Anda di halaman 1dari 91

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA

DENGAN PEMBERIAN VAKSINASI COVID-19

DI PUSKESMAS CENDRAWASIH

OLEH:

ARFINISIUS ANA RATO 2118006

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2022

i |STIKES GIA MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji sukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

atas Berkat dan Anugerahnya sehingga penulis penyusunan proposal yang

berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Pemberian

Vaksinasi Covid-19 Di Puskesmas Cendrawasih”. Sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana keperawatan pada

program studi ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gemah

Insan Akademik Makassar.

Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penulis menyadari

bahwa itu tidak terlepas dari bantuan, arahan, bimbingan, dan motivasi yang

sangat berharga dari berbagai pihak, moril maupun materil. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terimah kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayanda

Yakobus Tamo Ama Nono, dan Ibunda Antoneta Ina, yang tidak perna

mengenal lelah memberikan Doa, motivasi dan dorongan kepada penulis

Serta kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada.

1. Bapak Drs. H. Andi Iwa Darmawan Aras, SE., selaku Ketua Yayasan 

Sekolah TinggiIlmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar.

2. Bapak Rasdin,S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan GemaInsan Akademik Makassar

3. Ibu Eka Suprapti, S.Kep.,Ns., M.Kes., selaku ketua prodi Sarjana

Keperawatan dan pembimbing 1 yang telah banyak membimbing dan

ii |STIKES GIA MAKASSAR


memberi masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan

proposal penelitian ini.

4. Ibu Vivi Adriana, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan memberi masukan dan arahan kepada penulis

dalam menyelesaikan proposal penelitian dan studi penulisan.

5. Kepada Puskesmas Cendrawasih yang telah memberi kesempatan

dan membantu penulis dalam memperoleh informasih yang diperlukan

selamah penulisan proposal ini. Proposal penelitian ini merupakan

tugas yang harus diselesaikan penulis sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana, penulis tetap berharap semoga

keberadaan proposal ini dapat bermanfaat bagi siapapun. Karena itu

saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis

harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada orang

terlibat dalam proses penyelesaian proposal. Amin

Makassar, Juli2022

Penulis

(ARFINISIUS ANA RATO)

iii |STIKES GIA MAKASSAR


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................ i

KATA PENGANTAR............................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... iv

BAB I LATAR BELAKANG.................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................ 6

B. Rumusan Masalah...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian...................................................................... 7

E. Hipotesis Penelitian.................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 10

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia................................................. 10

B. Tinjauan Umum Tentang Covid-10............................................. 26

C. Tinjauan Umum Tentang Vaksinasi............................................ 34

D. Tinjauan Umum Pengetauan...................................................... 49

E. Tinjauan Umum Tentang Sikap.................................................. 54

F. Kerangka Teori............................................................................ 58

BAB III METOLOGI PENELITIAN........................................................ 59

A. Kerangka Konsep........................................................................ 59

B. Defenisi Operasional................................................................... 60

C. Rancangan Penelitian................................................................. 61

iv |STIKES GIA MAKASSAR


D. Tempat Dan Waktu Penelitian.................................................... 61

E. Populasi Dan Sampel................................................................. 62

F. Instrumen Penelitian................................................................... 63

G. Pengumpulan Data Penelitian.................................................... 64

H. Pengolahan Data........................................................................ 65

I. Thenik Analisa Data.................................................................... 66

J. Etika Penelitian........................................................................... 67

Daftar Pustaka...................................................................................... 75

Lampiran

v |STIKES GIA MAKASSAR


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia merupakan suatu proses penuaan yang tidak dapat

dihindari, manusia menjadi tua melalui proses yang awalnya dimulai

dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan selanjutnya menjadi tua.

Semua orang tentunya akan mengalami proses menjadi tua dan

merupakan masa hidup manusia yang paling akhir.Besarnya jumlah

penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif

maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada

dalam keadaan sehat, aktif dan produktif.Disisi lain, besarnya jumlah

penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah

penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya

pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan,

peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan

yang tidak ramah terhadap penduduk lansia (Kementrian Kesehatan

RI., 2018)

Masalah kesehatan dunia yang saat ini menjadi sorotan dan

sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari para ilmuwan

kesehatan dan masyarakat umum adalah penyakit akibat virus

corona.COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health

vi |STIKES GIA MAKASSAR


Organization) atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) pada

tanggal 30 Januari 2020 dan akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi

pada tanggal 11 Maret 2020 (kaliat, 2020).

Covid-19 adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh jenis

Covid-19 yang baru di temukan dan memberikan dampak terhadapa

penurunan derajat status keseatan, penularan infeksi covid-19 yang

sangat cepat ,mengkawatirkan semakin banyaknya jumla kasus yang

akan terindefikasi. Covid-19 menyerang semua kelompok usia, Secara

global, hingga 24 Juni 2021 terdapat 179.241.734 kasus konfirmasi

COVID-19. Kasus kofirmasi COVID-19 tersebar di 222 negara. Jumlah

kematian sebanyak 3.889.723 dengan CFR 2,2%. Adapun negara

dengan kasus tertinggi ialah Amerika Serikat sebanyak 71.232.746

kasus, 1.873.241 kematian (CFR = 2,6%) (World Health Organization.,

2021).

Di Indonesia hingga 24 Juni 2021, terdapat 2.033.421 kasus

konfirmasi COVID-19 dengan 55.594 kematian (CFR = 2,7%) di yang

tersebar di 34 provinsi. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan

jumlah kasus terbanyak, yaitu 482.264 kasus (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2021). Adapun provinsi SulawesiSelatan berada

pada urutan ke-7 sebanyak63.160 kasus (Kementerian Kesehatan RI,

2021).Kota makassar merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi

vii |STIKES GIA MAKASSAR


Selatan dengan jumlah kasus COVID-19 yang banyak, yaitu 64.318

kasus konfirmasi hingga 2 Juni 2022. (Makassar, 2022).

Permasalahan yang terjadi saat ini adalah pencegahan infeksi

COVID-19 melalui vaksin (Kumari et al., 2021). Beberapa vaksin

profilaksis terhadap COVID-19 saat ini sedang dikembangkan (Reiter

et al., 2020). Pengendalian pandemik utamanya bagaimana

meningkatkan kekebalan imunitas atau herd immunity, salah satunya

dengan pemberian vaksinasi COVID-19 (Dror et al., 2020). Lansia

termasuk usia rentan terhadap keparahan infeksi COVID-19, dan

menjadi fokus utama yag harus ditingkatkan imunitasnya. Pemerintah

telah memulai tahap vaksinasi COVID-19 dengan sasaran prioritas

kalangan masyarakat lanjut usia (lansia) yang berusia lebih dari 60

tahun. Kebijakan ini di didukung oleh 10,7% kasus terkonfirmasi positif

COVID-19 terindikasi pada lansia dan sebesar 48,3% dari kasus lansia

meninggal (Lazarus, 2021)

Pada kasus pandemi COVID19 di Indonesia, pengetahuan

masyarakat tentang COVID-19 sangat diperlukan sebagai dasar

masyarakan dalam bersikap menghadapi masa pandemi ini,

pengetahuan akan suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan aspek negatif.

Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi sikap manusia (Donsu, 2017) sedangkan sikap

viii |STIKES GIA MAKASSAR


(attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi soisial

yang membahas unsur sikap baik sebagai indvidu maupun pembentuk

karakter dalam kelompok ,melalui sikap kita dapat memahami proses

kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang

mungkin dilakukan. Kedua aspek ini akan menentukan sikap

seseorang. Semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap semakin positif terhadap objek tertentu

(Notoatmodjo S, 2014). Karena dengan adanya pengetahuan yang

cukup, maka lansia dapat meminimalisir rasa cemas pada

dirinya.Informasi yang diterima sangat beragam sehingga dengan

pengetahuan dan informasi yang kurang mengenai vaksinasi COVID-

19 dapat menimbulkan pengetahuan dan sikap lansia untuk menerima

vaksin rendah sehinga pencapaina vaksinasi tidak berjalan dengan

baik. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi lansia tidak mau di

vaksin covid-19 karena kurangnya pengetahuan, keadaan fisik, sosial

budaya, lingkungan, situasi, dan umur (Hasanah, 2017).Kontroversi

mengenai vaksin COVID-19 di masyarakat terus mengalir.Kurangnya

informasi yang didapatkan oleh masyarakat terutama pada lansia

terkait manfaat yang diberikan dari vaksin dan penyebaran informasi

yang salah melalui berbagai media sosial dapat memberikan dampak

yang besar terhadap penerimaan vaksin COVID19.Maraknya berita

ix |STIKES GIA MAKASSAR


hoax yang beredar di masyarakat juga membuat masyarakat enggan

melakukan vaksinasi.

Menurut Kementrian Kesehatan pada 13 Januari 2021 cakupan

lansia yang bersedia di vaksin masih jauh dari target dari 21,5 juta

lansia secara nasional hanya 2,5 juta orang lanjut usia yang sudah di

vaksin dosis I dan dosid II. Halini berhubungan dengan kekhawatiran

terhadap keamanan, keefektifan, ketidak percayaan dan

mempertanyakan kehalalan vaksin Semua itu disebabkan karena

banyaknya informasi yang salah tentang COVID-19 telah menyebar ke

seluruh. Keragu-raguan vaksin, yang mengacu pada individu yang

mungkin menolak, menunda, atau tidak yakin dengan beberapa

vaksin, merupakan tantangan besar bagi keberhasilan program

vaksinasi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2021)

Berdasarkan hasil data yang peneliti dapatkkan di Puskesmas

Cendrawasih pada 12 Mei 2022dari 7.080 lansia baru 4.544 yang

melakukan vaksin dosis I dan dosis II sedaangkan 2.536 lansia belum

sama sekali melakukan vaksin dosis I maupun dosis II. Melalui

informasi yang didapatkan beberapa lansia yang diwawanacarai

bahwa penyebab utama lansia tidak melakukan vaksinasi karena

kurangnya pengetahuan tentang vaksinasi dan adanya isue tentang

efek samping setelah vaksinasi membuat para lansia tidak mau

mengikuti program vaksinasi COVID-19.Setelah dilakukan observasi

x |STIKES GIA MAKASSAR


didapatkan hasil sementara dari beberapa lansia mengungkapkan

bahwa dirinya merasa takut dengan efek samping setelah melakukan

vaksinasi, dan merasa khawatir jika setelah di vaksinasi tidak bisa

melakukan aktivitas seperti biasanya.

Berdasarkan uraian diatas, sehingga peneliti tertarik untuk

mengambil judul hubungan tingakat pengetahuan dan sikap

lansiadengan pemberian vaksinasi COVID-19 di Puskesmas

cendrawasaih, keluaraan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota

Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dan sikap lansia dengan

pemberian vaksinasi covid-19 di Puskesmas Cendrawasih ?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

lansia terhadap pemberian vaksinasi covid-19 di Puskesmas

Cendrawasih ?

b. Tujuan khusus

xi |STIKES GIA MAKASSAR


1. untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia tentang

vaksinasi covid-19 ?

2. untuk mengetahui sikap lansia tentang pemberian

vaksinasi covid-19 ?

3. untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dan

tentang vaksinasi covid-19 ?

