Anda di halaman 1dari 21

PRESENTASI JURNAL

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM


ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU
TAHUN 2021
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 4
Praktik Asuhan Kebidanan pada Konteks Keluarga Berencana, Pelayanan Kontrasepsi
dan Masa Perimenopouse

Oleh:

NAMA : N. DEWI RUSMIATI


NPM : 19200200084

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
Presentasi Jurnal dengan judul:
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU
TAHUN 2021

Oleh:
NAMA : N. DEWI RUSMIATI
NPM : 19200200084

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan


di hadapan tim penguji.

Tanggal,....................2021

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Jurnal dengan judul:
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU
TAHUN 2021

Oleh:
NAMA : N. DEWI RUSMIATI
NPM : 19200200084
Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Tanggal,............................2021

Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase

(Nama Dosen)
NIDN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU TAHUN 2021”
Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan
bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
2. prof.Dr.Dr.dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia.
3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.(STIKIM)
4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya & Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid.
Kemahasiswaan & Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
(STIKIM).
7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan

iv
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Cianjur, September 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 12
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 19
Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PRIA DENGAN


PEMAKAIAN KONDOM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO
DATA TAHUN 2018
Penulis : 1Sarmini, 2Peggy emiliana rasmariah hutabarat
Tahun : Juni 2019
Link Jurnal : http://ejurnal.univbatam.ac.id/index.php/zonapsikologi/article/view/718/615
ABSTRAK
Kondom adalah suatu selubung yang terbuat dari lateks yang dikarenakan pada penis
dalam keadaan ereksi atau vagina yang berperan sebagai pelindung untuk mencegah semen
atau cairan pre ejakulasi pada saat penis di dalam vagina. Partisipasi pria dalam mengikuti
program. Keluarga Berencana cukup rendah. Hal ini memgakibatkan partisipasi pria
menggunakan kontrasepsi kondom juga berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Persepsi Pria dengan Pemakaian Kondom di
wilayah kerja Puskesmas Rimbo Data. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
dengan desain deskriptif analitik dan pendekatan cross sectionalyang dilakukan pada bulan
Januari 2018. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive samplingdengan jumlah sampel
sebanyak 80 orang. Data dianlisa secara univariat dan bivariat dengan komputer yang
menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian didapatkan dari 80 sampel,
berdasarkan analisa univariat ini (46,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang rendah,
(53,8%) memiliki persepsi yang negatif, dan sebagian besar (63,8%) responden tidak
menggunakan alat kontrasepsi kondom. Berdasarkan analisa bivariat menyatakan ada
hubungan bermakna antara pengetahuan pria dengan pemakaian kondom dengan nilai hasil p
value = 0,000 < 0,05. Persepsi pria dengan Pemakaian kondom menyatakan ada hubungan
yang bermakna antara persepsi dengan pemakaian kondom dengan nilai hasil p value = 0,000
< 0,05. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatnya pengetahuan dan persepsi
dari masyarakat melalui penyuluhan khususnya mengenai kontrasepsi kondom Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Pengetahuan dan Persepsi
Pria dengan Pemakaian Kondom di wilayah kerja Puskesmas Rimbo Data.
Kata Kunci : Pengetahuan, Persepsi, Pemakaian Kondom Jurnal 2
