PENELITIAN KUALITATIF
KELOMPOK 3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera..
Alhamdulillah puji syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan proposal ini. Penulisan proposal ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metodologi Penelitian
Kualitatif Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. dra. Evi Martha, M.Kes. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif yang telah mengarahkan kami dalam penyusunan proposal ini;
2. Anggota kelompok Tiga yang telah saling berkontribusi dan mencurahkan
kemampuannya dalam penyelesaian proposal ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan YME berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa manfaat bagi pengembangan
ilmu kesehatan masyarakat.
Kelompok Tiga
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................4
1.5.1 Bagi Institusi................................................................................................4
1.5.2 Bagi Peneliti.................................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................5
LAMPIRAN...................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................36
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
iv
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
2
kejadian positif dan dirawat akibat COVID-19 pada kelompok lanjut usia sebesar 25,1%
dari jumlah total kasus keseluruhan. Sedangkan angka kematian pada kelompok ini
tergolong paling tinggi yaitu 48,7% dibandingkan kelompok usia lainnya (Kemenkes
RI, 2020).
Di sisi lain, lanjut usia juga mengalami masalah pada aspek psikologisnya.
Penelitian yang dilakukan pada masyarakat umum di China, 53,8% responden
melaporkan terpengaruh secara psikologis pada tingkat sedang atau parah, dengan
masing-masing 16,5%, 28,8%, dan 8,1% melaporkan gejala depresi berat, kecemasan,
dan stress (Wang C. et. al, 2019). Selain itu, 37,1% lansia pernah mengalami depresi
dan kecemasan selama pandemi (Meng H., 2020) dan respons emosional lansia berusia
di atas 60 tahun lebih jelas dibandingkan dengan kelompok usia lainnya (Qiu, J, 2020).
Permasalahan tersebut harus mendapatkan penanganan yang tepat.Perasaan tidak
berguna karena menurunnya kemampuan kognitif juga dapat membuat lanjut usia sulit
mencerna beberapa himbauan yang diberikan pemerintah terkait upaya menjaga diri.
Oleh sebab itu perlu adanya dukungan penuh terhadap kesejahteraan lanjut usia dalam
masa pandemi COVID-19 ini.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan studi kualitatif mengenai dampak psikologis lansia terhadap COVID-
19 di Rumah Sakit Dharma Nugraha Jakarta Timur. Rumah sakit ini termasuk salah satu
rumah sakit yang unggul dalam pelayanan tumor atau kanker payudara dan pelayanan
penyakit degeneratif lainnya sehingga banyak kelompok lansia yang berobat.
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Lansia adalah individu yang berada dalam tahapan usia late adulthood atau yang
dimaksud dengan tahapan usia dewasa akhir (Santrock, 2006). Setiap individu
mengalami proses penuaan (aging), yang terbagi menjadi dua yaitu penuaan primer dan
sekunder (Papalia, Old, & Feldman, 2007; Hoyer & Roodin, 2003). Penuaan primer
adalah proses deteriorasi tubuh yang sifatnya bertahap, tidak terhindarkan, dan umum
dialami manusia (Hoyer & Roodin, 2003). Penuaan sekunder mengarah pada proses
yang mempengaruhi tingkat penuaan primer, sebagai akibat dari suatu kondisi penyakit,
pemaparan pada lingkungan fisik yang tidak sehat, dan juga penyalahgunaan yang
termasuk di dalam kontrol manusia seperti misalnya stres di tempat kerja, pemaparan
pada racun dari lingkungan, dan lainnya.
Menurut Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia, lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Dua
pendekatan yang sering digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dikatakan tua,
yaitu pendekatan biologis dan pendekatan kronologis (Suadirman, 2011). Usia biologis
adalah usia yang didasarkan pada kapasitas fisik dan biologis seseorang. Usia
kronologis adalah usia seseorang yang didasarkan pada hitungan umur seseorang.
Proses penuaan pada lansia, menyebabkan perubahan signifikan pada fungsi biologis
maupun perilaku (Hoyer & Roodin, 2003).
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
Roodin, 2003). Bagi lansia yang kehilangan pasangan, mereka akan mengalami masa
berduka yang panjang meskipun cenderung lebih dapat beradaptasi dibandingkan
individu yang lebih muda. Lansia wanita lebih dapat beradaptasi dengan fase kehilangan
dibandingkan dengan lansia laki-laki. Lansia yang kehilangan pasangan juga biasanya
melakukan beberapa hal untuk coping seperti mempelajari keterampilan baru,
berkenalan, dan membina hubungan baru yang berarti dengan orang lain.
