KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KHATULISTIWA
Disusun Oleh :
HUSNA KURNIANTA
KIKI LESTARI
NANTI MAULANI
RAHMAT ARIFIANPUTRA
RIYADHIL HASANAH
ROHMAN
SABAS KHAN
SITI MAULANI
TRIANI
YUYUN UTARI
1
LEMBAR PENGESAHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
PUSKESMAS KHATULISTIWA
Ketua Kelompok
Rohman
NIM. 2111330
i
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
VISI
"Menjadi Institusi Pendidikan Ners yang Bermutu dan Unggul dalam Bidang
Keperawatan Gawat Darurat dan Keperawatan Perioperatif di Tingkat Regional
Tahun 2020"
MISI
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
ini dapat terselesikan tepat pada waktunya.
Terselesainya makalah ini berkat kerja sama dari berbagai pihak untuk itu
kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ns. H. Amandus, S.Kp.,M.PH dan
tim selaku koordinator Praktik Klinik Komunitas kami, serta tidak lupa pula kami
berterimaksih kepada :
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
VISI DAN MISI.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................4
C. Tahapan Pelaksanaan................................................................................5
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................................6
E. Pelaksanaan...............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas....................................................8
B. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas........................................16
C. Asuhan Keperawatan Komunitas............................................................17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.....................................23
A. DATA UMUM...........................................................................................23
B. DATA KHUSUS..........................................................................................24
C. Lingkungan Fisik......................................................................................27
D. Kondisi kesehatan umum........................................................................39
E. ANALISA DATA.........................................................................................58
F. PRIORITAS MASALAH..............................................................................60
G. RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................64
H. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)...........................................65
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................68
iv
A.Pengkajian..........................................................................................................68
B.Perencanaan........................................................................................................69
C.Pelaksanaan........................................................................................................69
D.Evaluasi..............................................................................................................70
BAB V PENUTUP................................................................................................71
A.Kesimpulan........................................................................................................71
B.Saran...................................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................73
LAMPIRAN..........................................................................................................74
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM
yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional
melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan
Indonesia sehat. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah bangsa yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun yang
terjadi di Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19 yang disebabkan
oleh virus corona yang mampu mengakibatkan kematian. Virus ini terdeteksi
muncul pertama kali di Wuhan China pada bulan Desember 2019. Virus corona
merupakan virus yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam
tinggi, batuk, flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Penyebaran virus ini
sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara. Awal
mulanya, warga Indonesia yang positif terkena virus corona hanya 2 orang,
namun penyebaran virus ini sangat cepat sehingga setiap hari ada orang yang
terkena atau terjangkit virus ini.
Hingga pemerintah mengambil keputusan untuk mempersiapkan rumah
sakit daerah sebagai rumah sakit rujukan bagi setiap orang yang terjangkit Covid-
19. Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan berbagai hal yang baru
hampir dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah, bekerja ataupun aktivitas
yang lainnya. Bahkan tempat beribadah pun sebagian telah ditutup demi
mengurangi penyebaran virus corona ini. Berbagai cara telah dilakukan oleh
pemerintah, seperti physical distancing (jaga jarak), lock down, bahkan di
beberapa daerah pun telah diberlakukan PSBB (pembatasan sosial berskala
1
besar). Namun masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut
hingga akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat. Dengan demikian,
dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai virus corona serta cara
menanggulanginya agar angka penyebaran tidak semakin meningkat. Mengingat
banyak sekali masyarakat yang masih meremehkan adanya virus corona ini serta
belum tersedianya vaksin yang dapat membantu kesembuhan pasien karena
masih dalam pencarian dan penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji
lebih dalam mengenai permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19
ini.
Sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang
kebijakan yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat indonesia baru
yang berbudaya sehat, yang menunjukan arah dan harapan yang berbau impian
tetapi bukan tidak mungkin untuk dicapai. Salah satu untuk mencapai
terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat tersebut salah
satunya adalah dengan meningkatkan peran dan fungsi perawat sebagai profesi
yang sangat dekat di hati masyarakat sehingga dapat bersama-sama masyarakat
bekerjasama didalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat Indonesia.
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara
terus-menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan
dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat
berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan
tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan tren
holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan pada manusia secara keseluruhan
dalam segala dimensi, baik dimensi sehat dan dimensi sakit, serta dalam
interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Dalam hal ini sangat dibutuhkan
sekali pratik keperawatan komunitas yang bermutu. Peran perawat komunitas
sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang terjadi di
masa kini dan masa yang akan datang, karena selalu mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut akan berpengaruh pada peran yang
dilakukan oleh perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masyarakat di
2
berbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarenakan adanya kelalaian,
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Peran perawat kesehatan masyarakat masa kini dan
yang akan datang akan semakin penting dalam meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas didasarkan atas sintetis dari praktik
kesehatan komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan dam memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan, dan pertahanan
kesehatan.
