Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Presentasi Jurnal dengan judul:
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU
TAHUN 2021
Oleh:
NAMA : N. DEWI RUSMIATI
NPM : 19200200084
Tanggal,....................2021
Mengetahui,
(Nama Dosen)
NIDN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Jurnal dengan judul:
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU
TAHUN 2021
Oleh:
NAMA : N. DEWI RUSMIATI
NPM : 19200200084
Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan … tahun … di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
Tanggal,............................2021
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Stase
(Nama Dosen)
NIDN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S DENGAN KONTRASEPSI KONDOM
ATAS INDIKASI PENYAKIT HEPATITIS DI PMB BIDAN D DESA
SUKAMULYA KECAMATAN CIKADU TAHUN 2021”
Dalam penyelesaian Laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan
bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju
2. prof.Dr.Dr.dr.H.M.Hafizurracman, Mph, selaku Pembina Yayasan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia.
3. Dr.Astrid Novita, SKM, MKM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.(STIKIM)
4. Susaldi, S.ST.,M. Biomed selaku Wakil Ketua I Bid. Akademik & Inovasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes selaku Wakil Ketua II Bid. Sumber Daya & Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM).
6. Nur Rizky Ramdhani, SKM., M.Epid selaku wakil ketua III Bid.
Kemahasiswaan & Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.
(STIKIM).
7. Hidayani,Am Keb,SKM,MKM selaku Kepala Departmen Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.(STIKIM)
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Program Profesi Departemen Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan
iv
membimbing penulis selama mengikuti proses pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik, saran atau masukan dari semua pihak sangat
diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi pembacanya.
Cianjur, September 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 12
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 19
Saran ......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
I. JURNAL
1. Jurnal 1
PADA AKSEPTOR KB
No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 7 September 2021
Waktu Pengkajian : 08.30 WIB
Tempat Pengkajian : PMB Bidan D
Pengkaji : N Dewi Rusmiati
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny S Nama Suami : Tn D
Umur : 28 Tahun Umur : 35 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Singkup
1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin konsultasi perihal kontrasepsi
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan suaminya sedang melakukan pengobatan Hepatitis.
1. Riwayat obstetric
Penyakit Anak
Tgl/
Tempat Usia Jenis Kehamila
N Tahun Jenis
Pertolon Kehamila Persalina Penolong n& Keada
o Persali- Kelami BB TB
gan n n Persalina an
nan n
n
1 11-4-2021 PMB 38-39 Spontan Bidan T.A.K Perempu 3000 50 Norma
minggu an l
2. Riwayat ginekologi
a. Perdarahan diluar Haid : Tidak
b. Riwayat Keputihan : Ada
c. Riwayat perdarahan setelah berhubungan badan : Tidak
d. Riwayat nyeri saat berhubungan badan : Tidak
e. Riwayat adanya massa.tumor pada payudara dan alat kandungan : Tidak
f. Lain-lain : Tidak ada
Departemen Kebidanan STIKIM
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi, DM, asma,
dan penyakit kronis seperti jantung, serta penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV dan AIDS.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan suaminya sedang menderita penyakit hepatitis dan masih dalam
pengobatan ± 2 Bulan.
4. Riwayat psikososial
a. Status perkawinan
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 1 Tahun
b. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : baik-baik saja
c. Ketaatan ibu beribadah : Shalat
d. Pengetahuan ibu tentang penyakit yang diderita : Tidak mengetahui
e. Hubungan sosial ibu dengan keluarga : Baik
f. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
5. Riwayat KB
Jenis : belum pernah
Lama :-
Masalah :-
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Siang hari : 1-2 jam
Malam hari : 6-7 jam
Masalah : Tidak ada
b) Pola aktivitas
Masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci piring,
mencuci pakaian, dan memasak.
c) Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
BAK
Frekuensi : 4-5 kali sehari
Warna : Kuning jernih
d) Pola nutrisi
Departemen Kebidanan STIKIM
Jenis yang dikonsumsi : Nasi, tahu, tempe, ikan, ayam, daun kangkung, wortel,
daun bayam.