2. Judul : Ketidakefektifan Penggunaan Kondom Pada Pasangan Usia Subur
Penulis : Nenny Parinussa
Tahun : 2020
Link Jurnal : https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/article/view/853/314
ABSTRAK
Latar Belakang : Pasangan Usia Subur (PUS) akseptor kontrasepsi kondom di Maluku
pada kategori umur 30-49 yaitu 0,9 persen. Wilayah kerja Puskesmas Tulehu Ambon
berjumlah 1.877 PUS, KB aktif 1.467 peserta dan 2 akseptor KB kondom. Data tersebut
menunjukan kurangnya partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi termasuk kondom.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran ketidakefektifan penggunaan kondom
Departemen Kebidanan STIKIM
pada pria PUS di wilaya kerja puskesmas Tulehu Ambon. Metode: Desain penelitian adalah
kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 8
orang pria PUS yang pernah menggunakan kondom kemudian tidak lagi/ beralih metode
kontrasepsi yang lain. Hasil: Hasil penelitian adalah alasan partisipan menggunakan kondom
agar tidak hamil, mencegah penyakit, coba-coba, murah. Alasan partisipan berhenti
menggunakan kondom karena tidak nyaman, repot memakainya, malu, mengurangi
kenikmatan seksual, menimbulkan rasa sakit bagi istri, ada penghalang dan efektifitasnya
tidak terjamin. Kesimpulan: Saran penelitian motivasi bagi calon akseptor sangat penting
untuk menggunakan kondom sebagai salah satu alternatif metode kontrasepsi.
Kata Kunci : Ketidakefektifan Penggunaan Kondom, Pasangan Usia Subur
3. Jurnal 3
Judul : Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hepatitis C pada Pasangan
Seksual Pasien Koinfeksi Human Immunodeficiency Virus dan Virus Hepatitis
C
Penulis : Sri Agustini Kurniawati1 , Teguh H. Karjadi2 , Rino A. Gani3
Tahun : Oktober 2015
Link Jurnal: http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kreativitas/article/view/3521
ABSTRAK
Pendahuluan. Pencegahan transmisi hepatitis C pada pasangan seksual pasien koinfeksi
HIV/HCV merupakan upaya penatalaksanaan hepatitis C. Namun demikian, belum ada data
prevalensi hepatitis C dan faktor yang berhubungan dengan transmisi hepatitis C pada
pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/HCV di Indonesia, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk memperoleh data tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi hepatitis C dan faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian hepatitis C pada
pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/HCV. Metode. Studi potong lintang pada pasangan
heteroseksual pasien koinfeksi HIV/HCV yang berobat di Pokdisus RSCM. Faktor yang
diteliti meliputi penggunaan narkotika suntik, transfusi darah, status HIV, penggunaan
kondom, jumlah hubungan seksual, jumlah pasangan seksual, tipe hubungan seksual dan
hitung CD4+ pasien koinfeksi HIV/HCV. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
secara terpisah dan pemeriksaan darah antiHCV total dan antiHIV. Analisis statistik
dilakukan dengan uji chi-square dan Fisher dan regresi logistik menggunakan program SPSS.
Hasil. Selama periode Mei-Agustus 2008, diperoleh 119 subyek penelitian pada rentang usia
19-39 tahun (median 26 tahun) dan 95,8% diantaranya berjenis kelamin perempuan.
Didapatkan prevalensi hepatitis C sebesar 10,1%. Hasil analisis bivariat kelompok subyek
nonpengguna narkotika suntik didapatkan status HIV reaktif dan hubungan seksual
nonvaginal berhubungan dengan kejadian hepatitis C. Pada hasil analisis multivariat
didapatkan hanya tipe hubungan nonvaginal yang berhubungan dengan kejadian hepatitis C
(adjusted RP 8,051; IK95% 1,215-53,353). Simpulan. Prevalensi hepatitis C pada pasangan
seksual pasien koinfeksi HIV/HCV sebesar 10,1%. Tipe hubungan nonvaginal dan status
antiHIV positif dapat meningkatkan risiko terjadinya kejadian hepatitis C sebesar 8 kali.
Dibutuhkan studi lanjutan dengan sampel yang lebih besar dan desain yang lebih baik untuk
menentukan transmisi seksual hepatitis C.
Departemen Kebidanan STIKIM
Kata kunci : virus hepatitis C, transmisi, pasangan seksual, koinfeksi HIV/HCV.