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan manfaat-

manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis:

Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmiah pada perkembangan terkait dengan hunubungan

pengetahuan dan sikap lansia dengan pemberian vaksinasi

Covid-19 di Puskesmas Cendrawasih.

2. Manfaat Praktis,

a. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan agardapat menjadi bahan

masukan bagi para dosen serta staf pegawai agar dapat

memberikan dukungan kepada para mahasiswa,

memotivasi dan juga menjalin komunikasi yang baik

xii |STIKES GIA MAKASSAR


kepada mahasiswa agar megerjakan proposalnya tepat

waktu.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapka agar mahasiswa sadar

sebagai makluk sosial agar saling memberi dukungan

untuk menumbukan rasa percaya serta kenyamanan

dalam meningkatkan motivasi dalam mengerjakan

proposal.

E. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap

lansia dengan pemberian vaksinasi COVID-19 di Puskesmas

Cendrawasih.

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan

sikap lansia terhadap dengan pemberian vaksinasi COVID-19

diPuskesmas Cendrawasih.

xiii |STIKES GIA MAKASSAR


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia

1. Definisi Lansia

Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun

keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang

dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging

process atau proses penuaan (WHO, 2015).

Lansia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau

sama dengan 60 tahun. Lansia dapat juga diartikan sebagai

menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan

mempertahankan struktur serta fungsi normalnya, sehingga tidak

dapat bertahan terhadap jejas (Daoust JF, 2020).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke

atas, baik pria maupun wanita. Lansia sendiri merupakan tahap akhir

dalam proses kehidupan yang terjadi banyak penurunan dan

perubahan fisik, psikologi, sosial yang saling berhubungan satu sama

lain, sehingga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan fisik

maupun jiwa pada lansia (Cabrera, A., 2015).

xiv |STIKES GIA MAKASSAR


2. Klasifikasi Lansia

Menurut (WHO, 2013) :

1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54

tahun.

2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun

3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.

4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.

5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90

tahun.

Sedangkan menurut (Depkes RI, 2013) terdapat lima klasifikasi pada

lansia :

1) Pralansia (prasenilis) adalah seseorang yang berusia antara 45-

59 tahun.

2) Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lanjut usia risiko tinggi adalah seseorang yang berusia 70

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih melakukan

pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang/jasa.

5) Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya

mencari nafkah, sehingga bergantung kepada kehidupan orang

lain.

xv |STIKES GIA MAKASSAR


3. Proses Penuaan

Menurut (Sunaryo, 2016):

a. Teori Biologis

Teori biologis berfokus pada proses fisiologi dalam

kehidupan seseorang dari lahir sampai meninggal dunia,

perubahan yang terjadi pada tubuh dapat dipengaruhi oleh

faktor luar yang bersifat patologi. Proses menua merupakan

terjadinya perubahan struktur dan fungsi tubuh selama fase

kehidupan. Teori biologis lebih menekan pada perubahan

struktural sel atau organ tubuh termasuk pengaruh agen

patologis.

b. Teori Psikologi (Psycologic Theories Aging)

Teori psikologi menjelaskan bagaimana seorang

merespon perkembangannya. Perkembangan seseorang akan

terus berjalan walaupun seseorang tersebut telah menua. Teori

psikologi terdiri dari teori hierarki kebutuhan manusia maslow

(maslow’s hierarchy of human needs), yaitu tentang kebutuhan

dasar manusia dari tingkat yang paling rendah (kebutuhan

biologis/fisiologis/sex, rasa aman, kasih saying dan harga diri)

sampai tingkat paling tinggi (aktualisasi diri).

c. Teori Kultural

xvi |STIKES GIA MAKASSAR


Teori kultural menjelaskan bahwa tempat kelahiran

seseorang berpengaruh pada budaya yang dianutnya.Budaya

merupakan sikap, perasaan, nilai dan kepercayaan yang

terdapat pada suatu daerah dan dianut oleh kaum orang tua.

d. Teori Sosial

Teori social meliputi teori aktivitas (lansia yang aktif dan

memiliki banyak kegiatan sosial), teori pembebasan (perubahan

usia seseorang mengakibatkan seseorang menarik diri dari

kehidupan sosialnya) dan teori kesinambungan (adanya

kesinambungan pada siklus kehidupan lansia, lansia tidak

diperbolehkan meninggalkan peran dalam proses penuaan).

e. Teori Genetika

Teori genetika mengungkapkan bahwa proses penuaan

memiliki komponen genetik. Dilihat dari pengamatan bahwa

anggota keluarga yang cenderung hidup pada umur yang sama

dan mereka mempunyai umur yang rata-rata sama, tanpa

mengikut sertakan meninggal akibat kecelakaan atau penyakit.

f. Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh

Mutasi yang berulang-ulang mengakibatkan sistem imun

untuk mengenali dirinya berkurang sehinggal terjadinya

kelainan pada sel, perubahan ini disebut peristiwa autoimun

xvii |STIKES GIA MAKASSAR


g. Teori Menua Akibat Metabolisme

Pada zaman dahulu disebut lansia adalah seseorang

yang botak, kebingungan, pendengaran yang menurun atau

disebut dengan “budeg” bungkuk, dan beser atau inkontinensia

urin.

h. Teori Kejiwaan Sosial

Teori kejiwaan sosial meliputi activity theory yang

menyatakan bahwa lansia adalah orang yang aktif dan memiliki

banyak kegiatan sosial.Continuity theory adalah perubahan

yang terjadi pada lansia dipengaruhi oleh tipe personality yang

dimilikinya, dan disengagement theory adalah akibat

bertambahnya usia seseorang mereka mulai menarik diri dari

pergaulan.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penuaan

Menurut (Muhith, A. & Siyoto, 2016) :

a. Hereditas atau genetik

Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan

yang dikaitkan dengan peran DNA yang penting dalam

mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara genetik,

perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan

laki-laki oleh satu kromosom X. Kromosom X ini ternyata

xviii |STIKES GIA MAKASSAR


membawa unsur kehidupan sehingga perempuan berumur lebih

panjang daripada laki-laki.

b. Nutrisi/makanan

Berlebihan atau kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi

kekebalan.

c. Status kesehatan

Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses

penuaan, sebenarnya bukan disebabkan oleh proses menuanya

sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh faktor luas yang merugikan

yang berlangsung tetap dan berkepanjangan.

d. Pengalaman hidup

a) Terpapar sinar matahari: kulit yang tidak terlindungi sinar

matahari akan mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan

menjadi kusam.

b) Kurang olahraga: olahraga membantupembentukan otot 

dan melancarkan sirkulasi darah.

c) Mengkonsums ialkohol: alkohol mengakibatkan

pembesaran pembuluh darah kecil pada kulit dan

meningkatkan aliran darah dekat permukaan kulit.

xix |STIKES GIA MAKASSAR


e. Lingkungan

Proses menua secara biologic berlangsung secara alami

dan tidak dapat dihindari, tetapi seharusnya dapat tetap

dipertahankan dalam status sehat.

f. Stres

Tekanan kehidupan sehari-hari dalam lingkungan rumah,

pekerjaan, ataupun masyarakat yang tercemin dalam bentuk

gaya hidup akan berpengaruh terhadap poses penuaan.

5. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Menurut (Aspiani, R., 2014):

a. Perubahan Fisiologi

1) Sel

Perubahan yang terjadi pada lanjut usia di tingkat

sel yaitu berubahnya ukuran sel dimana ukuran sel

menjadi lebih besar, namun jumlah sel menjadi lebih

sedikit, jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular

berkurang, mekanisme perbaikan sel terganggu, proporsi

protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati mengalami

penurunan, jumlah sel pada otak menurun sehingga otak

menjadi atrofi dan lekukan otak menjadi lebih dangkal

xx |STIKES GIA MAKASSAR


dan melebar akibatnya berat otak berkurang menjadi 5

sampai 20%.

2) Pembuluh darah

Ketika manusia mengalami penuaan, akan terjadi

perubahan pada pembuluh darah arteri dimana arteri

mengalami penurunan elastisitas yang bertanggung

jawab atas perubahan vaskular ke jantung, ginjal dan

kelenjar pituitari. Pembuluh darah arteri pun akan

mengalami kekakuan sehingga resistensi vaskuler pun

meningkat dan akan berdampak pada meningkatnya

tekanan darah (Sherwood, 2014).

3) Tekanan darah

Darah mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi

ke daerah dengan tekanan lebih rendah.Kontraksi pada

jantung pun menjadi faktor pencetus terjadinya tekanan

pada darah. Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran

darah melalui suatu pembuluh adalah resistensi

(Sherwood, 2014).

4) Sistem persarafan

Cepatnya menurun hubungan persyarafan.Berat

otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf

otaknya dalam setiap harinya).

xxi |STIKES GIA MAKASSAR


Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,

khususnya dengan stres.Mengecilnya saraf panca

indera: berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa,

lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.Kurang sensitif

terhadap sentuhan

5) Sistem Pendengaran

Perubahan ini meliputi presbiakusis yaitu

gangguan yang terjadi pada pendengaran akibat

hilangnya kemampuan daya dengar pada telinga dalam,

khususnya terhadap suara dan nada yang tinggi,

terhadap suara yang tidak jelas, terhadap kata-kata yang

sulit dimengerti.

6) Sistem Penglihatan

Pada lansia terjadi perubahan pada sistem indera

salah satu gangguannya adalah perubahan pada sistem

penglihatan, dimana daya akomodasi dari jarak dekat

maupun jauh berkurang serta ketajaman penglihatan pun

ikut mengalami penurunan.

7) Sistem Kardiovaskuler

xxii |STIKES GIA MAKASSAR


Terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada

sistem kardiovaskuler yaitu perubahan pada pembuluh-

pembuluh leher, curah jantung, bunyi jantung dan

murmur.

8) Sistem Pernapasan

Pada sistem respirasi terjadi perubahan jaringan

ikat pada paru, kapasitas total pada paru pun tetap,

namun volume cadangan pada paru berubah kemudian

perubahan yang lainnya adalah berkurangnya udara

yang mengalir ke paru.

9) Sistem Pencernaan

Pada sistem pencernaan lansia mengalami

anoreksia yang terjadi akibat perubahan kemampuan

digesti dan absorpsi pada tubuh lansia.Selain itu lansia

mengalami penurunan sekresi asam dan enzim.

Perubahan yang lain adalah perubahan pada morfologik

yang terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot pencernaan

yang akan berdampak pada terganggunya fungsi

mengunyah dan menelan, serta terjadinya perubahan

nafsu makan.

10)Sistem Reproduksi

xxiii |STIKES GIA MAKASSAR


Pada sistem reproduksi perubahan yang terjadi

pada lansia ditandai dengan mengecilnya ovari dan

uterus, terjadi atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih

dapat memproduksi spermatozoa meski adanya

penurunan secara berangsur-angsur, serta dorongan

seks masih ada hingga usia 70 tahun.

11)Sistem Endokrin

Pada sistem endokrin terdapat beberapa hormon

yang diproduksi dalam jumlah besar dalam reaksi

menangani stres.Akibat kemunduran produksi hormon

pada lansia, lansia pun mengalami penurunan reaksi

dalam menghadapi stress.