Perawat komunitas memerlukan metode ilmiah yang disebut sebagai
proses keperawatan komunitas digunakan untuk membantu perawat dalam
melakukan praktek asuhan keperawatan secara sistematis dalam memecahkan
masalah keperawatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan komunitas.
Dalam kontek ini keperawatan komunitas merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan dimana sifat asuhan yang diberikan adalah
umum dan menyeluruh, lebih banyak secara tidak langsung dan diberikan secara
terus menerus melalui kerjasama. Fokus dari asuhan adalah individu, keluarga,
kelompok khusus, dan masyarakat dengan penekanan pada pencegahan penyakit,
peningkatan dan pertahanan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah
pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang
digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan,
teknologi tepat guna, serta manfaatkan kebijakan pemerintah setelah klien atau
individu, keluarga dan masyarakat kontak dengan pelayanan kesehatan (dirumah,
di puskesmas), perawat melakukan praktek keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan komunitas. Dengan menggunakan proses keperawatan
komunitas, perawat menggunakan latar belakang pengetahuan yang
komprehensif untuk mengkaji statuskesehatan komunitas. Mengidentifikasi
masalah dan diagnosa, merencanakan intervensi, mengimplementasi, serta
3
melakukan evaluasi intervensi keperawatan.
Praktek klinik yang dilakukan mahasiswa program studi profesi ners
keperawatan komunitas yang berlangsung sejak 14 Maret-02 April 2022 di RT
003 dan 004 /RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama
kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dengan
menggunakan pendekatan keluarga dan masyarakat. Kemudian kembali bersama
mengolah data, menganalisa data dan melakukan intervensi masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Kemudian kembali bersama-sama menyusun rencana
kegiatan yang diserahkan kepada warga untuk ditindaklanjuti.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaporkan hasil latihan praktek belajar lapangan keperawatan komunitas
dengan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas guna
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah kegiatan latihan praktik keperawatan komunitas mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian kebutuhan dan masalah keperawatan komunitas
melalui: penyebaran angket, pengumpulan data, analisa data.
b. Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang
ditemukan dan ditentukan.
c. Melakukan rencana tindakan sesuai dengan kesepakatan bersama tokoh
masyrakat dan pihak puskesmas..
d. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan komunitas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
e. Melakukan dokumentasi proses keperawatan secara lengkap.
4
C. Tahapan Pelaksanaan
1. Penjajakan
a. Persiapan
Mengikuti penjelasan latihan praktek keperawatan komunitas oleh
pembimbing, dilanjutkan penerjunan mahasiswa ke lokasi latihan praktek
keperawatan komunitas.
b. Orientasi wilayah.
1) Pengenalan wilayah dan karakteristik penduduk yang dijadikan
sebagai tempat latihan praktek keperawatan komunitas.
2) Perkenalan dan penjelasan tujuan beserta tahapan kegiatan latihan
praktek keperawatan komunitas kepada unsur masyarakat yang terkait
seperti tokoh masyarakat. Mendapatkan gambaran awal mengenai
masalah kesehatan yang dianggap perlu ditangani di masyarakat.
2. Penyusunan Angket
Angket disusun berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan
pilihan jawaban, kemudian dilakukan penyebaran dan dilakukan wawancara
sesuai dengan pertanyaan didalam angket.
3. Pengumpulan dan Analisa Data
a. Pengkajian dan pengumpulan data
1) Mengunjungi warga dari rumah kerumah dengan melakukan
wawancara dan observasi tentang hal-hal yang terkait dengan
kesehatan.
2) Observasi dan pemeriksaan lingkungan RT 003 dan 004 /RW 002
jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu
Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
b. Analisa Data
1) Rekapitulasi data dengan menggunakan format yang telah disepakati.
2) Penghitungan persentase data-data yang bersifat nomerik dan persen.
3) Tabulasi data.
4) Analisa data dengan cara mengelompokan data-data fokus.