Lansia yang memiliki cucu biasanya berinteraksi dengan cucu dan banyak
mengajari keterampilan serta tradisi budaya (Hoyer & Roodin, 2003). Peran sebagai
kakek atau nenek dapat memberikan suatu self-fulfillment, rasa kebersamaan, dan
kepuasan hubungan yang biasanya kurang diperoleh melalui hubungan orangtua dengan
anak. Beberapa lansia juga sering mengalami permasalahan seperti kelelahan dan
perselisihan dengan anak mengenai pola asuh cucu yang berbeda. Terkait dukungan
sosial, lansia biasanya memiliki hubungan sosial yang semakin sedikit, meskipun
kedekatan emosional biasanya meningkat (Hoyer & Roodin, 2003). Kehilangan orang
terdekat juga merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada lansia. Lansia juga biasanya
semakin jarang berinteraksi dengan teman-teman, karena kebanyakan menghabiskan
waktu dalam rumah akibat dari kondisi penyakit atau lainnya, dan juga karena
dukungan sosial yang tidak lagi memadai (Bioshop, 2008)
Universitas Indonesia
10
2.4.2.2 Lingkungan
Risiko sosial sangat penting diketahui dalam kesehatan keluarga.
Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi kesehatan seseorang. Lingkungan
dengan tingkat kriminal yang tinggi, polusi udara, polusi kimia yang terhirup
merupakan risiko lingkungan terhadap masalah kesehatan. Stresor dari diri
sendiri dan orang lain akan menjadi beban psikologis lansia. Jika sumber dan
koping lansia tidak adekuat makan akan terjadi gangguan kesehatan
(Stanhope dan Lancaster, 2004). Pada masa tua biasanya ditandai dengan
berkurangnya kontak sosial, baik dengan anggota keluarga, anggota
masyarakat, maupun teman kerja. Selain itu, lansia yang kurang
mendapatkan perhatian sering merasa tersisih dari kehidupan masyarakat.
11
Universitas Indonesia
12
pihak lain, (3) Kelompok lansia yang miskin, yaitu mereka yang secara
relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Perubahan struktur keluarga
juga berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
lansia. Keluarga yang memiliki anggota lebih banyak lebih menjamin
perawatan pada lansia. Sebaliknya, anggota keluarga yang sedikit cenderung
memunculkan perasaan kesepian pada lansia (Suadirman, 2011)
2.5 COVID-19
2.5.1 Pengertian COVID-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
13
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/ Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-orang
melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Virus ini dapat tetap tahan hingga tiga
hari, atau dalam aerosol selama tiga jam (Doremalen et al, 2020).
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
16
diharapkan dapat memutuskan rantai penyakit dengan mencuci tangan. Mencuci tangan
juga diharapkan dilakukan dengan benar seperti menerapkan 6 langkah cuci tangan
dengan benar, yaitu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik,
atau cuci tangan dengan hand sanitizer yang memiliki kandungan alkohol minimal
60%.
Universitas Indonesia
18
maka seseorang tidak akan melakukan pertahanan diri (self defence). Sehubungan
dengan menghadapi pandemi COVID-19, kecemasan perlu dikelola dengan baik
sehingga tetap memberikan awareness namun tidak sampai menimbulkan kepanikan
yang berlebihan atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk.
Menurut World Health Organization (WHO) (2020), stres yang muncul selama
masa pandemi COVID-19 berupa: 1) Ketakutan dan kecemasan mengenai kesehatan
diri maupun kesehatan orang lain yang disayangi, 2) Perubahan pola tidur dan/atau pola
makan, 3) Sulit tidur dan konsentrasi, 4) Memperparah kondisi fisik seseorang yang
memang memiliki riwayat penyakit kronis dan/atau gangguan psikologis atau
menggunakan obat-obatan (drugs).
memungkinkan timbul dari adanya tuntutan-tuntutan terhadap sumber daya yang ada
pada kondisi kesehatan. Proses primary appraisal ini terbagi dalam tiga tahap yaitu (1)
irrelevant, (2) benign-positive, dan (3) stressful. Irrelevant (tidak berkaitan) terjadi
ketika seseorang berhadapan dengan situasi yang tidak memberikan dampak apapun
terhadap kesejahteraan (kesehatan) seseorang. Benign-positive (berdampak baik) terjadi
ketika hasil dari pertempuran berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan
individu. Stressful terjadi ketika individu tidak lagi memiliki kemampuan secara
personal untuk menghadapi penyebab-penyebab stress yang berakibat individu akan
mengalami (1) harmful, (2) threatening, dan (3) challenging. Harm/loss adalah tanda
bahwa sesuatu yang membahayakan sedang terjadi. Threat adalah tanda bahwa adanya
kemungkinan-kemungkinan yang membahayakan itu akan berlanjut dikemudian hari.