12)Sistem Integumen

Perubahan pada sistem integumen ditandai

dengan kulit lansia yang mengalami atrofi, kendur, tidak

elastis, kering dan berkerut. Perubahan ini juga meliputi

perubahan pada kulit lansia yang mana kulit pada lansia

akan menjadi kering akibat dari kurangnya cairan pada

kulit sehingga kulit menjadi berbecak dan tipis.

13)Muskuloskeletal

Perubahan pada jaringan muskuloskeletal meliputi :

a) Jaringan penghubung (kolagen dan elastin)

xxiv |STIKES GIA MAKASSAR


Kolagen merupakan pendukung utama

pada kulit, tendon, tulang dan jaringan pengikat

menjadi sebuah batangan yang tidak teratur.

b) Kartilago

Jaringan kartilago pada persendian lunak

serta mengalami granulasi yang mana akan

memberikan dampak padameratanya permukaan

sendi.

c) Tulang

Perubahan yang terjadi di tulang meliputi

berkurangnya kepadatan tulang.Berkurangnya

kepadatan tulang ini menjadi penyebab

osteoporosis pada lansia. Kejadian jangka

panjang yang akan terjadi ketika lansia telah

mengalami osteoporosis adalah nyeri, deformitas

dan fraktur. Oleh sebab itu, aktivitas fisik pun

menjadi upaya preventif yang tepat.

d) Otot

Perubahan yang terjadi pada otot lansia

meliputi penurunan jumlah dan ukuran serabut

otot, peningkatan jaringan penghubung dan

jaringan lemak pada otot. Akibat terjadinya

xxv |STIKES GIA MAKASSAR


perubahan morfologis pada otot, lansia akan

mengalami penurunan kekuatan, penurunan

fleksibilitas, peningkatan waktu reaksi dan

penurunan kemampuan fungsional otot.

e) Sendi

Perubahan pada lansia di daerah sendi

meliputi menurunnya elastisitas jaringan ikat

seperti tendon, ligament dan fasia.Terjadi

degenerasi, erosi serta klasifikasi pada kartilago

dan kapsul sendi.Terjadi perubahan pula pada

sendi yang kehilangan fleksibilitasnya sehingga

luas dan gerak sendi pun menjadi menurun.

Akibatnya lansia akan mengalami nyeri sendi,

kekakuan sendi, gangguan aktifitas, dan

gangguan jalan.

f) Sistem Imun

Perubahan system imun pada usia lanjut

dapat terjadi karena proses degenarasi sel serta

penurunan fungsi imunitas pada setiap system,

terutama system pernafasan.

g) Pengaturan suhu tubuh

xxvi |STIKES GIA MAKASSAR


Faktor kemunduran pada lansia yang biasa

ditemui antara lain:

1. Temperatur tubuh menurun (hipotermia)

secara fisiologis\kurang lebih 35OC. Pada

kondisi ini, lanjut usia akan merasa

kedinginan dan dapat pula menggigil, pucat

dan gelisah.

2. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak

dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

14)Perubahan Mental

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi

perubahan mental pada lansia yaitu kesehatan, tingkat

pendidikan, lingkungan, keturunan, dan perubahan fisik

terutama panca indera.

15)Perubahan Psikososial

1. Lansia cenderung merasakan sadar atau tidak

sadar akan terjadinya kematian.

2. Merasakan perubahan dalam cara hidup.

3. Merasakan perubahan ekonomi akibat

pemberhentian jabatan dan peningkatan gaya

hidup.

xxvii |STIKES GIA MAKASSAR


4. Merasakan pensiun (kehilangan) banyak hal

seperti finansial, pekerjaan, sahabat, dan status

pekerjaan.

5. Merasakan penyakit kronis dan ketidakmampuan.

6. Merasakan kesepian akibat pengasingan dari

lingkungan sosial.

7. Mengalami gangguan panca indera.

8. Lansia mulai mengalami perubahan dalam konsep

diri, serta lansia akan merasakan rangkaian dari

proses kehilangan.

16)Perubahan Spiritual

Perubahan yang terjadi pada lansia yang berhubungan

dengan perkembangan spiritualnya adalah dari segi

agama/kepercayaan lansia yang akan semakin

terintegerasi dalam kehidupan, pada perubahan spiritual

ini ketika usia mencapai 70 tahun lansia akan berfikir dan

bertindak dalam memberikan contoh bagaimana cara

mencintai dan bagaimana cara berlaku adil.

xxviii |STIKES GIA MAKASSAR


B. Tinjauan Umum Tentang COVID-19

1. Definisi COVID-19

COVID-19 merupakan virus yang menyerang sistem

pernapasan dengan gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan,

sesak napas, letih, dan lesu.Pada kasus berat dapat menyebabkan

pneumonia, sindrom pernapasan akut, hingga kematian.Menurut ahli

virologi dari China, COVID-19 tergolong virus corona jenis baru dan

berbeda dengan virus yang menyebabkan SARS.Masa inkubasi

sekitar 7-14 hari.COVID-19 menyebar melalui udara dan kontak

langsung dengan penderita(Suni, 2020).

2. Etiologi Coronavirus

COVID-19 di sebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru

dari corona virus (kelompok virus yang menginfeksi system

pernapasan).Infeksi virus Corona biasa menyebabkan infeksi

pernapasan ringan sampai sedang seperti flu, atau infeksi system

pernapasan dan paru-paru seperti pneumonia. COVID-19 awalnya di

tularkan dari hewan kemanusia set elah itu, diketahui bahwa infeksi ini

juga biasa menular dari manusia ke manusia. Penularannya

bisamelalui cara-cara berikut:

1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar

saat penderita COVID-19 bersin atau batuk.

xxix |STIKES GIA MAKASSAR


2) Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan

terlebih dulu,setelah menyentuh benda yang terkena droplet

penderita COVID-19.

3) Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita

COVID-19 tanpa mengenakan masker.

3. Patofisiologi

Kebanyakan coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di

hewan.Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada

hewan dan kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan

seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.Coronavirus disebut dengan

virus zoonotic yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke

manusia.Banyak hewan liar yang dapat membawa pathogen dan

bertindak sebagai vector untuk penyakit menular tertentu.Kelelawar,

tikus bamboo, unta dan musang merupakan host yang bisa ditemukan

untuk coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber

utama untuk kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS) dan

middle east respiratory syndrome (MERS).Coronavirus hanya bisa

memperbanyak diri melalui sel host-nya.Virus tidak bisa hidup tanpa

sel host.

Berikut ini siklus coronavirus stelah menemukan sel host sesuai

tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host

xxx |STIKES GIA MAKASSAR


diperentarai oleh protein S yang ada dipermukaan virus.Protein S

penentu utama dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu

tropisnya. Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor

di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2).

ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring,

paru, lambung, usus halus, usu besar, kulit, timus, sumsum tulang,

limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel alveolar paru, sel enterosit usus

halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos. Setelah berhasil

masuk selanjutnya tranlasi gen dan RNA genom virus. Selanjutnya,

replikasi dan transkripsi dimana sintesi virus RNA melalui translasi dan

perakitan dari kompleks replikasi virus.Tahap selanjutnya adalah

perakitan dan rilis virus.

Setelah terjadi transmisi, virus masuk kesaluran napas atas dan

kemudian bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan

siklus hidupnya).Setelah itu menyebar keseluruh napas bawah.Pada

infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat

berlanjut meluruh beberapa waktu di selgastrointestinal setelah

penyembuhan.Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7

hari(Yuliana, 2020).

xxxi |STIKES GIA MAKASSAR


4. Faktor Risiko

Coronavirus Virus yang menyebabkan COVID-19 menginfeksi

orang-orang dari segala usia. Namun, bukti sampai saat ini

menunjukkan bahwa dua kelompok orang berisiko lebih tinggi terkena

penyakit COVID-19 yang parah.Ini adalah orang yang lebih tua (yaitu

orang di atas 60 tahun tua), dan mereka yang memiliki kondisi medis

yang mendasarinya (seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,

pernapasan kronis) penyakit, dan kanker). Risiko penyakit parah

secara bertahap meningkat dengan usia mulai dari sekitar 40 tahun

(WHO, 2020).

5. Manifestasi Klinis Coronavirus

Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang

luas, mulai dari tanpa gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia,

pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis. Sekitar 80%

kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit berat,

dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa

besar proporsi infeksi asimtomatik belum diketahui.21 Viremia dan

viral load yang tinggi dari swab nasofaring pada pasien yang

asimptomatik telah dilaporkan.

Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut

saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa disertai dengan demam,

xxxii |STIKES GIA MAKASSAR


fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise, nyeri

tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala.Pasien tidak

membutuhkan suplementasi oksigen.Pada beberapa kasus pasien

juga mengeluhkan diare dan muntah. Pasien COVID-19 dengan

pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari

gejala:

1) frekuensi pernapasan >30x/menit

2) distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen 93% tanpa

bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-

gejala yang atipikal.

Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan

gejala-gejala pada sistem pernapasan seperti demam, batuk, bersin,

dan sesak napas.Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala tersering

adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang dapat

ditemukan adalah batuk produktif, sesak napas, sakit tenggorokan,

nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil, mual/muntah, kongesti nasal,

diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti konjungtiva . Lebih

dari 40% demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak antara

38,1-39°c, sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°c

(Adityo Susilo, 2020)

xxxiii |STIKES GIA MAKASSAR


6. Cara Penyebaran Coronavirus

Menurut World Health Organization(WHO, 2020)., COVID-19

menular dari manusia ke manusia. Caranya, virus ini berpindah dari

orang yang terinfeksi ke orang yang kondisi tubuhnya dalam keadaan

sehat.

Pandemi ini menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari

hidung atau mulut, ketika mereka (orang yang terinfeksi virus) batuk

atau bersin.Tetesan cairan tersebut kemudian mendarat dan menetap

di benda atau permukaan yang disentuh atau pada area tubuh orang

yang sehat.Lalu, tanpa disadari orang yang sehat ini menyentuh

bagian mata, hidung, atau mulut mereka, sehingga virus corona dapat

dengan mudahnya melakukan transmisi ke area tubuh tersebut (WHO,

2020).

Selain itu, virus ini juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu

terhirup oleh orang sehat saat berdekatan atau kontak langsung

dengan yang terinfeksi corona. Menurut (WHO, 2020)., belum ada

penelitian yang menemukan virus corona (COVID-19) bisa menular

melalui udara.

7. Komplikasi

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan

beberapa komplikasi berikut ini:

xxxiv |STIKES GIA MAKASSAR


1) Pneumonia (infeksi paru-paru)

2) Infeksi sekunder pada organ lain

3) Gagal ginjal

4) Acute cardiac injury

5) Acute respiratory distress syndrome

6) Kematian

Pada beberapa orang, penyakit ini dapat berkembang menjadi

pneumonia, kegagalan multi-orga,dan kematian.Manifestasi neurologis

termasuk kejang, stroke, ensefalitis, dan sindrom Guillain-Barre.

8. Pencegahan

Menurut (Kemenkes RI., 2020):

1) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1

meter dari orang lain, dan jangan dulu keluar rumah kecuali ada

keperluan mendesak.

2) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau

keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.

3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer

yang mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah

beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci

tangan.

xxxv |STIKES GIA MAKASSAR


5) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

6) Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang

dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang

sakit demam, batuk, atau pilek.

7) Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin,

kemudian buang tisu ke tempat sampah.

8) Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan

lingkungan, termasuk kebersihan rumah.