Departemen Kebidanan STIKIM


II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA AKSEPTOR KB

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 7 September 2021
Waktu Pengkajian : 08.30 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Bidan D
Pengkaji : N Dewi Rusmiati

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny S Nama Suami : Tn D
Umur : 28 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Singkup

1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin konsultasi perihal kontrasepsi
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan suaminya sedang melakukan pengobatan Hepatitis.
1. Riwayat obstetric
Penyakit Anak
Tgl/
Tempat Usia Jenis Kehamila
N Tahun Jenis
Pertolon Kehamila Persalina Penolong n& Keada
o Persali- Kelami BB TB
gan n n Persalina an
nan n
n
1 11-4-2021 PMB 38-39 Spontan Bidan T.A.K Perempu 3000 50 Norma
minggu an l

2. Riwayat ginekologi
a. Perdarahan diluar Haid : Tidak
b. Riwayat Keputihan : Ada
c. Riwayat perdarahan setelah berhubungan badan : Tidak
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak
e. Riwayat adanya massa.tumor pada payudara dan alat kandungan : Tidak
f. Lain-lain : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma,
dan penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV dan AIDS.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan suaminya sedang menderita penyakit hepatitis dan masih dalam
pengobatan ± 2 Bulan.
4. Riwayat psikososial
a. Status perkawinan
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 1 Tahun
b. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : baik-baik saja
c. Ketaatan ibu beribadah : Shalat
d. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita : Tidak mengetahui
e. Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik
f. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
5. Riwayat KB
Jenis : belum pernah
Lama :-
Masalah :-
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Siang hari : 1-2 jam
Malam hari : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada
b) Pola aktivitas
Masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring,
mencuci pakaian, dan memasak.
c) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
BAK
Frekuensi : 4-5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
d) Pola nutrisi
Departemen Kebidanan STIKIM
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, tahu, tempe, ikan, ayam, daun kangkung, wortel,
daun bayam.
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi makan : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
e) Pola personal hygiene
Frekuensi mandi : 2-3 x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2-3 x sehari
Frekuensi Keramas : 3x seminggu
Frekuensi ganti pakaian/jenis : Sesuai kebutuhan
f) pola hubungan seksual
Frekuensi : Tidak ditanyakan
Masalah : Tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 94 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit

Suhu tubuh : 36.50C


3. Pemeriksaan Antropometri Berat
badan : 54 kg
Tinggi badan :155cm
IMT : 22.5
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak tampak pucat dan tidak tampak oedem
Mata : Tampak simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Mulut : Bibir tidak tampak pucat, tidak ada sariawan, tidak tampak ada
karies gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dada
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan yang
abnormal
Ekstremitas : Tidak teraba oedem dan varises
Anogenitalia : Tampak pengeluaran bercak darah haid

Departemen Kebidanan STIKIM


5. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Dilakukan
C. Analisis Data
Ny S Usia 28 Tahun Akseptor KB Kondom atas indikasi Hepatitis
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu :
BB : 54 kg
TD : 120/80 mmHg,
Nadi : 94 x/m,
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,5°C
Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu ibu bahwa Memberikan KIE tentang keadaan mengenai keuntungan,
kerugian, dan efek samping KB kondom
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3. Menjelaskan cara penggunaan kondom yang benar.
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga pola hidup sehat di mulai dari kebiasaan baik
seperti mecuci tangan sebelum dan sesudah makan dan buang air, menjaga kebersihan
lingkungan rumah terutama perabotan di rumah.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakannya sesuai yang di anjurkan
5. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
kesehatan ibu terkait dengan kejadian hepatitis ke puskesmas.
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan datang ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium.
6. Memberikan kondom sesuai kebutuhan klien dan jaringan disimpan ditempat yang panas
karena dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
Cianjur , 1 September 2021
Pengkaji,

(N Dewi Rusmiati )

PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:
Departemen Kebidanan STIKIM
1. Jurnal 1 : “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PRIA DENGAN
PEMAKAIAN KONDOM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO DATA
TAHUN 2018”
Hasil Penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden memiliki
pengetahuan rendah yang tidak menggunakan alat kontrasepsi kondom. Dari hasilChi
Square didapatkan hasil p = 0,000 karena nilai p lebih kecil dari taraf signifikan (α) =
0,05 dengan demikian Ho gagal diterima dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan pemakaian alat kontrasepsi kondom di
wilayah Puskesmas Rimbo Data. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ida Yusnita di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2013 yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi pria dengan pemakaian
kondom, nilai P = 0,000.Asumsi peneliti semakin banyak pengetahuan responden yang
tinggi maka akan semakin banyak pula responden akan memahami pemakaian tentang
alat kontrasepsi kondom. Oleh sebab itu adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pemakaian, karena keinginan untuk menggunakan kondom pada dasarnya responden
belum memahami dan mengetahui tentang kondom.
Pengkaji memberikan konseling dalam penatalaksanaan berupa penjelasan
mengenai kontrasepsi yang dapat di gunakan oleh pria, konseling yang diberikan oleh
pengkaji sesuai dengan hasil penelitian jurnal 1 bahwa kurangnya pengetahuan tentang
jenis-jenis kontrasepsi

2. Jurnal 2 “Ketidakefektifan Penggunaan Kondom Pada Pasangan Usia Subur”

Dari hasil analisa tema dari jawaban partisipan didapatkan bahwa secara umum partisipan
menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi selain untuk mencegah kehamilan juga
karena harganya cukup murah, ingin coba-coba, dan untuk mencegah penyakit kelamin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh peneliti- peneliti lainnya
bahwa metode kontrasepsi kondom merupakan salah satu metode KB sederhana yang
memilki kelebihan mudah dipakai, dapat mencegah penularan penyakit kelamin, efek
samping hampir tidak ada, relatif murah, tidak mengandung hormon, sederhana, ringan,
mudah didapat, disposable, tidak memerlukan pemeriksaan medis, dan saat ini kondom
telah dibuat modern, sehingga tidak mengurangi kenikmatan seks.(Fransiska & Mursyid,
2019; Rauf et al., 2018; Subair et al., 2019) Kondom telah dikenal sejak lama sebagai
satusatunya kontrasepsi yang selain dapat mencegah terjadinya kehamilan juga dapat
mencegah terkena penyakit infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS.Saat ini lebih dari
50 juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsinya. Kondom
merupakan alat kontrasepsi yang aman, murah, mudah tersedia, mudah digunakan dan
tidak mempengaruhi kesuburan.(Affandi, 2013; Tschann et al., 2010) Menggunakan
kondom ketika berhubungan adalah masalah kebiasaan sebab kondom bukanlah
keputusan paling baik diantara beberapa alternatif lainnya.

Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa penjelassan akan kelebihan dan


kekurangan penggunaan kontrasepsi Kondom, konseling yang diberikan oleh pengkaji
Departemen Kebidanan STIKIM
sesuai dengan hasil penelitian jurnal 2 bahwa penggunaan kondom memiliki kekurangan
dan kelebihan dalam penggunaanya

3. Jurnal 3 “Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hepatitis C pada Pasangan
Seksual Pasien Koinfeksi Human Immunodeficiency Virus dan Virus Hepatitis C”