Challenge merupakan keterlibatan individu dengan tuntutan yang ada. Tantangan-
tantangan tesebut menimbulkan emosi seperti pengharapan, keinginan dan keyakinan
(Gaol, 2016).
Penilaian tahap kedua (secondary apparaisal) adalah proses penentuan jenis
coping yang bisa dilakukan dalam mengahadapi situasi-situasi yang mengancam
tergantung pada penilaian terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk mengubah situasi
Metode coping (penanggulangan) yang dilakukan ketika menghadapi stress terbagi
menjadi dua yaitu problem-focused coping (penanggulangan berfokus pada masalah)
dan emotion-focused coping (penanggulangan berfokus pada emosi). Problem-focused
coping merupakan cara menanggulangi stres dengan berfokus pada permasalahan yang
dihadapi dan dapat diterapkan jika situasi dirasa dapat berubah. Coping yang berfokus
pada masalah dilakukan untuk menghidari atau mengurangi stres dengan cara langsung
menghadapi sumber stres atau masalah yang terjadi. Emotion-focused coping adalah
cara penanggulangan stres dengan melibatkan emosi yang terjadi jika dirasa tidak ada
lagi yang bisa dilakukan terhadap sumber stres. Coping yang berfokus pada emosi ini
dilakukan dengan mengurangi tekanan emosional melalui menghindar, memberi jarak,
perhatian selektif, membandingkan hal yang positif dan menemukan nilai-nilai positif
dalam situasi negatif (Gaol, 2016; Schuster et al, 2003).
Universitas Indonesia
20
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
24
4. Faktor lingkungan
Dukungan keluarga Dukungan sosial adalah informasi dari
individu lain bahwa seseorang dicintai
dan diperhatikan, dihargai dan dinilai,
dan menjadi bagian dari jaringan
sosial (Cobb dalam Kim et al, 2008).
Dukungan keluarga pada penelitian ini
berupa bantuan materi, informasi, atau
emosional yang diberikan keluarga
pada lansia. Keluarga yang dimaksud
merupakan anggota keluarga yang
menemani lansia dalam perawatan di
Instalasi Rawat Jalan RS Dharma
Nugraha.
Dukungan petugas RS Dukungan sosial adalah informasi dari
individu lain bahwa seseorang dicintai
dan diperhatikan, dihargai dan dinilai,
dan menjadi bagian dari jaringan
sosial (Cobb dalam Kim et al, 2008).
Dukungan petugas RS pada penelitian
ini berupa bantuan materi, informasi,
atau emosional yang diberikan petugas
RS pada lansia. Petugas RS yang
dimaksud merupakan dokter dan
perawat yang bekerja di Instalasi
Rawat Jalan RS Dharma Nugraha.
5. Coping
Problem-focused coping Problem-focused coping adalah cara
menanggulangi stres dengan berfokus
pada permasalahan yang dihadapi
(Lazarus dan Folkman dalam Gaol,
25
2016).
Problem-focused coping pada
penelitian ini meliputi strategi
problem solving dan confrontative
coping.
Emotion-focused coping Emotion-focused coping adalah cara
penanggulangan stres dengan
melibatkan emosi diri sendiri (Lazarus
dan Folkman dalam Gaol, 2016).
Emotion-focused coping pada
penelitian ini meliputi self control,
accepting responsibility dan escape-
avoidance.
Universitas Indonesia
26
BAB 4
METODE PENELITIAN
3.6
Universitas Indonesia
28
Pola analisis data yang akan digunakan adalah etnografik, yaitu dari catatan
lapangan (field note) beserta hasil dari wawancara dan pengisian kuesioner kemudian
akan dilakukan pengkodean, kategorisasi atau klasifikasi kemudian disusun secara
sistematis dan selanjutnya akan disusun tema-tema berdasarkan hasil analisis data
tersebut. Sebagai bahan pijakan sekaligus pisau analisis bila perlu digunakan teori-teori
yang relevan dan hasil penelitian terdahulu yang mendukung.
1. Validitas
Metode triangulasi dapat dilakukan dalm menilai validitas suatu data.
Jenis triangulasi yang digunakan yaitu melakukan pengecekan data kepada key
informan yaitu pasien lansia yang melakukan pengobatan rawat jalan dari hasil
wawancara mendalam yang dilakukan serta pengisian form biodata.