Frekuensi : 3 x sehari
Porsi makan : 1 piring
Pantangan : Tidak ada
e) Pola personal hygiene
Frekuensi mandi : 2-3 x sehari
Frekuensi gosok gigi : 2-3 x sehari
Frekuensi Keramas : 3x seminggu
Frekuensi ganti pakaian/jenis : Sesuai kebutuhan
f) pola hubungan seksual
Frekuensi : Tidak ditanyakan
Masalah : Tidak ada
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 94 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
(N Dewi Rusmiati )
PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:
Departemen Kebidanan STIKIM
1. Jurnal 1 : “HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PRIA DENGAN
PEMAKAIAN KONDOM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIMBO DATA
TAHUN 2018”
Hasil Penelitian menunjukkan lebih dari setengah responden memiliki
pengetahuan rendah yang tidak menggunakan alat kontrasepsi kondom. Dari hasilChi
Square didapatkan hasil p = 0,000 karena nilai p lebih kecil dari taraf signifikan (α) =
0,05 dengan demikian Ho gagal diterima dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan pemakaian alat kontrasepsi kondom di
wilayah Puskesmas Rimbo Data. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ida Yusnita di Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat Tahun 2013 yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi pria dengan pemakaian
kondom, nilai P = 0,000.Asumsi peneliti semakin banyak pengetahuan responden yang
tinggi maka akan semakin banyak pula responden akan memahami pemakaian tentang
alat kontrasepsi kondom. Oleh sebab itu adanya hubungan antara pengetahuan dengan
pemakaian, karena keinginan untuk menggunakan kondom pada dasarnya responden
belum memahami dan mengetahui tentang kondom.
Pengkaji memberikan konseling dalam penatalaksanaan berupa penjelasan
mengenai kontrasepsi yang dapat di gunakan oleh pria, konseling yang diberikan oleh
pengkaji sesuai dengan hasil penelitian jurnal 1 bahwa kurangnya pengetahuan tentang
jenis-jenis kontrasepsi
Dari hasil analisa tema dari jawaban partisipan didapatkan bahwa secara umum partisipan
menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi selain untuk mencegah kehamilan juga
karena harganya cukup murah, ingin coba-coba, dan untuk mencegah penyakit kelamin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh peneliti- peneliti lainnya
bahwa metode kontrasepsi kondom merupakan salah satu metode KB sederhana yang
memilki kelebihan mudah dipakai, dapat mencegah penularan penyakit kelamin, efek
samping hampir tidak ada, relatif murah, tidak mengandung hormon, sederhana, ringan,
mudah didapat, disposable, tidak memerlukan pemeriksaan medis, dan saat ini kondom
telah dibuat modern, sehingga tidak mengurangi kenikmatan seks.(Fransiska & Mursyid,
2019; Rauf et al., 2018; Subair et al., 2019) Kondom telah dikenal sejak lama sebagai
satusatunya kontrasepsi yang selain dapat mencegah terjadinya kehamilan juga dapat
mencegah terkena penyakit infeksi menular seksual seperti HIV/AIDS.Saat ini lebih dari
50 juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsinya. Kondom
merupakan alat kontrasepsi yang aman, murah, mudah tersedia, mudah digunakan dan
tidak mempengaruhi kesuburan.(Affandi, 2013; Tschann et al., 2010) Menggunakan
kondom ketika berhubungan adalah masalah kebiasaan sebab kondom bukanlah
keputusan paling baik diantara beberapa alternatif lainnya.
3. Jurnal 3 “Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hepatitis C pada Pasangan
Seksual Pasien Koinfeksi Human Immunodeficiency Virus dan Virus Hepatitis C”
Virus hepatitis C merupakan penyebab kedua epidemi infeksi virus setelah human
immunodeficiency virus (HIV) dalam dua dekade terakhir. Sementara itu, koinfeksi
human immunodeficiency virus dan hepatitis C virus (koinfeksi HIV/ HCV) merupakan
masalah yang diprediksi berkembang di masa yang akan datang. Infeksi hepatitis C
umumnya ditemukan pada pasien HIV karena kedua virus tersebut mempunyai kesamaan
rute transmisi.1 United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)2 melaporkan
bahwa sebagian besar infeksi HIV di Indonesia terjadi melalui penggunaan peralatan
suntik yang terkontaminasi. Keberhasilan terapi antiretroviral yang efektif (highly active
antiretroviral therapy/HAART) telah menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh
infeksi-infeksi oportunistik dan penyakit yang berhubungan dengan acquired
immunodeficiency syndrome (AIDS) secara bermakna.3 Sejak tahun 2004, pemerintah
Indonesia telah menjalankan program antiretroviral gratis sehingga harapan hidup pasien
HIV di Indonesia menjadi lebih baik. Meningkatnya harapan hidup pasien HIV dan
lamanya perjalanan alamiah infeksi hepatitis C, menyebabkan penyakit hati tahap lanjut
akibat koinfeksi virus hepatitis C menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas
dimasa yang akan datang.3 Hal tersebut mengakibatkan penatalaksanaan hepatitis C pada
pasien koinfeksi HIV/ HCV di Indonesia akan menjadi masalah baru seperti yang terjadi
di negara-negara maju.