5
4. Perencanaan
a. Persiapan diskusi dengan pihak puskesmas.
b. Menetapkan masalah keperawatan dan prioritas sementara serta rencana
tindakan.
c. Melakukan diskusi dengan pihak puskesmas mengenai data yang didapat.
d. Bersama dengan pihak puskesmas dalam merumuskan masalah,
menyusun prioritas menggunakan skoring berdasarkan masalah yang
paling dirasakan oleh masyarakat dan dapat segera diatasi dengan sumber
yang ada sekaligus menyepakati tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi permasalahan sesuai prioritas dengan peran serta
masyarakat secara penuh.
5. Pelaksanaan
a. Melakukan pelaksanaan tindakan sesuai rencana melalui koordinasi
dengan pihak terkait.
b. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang perilaku hidup bersih dan
sehat, serta etika batuk
c. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang covid 19
d. Membagikan masker
e. Demostrasi cuci tangan 6 langkah
f. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang hipertensi
6. Evaluasi
a. Persiapan kegiatan evaluasi akhir pelaksanaan kegiatan perawatan
komunitas.
b. Melakukan koordinasi dan rekapitulasi kegiatan yang telah dilakukan.
c. Melakukan kegiatan yang telah dilakukan dan dievaluasi.
6
1. Minggu I : Penyebaran angket dan pengkajian dengan cara wawancara,
tabulasi data, persiapan dan pelaksanaan tindakan yang telah direncanakan.
2. Minggu II : Implementasi
3. Minggu III : Evaluasi
Praktek keperawatan komunitas bertempat diwilayah RT 003 dan
004/ RW 002 Jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama kelurahan
Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
E. Pelaksanaan
Praktek keperawatan komunitas dilaksanakan oleh mahasiswa profesi ners
dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
1. Ketua : Rohman
2. Sekretaris : Yuyun Utari
3. Bendahara : Nanti Maulani
4. Perlengkapan : Kiki Lestari, Husna Kurnianta, Siti Maulani
5. Dokumentasi : Riyadhil Hasanah, Triani, Sabas Khan, Rahmat A.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks
komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut.
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2) Fungsi keperawatan komunitas.
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
9
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat
proses penyembuhan (Mubarak, 2015).
3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari
dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan
dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23
Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental
dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
b. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat
akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
10
4. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
a. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas
juga dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya:
perawata melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll.
Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik,
fleksibel, berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki
kemampuan klinik yang kompeten.
b. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja
dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang
perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata
lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan,
puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat
kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang
berkualitas (Mubarak, 2015).
5. Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
a. Posyandu lansia
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan.
Selain itu posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan
keterpaduan KB dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang
melakukan kegiatan-kegiatan seperti: kesehatan ibu dan anak, KB,
imunisasi, peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi dasar,
penyediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
11
6. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan
Kesehatan Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada
peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan
perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga
diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya (Mubarak, 2015).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai
klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas
individu dari Neuman (1972 dalam Anderson, 2016) untuk melihat masalah
pasien, model komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan
batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi
model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan
kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
1) Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan
asuhan keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat
individu dapat dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi
penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin
dilakukan asuhan keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas,
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam darah dan diare.
Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan perawatan
berkelanjutan seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
12
2) Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan
keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko
tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga
yang anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga
yang menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga
tetap juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggotanya.
3) Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat
dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam
suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi
oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya
kebudayaan, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder dan tertier
melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas sektoral
dan lintas program.
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umum dan perlindungan spesifik.
Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer juga mencakup
13
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen
spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan
yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan
sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3) Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2015):
1) Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan memberikan
prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada paradigma
keperawatan secar umum dengan empat komponen dasar yaitu;
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
14
2) Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman
(1998) meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen),
perencanaan sosial melalui birokrasi pemerintah (social developmant)
dan aksi sosial berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak,
2015).
Pelaksanaan pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut:
1) Tahap persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2) Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan
pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
3) Tahap pendidikan dan pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4) Tahap formasi kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan
yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5) Tahap koordinasi
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat
15
6) Tahap akhir
Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan
balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan
kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
16
dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi
(Efendi, 2009).
17
f. Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini dan
merawat atau memantau gangguan yang terjadi
g. Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
h. Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
i. Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau masyarakat
3) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2015):
a) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang diungkapkan
secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
4) Sumber Data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
b) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya:
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record.
c) Cara Pengumpulan Data
1. Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa Tanya jawab
2. Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
18
3. Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
5) Pengelolaan Data
a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
c) Tabulasi data
d) Interpretasi data
6) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakatsehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan.