9) Memberikan Vaksinasi Covid-19

C. Tinjauan Umum Tentang Vaksin Covid-19

1. Definisi Vaksinasi dan Vaksin

Vaksinasi adalah bentuk imunitas aktif yang sederhana, aman,

dan efektif yang dapat melindungi orang dari penyakit berbahaya.

Vaksinasi menggunakan pertahanan alami tubuh untuk membangun

ketahanan terhadap infeksi tertentu dan membuat sistem kekebalan

kelompok (herd immunity) atau sistem imun tubuh lebih kuat

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia., 2021). Vaksinasi tidak

hanya dapat melindungi diri kita sendiri, tetapi juga orang-orang di

sekitar kita.Orang yang memiliki sakit parah disarankan untuk tidak

mendapatkan vaksin tertentu, sehingga mereka bergantung pada

xxxvi |STIKES GIA MAKASSAR


orang yang mendapatkan vaksinasi dan membantu mengurangi

penyebaran penyakit (WHO, 2020a).

Kata "vaksin" berasal dari Bahasa Latin yaitu Variolae vaccinae

(cowpox), yang ditunjukkan Edward Jenner pada tahun 1798 untuk

mencegah cacar pada manusia.Hari ini istilah 'vaksin' berlaku untuk

semua persiapan biologis, yang dihasilkan dari organisme hidup, yang

berfungsi meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dan (vaksin

profilaksis) atau, dalam beberapa kasus, mengobati penyakit (vaksin

terapeutik).Vaksin diberikan dalam cairan baik dengan injeksi, oral,

atau dengan rute intranasal (Jenner, 2012). Vaksin merupakan produk

biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme yang telah mati

atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, atau

berupa toksin mikroorganisme yang sudah diolah menjadi toksoid atau

protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang

apabila diberikan kepada seseorang akan memunculkan imunitas

spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu (pemkes, 2017).

2. Sejarah Vaksin COVID-19

Jenis baru virus corona terus bermunculan dan berangsur-

angsur menjadi ancaman serius bagi kesehatan publik sejak

ditemukannya virus corona di manusia pada tahun 1960-an. Padahal

sudah hampir dua dekade sejak wabah pertama virus corona, ilmuwan

xxxvii |STIKES GIA MAKASSAR


dan komunitas medis masih tidak siap dengan senjata yang efektif

untuk memerangi patogen ini (Li, 2020a)

Pengembangan vaksin telah dimulai dengan kecepatan yang

luar biasa, tidak lama setelah permulaan wabah SARS-CoV-2 (Lurie,

N., Saville, M., Hatchett, R. and Halton, 2020a), sudah ada lebih dari

dua puluh vaksin sedang diuji dalam uji klinis. WHO secara berkala

selalu menerbitkan daftar vaksin yang sedang dalam pengembangan

(WHO, 2020). Sebagai spesialis dalam penelitian vaksin epidemik,

CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations) telah

membentuk komite konsultasi global yang membantu meluncurkan

Gugus Tugas Pengembangan Vaksin COVID-19, berfokus pada

pembuatan dan pembiayaan vaksin, bekerja sama dengan GAVI

(Global Alliance for Vaccines and Immunisation) dan Bank Dunia

(Yamey, G., Schäferhoff, M., Hatchett, R., Pate, M., Zhao, F. and

McDade, 2020). Mengingat bahwa ada dorongan mendesak dalam

pembuatan vaksin untuk miliaran orang, hal yang perlu difokuskan

yaitu vaksin harus diproduksi dalam jumlah besar dengan fasilitas

yang tersedia (Amanat, F. and Krammer, 2020)

Vaksin dapat didasarkan pada seluruh virus (live-attenuated

atau inactivated), vektor virus, nanopartikel atau partikel mirip virus,

komponen subunit, protein/peptida, RNA, DNA atau sel hidup. Uji coba

vaksin COVID-19 pertama kali telah dimulai di China pada tanggal 15

xxxviii |STIKES GIA MAKASSAR


Februari 2020, menggunakan sel dendritik yang dimodifikasi secara

genetik dengan protein struktural dan enzimatik SARS-CoV-

2.Percobaan kedua, di Cina, dilakukan dengan vaksin serupa,

dilengkapi dengan infus vaksin spesifik antigen sel T. Sementara

kedua vaksin ini diuji secara terapeutik pada pasien COVID-19,

kebanyakan vaksin lainnya diuji pada sukarelawan yang sehat. Di AS,

uji coba pertama diluncurkan pada Maret 2020, menggunakan

nanopartikel lipid mengenkapsulasi mRNA yang mengkode protein

spike (S), disponsori oleh Moderna dan Institut Kesehatan Nasional.

Pada awal April 2020, uji coba vaksin DNA dimulai dengan plasmid

pengkodean protein S, disponsori oleh Inovio Pharmaceuticals dan

CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations). Sejak

pertengahan April 2020, beberapa vaksin yang terdiri dari virus SARS-

CoV-2 yang dilemahkan telah diuji di Cina (Tseng, C.T., Sbrana, E.,

Iwata-Yoshikawa, N., Newman, P.C., Garron, T., Atmar, R.L., Peters,

C.J. and Couch, 2021). Vaksin COVID-19 berjenis vektor virus

dikembangkan di Universitas Oxford, Inggris (Van Riel, D. and de Wit,

2020).

3. Tahap Pengembangan Vaksin COVID-19

Upaya pengembangan vaksin global dalam menanggapi

pandemi COVID19 belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal

xxxix |STIKES GIA MAKASSAR


kecepatan dan skala. Jangka waktu pengembangan vaksin COVID-19

yang dipercepat dengan total waktu 10 bulan hingga 1.5 tahun

merupakan perubahan mendasar dari pengembangan vaksin pada

umumnya.Data dari pengembangan praklinis kandidat vaksin untuk

SARS dan MERS memungkinkan langkah awal desain vaksin COVID-

19 untuk tahap eksplorasi dihilangkan sehingga menghemat banyak

waktu.Uji klinis vaksin COVID-19 dirancang sedemikian rupa sehingga

fase uji klinis tumpang tindih atau paralel dapat mempersingkat waktu

pengembangan vaksin COVID-19 (Lurie, N., Saville, M., Hatchett, R.

and Halton, 2020). Di mana, dimulai dengan uji klinis fase 1 atau 2,

diikuti dengan perkembangan cepat ke uji klinis fase 3 setelah analisis

sementara uji klinis 1 atau 2.Sesudah menerima analisis sementara

dari uji klinis fase tiga, segera dilakukan pengajuan penggunaan

darurat untuk kandidat vaksin (Krammer, 2020).Meskipun

pengembangan vaksin COVID-19 menggunakan waktu yang singkat,

namun standar kualitas, keamanan, dan kemanjuran sesuai dengan

persyaratan peraturan yang ditetapkan badan regulator seperti

European Medicines Agency (EMA).

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pengembangan vaksin

COVID-19 yaitu:

1) Adanya pengetahuan sebelumnya tentang coronavirus dari

penelitian SARS dan MERS, sehingga peneliti dapat dengan

xl |STIKES GIA MAKASSAR


cepat untuk mengidentifikasi SARS-CoV-2 atau COVID-19.

2) Adanya kelompok kerja kesiapsiagaan terhadap pandemi yang

dibentuk pada tahun 2003, yaitu EMA atau FDA. Ini

menunjukkan bahwa strategi utama telah ada.Selain itu juga

terdapat kerjasama dengan badan global terkemuka lainnya.

3) Beberapa vaksin dikembangkan menggunakan metode baru

untuk meningkatkan volume dan kecepatan produksi.

4) Badan pengatur atau regulator secara bersamaan telah

memobilisasi lebih banyak sumber daya untuk mempercepat

proses peninjauan dan mempersingkat jadwal untuk evaluasi

dan otorisasi obat-obatan.

4. Vaksin COVID-19 Yang Beredar Di Dunia

1) Sinovac (CoronaVac)

CoronaVac, juga dikenal sebagai vaksin Sinovac COVID-

19, adalah vaksin virus COVID-19 yang tidak aktif/inactivated

virus yang dikembangkan oleh perusahaan Cina Sinovac

Biotech (Wu, Z., Hu, Y., Xu, M., Chen, Z., Yang, W., Jiang, Z.,

Li, M., Jin, H., Cui, G., Chen, P. and Wang, 2021). Sinovac saat

ini menjalankan uji klinis fase 3 di Indonesia, Turki, Brasil, dan

Chili, dengan target total setidaknya 30.000 peserta. Di

Indonesia, Sinovac bekerja sama dengan perusahaan farmasi

xli |STIKES GIA MAKASSAR


milik negara Biofarma dan Universitas Padjajaran telah

merekrut 1.620 subjek berusia 18-59 tahun di Bandung, Jawa

Barat. Analisis independen dilakukan oleh Badan Pengawasan

Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) dan akan memberikan

Emergency Use Authorization (EUA) jika disetujui. Vaksin

diberikan dalam dua dosis dengan jarak dua minggu. Sinovac

akan menjadi vaksin utama yang akan digunakan oleh

Pemerintah Indonesia, dengan biaya ditanggung sepenuhnya.

Gelombang pertama 1,2 juta dosis vaksin Sinovac telah dikirim

ke Indonesia pada 6 Desember, dengan gelombang kedua 1,8

juta dosis diharapkan tiba pada awal Januari. Mirip dengan

vaksin tidak aktif lainnya, Sinovac stabil pada penyimpanan 4 °

C (Ophinni, Y., Hasibuan, A.S., Widhani, A., Maria, S.,

Koesnoe, S., Yunihastuti, E., Karjadi, T.H., Rengganis, I. and

Djauzi, 2020).

2) Sinopharm (Beijing Institute of Biological Products / BBIBP-

CorV).

BBIBP-CorV dikembangkan oleh Beijing Institute of

Biological Products di Beijing, Cina (Wang et al., 2020). Salah

satu dari dua vaksin inactivated virus COVID-19 yang

dikembangkan oleh Sinopharm. Dan telah menyelesaikan uji

coba Fase III di Argentina, Bahrain, Mesir, Maroko, Pakistan,

xlii |STIKES GIA MAKASSAR


Peru, dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan lebih dari 60.000

peserta (Reuters Staff, 2020).

BBIBP-CorV bersifat imunogenik dan diinduksi kuat oleh

respons humoral dengan cepat.Vaksin BBIBP-CorV dapat

ditoleransi dan bersifat imunogenik pada orang sehat.Rapid

humoral responses terhadap SARS-CoV-2 mencatat dari hari

ke-4 setelah inokulasi dan 100% serokonversi ditemukan di

semua peserta pada hari ke-42.Efek samping yang paling

umum adalah rasa sakit dan demam, yang dilaporkan dalam

proporsi kecil penerima vaksin dan tanpa perbedaan yang

signifikan di seluruh grup (Xia et al., 2021).Mirip dengan vaksin

Sinovac, BBIBPCorV juga dapat disimpan pada suhu 4°C

(Ophinni, Y., Hasibuan, A.S., Widhani, A., Maria, S., Koesnoe,

S., Yunihastuti, E., Karjadi, T.H., Rengganis, I. and Djauzi,

2020).

