NI LUH PIYANTARI
17C10181
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020
i
USULAN PENELITIAN
NI LUH PIYANTARI
17C10181
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal penelitian dengan judul “Hubungan Antara Konsep Diri dan Peran Keluarga Dengan
Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Sibang Kaja” telah mendapatkan persetujuan
pembimbing untuk diajukan dalam ujian proposal penelitian.
Denpasar,
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Proposal penelitian dengan judul “Hubungan Antara Konsep Diri dan Peran Keluarga Dengan
Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Sibang Kaja” telah mendapatkan persetujuan
pembimbing dan Rektor ITEKES Bali untuk dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian yang
tertuang dalam proposal penelitian.
Denpasar,
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui
Rektor
NIDN. 0823067802
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Antara Konsep Diri
dan Peran Keluarga Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di Desa Sibang Kaja”.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari semua pihak sehingga proposal ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D selaku Rektor Institut Teknologi Dan
Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
2. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
3. Ibu A.A Ayu Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis.
4. Bapak Ns. IGN Made Kusuma Negara, S.Kep.,MNS selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan seoptimal mungkin kepada penulis dalam menyelesaikan
proposal ini.
5. Ibu Ns. Made Dian Shanti Kusuma,S.Kep.,MNS selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Ibu Ida Ayu Manik Damayanti, S.Si.,M.Si selaku Wali Kelas C Prodi Sarjana Keperawatan
Tingkat IV yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
7. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak dan Kakak yang banyak memberikan dukungan serta
dorongan moral dan materiil hingga selesainya proposal ini.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan proposal ini.
v
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih belum sempurna, untuk itu dengan
hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk proposal ini.
Denpasar,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
USULAN PENELITIAN................................................................................................................i
USULAN PENELITIAN...............................................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN.....................................iv
KATA PENGANTAR....................................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................4
D. Manfaat penelitian.......................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................6
A. Konsep Kepatuhan......................................................................................................................6
B. Konsep Coronavirus....................................................................................................................8
C. Konsep Masker..........................................................................................................................14
D. Penelitian Terkait......................................................................................................................18
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN, DAN DEFINI
SI OPERASIONAL.....................................................................................................................21
A. KERANGKA KONSEP............................................................................................................21
B. Variabel penelitian....................................................................................................................23
C. Definisi Operasional..................................................................................................................23
BAB IV METODE PENELITIAN.............................................................................................25
A. Desain Penelitian.......................................................................................................................25
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................................25
C. Populasi-Sampel-Sampling.......................................................................................................26
D. Pengumpulan Data....................................................................................................................28
vii
E. Rencana Analisa Data................................................................................................................32
F. Etika Penelitian..........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................38
LAMPIRAN..................................................................................................................................41
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan satu wabah penyakit yang disebut virus
korona (Covid-19) yang penyebaran infeksinya berangsur sangat cepat setiap harinya dan
hampir menyebar ke seluruh belahan dunia. Bahkan sejak Januari 2020 WHO telah
menyatakan bahwa dunia sudah masuk ke dalam darurat global terkait virus ini
(Sebayang, 2020). Istilah Covid-19 (Coronavirus deseases 2019 adalah nama yang
diberikan WHO terhadap penyakit ini. Infeksi pertama terjadi di Cina dan menyebar
sangat cepat dan luas hingga mengakibatkan pandemi global yang berlangsung sampai
saat ini. Diketahui bahwa virus ini awalnya berasal dari kelelawar yang akhirnya tertular
ke manusia dan antar manusia Burhan, dkk (2020); (WHO, 2020).
Jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat di seluruh dunia termasuk benua Asia
dan Eropa. Sejauh ini, WHO melaporkan 14,337,245 kasus terkonfirmasi di benua
Amerika, sebanyak 5,067,207 kasus di Asia Tenggara, sebanyak 4,645,519 kasus
terkonfirmasi di benua Eropa dan 1,101,618 di benua Afrika (WHO, 2020). Indonesia
melaporkan kasus pertama tepat pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus COVID-19 semakin
meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Kasus COVID-19
ini terhitung dari bulan maret hingga dengan tanggal 26 Oktober 2020 Kementerian
Kesehatan RI melaporkan 392.934 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 13.411 kasus
meninggal (Kemenkes RI, 2020).