7) Prioritas Masalah
Kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat
dan keperawatan diantaranya adalah:
a) Perhatian masyarakat
b) Prevalensi kejadian
c) Berat ringannya masalah
d) Kemungkinan masalah untuk di atasi
e) Tersedianya sumber daya masyarakat
f) Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat di tentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan. Menurut Abraham Maslow, prioritas masalah di mulai dari :
a) Keadaan yang mengancam kehidupan
b) Keadaan yang mengancam kesehatan
c) Persepsi masyarakat tentang kesehatan dan keperawatan.
19
Tabel 1. Format Penapisan menurut Mueke, 1988 atau penapisan diagnosis
kesehatan komunitas.
Kriteria Penapisan
Jumlah skor
c. Diagnosa Keperawatan
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya
dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P), etiology atau
penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak,
2015).
1) Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
20
2) Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
3) Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
d. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan
dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah
(Mubarak, 2015):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
e. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan
keperawatan harus bekerjasama dengan angota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak,
2015). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
21
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
f. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2015). Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
22
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RT 003 DAN 004 RW 002 Jl. KHATULISTIWA Gg. USAHA BARU DAN
Gg. PRATAMA KELURAHAN BATU LAYANG KECAMATAN
PONTIANAK UTARA KABUPATEN PONTIANAK
A. DATA UMUM
1. Dimensi Lokasi :
RT/RW : 003/002
RT/RW : 004/002
Nama kelurahan : Batu Layang
Kecamatan : Pontianak Utara
Kota : Pontianak
Provinsi : Kalimantan Barat
23
B. DATA KHUSUS
1. Kependudukan
Tabel 1. Distribusi penduduk berdasarkan kelompok umur
Kelompok Umur Jumlah %
1 0 -5 Thn 3 8%
2 6-15 Thn 2 17%
3 SMP 2 15%
4 SMA/SMK 9 22%
5 DIPLOMA 3 1%
6 SARJANA 3 14%
Jumlah 26 100
24
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar
responden berpendidikan tidak sekolah sebanyak 41 orang (24%),
responden yang berpendidikan SD sebanyak 40 orang ( 24%), responden
berpendidikan SMP sebanyak 25 orang (15%), responden berpendidikan
SMA/SMK sebanyak 38 orang (22%), responden berpendidikan
DIPLOMA sebanyak 1 orang (1%), responden berpendidikan SARJANA
sebanyak 24 orang (14%).
3 Wiraswasta 9 21%
4 Buruh 0 6%
5 IRT 7 24%
6 Pelajar/mahasiswa 4 8%
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar dari
responden yang memiliki pekerjaan PNS sebesar 10 orang (6%), Tidak
Berkerja sebanyak 60 orang (36%), Wiraswasta sebanyak 36 orang
(21%), Buruh sebanyak 0 orang (6%), IRT sebanyak 40 orang (24%),
pelajar/mahasiswa sebanyak 13 orang (8%).
25
Tabel 4. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
1 Laki-laki 13 50%
2 Perempuan 13 50%
2 1000000-3000000 4 50%
3 >3000000 1 17%
Jumlah 7 100
26
C. Lingkungan Fisik
1. Perumahan
Tabel 6. Distribusi penduduk menurut status kepemilikan rumah
1 Sewa 1 0%
2 Numpang 0 20%
Jumlah 7 100
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 17%
3 tegel 6 82%
4 Semen 1 2%
Jumlah 7 100
27
Tabel 7. Distribusi penduduk menurut jendela kamar
1 Ya 7 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 7 100
1 Ya 7 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 7 100
1 Terang 7 95%
2 Remang-remang 0 5%
3 Gelap 0 0
Jumlah 7 100
28
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan pencahayaan rumah, Terang 57 KK (95%), Remang-
remang 3 KK (5%).