Mekanisme vaksin inaktivasi dalam memicu respon imun

yaitu ketika disuntikkan ke dalam tubuh dapat menghasilkan

respon imun tanpa menyebabkan penyakit COVID-19. Saat

berada di dalam tubuh, virus yang telah diinaktivasi akan

langsung diterima oleh sel penyaji antigen (APC) tanpa proses

replikasi karena virus sudah mati atau diinaktivasi. Selanjutnya,

APC melepaskan beberapa protein virus di permukaan sel agar

xliii |STIKES GIA MAKASSAR


dikenali oleh sistem imun atau sel T. Sehingga, ketika sel T

pembantu mendeteksi protein tersebut, sel T akan aktif dan

menyerang protein yang seharusnya tidak ada dalam tubuh. Sel

imun lainnya, sel B juga dapat menghadapi virus COVID-19

yang diinaktivasi dengan membentuk antibodi untuk memblokir

dan mencegah virus menginfeksi tubuh (Jiskoot, W., Kersten,

G. F. A., Mastrobattista, E., & Slütter, 2019)

Kelebihan vaksin inaktivasi adalah dapat diproduksi

dengan relatif mudah, tidak bermutasi menjadi bentuk

patogenik, dan penyimpanannya tidak memerlukan suhu yang

sangat rendah sehingga tidak memerlukan lemari pendingin

khusus (Amanat, F. and Krammer, 2020)

3) Moderna (mRNA-1273)

Vaksin COVID-19 Moderna bekerja dengan

mempersiapkan tubuh untuk mempertahankan diri melawan

COVID-19. Isinya molekul yang disebut mRNA yang memiliki

instruksi untuk membuat spike protein. Protein ini ada pada

permukaan virus SARS-CoV-2 yang dibutuhkan virus untuk

memasuki sel-sel tubuh. Sistem kekebalan tubuh kemudian

akan mengenali protein ini sebagai asing dan menghasilkan

antibodi dan mengaktifkan sel T (sel darah putih) untuk

menyerangnya. Berdasarkan bukti dari uji klinis, vaksin

xliv |STIKES GIA MAKASSAR


Moderna 94,1% efektif mencegah penyakit COVID-19 yang

dikonfirmasi di laboratorium pada orang yang menerima dua

dosis yang tidak memiliki bukti terinfeksi sebelumnya (Centers

for Disease Control., 2020)

4) Pfizer-BioNTech (BNT162b2)

Teknologi BioNTech untuk vaksin BNT162b2 didasarkan

pada penggunaan nucleoside-modified

mRNA (modRNA) yang mengkodekan bentuk mutasi dari

fulllength spike protein yang ditemukan di permukaan virus

SARS-CoV-2 (Vogel, A.B. 2021). Berdasarkan bukti dari uji

klinis pada orang berusia 16 tahun ke atas, vaksin Pfizer-

BioNTech 95% efektif mencegah penyakit COVID-19 yang

dikonfirmasi di laboratorium pada orang tanpa bukti infeksi

sebelumnya (Oliver, S.E. 2021). Vaksin ini dapat menyebabkan

efek samping ringan setelah dosis pertama atau kedua,

termasuk nyeri, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan

vaksin, demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, mual,

muntah, gatal, menggigil, dan nyeri sendi, dan juga dapat

menyebabkan syok anafilaksis (Meo, S.A. 2021)

Mekanisme vaksin mRNA dalam memicu respon imun

adalah dengan cara vaksin mRNA yang dikemas dalam lipid

nanoparticle (LNP) memasuki sel dan melepaskan mRNA yang

xlv |STIKES GIA MAKASSAR


mengkode protein S, protein COVID-19. mRNA akan

diterjemahkanribosom menjadi protein S di ribosom. Protein

akan dipecah menjadi potongan-potongan kecil (peptida) oleh

proteasome atau diangkut ke luar sel melalui badan Golgi.

Potongan-potongan kecil yang tersisa di dalam sel kemudian

disajikan pada permukaan sel sebagai kompleks dengan protein

kelas I MHC (major histocompatibility complex).Fungsi MHC

adalah untuk mengikat peptida antigen protein dan

membawanya agar dikenali oleh sel T. Kompleks ini dikenali

oleh sel T CD8+ yang menghasilkan imunitas yang diperantarai

sel untuk membunuh sel yang terinfeksi.Sementara protein S

yang di luar sel dapat diambil oleh sel imun yang berbeda dan

dipecah menjadi beberapa bagian di endosom.Potongan-

potongan ini disajikan di permukaan sel sebagai kompleks

dengan protein MHC kelas II, yang dikenali oleh sel T CD4+

yang memfasilitasi sel B untuk menciptakan antibodi spesifik

untuk menandai virus atau sel yang terinfeksi untuk diserang

atau dapat menetralkan secara langsung . Ada 2 kandidat

vaksin mRNA yang bakal digunakan diindonesia, yaitu mRNA-

1273 dari Moderna dan BNT162b2 dari BioNTech/ Pfizer (Li,

2020)

xlvi |STIKES GIA MAKASSAR


Meskipun tergolong baru, berikut beberapa keuntungan

penggunaan vaksin mRNA. (1) Vaksin berbasis mRNA bisa

meminimalkan potensi risiko infeksi dan mutagenesis akibat

degradasi alami mRNA di lingkungan mikroseluler. Selain itu,

vaksin ini tidak dirancang dengan partikel patogen atau patogen

non-aktif sehingga lebih aman digunakan. (2) Vaksin mRNA

menstimulalsi respo kekebalan humoral (sel B) dan seluler (sel

T). (3) Vaksin berbasis mRNA mempunyai potensi yang tinggi

yang mampu membentuk imunoglobulin penetralisir antivirus

yang kuat hanya menggunakan satu atau dua vaksinasi dosis

rendah. (4) Vaksin mRNA dapat diproduksi skala besar dengan

lebih cepat dan lebih murah untuk mengobati populasi massal

sehingga meningkatkan daya tanggap terhadap pandemi

COVID19 (Blackburn, 2021)

5) Oxford / AstraZeneca (ChAdOx1)

Vaksin AstraZeneca COVID-19 adalah vaksin monovalen

yang terdiri dari satu rekombinan,replication-deficient

chimpanzee adenovirus (ChAdOx1) pengkodean vector

glikoprotein S dari SARS-CoV-2.Imunogen SARS-CoV-2 S

dalam vaksin dinyatakan dalam the trimeric pre-fusion

conformation; urutan pengkodean belum dimodifikasi untuk

menstabilkan S-protein yang diekspresikan dalam konformasi

xlvii |STIKES GIA MAKASSAR


pra-fusi.Setelah pemberian, S glikoprotein SARS-CoV-2

diekspresikan secara local merangsang antibodi penetral dan

respons imun seluler, yang mungkin berkontribusi untuk

perlindungan terhadap COVID-19(Astrazeneca Canada Inc.,

2021).

Menurut hasil uji klinis vaksin COVID-19 AstraZeneca

pada 23.745 subjek manusia di Inggris, Brasil, dan Afrika

Selatan, efek samping vaksin AstraZeneca bersifat ringan

hingga sedang.Tidak ada efek samping serius yang terkait

dengan pemberian vaksin COVID-19 AstraZeneca yang telah

dilaporkan.Efek samping yang umum adalah nyeri di tempat

suntikan, sakit kepala, kelelahan, mialgia, malaise, demam,

menggigil, nyeri sendi dan mual.Kebanyakan efek samping

ringan sampai sedang dan biasanya sembuh dalam beberapa

hari setelah vaksinasi (Badan Pengawas Obat dan Makanan,

2021).

Mekanisme vaksin viral vektor non-replikasi COVID-19

dalam memicu sistem kekebalan yaitu setelah disuntikkan ke

dalam tubuh, virus vaksin mulai menginfeksi sel inang dan

memasukkan materi genetik yang mengkode protein COVID-19

dalam hal ini protein S. Sel inang atau sel tubuh akan membuat

antigen seolah-olah adalah salah satu proteinnya sendiri dan

xlviii |STIKES GIA MAKASSAR


disajikan di permukaannya bersama protein lainnya. Ketika sel-

sel kekebalan mendeteksi antigen asing, mereka akan

meningkatkan respon kekebalan untuk mulai memproduksi

antibodi dan mengaktifkan sel-sel kekebalan lain untuk

melawan apa yang dianggapnya sebagai infeksi. Di akhir

proses, tubuh kita telah belajar bagaimana melindungi tubuh

dari infeksi virus penyebab COVID-19 di masa mendatang

(Ewer, K.J. 2016).

6) Gamaleya (Sputnik V)

Sputnik adalah two-vector vaccine based on two human

adenoviruses - yang mengandung gen yang mengkode spike

protein (S) dari SARS-CoV-2 untuk merangsang respons

kekebalan. Vaksin Sputnik awalnya disetujui untuk

didistribusikan di Rusia dan kemudian di 59 negara lain (per

April 2021) berdasarkan hasil awal studi Tahap I – II yang

akhirnya diterbitkan pada 4 September 2020. Kemanjuran

vaksin Sputnik V adalah 91,4%, berdasarkan analisis

sementara kedua data yang diperoleh 28 hari setelah

pemberian dosis pertama. Beberapa mengalami efek samping

ringan jangka pendek seperti nyeri di titik injeksi dan gejala

mirip flu.Sputnik V dapat disimpan pada suhu 4 ° C (Ophinni,

Y.2020)

xlix |STIKES GIA MAKASSAR


7) Janssen / Johnson & Johnson

Vaksin ini adalah viral vector vaccine based on a human

adenovirus yang telah dimodifikasi untuk mengandung gen

untuk membuat protein lonjakan virus SARS-CoV-2 yang

menyebabkan COVID-19. Efek samping yang paling umum

adalah nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, nyeri

otot dan mual, mempengaruhi lebih dari 1 dari 10 orang.Batuk,

nyeri sendi, demam, menggigil, kemerahan, dan bengkak di

tempat suntikan terjadi pada kurang dari 1 dari 10 orang.

Bersin, tremor, sakit tenggorokan, ruam, berkeringat,

kelemahan otot, nyeri pada lengan dan kaki, sakit punggung,

kelemahan, dan perasaan tidak enak badan umumnya terjadi

pada kurang dari 1 dari 100 orang.Efek samping yang jarang

terjadi (yang terjadi pada kurang dari 1 dari 1.000 orang) adalah

hipersensitivitas (alergi) dan ruam gatal (European Medicines

Agency., 2021).

8) Novavax (NVX-CoV2373)

Vaksin ini diproduksi dengan membuat engineered

baculovirus yang mengandung gen spike protein SARS-CoV-2

yang telah dimodifikasi. Spike protein ini dimodifikasi dengan

memasukkan dua asam amino prolin untuk menstabilkan

bentuk protein pra-fusi (Zimmer, 2021). Uji coba fase 2

l |STIKES GIA MAKASSAR


diluncurkan di Afrika Selatan pada bulan Agustus.Untuk fase 3,

Novavax menyelesaikan pendaftaran 15.000 peserta dalam uji

coba penting di Inggris. Di Amerika Serikat dan Meksiko, 100

lokasi uji coba telah dipilih untuk merekrut 30.000 peserta, dan

dijadwalkan akan dimulai pada 28 Desember. Novavax

mengatakan bahwa lebih dari 25% peserta dalam uji coba ini

berusia di atas 65 tahun, yang memiliki kondisi medis bawaan.

(Ophinni, Y.2020).