Koinfeksi HIV/HCV dapat menimbulkan beberapa dampak baik terhadap
perjalanan alamiahpenyakit hepatitis C maupun transmisinya. Beberapa studi melaporkan
bahwa koinfeksi HIV/HCV dapat mempercepat progresivitas penyakit ke arah sirosis
hati4,5 dan meningkatkan mortalitas yang berhubungan dengan sirosis dekompensata dan
karsinoma sel hati.3,6,7 Lebih lanjut, beberapa studi juga mendapatkan bahwa koinfeksi
HIV/HCV dapat meningkatkan risiko transmisi seksual virus hepatitis C.8-12 Hepatitis C
paling mudah ditularkan melalui rute parenteral seperti penggunaan narkotika suntik13
dan transfusi darah14, akan tetapi sulit ditularkan melalui rute seksual. Masih terdapat
pro kontra mengenai transmisi seksual virus hepatitis C. Beberapa studi mendapatkan
bahwa risiko transmisi seksual hepatitis C memang ada, namun risiko tersebut rendah.15-
17 Adanya infeksi HIV dapat meningkatkan risiko transmisi seksual virus hepatitis C.
Gabrielli dkk10 dalam studi potong lintang mendapatkan prevalensi hepatitis C pada
pasangan seksual pengguna narkotika suntik dengan koinfeksi HIV/HCV sebesar 9,5%.
Pada kelompok pasangan seksual dengan status HIV positif didapatkan prevalensi
hepatitis lebih tinggi dibandingkan dengan yang HIV negatif (28,6% vs 12,8%).10
Namun beberapa studi mendapatkan bahwa koinfeksi HIV/HCV tidak meningkatkan
risiko transmisi seksual virus hepatitis C.18,19 Berbagai faktor diduga berperan dalam
meningkatkan risiko transmisi seksual hepatitis C pada pasien koinfeksi HIV/HCV.
Tingginya kadar HCV RNA darah dan rendahnya hitung CD4+ pasien koinfeksi
Departemen Kebidanan STIKIM
HIV/HCV berhubungan dengan meningkatnya transmisi hepatitis C.20,21 Faktor-faktor
lain yang diduga berhubungan dengan transmisi hepatitis C adalah hubungan seksual
yang tidak aman,22,23 lamanya hubungan seksual, teknik hubungan seksual yang
merusak mukosa dan adanya penyakit menular seksual.23,24 Berdasarkan faktor-faktor
tersebut, maka penatalaksanaan hepatitis C pada pasien-pasien koinfeksi HIV/HCV yang
menyeluruh bukan hanya masalah pengobatan, namun juga masalah pencegahan
transmisi hepatitis C kepada pasangan seksual mereka. Laporan nasional estimasi
populasi dewasa rawan terinfeksi HIV tahun 2006 menyatakan bahwa rerata prevalensi
pasangan pengguna narkotika suntikan yang bukan pemakai adalah 13,75% atau sekitar
93.350 orang.25 Penapisan diagnosis hepatitis C pada kelompok risiko tinggi tertular
hepatitis C merupakan salah satu bagian dari program pencegahan transmisi hepatitis C.
Namun demikian, di Indonesia, data tentang prevalensi hepatitis C dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan transmisi hepatitis C pada pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/
HCV belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan prevalensi hepatitis C dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
hepatitis C pada pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/ HCV.