1 Bersatu 0 2%
2 Dekat 7 98%
3 Terpisah 0 0
Jumlah 7 100
1 Ada 7 37%
2 Tidak 0 63%
Jumlah 7 100
29
Tabel 12. Distribusi penduduk berdasarkan Lokasi halaman
1 Depan 7 100
2 Samping 0 0
3 Belakang 0 0
Jumlah 7 100
1 Kebun 3 0
2 Kolam 0 0
3 Kandang 0 0
4 Garasi 4 0
Jumlah 7 100
30
2. Sumber Air
Tabel 14. Tabel distribusi penduduk berdasarkan sumber air untuk
masak dan minum
1 PDAM 0 22%
2 Sumur 0 0%
4 Air Mineral 1 5%
Jumlah 60 100
1 Dimasak 7 100
2 Tidak dimasak 0 0
Jumlah 7 100
31
Tabel 16. Tabel distribusi penduduk berdasarkan sumber air
mandi/mencuci
1 PAM 7 98%
2 Sumur 0 2%
Jumlah 60 100
1 <10 m 7 100
2 >10 m 0 0
Jumlah 60 100
32
Tabel 18. Tabel distribusi penduduk berdasarkan tempat
penampungan air sementara
1 Bak 0 1&
2 Gentong 7 98%
3 Ember 0 1%
Jumlah 7 100
1 Terbuka 5 12%
2 Tertutup 2 88%
Jumlah 0 100
33
Tabel 20. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kondisi air dalam
penampungan
1 Berwarna 0 0%
2 Berbau 0 0%
3 Berasa 0 0%
4 Tidak 7 100%
berwarna/berasa
Jumlah 7 100
1 Ya 7 28%
2 Tidak 0 72%
Jumlah 7 100
34
3. Pembuangan Sampah
Tabel 22. Tabel distribusi penduduk berdasarkan tempat pembuangan
sampah
No Tempat pembuangan Frekuensi Persentase
1 Sungai 0 0%
2 Ditimbun 0 25%
3 Dibakar 2 18%
4 Tempat Sampah 5 57%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan tempat pembuangan sampah, maka sebagian besar
responden yang dengan cara ditimbun yakni sebanyak 15 KK (25%),
dibakar sebanyak 11 KK (18%), Tempat sampah sebanyak 34 KK
(57%).
35
Tabel 24. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kondisi tempat
penampungan sampah sementara
No Kondisi Frekuensi Persentase
1 Terbuka 7 38%
2 Tertutup 0 62%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan kondisi tempat penampungan samah sementara, yakni
kondisi yang terbuka sebanyak 23 KK (38%), tertutup sebanyak 37
KK (62%).
4. Pembuangan Limbah
Tabel 26. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga
BAB& BAK
No kebiasaan frekuensi Persentase
1 Jamban/wc 7 100%
2 Sungai 0 0%
3 Sembarangan 0 0%
36
Jumlah 60 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan kebiasaan keluarga BAB& BAK, maka seluruh penduduk
menggunakan jamban/WC sebanyak 60 KK (100%).
37
Tabel 29. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kondisi saluran
pembuangan air limbah
No Kondisi Frekuensi Persentase
1 Lancar 7 65%
2 Tersumbat/tergenang 0 35%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan kondisi saluran pembuangan air limbah lancar sebanyak
39 KK (65%), Tersumbat/tergenang 21 KK (35%).
5. Kandang ternak
Tabel 30. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan
kandang ternak
No Kepemilikan Frekuensi Persentase
1 Tidak 5 90%
2 Ya 2 10%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan kepemilikan kandang ternak terdapat kandang ternak
sebanyak 4 KK (10%).
38
Tabel 32. Tabel distribusi penduduk berdasarkan kondisi ternak
No Kondisi Frekuensi Persentase
1 Terawat 2 100%
2 Tidak terawat 0 0%
Jumlah 2 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan kondisi kandang ternak yakni terawat sebanyak 4 KK
(100%).
39
3 Dokter praktik 4 13%
4 Perawat 0 3%
Jumlah 7 100
40
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan sumber pendanaan kesehatan, rata-rata responden
menggunakan pendanaan BPJS sebanyak 51 KK (85%), Biaya sendiri
9 KK (15%).
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan jarak rumah dengan sarana kesehatan rata-rata jarak ke
sarana kesehatan 1-2 km 60 KK (100%).
41
2. Masalah kesehatan khusus
Tabel 39. Tabel distribusi penduduk berdasarkan penyakit yang paling
sering diderita keluarga selama 6 bulan terakhir
1 Demam berdarah 0 5%
3 Asma 0 0%
4 TBC 0 0%
5 Thypoid 0 0%
7 Hipertensi 0 20%
7 Lain- 1 10%
lain(DM,REMATIK,STROKE,
MAAG,VERTIGO)
Jumlah 7 100
42
Tabel 40. Tabel distribusi penduduk berdasarkan informasi tetang
Covid-19 atau korona (penyebab, tanda dan gejala, cara
penularan, cara pencegahan)
1 Ya 7 100%
2 Tidak 0 0
Jumlah 7 100
1 Televisi 0 33%
Jumlah 7 100
43
Tabel 42. Tabel distribusi penduduk berdasarkan penyakit Covid 19 ini
berbahaya menurut keluarga
1 Ya 6 85%
2 Tidak 1 15%
Jumlah 7 100
1 Ya 0 0%
2 Tidak 7 100%
Jumlah 7 100
44
Tabel 44. Tabel distribusi penduduk berdasarkan keluarga
menggunakan masker saat pergi keluar rumah
1 Ya 5 85%
2 Tidak 2 15%
Jumlah 7 100
1 Ya 3 42%
2 Tidak 4 58%
Jumlah 7 100
45
3. Ibu Hamil dan Menyusui
1) Pasangan usia subur
Tabel 46. Tabel distribusi penduduk berdasarkan anggota keluarga
yang pasangan usia subur (PUS)
No Pasangan usis subur Frekuensi Persentase
(PUS)
1 Tidak 6 78%
2 Ya 1 22%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan anggota keluarga yang pasangan usia subur (PUS),
Tidak sebanyak 47 KK (78%), ya sebanyak 13 KK (22%).