Virus hepatitis C merupakan penyebab kedua epidemi infeksi virus setelah human
immunodeficiency virus (HIV) dalam dua dekade terakhir. Sementara itu, koinfeksi
human immunodeficiency virus dan hepatitis C virus (koinfeksi HIV/ HCV) merupakan
masalah yang diprediksi berkembang di masa yang akan datang. Infeksi hepatitis C
umumnya ditemukan pada pasien HIV karena kedua virus tersebut mempunyai kesamaan
rute transmisi.1 United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)2 melaporkan
bahwa sebagian besar infeksi HIV di Indonesia terjadi melalui penggunaan peralatan
suntik yang terkontaminasi. Keberhasilan terapi antiretroviral yang efektif (highly active
antiretroviral therapy/HAART) telah menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh
infeksi-infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan dengan acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) secara bermakna.3 Sejak tahun 2004, pemerintah
Indonesia telah menjalankan program antiretroviral gratis sehingga harapan hidup pasien
HIV di Indonesia menjadi lebih baik. Meningkatnya harapan hidup pasien HIV dan
lamanya perjalanan alamiah infeksi hepatitis C, menyebabkan penyakit hati tahap lanjut
akibat koinfeksi virus hepatitis C menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas
dimasa yang akan datang.3 Hal tersebut mengakibatkan penatalaksanaan hepatitis C pada
pasien koinfeksi HIV/ HCV di Indonesia akan menjadi masalah baru seperti yang terjadi
di negara-negara maju.
Koinfeksi HIV/HCV dapat menimbulkan beberapa dampak baik terhadap
perjalanan alamiahpenyakit hepatitis C maupun transmisinya. Beberapa studi melaporkan
bahwa koinfeksi HIV/HCV dapat mempercepat progresivitas penyakit ke arah sirosis
hati4,5 dan meningkatkan mortalitas yang berhubungan dengan sirosis dekompensata dan
karsinoma sel hati.3,6,7 Lebih lanjut, beberapa studi juga mendapatkan bahwa koinfeksi
HIV/HCV dapat meningkatkan risiko transmisi seksual virus hepatitis C.8-12 Hepatitis C
paling mudah ditularkan melalui rute parenteral seperti penggunaan narkotika suntik13
dan transfusi darah14, akan tetapi sulit ditularkan melalui rute seksual. Masih terdapat
pro kontra mengenai transmisi seksual virus hepatitis C. Beberapa studi mendapatkan
bahwa risiko transmisi seksual hepatitis C memang ada, namun risiko tersebut rendah.15-
17 Adanya infeksi HIV dapat meningkatkan risiko transmisi seksual virus hepatitis C.
Gabrielli dkk10 dalam studi potong lintang mendapatkan prevalensi hepatitis C pada
pasangan seksual pengguna narkotika suntik dengan koinfeksi HIV/HCV sebesar 9,5%.
Pada kelompok pasangan seksual dengan status HIV positif didapatkan prevalensi
hepatitis lebih tinggi dibandingkan dengan yang HIV negatif (28,6% vs 12,8%).10
Namun beberapa studi mendapatkan bahwa koinfeksi HIV/HCV tidak meningkatkan
risiko transmisi seksual virus hepatitis C.18,19 Berbagai faktor diduga berperan dalam
meningkatkan risiko transmisi seksual hepatitis C pada pasien koinfeksi HIV/HCV.
Tingginya kadar HCV RNA darah dan rendahnya hitung CD4+ pasien koinfeksi
Departemen Kebidanan STIKIM
HIV/HCV berhubungan dengan meningkatnya transmisi hepatitis C.20,21 Faktor-faktor
lain yang diduga berhubungan dengan transmisi hepatitis C adalah hubungan seksual
yang tidak aman,22,23 lamanya hubungan seksual, teknik hubungan seksual yang
merusak mukosa dan adanya penyakit menular seksual.23,24 Berdasarkan faktor-faktor
tersebut, maka penatalaksanaan hepatitis C pada pasien-pasien koinfeksi HIV/HCV yang
menyeluruh bukan hanya masalah pengobatan, namun juga masalah pencegahan
transmisi hepatitis C kepada pasangan seksual mereka. Laporan nasional estimasi
populasi dewasa rawan terinfeksi HIV tahun 2006 menyatakan bahwa rerata prevalensi
pasangan pengguna narkotika suntikan yang bukan pemakai adalah 13,75% atau sekitar
93.350 orang.25 Penapisan diagnosis hepatitis C pada kelompok risiko tinggi tertular
hepatitis C merupakan salah satu bagian dari program pencegahan transmisi hepatitis C.
Namun demikian, di Indonesia, data tentang prevalensi hepatitis C dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan transmisi hepatitis C pada pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/
HCV belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan prevalensi hepatitis C dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hepatitis C pada pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/ HCV.
Pada penelitian ini didapatkan prevalensi hepatitis C sebesar 10,1%. Median usia
subyek adalah 26 tahun dengan rentang usia 19-39 tahun dan sebagian besar subyek
berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar subyek menunjukkan lama berpasangan 0-5
tahun dengan rentang 6 bulan hingga 21 tahun. Median kekerapan kontak seksual yaitu 2
kali per minggu dan sebagian besar subyek baik dengan atau tanpa hepatitis C
melaporkan jumlah hubungan seksual selama berpasangan kurang dari 500 kali dengan
median 296 kali. Kecenderungan proporsi hitung CD4+ pasien koinfeksi HIV/HCV pada
kelompok subyek dengan hepatitis C hampir sama dengan kelompok subyek tanpa
hepatitis C. Data karakteristik subjek dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 2 menggambarkan
Rasio Prevalens (RP) faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian hepatitis C pada
pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/HCV. Dari variabel yang ada, variabel yang
mempunyai risiko terhadap kejadian hepatitis C adalah penggunaan narkotika suntik,
status HIV reaktif, penggunaan kondom yang tidak teratur, tipe hubungan nonvaginal,
dan jumlah pasangan seksual. Namun demikian, dari variabel-variabel tersebut yang
secara statistik bermakna adalah tipe hubungan nonvaginal (p = 0,047).
Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa penjelasan penggunaan
kondom harus digunakan secara teratur untuk mencegah terinfeksinya ibu dari penyakit
yang sedang di derita oleh suami, konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan
hasil penelitian jurnal 3 yang melakukan penelitian mengenai pentingnya kepatuhan
penggunaan kondom saat berhubungan.