5. Jenis Vaksin Covid-19

sesuai dengan keputusan menteri kesehatan nomor

HK.01.07/Menkes/12758/2020 tentang penetapan jenis vaksin untuk

pelaksaan vaksinasi covid-19, jenis vaksin covid-19 yang dapat

digunakan di Indonesia yaitu (kemenkes RI 2021).

1) AstraZeneca

AstraZeneca adalah vaksin yang diproduksi perusahan

biofarmasi asal inggris bersama universitas oxford. vaksin ini

merupakan tipe vaksin vector yang memanfaatkan adenovirus

simpanse (yang sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya).

2) Sinopharm

Sinopharm adalah vaksin virus corona buatan china dan

telah di ujikan di beberapa Negara lainnya. Vaksin ini

li |STIKES GIA MAKASSAR


menggunakan platform yang sama dengan vaksin sinovac.

3) Modern

Modern adalah vaskin yang di produksi perusahan

bioteknologi asal amerika serikat. Vaksin modern adalah tipe

vaksin messenger RNA (mRNA) yang menggunakan materi

genetic untuk memberikan stimulus kepada sel tubuh kita agar

membentuk antibody.

4) Novavax

Novavax merupakan vaksin buatan perusahan yang

berbasis di Maryland, Amerika Serikat. Vaksin ini bekerja

dengan memasukan protein yang memicu respon antibody yang

bisa menghalangi virus corona mengikat sel dan akan

mencegah terjadinya infeksi.

5) Prizer/Biontech

Prizer/Biontech adalah vaksin pertama didunia yang

diberikan untuk masyarakat umum. Vaksin ini merupakan hasil

kolaborasi antara perusahan bioteknologi asal jerman,

BioNTech dengan perusahan farmasi asal amerika, prizer sama

seperti modern.

6) Sinovac

Sinovac adalah vaksin yang diproduksi perusahan

biofarmasi china. Vaksin ini merupakan tipe vaksin whole virus

lii |STIKES GIA MAKASSAR


yang memanfaatkan virus SARS-CoV-2 nonaktif

D. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.Penginderaan

terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga

(Wawan A, 2016).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu

ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa

peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan

formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan

liii |STIKES GIA MAKASSAR


menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek

yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek

tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitifmerupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng apabila perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo, pengetahuan yang cukup di dalam domain

kognitif mempunyai tingkat yaitu (Wawan A, 2016).

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.Oleh sebab itu tahu ini adalah merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajariyaitu

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

liv |STIKES GIA MAKASSAR


Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat menginterpretasikan secara benar.Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi terus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

3) Aplikasi (Application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah yang dipelajari pada situasi

ataupunkondisi real (sebenarnya) aplikasi di sini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi

masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis (Syintesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan

untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

lv |STIKES GIA MAKASSAR


adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

6) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

3. Faktor Yang Mempengaruhui Pengetahuan

1) Usia

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dari

segi kepercayaan dari pada orang yang belum cukup tinggi

kedewasaan. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman jiwa (Rate,

2020).

2) Pendidikan

Pendidkan adalah suatu usaha untuik mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah

secara berlangsung seumur hidup.Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin banyak pula pengetahuan yang

dimiliki. Sebaliknya semakin berpendidikan yang kurang akan

lvi |STIKES GIA MAKASSAR


menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-

nilai yang baru diperkenalkan (Rate, 2020).

3) Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan kentrampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmia

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kesehatan.

E. Tinjauan Umum Tentang Sikap

1. DefinisiSikap

Sikap (Attitude) adalah evaluasi reaksi perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau

memihak maupun mendukung atau memihak pada objek tersebut

(Azwar S, 2013). Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan afektif

suka tidak suka pada suatu objek sosial tertentu.

2. Komponen Sikap

Menurut (Azwar S, 2013) sikap terdiri dari 3 komponen yang

salingmenunjang yaitu:

1) Komponen kognitif

lvii |STIKES GIA MAKASSAR


Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan

stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat

disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut

masalah isu atau yang kontroversial.

2) Komponen afektif

Merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar

paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek

yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang

mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif

disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap

sesuatu.

3) Komponen konatif

Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu

sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang.Aspek ini berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut (Azwar S, 2013)faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:

a. Pengalaman pribadi

lviii |STIKES GIA MAKASSAR


Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan

sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang

kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman

pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor

emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap

yang konformis atau searah dengan sikap seseorang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh

keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-

individu masyarakat asuhannya.Sebagai akibatnya, tanpa

disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

kita terhadap berbagai masalah.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau

media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

lix |STIKES GIA MAKASSAR


Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem

kepercayaan.Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya

konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan

yang didasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai semacam

penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

F. Kerangka Teori

BAB III

METODE PENELITIAN

lx |STIKES GIA MAKASSAR


A. Kerangka Konseptual

Tahap penting dalam suatu penelitian adalah menyusun kerangka

konsep.Konsep adalah abstrsksi dari suatu realitas agar dapat di

komonikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan antara variable (baik variable yang diteliti maupun yang tidak

diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil

penemuan dengan teori (Nursalam., 2017).

Pengetahuan dan Pemberian Vaksinasi Covid-


19
Sikap vaksinasi covid-19

Keterangan :

: Variabel Dependen

s : Variabel Independen

:Garis Penghubung

B. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Kriteria Objektif skala

lxi |STIKES GIA MAKASSAR


1 Dependen

pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki kuesioner Kuesioner dengan skala Ordinal


Guttman
tentang responden terkait hal-hal Nilai ukur:

vaksinasi yang berhubungan 1. Baik (skor


≥ 66,7%)
COVID-19 dengan vaksinasi
Cukup (33,3% < skor<
COVID-19 66,7%) 3. Kurang (skor

≤ 33,3%)

Sikap vaksinasi Reaksi atau respon dari Kuesioner Kuesioner dengan skala Ordinal
Likert
COVID-19 responden terhadap
Nilai ukur:
pernyataan tentang
1. Baik (skor ≥
vaksinasi 66,7%)
2. Cukup (33,3% <
COVID-19 skor < 66,7%)
3.Kurang (skor ≤

33,3%)

2 Independen

Pemberian Pemberian vaksinasi Kuesioner Ordinal

vaksinasi covid- covid-19 merupakan salah

19 satu upaya untuk

mengurangi resiko

penularan covid-19.

lxii |STIKES GIA MAKASSAR


C. DesainPenelitian

Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain deskriptif dengan

pendekatansurvey cross sectional, dimana penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan dan sikap lansia

dengan pemberian vaksinasi covid-19 di puskesmas cendrawasih.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dipuskesmas cendrawasih

Makassar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan direncanakan pada bulan September 2022.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek

yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah

ditentukan oleh peneliti sebelumnya.Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh lansia yang belum melakukan vaksinasi

covid-19 di willayah kerja puskesmas cendrawasih sebanyak

2.536 responden.

2. Sampel

lxiii |STIKES GIA MAKASSAR


Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling

(Nursalam., 2017). Tehnik sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah total sampling dengan cara/1pengambilan

yaitusemua sampel yang ada dalam populasi dengan

menggunakan rumus slovin sebagai berikit:

keterangan:

n= besar sampel

N=jumlah populasi (2.536)

e=margin error yang dilorenasi (15%)

Sampel=2.536/(1+(2.536x15%²))=2.536/

(1+(2.536x0,15²))=2.536/(1+(2.536x0,0225))=2.536/58,06=44

Maka berdasarkan perhitungan rumus di atas, pada penelitian

ini jumlah sampel yang digunakan ada sebanyak 44 responden.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun

untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun

lxiv |STIKES GIA MAKASSAR


kuantitatif (Nursalam., 2017). Kuesioner dalam penelitian

diartikansebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik

dan responden memberikan jawaban sesuai pemahaman.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar

kuesioner.Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden dengan maksud agar responden bersedia memberikan

jawaban sesuai dengan permintaan peneliti untuk mengukur beberapa

variabel yang diteliti.

1. Kuesioner tentang identitas responden, terdiri atas nama, umur,

jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, agama, tingkat

penghasilan, riwayat pribadi terpapar COVID-19, riwayat

keluarga terpapar COVID-19, riwayat pribadi sudah vaksin

COVID-19, riwayat keluarga sudah vaksin COVID-19.

2. Kuesioner tentang pengetahuan, terdiri atas 16 pertanyaan

dengan 5 pilihan dan menggunakan skala guttman, jawaban

benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Skor total untuk

seluruh pertanyaan adalah 16.

3. Kuesioner tentang sikap, terdiri atas 10 pertanyaan dengan 4

pilihan dan menggunakan skala likert, sangat setuju bernilai 4,

setuju bernilai 3, tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju

bernilai 1. Sehingga skor tertinggi untuk setiap pertanyaan

lxv |STIKES GIA MAKASSAR


adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Skor total untuk seluruh

pertanyaan adalah 40.

4. Kuesuiner tentang pemberian vaksin covid-19 terdiri dari 10

pertanyaan dengan 2 pilihan dan menggunakan skala gutman,

jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Skor

total untuk seluruh pertanyaan adalah 10.

G. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan datadi lakukan dengan cara :

1. Data primer

Data yang di peroleh dari pengisian kuesioner melalui

wawancara kepada lansia sebagai responden dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah di siapkan oleh

peneliti.

2. Data sekunder

Data yang di peroleh dari Puskesmas Cendrawasih yaitu

data awal sebagai data pelengkap dan penunjang.

H. Pengelolahan Data

1. Editing

Data diperiksa dengan memastikan jumlah kuesioner

yang terkumpul sudah memenuhi jumlah sampel menimal yang

lxvi |STIKES GIA MAKASSAR


di tentukan dan memeriksa apakah setiap pertanyaan dalam

kuesioner sudah terjawab dengan lengkap dan jelas. Relevasi

dan konsistensi jawaban diperiksa dengan cara melihat apakah

data yang bertentangan dengan data lain.

2. Koding.

Data yang telah dikumpulkan dan dikoreksi ketepatan

serta kelengkapannya yang kemudian dilakukan pengodean

secara manual sebelum diolah dengan media elektronik seperti

komputer.

3. Tabulating

Tabulating ini dilakukan agar mempermudah dalam

melakukan analisis data, pertama data dikelompokkan sesuai

dengan koding yang telah ditentukan setelah data dinilai valid

maka sebuah data dimasukkan kedalam program excel dengan

koding tersebut agar mempermudah dalam menganalisis data.

I. Teknik Analisa Data

Analisa yang dipakai adalah analisis univariat yang dilakukan

untuk menganalisis variabel yang ada secara deskriptiffrekuensi

dengan menggunakan Windows 10 dan IBM SPSS statistic 22.

1. Analisis univariat

lxvii |STIKES GIA MAKASSAR


Dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan

cara mendiskripsikan tiap variabel yang digunakan dalam

penelitian yaitu distribusi frekuensinya. Analisis univariat ini

mendiskripsikan “Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Lansia Terhadap Pemberian Vaksinasi Covid-19 Di Puskesmas

Cendrawasih”.

2. Analisa bivariat

Analisis di tunjukan untuk menjawab tujuan penelitian

dan menguji hipotesis penelitian untuk mengetahui adanya

perbandingan variabel independen dan dependen. Uji statistik

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Uji chi square.