46
6 Tubektomi 0 0%
7 Vasektomi 0 0%
Jumlah 0 100
Berdasarkan tabel di atas, maka sebagian besar responden
berdasarkan jenis kontrasepsi, Suntik sebanyak 7 orang (54%), Pil
sebanyak 6 orang (46%).
2) Ibu hamil
Tabel 50. Tabel distribusi penduduk berdasarkan ibu hamil dalam
keluarga
No Ibu hamil Frekuensi Persentase
1 Ya 0 2%
2 Tidak 7 98%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi
penduduk berdasarkan ibu hamil, Ya sebanyak 1 KK (2%), tidak
sebanyak 59 KK (98%).
3) Ibu menyusui
47
Tabel 51. Tabel distribusi penduduk berdasarkan ibu menyusui
dalam keluarga
No Ibu menyusui Frekuensi Persentase
1 Ya 0 12%
2 Tidak 7 88%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan ibu menyusui dalam keluarga, Ya terdapat sebanyak 7
KK (12%), tidak sebanyak 53 KK (88%).
4. Balita
Tabel 52. Tabel distribusi penduduk berdasarkan ada balita
didalam anggota keluarga
No Balita didalam Frekuensi Presentase
keluarga
1 Ya 3 15%
2 Tidak 0 85%
Jumlah 3 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan ada balita didalam anggota keluarga, ya 9 KK (15%),
tidak 51 KK (85%).
49
KMS
No KMS Frekuensi Presentase
1 Ya 0 15%
2 Tidak 3 85%
Jumlah 3 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan anak memilki KMS , ya sebanyak 9 KK (15%), tidak
51 KK (85%).
Tabel 59. Tabel distribusi penduduk berdasarkan usia anak saat ini
No Usia anak Frekuensi Presentase
1 6-10 tahun 3 15
2 11-15 tahun 1 39
3 16-21 tahun 1 46
Jumlah 5 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan usia anak saat ini, 6-10 tahun sebanyak 5 orang
(15%), 11-15 tahun sebanyak 5 orang (39%), 16-21 tahun
sebanyak 3 orang (46%).
6. Usia lanjut
Tabel 65. Tabel distribusi penduduk berdasarkan ada anggota
keluarga yang lanjut usia
53
No Lansia Frekuensi Presentase
1 Ya 5 33%
2 Tidak 2 67%
Jumlah 7 100
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan ada anggota keluarga yang lanjut usia didalam
keluarga, ya sebanyak 20 KK (33%), tidak 40 KK (67%).
