiapan
2 Tahap Pelaksanaan
3 Tahap Akhir
Jumlah Rp 800.000,00
41
Lampiran 3 Lembar Observasi
Lembar Observasi
Gambaran Status Gizi Pada Anak Usia 6-12 Tahun Dengan Diare Di
Puskesmas Baturiti 2 Tahun 2022
42