J. Etika Penelitian

1. Informend consent / lembar persetujuan

Informend consent merupakan bentuk persetujuan

antara peneliti dengan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan. Informendconsent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informend consent adalah agar responden mengerti maksud

dan tujuan peneliti (Mendri, Ni Ketut, Prayogi, 2017).

2. Anonimit / kerahasiaan identitas

lxviii |STIKES GIA MAKASSAR


Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang

memberikan jaminan dalam penggunaan subjek peneliti

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan

disajikan(Mendri, Ni Ketut, Prayogi, 2017).

Pada bagian ini peneliti menjelaskan atau memberitahu

kepada responden bahwa ketika mengisi nama tidak usah

mengisi nama responden melainkan memakai inisial responden

agar kerahasiaan ini terjaga.

3. Confidentiality / kerahasiaan informasi

Masalah ini merupakan masalah etika dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil peneliti baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya.Semua masalah informasi

yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang di laporkan pada hasil

penelitian.(Mendri, Ni Ketut, Prayogi, 2017).

Peneliti menjelaskan kepada responden bahwa dalam

penelitian ini kerahasiaan responden akan selalu dijaga oleh

peneliti baik yangbersifat umum maupun yang bersifat pribadi.

DAFTAR PUSTAKA

lxix |STIKES GIA MAKASSAR


Adityo Susilo, A. (2020). Tim Penanganan Kasus Pasien dengan penyakit

infeksi New Emerging dan Re-emerging Disease (PINEFE) RSUPN dr.

Cipto. Depaertemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesian- RSUPN dr.Cipto Mangukusomo, Jakarta.

Amanat, F. and Krammer, F. (2020). SARS-CoV-2 vaccines: status report.

Immunity, 52(4), pp.583-589. Aini, N. and Purwasari, F.M.D., 2021.

Sikap dan Perilaku Pencegahan Covid-19 di Desa Kemuningsari Kidul

Kabupaten Jember. J Kesehat, 8(3), pp.171-7.

Aspiani, R., Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta :

Trans Info Media.

Astrazeneca Canada Inc. (2021). AstraZeneca COVID-19 Vaccine Product

Monograph. COPYRIGHT 2021,. Page 1 of 23’, pp. 1–23.

Aswar S. (2013). sikap manusia:Teori dan Pengukuran.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2021). Covid-19 Vaccine

Astrazeneca Untuk Pencegahan Covid-19 Pada Dewasa Usia 18 Tahun

Keatas, pp. 1–4.

Blackburn, L. (2021). RNA Vaccines: An Introduction cited on 25th May 2021

Available on https://www.phgfoundation.org/documents/rna-vaccines-

anintroduction-briefing- note.pdf.

Cabrera, A., J. (2015). Theoris of Human Aging of Molecules to Society. MOJ

lxx |STIKES GIA MAKASSAR


Immunology, 2(2).

Centers for Disease Control. (2020). COVID-19 Vaccines and Allergic

Reactions cited on 29th May 2021 Available on

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/vaccines/safety/allergicreact

ion.html.

Daoust JF. (2020). Elderly people and responses to COVID-19 in 27

Countries. PLOS ONE 15(7):e0235590.

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0235590 Darmojo, R., B. (2015).

Buku Ajar Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia). Jakarta : FKUI.

Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Donsu. (2017). Faktor yang mempengaruhi perilaku dan sikap.

European Medicines Agency. (2021). COVID-19 Vaccine Janssen EPAR

cited on 30th May 2021 Available on

https://www.ema.europa.eu/en/medicines/human/EPAR/covid-19-

vaccine- janssen.

Ewer, K.J., Lambe, T., Rollier, C.S., Spencer, A.J., Hill, A.V. and Dorrell, L.

(2016). Viral vectors as vaccine platforms: from immunogenicity to

impact. Current opinion in immunology, 41, pp.47-54.

Hasanah. (2017). Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi lansia tidak mau

di vaksin covid-19 karena kurangnya pengetahuan, keadaan fisik, sosial

budaya, lingkungan, situasi, dan umur.

lxxi |STIKES GIA MAKASSAR


Jenner, E. (2012). Vaccine Fact Book, Vaccine Fact, pp. 4–10.

Jiskoot, W., Kersten, G. F. A., Mastrobattista, E., & Slütter, B. (2019).

Vaccines. Pharmaceutical Biotechnology, 281–304. Juaningsih, I.N.,

Consuello, Y., Tarmidzi, A. and NurIrfan, D.(2020). Optimalisasi

Kebijakan Pemerintah dalam penanganan Covid-19 terhadap

Masyarakat Indonesia. SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 7(6),.

kaliat. (2020). Pandemi COVID-19. Kesehatan.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan Pengendalian Coronavirus

(COVID-19).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Situasi Vaksinasi COVID

-19 cited on 19th April 2021 Available on

https://www.kemkes.go.id/article/view/21030300004/Situasi-

VaksinasiCOVID-19html.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Kesiapan Kementrian

Kesehatan RI Dalam Menghadapi Outbreak Novel Coronavirus. pp. 1–

26. Available at: https://www.papdi.or.id/pdfs/817/dr Siti Nadia -

Kemenkes RI.pdf.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:

Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 10 Mei 2020 dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilkesehatanin

do nesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf.

Krammer, F. (2020). SARS-CoV-2 vaccines in development, Nature,

lxxii |STIKES GIA MAKASSAR


586(7830), pp. 516–527. doi: 10.1038/s41586-020-2798-3.

Lazarus. (2021). Kebijakan ini di didukung oleh 10,7% kasus terkonfirmasi

positif COVID-19 terindikasi pada lansia dan sebesar 48,3% dari kasus

lansia meninggal.

Li, Y. (2020a). ). Meet the mRNA Vaccine Rookies Aiming to Take Down

COVID-19 cited on 29 May 2021. Available on

https://www.cas.org/blog/covid-mrna-vaccine.

Li, Y. (2020b). Meet the mRNA Vaccine Rookies Aiming to Take Down

COVID-19 cited on 29 May 2021. Available on

https://www.cas.org/blog/covid-mrna-vaccine.

Lurie, N., Saville, M., Hatchett, R. and Halton, J. (2020a). Developing Covid-

19 vaccines at pandemic speed. New England Journal of Medicine,

382(21), pp.1969-1973.

Lurie, N., Saville, M., Hatchett, R. and Halton, J. (2020b). Developing Covid-

19 vaccines at pandemic speed. New England Journal of Medicine,

382(21), pp.1969-1973.

Makassar, K. go. i. kota. (2022). kasus COVID-19 yang banyak, yaitu 64.318

kasus konfirmasi hingga 2 Juni 2022.

Mendri, Ni Ketut, Prayogi, A. . (2017). Etika Profesi & Hukum Keperawatan

(Pustaka ba).

Meo, S.A., Bukhari, I.A., Akram, J., Meo, A.S. and Klonoff, D. C. (2021). ).

COVID19 vaccines: Comparison of biological, pharmacological

lxxiii |STIKES GIA MAKASSAR


characteristics and adverse effects of Pfizer/BioNTech and Moderna

Vaccines. Eur. Rev. Med. Pharmacol. Sci, 25(3), pp.1663-1669.

Muhith, A. & Siyoto, S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik.

Yogyakarta : ANDI.

Notoatmodjo S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. 2nd ed. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nursalam. (2017). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : Salaemba

medika.

Oliver, S.E., Gargano, J.W., Scobie, H., Wallace, M., Hadler, S.C., Leung, J.,

Blain, A.E., McClung, N., Campos-Outcalt, D., Morgan, R.L. and Mbaeyi,

S. (2021). The advisory committee on immunization practices’ interim

recommendation for use of Janssen COVID-19 vaccine—United States,

February 2021. Morbidity and Mortality Weekly Report, 70(9), p.329.

Ophinni, Y., Hasibuan, A.S., Widhani, A., Maria, S., Koesnoe, S., Yunihastuti,

E., Karjadi, T.H., Rengganis, I. and Djauzi, S. (2020). COVID-19

Vaccines: Current Status and Implication for Use in Indonesia. Acta

Medica Indonesiana, 52(4), p.388.

pemkes. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12

Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi.

Rate, S. (2020). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Kesehatan

Terhadap Covid-19 Di Universitas Hasannudin.

Reuters Staff. (2020). China Sinopharm’s coronavirus vaccine taken by about

lxxiv |STIKES GIA MAKASSAR


a million people in emergency use cited on 20th May 2021 Available on

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-vaccine-

sinopharmidUSKBN27Z0PY.

Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

Sunaryo, dkk. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : CV ANDI

OFFSET.

Suni, N. S. P. (2020). Kesiapsiagan Indonesia Menghadapi Potensi

Penyebaran Corona. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPRD RI,Xll(3),

13-18.

Tseng, C.T., Sbrana, E., Iwata-Yoshikawa, N., Newman, P.C., Garron, T.,

Atmar, R.L., Peters, C.J. and Couch, R. B. (2021). ). Immunization with

SARS coronavirus vaccines leads to pulmonary immunopathology on

challenge with the SARS virus. PloS one, 7(4), p.e35421.

Van Riel, D. and de Wit, E. (2020). Next-generation vaccine platforms for

COVID- 19’, Nature Materials, 19(8), pp. 810–812. doi: 10.1038/s41563-

020-0746- 0.

Vogel, A.B., Kanevsky, I., Che, Y., Swanson, K.A., Muik, A., Vormehr, M.,

Kranz, L.M., Walzer, K.C., Hein, S., Güler, A. and Loschko, J. (2021).

BNT162b vaccines protect rhesus macaques from SARS-CoV-2. Nature,

592(7853), pp.283-289.

Wawan A. (2016). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku

Manusia. Nuha Medika.

lxxv |STIKES GIA MAKASSAR


WHO. (2013). World Health Statistics. Geneva : World Health Organization.

WHO. (2015). World Health Statistics. Geneva : World Health Organization.

WHO. (2020a). ). Coronavirus disease 2019 (Covid 19) Situation Report-51.

(Online)

(https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situationreports/

20200311-sitrep-51-covid-19.pdf?sfvrsn=1ba62e57_10, diakses 6 Mei

2020).

WHO. (2020b). Global Advisory Committee on Vaccine Safety (GACVS)

review of latest evidence of rare adverse blood coagulation events with

AstraZeneca COVID-19 Vaccine (Vaxzevria and Covishield). cited on 28

th May 2021 Available on https://www.who.int/news/item/1604-20.

World Health Organization. (2021). WHO Coronavirus (COVID-19)

Dashboard | WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard With

Vaccination Datacited on 2nd June 2021 Available on

https://covid19.who.int/.

Wu, Z., Hu, Y., Xu, M., Chen, Z., Yang, W., Jiang, Z., Li, M., Jin, H., Cui, G.,

Chen, P. and Wang, L. (2021). Safety, tolerability, and immunogenicity

of an inactivated SARS-CoV-2 vaccine (CoronaVac) in healthy adults

aged 60 years and older: a randomised, double-blind, placebo-

controlled, phase 1/2 clinical trial. The Lancet Infectious Diseases.

Yamey, G., Schäferhoff, M., Hatchett, R., Pate, M., Zhao, F. and McDade, K.

K. (2020). Ensuring global access to COVID-19 vaccines. The Lancet,

lxxvi |STIKES GIA MAKASSAR


395(10234), pp.1405-1406.

Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid -19); Sebuah tinjauan literatur.