PENUTUP

Departemen Kebidanan STIKIM


1. Kesimpulan
1. Jurnal 1
a. Kurang dari setengah(46,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang
pemakaian kondom di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data Tahun 2018.
b. Lebih dari setengah(53,8%) memiliki persepsiyang negatif tentang pemakaian
kondom di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data Tahun 2018.
c. Lebih dari setengah (63,8%) tidak menggunakan alat kontrasepsi kondom di
Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data Tahun 2018.
d. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemakaian
kondom di Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data Tahun 2018.
e. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan pemakaian kondom di
Wilayah Kerja Puskesmas Rimbo Data Tahun 2018.
2. Jurnal 2
Partisipan menggunakan kondom sebagai kontrasepsi alasannya agar tidak hamil,
untuk mencegah penyakit, ingin coba-coba, dan murah. Partisipan berhenti untuk
menggunakan kondom sebagai kontrasepsi karena tidak nyaman, repot memakainya,
malu, mengurangi kenikmatan seksual, menimbulkan rasa sakit bagi istri, ada
pennghalang dan efektifitasnya tidak terjamin. Selanjutnya, Dinas Kesehatan
hendaknya memberikan informasi secaraberkesinambungan untuk keberlangsungan
kesertaan ber-KB serta pemberianpelayanan KB lanjutan dengan mempertimbangkan
prinsip Rasional, Efektif danEfisien (REE) khususnya kondom sebagai salah satu alat
kontrasespi yang dapat dipercaya dan urusan kontrasespi bukan hanya urusan istri
tetapi juga urusan suami Diperlukan upaya peningkatan jumlah dan penguatan
kapasitas tenaga lapangan KB dan tenagakesehatan pelayanan KB, serta penguatan
lembaga di tingkat masyarakat untukmendukungpenggerakan dan penyuluhan KB
Khususnya penggunaan kondom pada PUS.
3. Jurnal 3
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker
hati. inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obat dan bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobule dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis
dan kerusakan hepar. Pemberian Immunoglobulin Dosis 0,02 ml /kg (150 -180 mg
protein/ml), HAV Vaksin Havrix Dosis 720 ELISA unitsb dengan volume 0,5 ml,
jumlah dosis 2, Jadwal 0,6 – 12 bulan secara intramuscular. Paracetamol (bila
panas)dalam kasus ini menjadi terapi farmakologi. Sedangkan terapi non farmakologi
nya ialah Diet seimbang Menjaga sanitasi dan kebersihan makanan. Karena hepatitis A
akan lebih cepat menular bila keadaan lingkungan kita kurang bersih.