Provinsi Bali melaporkan kasus pertama yaitu pada bulan maret yang diawali dari
pelaku perjalanan luar negeri atau imported case. Kasus COVID-19 yang berawal dari
imported case terjadi hingga pada bulan Juni dan melonjak 59% yang diakibatkan dari
transmisi lokal. Pada bulan maret hingga tanggal 25 oktober pemerintah provinsi Bali
melaporkan bahwa kasus terkonfirmasi positif 11.388 dengan 372 kasus meninggal.
Kasus COVID-19 sampai saat ini Kota Denpasar masih menduduki kasus tertinggi, yaitu
mencapai 3.862 terkonfirmasi dan 168 dalam perawatan (Pemprov Bali Update Covid-
19,2020). Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa angka kejadian kasus penularan
COVID-19 berjalan begitu cepat.
1
2
Widiyani (2020) menyebutkan, karena penularan virus corona yang sangat cepat
inilah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona (Covid-19) sebagai
pandemi pada tanggal 11 Maret 2020. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan
menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. virus ini dapat menular secara mudah mlalui
kontak denagn penderita. Virus covid-19 dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet)
dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada
benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah
terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau
mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga
seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita,
masker dapat menjadi penghalang pertama jika ada droplet/tetesan baik dari diri sendiri
maupun dari orang lain (Kemenkes RI, 2020).
Dalam mencegah penyebaran COVID-19, ada beberapa protokol kesehatan yang
dapat dilaksanakan baik secara individu atau pun masyarakat. penggunaan masker
berperan dalam pencegahan transmisi COVID-19. Menurut Tang, dkk (2020), masker
mampu memblokir jets tubulent (gerakan udara yang tidak bisa terlihat oleh mata) dari
batuk atau mengontrol infeksi airborne dengan cara yang kurang berbahaya. Masker
dapat memfiltrasi partikel mengandung virus seperti aerosol atau droplet. WHO (2020)
menyarankan penggunaan masker yang sesuai adalah menutupi bagian mulut dan hidung,
ketika bagian depan dan dalam masker, pastikan tangan bersih sebelum memakai masker
dan setelah melepas masker. Masker dapat mencegah penyebaran droplet ketika
seseorang yang terinfeksi berbicara, batuk atau bersin (Chua, dkk 2020).
Manfaat paling penting dari penggunaan masker secara terus menerus adalah
memberi perlindungan dan mencegah sebaran virus dari penderita asimptomatik,
bergejala ringan dan pra-pembawa gejala (Leung, 2020). Studi memperkirakan bahwa
tingkat viral load (tolak ukur mengenai seberapa jauh dan cepat penyakit berkembang
dalam tubuh) pada pasien yang tidak bergejala dan bergejala selama perjalanan alamiah
penyakit memiliki kesamaan, sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan (Zou, 2020).
Penggunaan masker menjadi suatu kebijakan yang paling mungkin karena secara kasat
mata kita tidak bisa memprediksi siapa dan dimana virus dapat ditularkan. Kebijakan
penggunaan masker secara menyeluruh masih terus diperdebatkan secara ekstensif sejak
3
tahap awal pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan paparan yang signifikan akan
menurun bila seseorang menjaga jarak minimal 6 kaki dengan orang lain atau pasien dan
berinteraksi dalam waktu singkat (hanya beberapa menit atau kurang dari 30 menit),
Tirupathi (2020).
Pemakaian masker telah ditegakkan di banyak negara terutama Asia, dimana
dilaporkan hasil yang memuaskan dalam perlambatan penyebaran infeksi di Hongkong
dan Singapura. Hal ini membuat pembuktian bahwa seharusnya tidak menutup
kemungkinan masker akan sangat efektif. Penggunaan masker juga akan mengurangi
stigma terhadap seseorang dan membuat pemakaian masker menjadi sebuah fenomena
kultural dibanyak orang Asia Tenggara (Leung, 2020). Di indonesia khususnya di Bali
dalam peraturan Gubernur no. 46 tahun 2020 mengatur tentang kewajiban bagi seluruh
masyarakat Bali untuk menggunakan masker, jika tidak menggunakan masker saat
beraktivitas di luar maka akan di denda sebasar Rp 100. 000 (Pergub Bali, 2020).