E. ANALISA DATA
57
DATA MASALAH
Ds :
1. Beberapa warga mengatakan bahwa mereka Defisit pengetahuan
kurang mengetahui tentang kebersihan tentang hidup bersih dan
lingkungan sehat b/d Ketidaktahuan
Do : menemukan sumber
1. Penyakit yang diderita oleh warga pada 6 bulan informasi
terakhir ini adalah batuk pilek
2. Rumah warga yang saling berdekatan dengan
rumah yang lain mengakibatkan lingkungan
tampak kumuh
3. Kurangnya sosialisasi dari petugas Kesehatan
mengenai program kebersihan lingkungan
Ds:
1. Masyarakat mengatakan masyarakat tahu
tentang covid-19 namun masyarakat kurang
mengerti tentang penyebaran covid-19 Kurangnya pengetahuan
2. Masyarakat mengatakan bahwa informasi yang warga tentang covid 19 b/d
didapat mengenai covid dari televisi, Kurang terpapar informasi
handphone dan pelayanan kesehatan
Do:
1. Tidak terdapat atau tersedia tempat cuci tangan
di depan atau halaman rumah
2. Masyarakat keluar atau pergi kerumah tetangga
tanpa menggunakan masker
Ds:
1. Beberapa warga RT 003 dan 004 RW 002 Gang Potensi untuk
Usaha Baru dan Gang Pratama mengatakan meningkatkan masalah
menderita Hipertensi kesehatan pada penderita
2. Warga mengatakan tidak patuh dalam minum hipertensi
obat hipertensi
3. Warga mengatakan jarang memeriksa
kesehatannya di puskesmas, lebih memilih
membeli obat bebas
Do:
58
1. Penderita hipertensi di RT 003 dan 004 RW 002
berjumlah 12 orang
2. Pemeriksaan tekanan darah diatas normal
59
F. PRIORITAS MASALAH
perawat komunitas
Jumlah yg berisiko
Sesuai dg program
Minat masyarakat
Kemungkinan utk
Kemungkinan utk
Sesuai dg peran
Besarnya risiko
Orang/SDM
pemerintah
Total Skor
Peralatan
Prioritas
Tempat
penkes
Waktu
diatasi
Dana
No Masalah Kesehatan
Kurangnya pengetahuan
2. warga tentang covid 19 5 5 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 47 2
RT 003 dan 004, RW 002
60
Potensi untuk meningkatkan
kesehatan pada penderita
3. 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 45 3
hipertensi
RT 003 dan 004, RW 002
61
Keterangan Pembobotan :
0 : Tidak ada 3 : Cukup
1 : Sangat rendah 4 : Tinggi
2 : Rendah 5 : Sangat tinggi
Dari hasil perhitungan skor maka untuk urutan prioritas masalah dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Defisit pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat
2. Kurangnya pengetahuan warga tentang covid 19
3. Potensi untuk meningkatkan masalah kesehatan pada penderita hipertensi
62
RENCANA KEGIATAN (POA)
No Masalah Rencana Kegiatan Penanggung Waktu Kegiatan Tempat Dana Sumber
Jawab Kegiatan
1 Defisit pengetahuan - Pemberian Kelompok Sabtu, 26 Maret RT 003//004, Kelompok
tentang hidup bersih penyuluhan 2022
tentang PHBS dan RW 002
dan sehat etika batuk
- Demostrasi cuci
tangan 6 langkah
63
G. RENCANA KEPERAWATAN
RT/RW: 003 dan 004/ 002 Kel: Batulayang Kec : Pontianak utara Kota : Pontianak
No Masalah Evaluasi
Keperawatan Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Hari/Tgl Tempat
Komunitas Kriteria Standar
64
H. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)
Diagnosa
No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Struktur Evaluasi Proses Evaluasi Hasil
Keperawatan
66
3. Potensi untuk 1. Memberikan 1. Mahasiswa 1. Warga 1. Warga
meningkatkan masalah Pendidikan kesehatan siap melakukan mendengarkan dan dapat
kesehatan pada pada warga RT 003 penyuluhan memperlihatkan menyebutkan
penderita hipertensi
dan 004 RW 002 hipertensi secara aktif pengertian
tentang hipertensi 2. Tersedia penyuluhan yang dan cara
2. Memotivasi waktu dan tempat disampaikan pengendalian
masyarakat melalui untuk penyuluhan tentang hipertensi penyakit
kader atau tokoh hipertensi kepada 2. Mahasiswa hipertensi
masyarakat untuk warga RT 003 dan berpartisipasi aktif
aktif memelihara 004/RW 002. dalam penyebaran
kesehatan 3. Tersedia leaflet hipertensi
media (leaflet,
infokus, laptop)
untuk penyuluhan
dan dapat
dipergunakan
67
68
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan asuhan
keperawatan komunitas. Pada tahap ini kita melakukan pengkajian dasar, data
lingkungan fisik dan pengkajian data masyarakat. Pengkajian data dasar dan
observasi sekilas lingkungan ini dilakukan dengan cara wawancara dengan tokoh
masyarakat antara lain dengan ketua RW dan RT, di lingkungan RT 003 dan
004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu
Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dengan pedoman wawancara
yang kami persiapkan. Selain itu kami juga melakukan observasi langsung di
lingkungan RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg.
Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
Pengkajian yang dilakukan melalui angket meliputi data tentang sanitasi
lingkungan, perilaku/kebiasaan hidup masyarakat yang terkait dengan pola hidup
sehat, data pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, data balita, anak/remaja,
dan lansia, di RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan
Gg. Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
69
B. Perencanaan
Pada tahap perencanaan terdiri dari perumusan tujuan, sasaran dan
penyusunan rencana tindakan. Hal ini telah dilaksanakan sesuai dengan konsep.