Pada penelitian ini didapatkan prevalensi hepatitis C sebesar 10,1%. Median usia
subyek adalah 26 tahun dengan rentang usia 19-39 tahun dan sebagian besar subyek
berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar subyek menunjukkan lama berpasangan 0-5
tahun dengan rentang 6 bulan hingga 21 tahun. Median kekerapan kontak seksual yaitu 2
kali per minggu dan sebagian besar subyek baik dengan atau tanpa hepatitis C
melaporkan jumlah hubungan seksual selama berpasangan kurang dari 500 kali dengan
median 296 kali. Kecenderungan proporsi hitung CD4+ pasien koinfeksi HIV/HCV pada
kelompok subyek dengan hepatitis C hampir sama dengan kelompok subyek tanpa
hepatitis C. Data karakteristik subjek dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 2 menggambarkan
Rasio Prevalens (RP) faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian hepatitis C pada
pasangan seksual pasien koinfeksi HIV/HCV. Dari variabel yang ada, variabel yang
mempunyai risiko terhadap kejadian hepatitis C adalah penggunaan narkotika suntik,
status HIV reaktif, penggunaan kondom yang tidak teratur, tipe hubungan nonvaginal,
dan jumlah pasangan seksual. Namun demikian, dari variabel-variabel tersebut yang
secara statistik bermakna adalah tipe hubungan nonvaginal (p = 0,047).
Pengkaji memberikan konseling penatalaksanaan berupa penjelasan penggunaan
kondom harus digunakan secara teratur untuk mencegah terinfeksinya ibu dari penyakit
yang sedang di derita oleh suami, konseling yang diberikan oleh pengkaji sesuai dengan
hasil penelitian jurnal 3 yang melakukan penelitian mengenai pentingnya kepatuhan
penggunaan kondom saat berhubungan.
PENUTUP
2. Saran
Departemen Kebidanan STIKIM
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti membagi saran penelitian ke dalam empat jenis,
yaitu :
1. Saran Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat mampu melaksanakan pelayanan terhadap Akseptor KB khususnya
Kondom melalui praktikum Konseling Pada Akseptor Kb Kondom dan melaksanakan
penatalaksanaan dengan adekuat.
2. Saran Bagi Mahasiswa
Agar dapat lebih meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan sesuai
dengan standar yang dipersyaratkan
3. Bagi Klien
Agar klien dapat memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan KB Kondom.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kebidanan STIKIM
Adman P. Felecia. (2011). Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan
Kecil Dalam Upaya Pencapaian Mdgs 2015 Di Maluku.
Kajian Tentang Prevalensi Kontrasepsi Keluarga Berencana Catatan Kecil Dalam Upaya
Pencapaian Mdgs 2015 Di Maluku,
Affandi, B. (2013). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. In Pt Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Https://Doi.Org/10.1016/S2222- 1808(14)60533-8 Bastow, B., Sheeder, J.,
Guiahi, M., & Teal, S. (2018).
Condom Use In Adolescents And Young Women Following Initiation Of LongOr Short-Acting
Contraceptive Methods.
Keikutsertaan Pasangan Usia Subur Menjadi Akseptor Kb Desa Ujung Payung Kecamatan
Payung Kabupaten Karo. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Https://Doi.Org/10.33221/Jikes.V17i01.272
Faika, & Nur. (2013). Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi
Kondom Di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar Tahun 2013.
In Kebidanan. Fransiska, M., & Mursyid, M. (2019). Konsistensi Penggunaan Kondom Pada
Komunitas Homoseksual Sebagai Faktor Resiko Penularan Hiv Aids. Jurnal Kesehatan.
Https://Doi.Org/10.35730/Jk.V10i2.401
Kusnandar, V. B. (2019). Jumlah Penduduk Indonesia Diproyeksikan Mencapai 270 Juta Pada
2020.
Databooks. Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Sari, P., &
Paramita, A. (2015). Penelitian Kualitatif Di Bidang Kesehatan.
Hubungan Komunikasi Informasi Dan Edukasi (Kie) Kontrasepsi Dengan Persepsi Suami
Akseptor Kb Suntik Tentang Kondom (Di Wilayah Kerja Pustu Pangeranan Kecamatan
Bangkalan).
LINK VIDEO :
https://drive.google.com/drive/u/2/folders/1a0r2g4V4ByB5oPtPs88SWCN-de6Igoqb