Memanfaatkan keberadaan peneliti lainnya untuk melakukan pengecekan
kembali mengenai informasi yang didapat dan disimpulkan. Menggali
kebenaran informai tertentu melalui berbagai sumber perolehan data melalui
Triangulasi Sumber:
Universitas Indonesia
30
2. Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan melalui cara audit trail (penelusuran audit). Cara ini
digunakan untuk mencapai objektifitas suatu penelitian dan menjamin
penelitian kualitatif ini benar atau sesuai. Audit trial dilakukan oleh
pembimbing dengan bahan-bahan yang dipersiapkan yakni ;
LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent
ANALISIS DAMPAK PSIKOLOGIS COVID-19 TERHADAP PASIEN LANSIA
DI INSTALASI RAWAT JALAN
RS DHARMA NUGRAHA JAKARTA TIMUR
Universitas Indonesia
32
Tertanda,
Peneliti, Informan,
________________ ____________________
HP: 08xxxxxxxx (tanda tangan bisa diwakilkan oleh saksi)
Mahasiswa Pascasarjana
FKM Universitas Indonesia
33
Tanggal :
I. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pekerjaan :
II. Dampak psikologis
(1) Bagaimana kondisi anda sebelum pandemi COVID-19?
Probing:
- Bagaimana keluhan yang sering anda rasakan? Apa saja keluhan
tersebut?
- Bagaimana perasaan anda ketika mengalami hal tersebut?
(2) Bagaimana kondisi anda selama pandemi COVID-19?
Probing:
- Bagaimana keluhan yang sering anda rasakan? Apa saja keluhan
tersebut?
- Bagaimana perasaan anda ketika mengalami hal tersebut?
III. Faktor situasional (protokol kesehatan COVID-19)
(1) Apa yang anda ketahui tentang protokol kesehatan COVID-19?
Universitas Indonesia
34
Probing:
- Bagaimana cara anda menerapkan protokol kesehatan COVID-19?
(2) Kapan dan di mana saja anda menerapkan protokol kesehatan tersebut?
(3) Bagaimana pendapat anda ketika harus menerapkan protokol kesehatan
tersebut?
Probing:
- Bagaimana perasaan anda ketika menerapkan protokol kesehatan di RS
Dharma Nugraha?
IV. Faktor personal (persepsi)
(1) Apa yang anda ketahui tentang COVID-19?
(2) Bagaimana pendapat anda mengenai COVID-19 yang mewabah di
Indonesia?
(3) Apakah anda pernah didiagnosis positif menderita COVID-19?
Probing:
- Bagimana perasaan anda ketika mengetahui bahwa anda positif
menderita COVID-19?
- Bagaimana upaya anda untuk sembuh dari COVID-19?
V. Faktor lingkungan (dukungan keluarga dan petugas RS)
a. Dukungan keluarga
(1) Bagaimana gambaran bantuan dari keluarga dalam menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan?
Probing:
- Bagaimana bentuk bantuan yang anda dapatkan sebelum pandemi
COVID-19?
- Bagaimana dengan bantuan pada saat pandemi COVID-19?
(2) Bagaimana perasaan anda ketika mendapat dukungan dari keluarga?
b. Dukungan petugas RS
(1) Bagaimana gambaran bantuan dari petugas RS saat anda melakukan
kunjungan ke RS?
Probing:
- Bagaimana bentuk bantuan yang anda dapatkan sebelum pandemi
COVID-19?
35
VI. Coping
a. Problem-focused coping
(1) Bagaimana anda menyikapi kesulitan yang terjadi selama pandemi
COVID-19?
Probing:
- Bagaimana strategi anda untuk mengatasi kesulitan tersebut?
(2) Bagaimana upaya anda untuk mengatasi kesulitan dengan agresif untuk
mengubah keadaan?
Probing:
- Mengapa anda melakukan hal tersebut?
b. Emotion-focused coping
(1) Bagaimana anda mengekspresikan ketidaknyamanan yang anda rasakan
selama pandemi COVID-19?
(2) Bagaimana anda melampiaskan perasaan tidak nyaman yang anda
rasakan?
Probing:
- Bagaimana perasaan anda setelah melampiaskan perasaan tidak
nyaman tersebut?
(3) Bagaimana upaya anda agar menerima keadaan yang terjadi sekarang ini?
(dalam hal kewajiban menerapkan protokol kesehatan)
Probing:
-Bagaimana pendapat anda ketika harus menyesuaikan dengan keadaan
yang terjadi sekarang ini?
(4) Bagaimana upaya yang anda lakukan jika tidak berhasil mengatasi
kesulitan yang anda alami?