Dalam rangka penyusunan rencana tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Mahasiswa bekerja sama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat RT 003 dan
004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu
Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak, untuk memberikan gambaran
rinci kondisi yang ada di RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha
Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak, kemudian mahasiswa mengadakan analisa data.
C. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan lanjutan dari tahap perencanaan dimana kita
mengaplikasikan dari tahap perencanaan yang sudah kita buat bersama
masyarakat RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg.
Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak dan
ini merupakan upaya dari mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan dalam
perencanaan berdasarkan analisa pada tahap pelaksanaan.
Adapun intervensi keperawatan yang di implementasikan adalah :
a. Melakukan pelaksanaan tindakan sesuai rencana melalui koordinasi dengan
pihak terkait.
b. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang perilaku hidup bersih dan sehat
c. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang covid 19
d. Membagikan masker
e. Demostrasi cuci tangan 6 langkah
f. Pemberian penyuluhan dan leaflet tentang hipertensi
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan seputar tekanan darah, gula darah, dan
kolestrol pada masyarakat yang hadir.
70
D. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir asuhan keperawatan komuitas.
Evaluasi diarahkan pada program yang telah direncanakan, untuk melihat tingkat
keberhasilan yang dicapai.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan kesatuan dari praktek
keperawatan dan keseehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan
prefentif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitataif secara menyeluruh dan terpadu, yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Adapun praktek keperawatan komunitas antara lain memberikan
asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok khusus
melakukan penyuluhan kesehatan masyarakat, menemukan kasus pada
tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, melakukan asuhan
keperawatan.
Berdasarkan analisa hasil asuhan keperawatan komunitas di
masyarakat RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru
dan Gg. Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara Kota
Pontianak disimpulkan bahwa :
1. Asuhan keperawatan komunitas merupakan salah satu alternatif
pendekatan pemecahan masalah yang terjadi pada masyarakat dengan
mengunakan proses keperawatan.
2. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis
antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan yang
melakukan tingkat pencegahan.
Masalah kesehatan yang diperlukan di masyarakat RT 003 dan 004/RW 002
jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu Layang
kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak yaitu :
72
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang prilaku hidup sehat dan
bersih
2. Potensi untuk meningkatkan kesehatan pada penderita hipertensi
B. Saran
1. Warga RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha Baru
dan Gg. Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak Utara
Kota Pontianak:
a. Menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman, mengupayakan
kesehatan lingkungan untuk ditingkatkan dengan cara saling
mengingatkan antar warga, kegiatan kerja bakti yang dilakukan
secara berkala.
b. Warga dapat memeriksa kesehatan ketempat pelayanan kesehatan
secara rutin.
2. Puskesmas
a. Diperlukan pembinaan dan pemantauan terhadap kegiatan-kegiatan
yang mengarah pada bidang kesehatan.
b. Perlunya sosialisasi pelaksanaan PHBS secara lengkap.
c. Perlunya memberikan informasi tentang kesehatan apabila warga
memeriksakan kesehatannya ketempat pelayanan kesehatan.
3. Pendidikan
a. Diperlukan kesamaan pandangan dalam bentuk format pengkajian
dan reakpitulasi data komunitas.
b. Perlunya diberikan penjelasan tentang gambaran pelaksanaan
keperawatan komunitas.
4. Pihak-Pihak Terkait
Perlunya bantuan, bimbingan, dan pemantauan terhadap
kegiatan masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat
khususnya di RT 003 dan 004/RW 002 jalan Khatulistiwa Gg. Usaha
Baru dan Gg. Pratama kelurahan Batu Layang kecamatan Pontianak
Utara Kota Pontianak.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan
Praktik, edisi 3. Jakarta : EGC
Dermawan, Deden. 2017. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :
Gosyen Publishing
Gunawijaya, J. 2017. Kuliah Umum tentang Budaya dan Perspektif Transkultural
dalam Keperawatan Mata Ajar KDK II 2017. semester genap : FK UI
Leininger, M dan McFarland. M.R. 2016. Transkultural Nursing Concepts,
Theories, Research and Practice, edisi 3. USA : Mc.Graw Hill Companies
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2015. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta :
Sagung Seto
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37097/4/Chapter II.pdf (diakses
pada tanggal 14 Maret 2022)
74
LAMPIRAN
Keterangan : Musyawarah Masyarakat Desa (MMD 1)
75
Keterangan : Musyawarah Masyarakat Desa (MMD 2)
76
Keterangan : Implementasi Keperawatan Komunitas
77
78
Keterangan : Musyawarah Masyarakat Desa (MMD 3)
79