Realitanya, penggunaan masker pada setiap individu cukup bervariasi. Beberapa individu
penggunakan masker tanpa menutupi mulut dan hidung sepenuhnya atau penggunaan
masker dengan frekuensi lebih dari frekuensi yang disarankan dan bahkan ada yang
mengaibaikannya dengan tidak menggunakan masker saat keluar rumah (Chua, dkk
2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana gambaran tingkat kepatuhan penggunaan masker selama pandemi
COVID-19 pada masyarakat di Kota Denpasar ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan penggunaan masker selama pandemi
COVID-19 pada masyarakat di Kota Denpasar.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan dapat dijadikan
sumber atau acuan bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan penerapan
penggunaan masker selama pandemi COVID-19.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan agar masyarakat lebih mengetahui tentang
pentingnya penerapan penggunaan masker selama pandemi COVID-19.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi institusi pendidikan
dan pihak institusi pendidikan dapat mengetahui tentang gambaran
penerapan penggunaan masker selama pendemi COVID-19 pada
masyarakat
c. Bagi peneliti.
Hasil penelitian ini diharapkan agar menambah wawasan dan pengalaman
peneliti tentang penelitian yang akan dilakukan, sehingga dapat
memberikan informasi mengenai pentingnya penerapan penggunaan
masker selama pandemi COVID-19.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Kepatuhan
1. Pengertian kepatuhan
Kepatuhan (adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat
adanya interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti
rencana dan segala konsekwensinya dan menyetujui rencana tersebut serta
melaksanakannya (Kemenkes RI, 2011).
Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan
berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh, taat, tunduk pada ajaran atau peraturan.
Kepatuhan adalah partisipasi klien dan keterlibatan dalam menjaga cara
hidup dan mereka percaya akan bermanfaat, sangat menyarankan kemitraan terapi
dengan penyedia yang penting untuk keberhasilan individu dalam mengikuti cara
pengobatan yang disarankan (Bosworth, 2010).
Dalam kepatuhan yang dinilai adalah ketaatan semua aktivitas sesuai
dengan kebijakan, aturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku.Sedangkan
kepatutan lebih pada keluhuran budi pimpinan dalam mengambil keputusan.Jika
melanggar kepatutan belum tentu melanggar kepatuhan.Selain itu, kepatuhan
menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan
aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hal ini bertujuan
untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan
undang-undang tertentu.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan
Faktor –factor yang mempengaruhi kepatuhan menurut Thomas Blass (dalam
Wilujeng, 2010) yaitu :
a. Kepribadian
Adalah faktor internal yang dimiliki individu. Faktor iniakanberperan kuat
mempengaruhi intensitas kepatuhan ketika berada pada situasiyang lemah
dan pilihan-pilihan yang ambigu dan mengandung banyak hal.Faktor
6
7
masyarakat.
8
c. Ketaatan (obedience)
Ketaatan merupakan suatu bentuk perilakumenyerahkan diri sepenuhnya
pada pihak yang memiliki wewenang, bukanterletak pada kemarahan atau
agresi yang meningkat, tetapi lebih padabentuk hubungan mereka dengan
pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember
2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-
19), (Kemenkes RI, 2020).
Jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat di seluruh dunia termasuk
benua Asia dan Eropa. Sejauh ini, WHO melaporkan 14,337,245 kasus
terkonfirmasi di benua Amerika, sebanyak 5,067,207 kasus di Asia Tenggara,
sebanyak 4,645,519 kasus terkonfirmasi di benua Eropa dan 1,101,618 di benua
Afrika (WHO, 2020).
2. Etiologi Virus Covid-19
SARS-CoV-2 dapat menyebar melalui kontak langsung atau tidak secara
langsung. Penyebaran covid-19 dapat terjadi antar orang melalui droplet sistem
pernfasan saat pasien terkonfirmasi batuk, bersin atau bernyanyi dan berbicara
(Lotfi dkk., 2020). Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam
family coronavirus. Corona virus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Corona virus yang menjadi etiologi COVID-19
termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan
beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik
menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan corona
virus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus.
Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)
memberikan nama penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2. Belum dipastikan
berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi
perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis corona virus lainnya. Lamanya corona
virus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis
permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian (Doremalen et al,
2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada
permukaan plastik dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang
dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif
terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan dengan pelarut
lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang
10
Hingga saat ini tidak ada terapi spesifik anti virus nCoV 2019 dan anti
virus corona lainnya. Beberapa peneliti membuat hipotesis penggunaan
baricitinib, suatu inhibitor janus kinase dan regulator endositosis sehingga
masuknya virus ke dalam sel terutama sel epitel alveolar. Pengembangan lain
adalah penggunaan rendesivir yang diketahui memiliki efek antivirus RNA dan
kombinasi klorokuin, tetapi keduanya belum mendapatkan hasil. Vaksinasi juga
belum ada sehingga tata laksana utama pada pasien adalah terapi suportif
disesuaikan kondisi pasien, terapi cairan adekuat sesuai kebutuhan, terapi oksigen
12
yang sesuai derajat penyakit mulai dari penggunaan kanul oksigen, masker
oksigen. Bila dicurigai terjadi infeksi ganda diberikan antibiotika spektrum luas.
Salah satu yang harus diperhatikan pada tata laksana adalah pengendalian
komorbid. Dari gambaran klinis pasien Covid-19 diketahui komorbid
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui
berhubungan dengan luaran pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes,
penyakit kardiovaskular dan penyakit serebrovaskular.
6. Klasifikasi Virus Covid-19
Berikut klasifikasi tingkat beratnya kasus pasien Covid-19 (Kemenkes RI, 2020)
a. Tanpa Gejala
Kategori tanpa gejala adalah kondisi pasien yang hasil laboratoriumnya
menunjukkan positif terinfeksi atau ada virus SARS-CoV-2 penyebab
Covid-19 dalam tubuh. Akan tetapi, pasien tidak memiliki keluhan atau
gejala sama sekali secara fisik.
b. Kasus Ringan (uncomplicated ilness)
Tingkat kasus pasien Covid-19 ringan adalah kondisi pasien yang
memiliki gejala tetapi tidak spesifik. Gejala yang dialami bisa berupa
demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepada
dan nyeri otot.
c. Kasus Sedang
Pasien terkonfirmasi psotif Covid-19 yang dimasukkan dalam kategori ini
adalah mereka yang memiliki gejala pneumonia ringan, tetapi tanpa sesak
napas.
d. Kasus Berat
Dikategorikan termasuk kasus berat adalah ketika pasien Covid-19
memiliki pneumonia, yang disertai dengan sesak napas atau napas berat.
Tanda sesak napas atau napas berat yang dimaksukan yaitu dengan
frekuensi napas lebih dari 30 kali per menit, dan saturasi kurang dari 93
persen, serta rasio PaO2/FiO2 kurang 300.
13
a. Masker N95
Masker N95 adalah pelindung wajah dengan penyaring partikel yang
sesuai dengan standar N95 dari National Institute For Occupational Safety
and Health (NIOSH) air filtration rating Amerika Serikat. Masker ini
biasanya digunakan tenaga kesehatan di rumah sakit. Namun, pemerintah,
WHO dan CDC mengingatkan masker N95 diperuntukkan untuk dokter
dan perawat di rumah sakit. Apalagi di tengah pandemi corona saat ini,
para tenaga kesehatan sangat membutuhkan masker N95 agar tidak
tertular virus corona. Selain itu, masker N95 juga tidak cocok untuk
digunakan sehari-hari oleh masyarakat umum karena terasa lebih ketat
pada wajah. Penggunaan masker ini dalam jangka lama bisa menyebabkan
kesulitan bernafas.
b. Masker Bedah 3 Lapis
Masker bedah 3 lapis adalah masker sekali pakai yang juga sering dipakai
tenaga kesehatan saat bekerja. Oleh karena itu, di tengah pandemi corona
yang tak berujung ini, masyarakat umum disarankan tidak memborong
16
mempunyai dua tipe yaitu masker N95 dimana masker tersebut dapat
menyaring partikel sekitar 95% dengan 0.3 μm Nacl aerosol, sedangkan
masker N100 paling sedikit apat menyaring 99,97% yang berukuran 0.3
μm Nacl aerosol.
b. R-series filter
Masker tipe R-series sebuah masker yang belfilter untuk mengurangi
setiap partikel bahaya yang berbasis aerosol minyak yang dapat
membahayakan tubuh dan masker ini hanya digunakan untuk 8 jam.