Universitas Indonesia
36
Tujuan :
Tanggal :
I. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pekerjaan :
Universitas Indonesia
38
Tanggal :
I. Identitas
a. Nama :
b. Umur :
c. Jenis Kelamin :
d. Pekerjaan :
Universitas Indonesia
36
DAFTAR PUSTAKA
de Oliveira A.M., Buchain P.C., Vizzotto A.D.B., Elkis H., Cordeiro Q. 2013.
Psychosocial Impact. In: Gellman M.D., Turner J.R. (eds) Encyclopedia of
Behavioral Medicine. Springer, New York. DOI: 10.1007/978-1-4419-1005-9_919
Deshinta. 2020. “Kesehatan Mental Masyarakat: Mengelola kecemasan di tengah
pandemi COVID-19”. Jurnal Kependudukan Indonesia. Edisi Khusus Demografi
dan COVID-19.69-74
Doremalen, Van N., Bushmaker, T., Morris, D.H., Holbrook, M.G., Gamble, A.,
Williamson, B.N. 2020. “Aerosol and surface stability of SARS-CoV-2 as
Compared with SARS-CoV-1”. New England Journal of Medicine. Massachusetts
Medical Society
Du, Zhanwei., Xiaoke, X., Ye, Wu., Lin, W., Benjamin, J,C., Lauren A,M., Serial
interval of COVID-19 among publicly reported confirmed cases. Journal
Emerging Infectious Diseases, 26, 1341-1343
Evi dan Sudarti. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan.
Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Fitria, L. 2020. “Cognitive Behavior Therapy Counseling untuk mengatasi anxiety
Universitas Indonesia
41
Rosdakarya.
Orimo, H., Ito, H., Suzuki, T., et al. (2006). Reviewing the definition of "elderly".
Geriatrics And Gerontology International, 6(3), 149-158. doi: 10.1111/j.1447-
0594.2006.00341
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. 2007. "Human Development (10th edition)".
USA: McGraw- Hill.
Universitas Indonesia
42
Schuster, R.M., Hammit, W.E., Moore, D. 2003. A Theoritical Model to Measure the
Appraisal and Coping Response to Hassles in Outdoor Recreation Settings. Leisure
Sciences, 25: 277-299. DOI: 10.1080/01490400390211862.
Sobur, A. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia.
Santrock, J.W. 2006. "Life span development (10th ed)". New York: Mc Graw Hill.
43
Stanhope, M., Knollmueller, R.N. 2004. "Community & Public Health Nursing (6th)".
St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier
Stone, C. Eigsti, McG. 2002. "Community Comprehensive Health Nursing: Family
Aggregate, & Community Practice (6th)". Philadelphia: Mosby
Suadirman, S.P. 2011. "Psikologi usia lanjut". Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Schuster, R.M., Hammit, W.E., Moore, D. 2003. A Theoritical Model to Measure
the Appraisal and Coping Response to Hassles in Outdoor Recreation Settings.
Leisure Sciences, 25: 277-299. DOI: 10.1080/01490400390211862.
Taylor, K. B.W., Castriotta, N., Lenze, E.J., Stanly, M.A, &Craske, M.G. 2010.
"Anxiety disorders in alder adult: Comprehensive review". Depression and
anxiety. Vol 27. 190-211
Tristanto, Aris. (2020). Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial (DKJPS) dalam
Pelayanan Sosial Lanjut Usia pada Masa Pandemi Covid-19. Sumatera Barat:
Universitas Andalas
Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Wang C., Pan R., Wan X., Tan Y., Xu L., Ho C.S., Ho R.C. Immediate Psychological
Responses and Associated Factors during the Initial Stage of the 2019 Coronavirus
Disease (COVID-19) Epidemic among the General Population in China. Int. J.
Environ. Res. Public Health. 2020;17:1729. doi: 10.3390/ijerph17051729.
Wu Z and McGoogan JM. 2020. Characteristics of and important lessons from the
coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak in China: summary of a report of
72 314 cases from the Chinese Center for Disease Control and Prevention. JAMA.
vol 323(13): 1239–1242. doi: 10.1001/jama.2020.2648.
World Health Organization (WHO). 2020. "Mental health and psychosocial
considerations during the COVID-19 outbreak".
WHO Director-General's remarks at the media briefing on 2019-nCoV on 11 February
(2020). Retrieved 5 July (020, from https://www.who.int/dg/speeches/detail/who-
director-general-s-remarks-at-the-media-briefing-on-2019-ncov-on-11-february-
(2020)
Universitas Indonesia
44