2. Saran
Departemen Kebidanan STIKIM
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti membagi saran penelitian ke dalam empat jenis,
yaitu :
1. Saran Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat mampu melaksanakan pelayanan terhadap Akseptor KB khususnya
Kondom melalui praktikum Konseling Pada Akseptor Kb Kondom dan melaksanakan
penatalaksanaan dengan adekuat.
2. Saran Bagi Mahasiswa
Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan
3. Bagi Klien
Agar klien dapat memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan KB Kondom.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kebidanan STIKIM
Adman P. Felecia. (2011). Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan
Kecil Dalam Upaya Pencapaian Mdgs 2015 Di Maluku.

Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan Kecil Dalam Upaya
Pencapaian Mdgs 2015 Di Maluku,

Some Population Indicatores That Were Reported By.


Https://Www.Researchgate.Net/Publication/
319722739_Kajian_Tentang_Prevalensi_Kontrasepsi_Keluarga_Berencana_Catatan_
Kecil_Dalam_Upaya_Pencapaian_Mdgs_2 015_Di_Maluku

Affandi, B. (2013). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. In Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Https://Doi.Org/10.1016/S2222- 1808(14)60533-8 Bastow, B., Sheeder, J.,
Guiahi, M., & Teal, S. (2018).

Condom Use In Adolescents And Young Women Following Initiation Of LongOr Short-Acting
Contraceptive Methods.

Contraception. Https://Doi.Org/10.1016/J.Contraception.20 17.10.002 Bkkbn. (2018). Laporan


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017.

In Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional.


Https://Doi.Org/10.1002/Ardp.19763090505 Brahmana, N. E. B. (2018).

Keikutsertaan Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor Kb Desa Ujung Payung Kecamatan
Payung Kabupaten Karo. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Https://Doi.Org/10.33221/Jikes.V17i01.272

Faika, & Nur. (2013). Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi
Kondom Di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar Tahun 2013.

In Kebidanan. Fransiska, M., & Mursyid, M. (2019). Konsistensi Penggunaan Kondom Pada
Komunitas Homoseksual Sebagai Faktor Resiko Penularan Hiv Aids. Jurnal Kesehatan.
Https://Doi.Org/10.35730/Jk.V10i2.401

Kusnandar, V. B. (2019). Jumlah Penduduk Indonesia Diproyeksikan Mencapai 270 Juta Pada
2020.

Databooks. Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Sari, P., &
Paramita, A. (2015). Penelitian Kualitatif Di Bidang Kesehatan.

In Journal Of Chemical Information And Modeling. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo978110741532


4.004 Lopez, L. M., Tolley, E. E., Grimes, D. A., Chen, M., & Stockton, L. L. (2013).

Theory-Based Interventions For Contraception. In Cochrane Database Of Systematic Reviews.


Https://Doi.Org/10.1002/14651858.Cd0072 49.Pub4 Montanaro, E. A., & Bryan, A. D. (2014).

Comparing Theory-Based Condom Interventions: Health Belief Model Versus Theory Of


Planned Behavior. Health Psychology : Official Journal Of The Division Of Health Psychology,
American Psychological Association. Https://Doi.Org/10.1037/A0033969

Departemen Kebidanan STIKIM


Anonim. (2018). Data Rekam Medis Puskesmas Tulehu. In Data Rekam Medis Puskesmas
Tulehu. Putri, L. A. (2018).

Hubungan Komunikasi Informasi Dan Edukasi (Kie) Kontrasepsi Dengan Persepsi Suami
Akseptor Kb Suntik Tentang Kondom (Di Wilayah Kerja Pustu Pangeranan Kecamatan
Bangkalan).

Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada. Https://Doi.Org/10.33475/Jikmh.V7i2.23

Departemen Kebidanan STIKIM


III. LAMPIRAN

LINK VIDEO :

https://drive.google.com/drive/u/2/folders/1a0r2g4V4ByB5oPtPs88SWCN-de6Igoqb

Departemen Kebidanan STIKIM

Anda mungkin juga menyukai