Masker ini mempunyai tipe yaitu R95 dimana masker tersebut dapat
menyaring 95% aerosol minyak yang berukuran 0.3 μm DOP (Dioctyl
Phthalate) aerosol.
c. P-series filter
Masker tipe P-series filter sebuah masker yang berfilter untuk mengurangi
partikel apapun termasuk cairan atau aerosol yang berbasis minyak.
Masker ini mempunyai tipe P95 dimana dapat menyaring 95% aerosol
minyak yang berukuran 0.3 μm DOP (Dioctyl Phthalate) aerosol,
sedangkan tipe P100 ini mempunyai catridge yang dapat menyaring
99,97% aerosol minyak yang berukuran 0.3 μm DOP (Dioctyl Phthalate)
aerosol.
4. Saran Pemakaian Masker
Dalam rangka pencegahan virus corona, WHO juga memberikan sejumlah
saran terkait pemakaian masker yang tepat, (WHO, 2020) sebagai berikut:
a. Sebelum mengenakan masker, bersihkan tangan dengan alkohol atau
mencucinya dengan sabun dan air.
b. Tutupi mulut dan hidung dengan masker. Pastikan tidak ada celah antara
wajah dan masker.
c. Jangan menyentuh masker saat menggunakannya. Apabila terpaksa
melakukannya, cuci tangan memakai sabun dan air atau bersihkan dengan.
Segera ganti masker dengan yang baru setelah lembab dan jangan gunakan
kembali masker setelah dipakai.
18
D. Penelitian Terkait
1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Arum Dian Pratiwi (2020) yang berjudul
“Gambaran Penggunaan Masker di Masa Pandemi Covid-19 pada Masyarakat di
Kabupaten Muna”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada masyarakat
Kabupaten Muna jarang menggunakan masker pada saat keluar rumah, dari 153
responden diketahui bahwa alasan beberapa responden jarang menggunakan
masker saat berada di luar rumah adalah karena persediaan masker terbatas
(51,6%), tidak nyaman (23,5%), kehabisan masker (13,1%), dan merasa tidak
perlu menggunakan masker 56 (11,8%). Dan diketahui dari 29 responden
didapatkan bahwa alasan beberapa responden tidak menggunakan masker saat
berada di luar rumah adalah tidak punya karena mahal (55,2%), tidak punya
karena tidak ada yang jual (20,7%), malas pakai (13,8%), tidak butuh masker
(6,9%) dan masker tidak ada gunanya (3,4%). Dari data ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden tidak menggunakan masker adalah karena tidak punya
akibat kelangkaan masker setelah pandemi ini. Dari 28 responden yang mengaku
tidak menggunakan masker saat keluar rumah 14 orang diantaranya mengaku
akan memakai masker jika diberikan, namun 14 responden lainnya menjawab
belum tentu. Dalam arti bahwa masih ada 14 responden yang belum memiliki
kesadaran tentang penggunaan masker ini.
2. Pada penelitian Siahaieinia Hendrik & Tiar Lince (2020) yang berjudul “Persepsi
Masyarakat Tentang Penggunaan Masker dan Cuci Tangan Selama Pandemi
Covid-19 di Pasar Sukaramai Medan”. Hasil banyak masyarakat yang tidak
19
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi o
perasional dari variabel yang terdiri dari definisi konseptual dan definisi operasional.
A. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penel
itian, dam merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang akan diukur dan ditel
iti. Tujuan dari kerangka konsep adalah untuk mensitesa, membimbing atau mengarahkan
penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi (Shin, 2008 dalam Swarjana 2015).
21
22
Keterangan :
B. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah satu bagian terpenting dalam sebuah penelitian (Swarjana, 201
5). Menurut Nursalam (2013) mendefinisikan variabel adalah perilaku atau karakteristik
yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu, misalnya pada benda, manusia, dan lain-lai
n. Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu kepatuhan penggunaan masker sel
ama pandemi COVID-19 pada masyarakat.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi terhadap variabel penelitian secara operasional sehin
gga peneliti mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait dengan konsep. Pa
da umumnya, definisi dibuat secara naratif, namun ada juga dalam bentuk tabel (Swarjan
a, 2015).
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka dimana menjawab pertanyaan penelitian d
an mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Penelitian ini merupakan pe
nelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross-sectional. Menurut De Vaus (2001) da
lam Swarjana (2015) menjelaskan penelitian deskriptif merupakan sebuah desain peneliti
an yang menggambarkan fenomena yang diteliti dan menggambarkan besarnya masalah y
ang diteliti.
Menurut Polit dan Beck (2003) dalam Swarjana (2015), cross-sectional adalah de
sain penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu atau at one poi
nt in time. Jadi descrpitive cross-sectional study adalah penelitian yang dilakukan secara
cross-sectional (satu titik waktu tertentu) pada populasi atau penelitian pada sampel yang
merupakan bagian dari populasi (Swarjana, 2015).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Denpasar Ba
rat dengan pertimbangan kecamatan Denpasar Barat adalah merupakan kasus Cov
id-19 yang paling banyak mencapai 1.434 terkonfirmasi positif dan wilayah kerja
UPTD Puskesmas 1 Denpasar Barat merupakan wilayah yang memiliki kasus Cov
id-19 tertinggi. Jumlah masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Denpasar
Barat mencapai 110.318 jiwa.
2. Waktu Penelitian
25
26
C. Populasi-Sampel-Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu, objek, fenomena atau target
dimana yang akan diteliti oleh peneliti (Mazhindu and Scott, 2005 dalam
Swarjana 2015). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh masyarakat yang ada di Wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat. Total
jumlah masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Barat yaitu 32.484
orang. Total populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
masyarakat dewasa awal yaitu umur 20 - 39 tahun berjumlah 19.844 orang.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu-individu atau objek-objek yang dapat
diukur yang mewakili populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil
hendaknya sampel yang dapat mewakili populasi (Mazhindu & Scott, 2005 dalam
Swarjana, 2015).
a. Kriteria Sampel
Kriteria sampel pada penelitian ini akan dibagi menjadi dua, yaitu
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
1) Kriteria Inklusi adalah karakteristik umum subjek
penenlitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan
akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah :
a) Seluruh masyarakat yang ada di Wilayah Kerja
Puskesmas 1 Denpasar Barat.
b) Masyarakat yang bersedia menjadi responden dan
mau menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden (inforned consent).
c) Masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.
2) Kriteria Eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan
subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian
ini adalah :
27
2
1 . 19.884 .0,5 . 0,5
s=
0 , 05 (19. 884−1)+12 ..0,5 . 0,5
2
4 .971
s=
49 , 9575
s=99 ,5
s = 100 orang
Keterangan :
2
χ =1
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
N = populasi
3. Sampling
Teknik sampling merupakan suatu cara yang ditempuh, untuk memperoleh
sampel yang sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2015).
Sampling adalah strategi atau proses untuk memilih elemen atau bagian dari
populasi untuk di teliti (Dattalo dalam Swarjana, 2013).
Cara pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan Probability Sampling yaitu seluruh populasi mempunyai
kesempatan sama untuk terpilih menjadil sampel penelitian (Kothari, 2009 dalam
Swarjana, 2015).. Dalam penelitian ini akan menggunakan metode probability
dengan menggunakan teknik sampling stratified random sampling dan untuk
28
sesuai dengan data yang dikumpulkan (Mazhindu and Scott, 2005 dalam
Swarjana, 2015). Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan pemberian kuesioner. Kuesioner digunakan untuk
mendeskripsikan stigma masyarakat denpasar. Namun sebelum diberikan
kuesioner, responden akan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
dilakukannya penelitian serta memberikan petunjuk tentang cara pengisian
kuesioner.
Data yang akan dikumpulkan yaitu data primer yang datanya didapatkan
secara langsung dari responden melalui pengisian dari kuesoner yang diberikan.
Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti diperoleh secara
langsung oleh responden. Data primer juga disebut sebagai data asli atau data
baru yang sifatnya up to date (Siyoto, 2015). Data primer yang akan diperoleh
gambaran tingkat kepatuhan penggunaan masker selama pendemi Covid-19. Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini berupa kuantitatif dengan menggunakan
skala ordinal dalam bentuk persentase.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan sederet pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan oleh peneliti yang akan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan
data penelitian (Swarjana, 2015).
Kuesioner dalam penelitian ini akan mencakup:
a. Data Demografi Responden
Kuesioner ini berisikan tentang identitas responden, yaitu meliputi
inisial nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir.
b. Kepatuhan Masyarakat
Pengolahan data merupakan salah satu tahapan penelitian yang sangat pent
ing yang harus dikerjakan dan dilalui seorang peneliti (Swarjana, 2015). Langkah-
langkah dalam proses pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah suatu cara untuk memeriksa kembali kebena
ran data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui instrument pene
litian. Dalam penelitian ini editing akan dilakukan pada tahap setel
ah data terkumpul dengan memeriksa kembali kelengkapan kuesio
ner, pemeriksaan antara lain kesesuaian jawaban dan kelengkapan
pengisian lembar kuisioner ketika data telah terkumpul. Dalam pro
ses editing ini, tidak dilakukan penggantian atau penafsiran jawaba
n.
b. Coding
Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode numerik (an
gka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam pene
litian ini peneliti akan melakukan coding untuk memudahkan prose
s pengolahan data. Pemberian kode yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a) Pada karakteristik responden
1) Berdasarkan jenis kelamin, kode (1) untuk la
ki-laki, kode (2) untuk perempuan.
2) Berdasarkan pendidikan terakhir, kode (1) u
ntuk SD, kode (2) untuk SMA, kode (3) untu
k Diploma, kode (4) untuk Sarjana, kode (5)
untuk Pasca sarjana.
3) Berdasarkan umur, kode (1) untuk umur 20-
24 tahun, kode (2) untuk umur 25-29 tahun,
kode (3) untuk umur 30-34 tahun, kode (4) u
ntuk umur 35-39 tahun.
4) Berdasarkan pekerjaan, kode (1) untuk maha
siswa/mahasiswi, kode (2) untuk karyawan s
34
Bosworth, H.B. (2010). Improving Patient Treatment Adherence A Clinician‟s Guide. Chapter 4.
69-96. Springer: New York
Burhan, R., Isbaniah, F., Susanto, A. D., Aditama, T. Y., Soedarsono, Sartono, T. R., Suguri, Y.
J., Tantular, R., Sinaga, B. Y. M., Handayani, R. R. D., & Agustin, H. (2020).
PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN DI
INDONESIA. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Cheng , Chi-Chung, V. (2020). The Rple Of Community-Wide Wearning Of Face Mask For
Control Of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Epidemic Due To SARS-CoV-
2. Journal Of Infection, 107-114.
Chua, D. L. dkk. (2020). Rationale for American society of retina specialists best practice
recommendations for conducting vitreoretinal surgery during Coronavirus virus
disease-19 era. Journal of VitreoRetinal Diseases, 20(10): 1-10.
Chua, D. L. dkk. (2020). Rationale for American society of retina specialists best practice
recommendations for conducting vitreoretinal surgery during Coronavirus virus
disease-19 era. Journal of VitreoRetinal Diseases, 20(10): 1-10.
Dwirusman, Gustavia, C. (2020). Peran Dan Efektivitas Masker Dalam Pencegahan Penularan
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Jurnal Medika Hutama, 02 No. 1, 2715-
9728.
Esposito, S. et al. (2020). Universal use of face masks for success against COVID-19: evidence
and implications for prevention policies. Eur Respir J, 55(200): 1-5
Kemenkes. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia
RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Jakarta:
Kemenkes RI.
Leung, C. C., Lam, T. H. and Cheng, K. K. (2020) ‘Mass masking in the COVID19 epidemic:
people need guidance’, The Lancet. doi: 10.1016/S0140- 6736(20)30520-1.
Pratiwi, Dian, A. (2020). Gambaran Penggunaan Masker di Masa Pandemi Covid-19 Pada
Masyarakat di Kabupaten Muna. Prosiding Seminar Nasional Problematika Sosial
Pandemi Covid-19 “Membangun Optimisme Di Tengah Pandemi Covid-19”, 978-
602-5722-33-2.
Pratiwi. (2020). Gambaran Penggunaan Masker di Masa Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat di
Kabupaten Muna.
Rader, Benjamin, dkk (2020). Mask Wearing and Control of SARS-CoV-2 Transmission in the United
States.
Sebayang, R. (2020, January). Awas! WHO akhirnya tetapkan Corona darurat global. CNBC
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20200131060856-4-
134146/awas-who-akhirnya-tetapkan-coronadarurat-global.
Siahaineinia, Edison., Hendrik & Bakara, Lince., Tiar. (2020). Persepsi Masyarakat Tentang
Penggunaan Masker Dan Cuci Tangan Selama Pandemi Covid-19 Di Pasar
Sukaramai Medan. Wahana Inovasi, 9 no. 1, 2089-8592.
Swarjana, I.K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI.
Tang, A. dkk. (2020). Detection of Novel Coronavirus by RT-PCR in stool specimen from
asymptomatic child, China. Emerging Infectious Diseases, 26(6): 1337-1339.
Tang, A. et al. (2020). Detection of Novel Coronavirus by RT-PCR in stool specimen from
asymptomatic child, China. Emerging Infectious Diseases, 26(6): 1337-1339.
Tirupathi, R. dkk. (2020) ‘Comprehensive Review of mask utility and challenges during the
COVID-19 pandemic’, Infezioni in Medicina, 28, pp. 57–63.
Umami, Z. (2010). Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kepatuhan terhadap Aturan pada
Mahasiswa Penghuni Ma’had Sunan Ampel Al-Aly di Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Malang
Widiyani, R. (2020). Latar Belakang Virus Corona, Perkembangan hingga Isu Terkini. Retrieved
from detik News: https://news.detik.com/berita/d4943950/latar-belakang-
viruscoronaperkembangan-hingga-isu-terkini.
Wilujeng, A. P. (2010). Efektivitas Pelatihan Berpikir Positif terhadap Kepatuhan pada Aturan
Santri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Malang.
World Health Organization. (2020). Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks
COVID-19.
World Health Organization. (2020). Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks
COVID-19.
Zou, L. et al. (2020) ‘SARS-CoV-2 viral load in upper respiratory specimens of infected
patients’, New England Journal of Medicine. doi: 10.1056/NEJMc2001737.
Lampiran 1.
JADWAL PENELITIAN
BULAN
NO KEGIATA Oktober Nopember Desember Januari Februari Mar Apr M Ju
I I I II I I I II IV I I II IV I I II I I I etII I I I ilII IV I I eiII I I I niII IV
N V I I V I I I I I I V I I V I I I I V I I
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian
5 Proposal
Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil
Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 2.
Kuisioner Penelitian
Gambaran Tingkat Kepatuhan Penggunaan Masker Selama Pandemi Covid-19 Pada
Masyarakat Di Kota Denpasar
A. Petunjuk
1. Perhatikan dan bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan cermat dan
seksama
2. Berikan tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda
3. Jawaban yang anda berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak mempengaruhi nilai
akademik anda
B. Karakteristik Responden
Nama (inisial) :
Umur :
Pekerjaan :
Jenis kelamin :
Perempuan
Laki-laki
Pendidikan terakhir :
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi ( D3/S1/S2 )
Status perkawinan :
Menikah
Belum menikah
Duda
Janda
A. Tingkat Kepatuhan Penggunaan Masker
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Luh Piyantari
NIM : 17C10181
Pekerjaan : Mahasiswa semester VIII Program Studi Ilmu
Keperawatan, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Bersama ini saya mengajukan permohohan kepada Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul “Gambaran Tingkat Kepatuhan Penggunaan
Masker Selama Pndemi Covid-19 Pada Masyarakat Di Kota Denpasar di Wilayah Kerja
Puskesmas I Denpasar Barat”, yang pengumpulan datanya akan dilaksanakan pada tanggal ……
s.d……... Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
stigma masyarakat terhadap orang yang pernah terinfeksi Covid-19. Saya akan tetap menjaga
segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampikan, atas perhatian, kerjasama dari kesediannya
saya mengucapkan terimakasih.
Denpasar,
Peneliti
Ni Luh Piyantari
NIM: 17C10181
Lampiran 4
Nama :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat :
Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh saudara, Ni Luh
Piyantari, Mahasiswa Tingkat IV/semester VIII Program Studi Sarjana Keperawatan ITEKES
Bali, yang penelitiannya berjudul “Gambaran Tingkat Kepatuhan Penggunaan Masker Selama
Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat Di Kota Denpasar di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Barat” maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut,
secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Demikian surat persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, ………………..,20…
Responden
(……………………………..)