Wellness and Healthy Magazine, 2(1), 187–192.

https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/v1i218wh

Zimmer, C. (2021). Researchers Are Hatching a Low-Cost Coronavirus

Vaccine". The New York Times cited on 27 May 2021 Available on

https://www.nytimes.com/2021/04/05/health/hexapro-

mclellanvaccine.html.

LAMPIRAN 1

INFORMET CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA :ARFINISIUS ANA RATO

NIM :2118006

Adalah salah satu mahasiswa Program Studi Sarjana

Keperawatan STIK GIA MAKASSAR yang sedang melakukan penelitian

tentang “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Pemberian

Vaksinasi Covid-19 Di Puskesmas Cendrawasih”. Identitas semua

responden dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini akan dijamin

kerahasiaannya dan menjadi tanggung jawab saya sebagai peneliti apabila

lxxvii |STIKES GIA MAKASSAR


informasi yang diberikan merugikan di kemudian hari.Saudara/Saudari dapat

mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja tanpa paksaan apapun.

Jika Saudara/Saudari memutuskan untuk mengundurkan diri dari

penelitian ini, semua data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak akan

disalahgunakan tanpa izin responden. Informasi yang diperoleh dalam

penelitian ini merupakan bahan atau data yang akan bermanfaat bagi

pengembangan Ilmu Keperawatan dan akan dipublikasikan dalam bentuk

skripsi. Atas kesediaan dan kerjasama Saudra/Saudari, saya ucapkan terima

kasih

Makassar,………2022

ARFINISIUS ANA RATO

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan

Pengetahuan Dan Sikap Lansia Dengan Pemberian Vaksinasi Covid-19 Di

Puskesmas Cendrawasih dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK

BERSEDIAuntuk ikut serta berpartisipasi menjadi objek penelitian.

lxxviii |STIKES GIA MAKASSAR


Yang membuat pernyataan

Makassar,……

2022

Peneliti

ARFINISIUS ANA RATO

LAMPIRAN3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN

PEMBERIAN VAKSINASI COVID-19 DI PUSKESMAS CENDRAWASIH

KUESIONER

BY: ARFINISIUS ANA RATO

A. IDENTITAS

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan :

lxxix |STIKES GIA MAKASSAR


Jenis kelamin :

Status pekerjaan :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Kuesioner terdiri dari berbagai pernyataanyang mungkin sesuai

dengan pengalaman saudara/I dalam menghadapi situasi hidup sehari-

hari.Terdapat 5 pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan

yaitu: A,B,C,D,E. Selanjutnya, saudra/saudri diminta untuk menjawab

dengan cara memberi tanda silang(x) pada setiap opsi yang tersedia

yang paling sesuai dengan pengalaman saudara/saudari.

LAMPIRAN 4

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP VAKSINASI COVID-19

1. Menurut anda, bagaimanakah seseorang dapat terkena COVID-19?

a) melalui asap rokok

b) melalui sentuhan kulit ke kulit dengan penderita COVID

19

c) melalui percikan ludah yang mengandung virus dan

tersebar di udara

d) melalui jarum suntik

e) melalui bertatapan mata dengan penderita COVID-19

lxxx |STIKES GIA MAKASSAR


2. Manakah di antara pernyataan berikut yang benar?

a) Virus penyebab COVID-19 dapat masuk ke dalam

tubuh melewati kulit

b) Virus penyebab COVID-19 dapat masuk ke dalam

tubuh melewati hidung

c) Virus penyebab COVID-19 dapat masuk ke dalam

tubuh melewati rambut

d) Virus penyebab COVID-19 dapat masuk ke dalam

tubuh melalui alat kelamin

e) Virus penyebab COVID-19 dapat masuk ke dalam

tubuh melalui telinga

3. Siapakah orang yang paling beresiko terserang penyakit COVID 19?

a) orang yang suka berada di rumah dan menjaga

protokol kesehatan

b) orang yang suka berpergian dan menerapkan protokol

kesehatan

c) orang yang suka berpergian dan menggunakan masker

hanya sebatas menutup mulut

d) orang yang suka bepergian dan menggunakan masker

sampai menutup hidung

lxxxi |STIKES GIA MAKASSAR


e) orang yang suka bepergian dengan memakai masker

sampai menutup hidung ditambah menggunakan

pelindung wajah (face shield)

4. Saat ini, dunia sudah mengembangkan vaksin untuk pencegahan

COVID-19. Menurut anda, vaksin terbuat dari apa?

a) virus atau bakteri yang dilemahkan

b) racikan obat obatan

c) virus hidup

d) Bakteri hidup

e) Jamur

5. Kata”vaksin” berasal dari bahasa?

a) Jerman

b) Latin

c) Inggris

d) Amerika

e) Arab

6. Menurut anda, protein apa yang menjadi target utama pengembangan

dari Vaksin COVID 19?

a) Protein S

b) Protein G

c) Protein A

lxxxii |STIKES GIA MAKASSAR


d) Protein M

e) Protein N

7. Menurut anda, apakah kegunaan dari vaksin?

a) meningkatkan stamina tubuh

b) memperparah penyakit

c) meningkatkan kekebalan terhadap sebuah penyakit

dan mengurangi morbiditas

d) Membunuh virus

e) Membunuh bakteri

8. Menurut yang anda ketahui, bagaimanakah cara kerja vaksin di dalam

tubuh manusia?

a) vaksin mengembangkan kekebalan tubuh dengan

meniru infeksi kemudian menghasilkan antibodi

b) vaksin langsung membunuh virus yang ada di tubuh

c) vaksin membentuk penghalang dalam tubuh sehingga

virus tidak dapat masuk

d) vaksin langsung membunuh bakteri yang masuk ke

dalam tubuh

e) vaksin membunuh jamur yang masuk ke dalam tubuh

9. Menurut Anda, merek vaksin COVID-19 apa saja yang dapat dijumpai

di Indonesia?

lxxxiii |STIKES GIA MAKASSAR


a) Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca

b) Sputnik V, Janssen, Pfizer

c) Moderna, Gamaleya, Sinovac

d) BioTech, Sinopharm, Janssen

e) Pfizer, AstraZeneca, Sputnik V

10. Setelah pemberian vaksin pada seseorang, dapat timbul keluhan /

gejala yang disebut dengan KIPI. Apakah kepanjangan dari KIPI?

a) Kejadian Iritasi Paska Imunisasi

b) Kemerahan Ikutan Paska Imunisasi

c) Kejadian Ikutan Paska Imunisasi

d) Kejadian Infeksi Paska Imunisasi

e) Kehilangan Ingatan Paska Imunisasi

11. Yang manakah dari keluhan di bawah ini yang termasuk KIPI?

a) kemerahan, bengkak di tempat suntikan, alergi pada

kulit

b) mual, muntah, keringatan

c) pusing, lapar, lemas

d) Sakit saat kencing

e) Sakit perut dan mencret

12. Menurut anda, vaksin COVID 19 yang bernama Sinovac tergolong

dalam vaksin jenis apa?

lxxxiv |STIKES GIA MAKASSAR


a) vaksin hidup yang dilemahkan

b) vaksin inaktif

c) vaksin subunit

d) vaksin DNA

e) vaksin mRNA

13. Vaksin dapat berasal dari berbagai jenis atau formulasi yang

mempengaruhi bagaimana penggunaannya. Vaksin yang termasuk

dalam jenis vaksin Mrna adalah?

a) Sinovac

b) Pfizer

c) AstraZeneca

d) Sputnik V

e) Novavax

14. Menurut anda berapa jumlah dosis yang diberikan pada vaksin

Sinovac? a) 1 dosis

b) 2 dosis

c) 3 dosis

d) 4 dosis

e) 5 dosis

15. Menurut anda vaksin AstraZeneca tergolong vaksin berjenis?

a) vaksin mRna

lxxxv |STIKES GIA MAKASSAR


b) vaksin inaktivasi

c) vaksin vektor viral

d) vaksin DNA

e) vaksin peptida

16. Manakah dibawah ini yang menjadi kelebihan vaksin jenis live

attenuated/ vaksin hidup yang dilemahkan?

a) ideal untuk merangsang sistem imun karena memiliki

reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alami

b) tidak dapat berubah bentuk ( bermutasi ) menjadi

bentuk yang berbahaya

c) sangat aman karena tidak mengandung komponen

hidup yang berbahaya

d) Dapat diberikan pada orang yang memiliki daya tahan

tubuh / sistem imun yang lemah

e) Penyimpanan dapat dilakukan pada suhu ruangan (25-

30oC)

SIKAP

1. Untuk mencegah penyebaran virus corona, kita wajib memakai

masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan

a. Sangat Setuju

b. Setuju

lxxxvi |STIKES GIA MAKASSAR


c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2. Vaksin COVID 19 harus aman dan efektif

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3. Jika sudah divaksin COVID-19, kita wajib menerapkan protokol

kesehatan ?

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4. Vaksinasi COVID-19 dapat menciptakan kekebalan kelompok (herd

immunity)

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5. Vaksin COVID-19 memiliki efek samping yang sangat berbahaya

a. Sangat Setuju

lxxxvii |STIKES GIA MAKASSAR


b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

6. Pemerintah mewajibkan setiap orang harus divaksin COVID-19

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

7. Orang yang sehat tidak perlu melakukan vaksinasi COVID-19

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

8. Vaksinasi COVID-19 membantu melindungi keluarga, teman, dan

masyarakat

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

9. Vaksinasi COVID-19 memperkecil kemungkinan Anda mengalami

gejala yang berat bila terkena COVID-19

lxxxviii |STIKES GIA MAKASSAR


a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

10. Upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi COVID-19 sebagai

upaya menangani pandemi sudah tepat

a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

PEMBERIAN VAKSINASI COVID-19

1. Apakah orang yang sudah pernah terkonfirmasi Covid-19

boleh diberikan vaksin?

a. Yah

b. Tidak

2. Apakah seseorang harus menjalani pemeriksaan

kesehatan terlebih dahulu sebelum vaksinasi ?

a. Yah

lxxxix |STIKES GIA MAKASSAR


b. Tidak

3. Apakah vaksin covid-19 bisa diberikan bersamaan dengan jenis

vaksin lainnya ?

a. Yah

b. Tidak

4. Apakah ada efek samping dari vaksinasi ?

a. Yah

b. Tidak

5. Apakah setelah divaksin pasti kebal terhadap Covid-19 ?

a. Yah

b. Tidak

6. apakah pemberian vaksin covid-19 berpengaruh dengan kebudayaan,

seperi adat istiadat dan kepercayaan ?

a. Yah

b. Tidak

7. Apakah boleh jika vaksin COVID-19 pertama diberikan jenis A, sedangkan

yang kedua jenis B, dua vaksin yang berbeda ? 

a. Yah

b. Tidak

8. Apakah ada obat yang tidak boleh dikonsumsi sebelum pemberian vaksin

COVID-19 ?

xc |STIKES GIA MAKASSAR


a. Yah

b. Tidak

9. Apakah vaksin COVID-19 bisa digunakan bersamaan dengan vaksin

lainnya ?

a. Yah

b. Tidak

10. apakah seseorang yang pernah mengalami efek samping pemberian

vaksin dosis 1 bisa diberikan vaksin dosis 2 kembali ?

a. Yah

b. Tidak

xci |STIKES GIA MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai