KEPERAWATAN MEDIKAL
Oleh :
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Keperawatan Medikal Bedah
dengan dosen pembimbing Ns., Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep.MB
Oleh :
Novita Putri Eka W 202310101029
Rauuf Thrisna Adjie 202310101131
Nissa Luthfiana Zaki 202310101124
Ririn Nurhidayah 202310101134
Indri Widiasari 202310101121
Azhari Trisna 202310101139
Penulis
DAFTAR ISI
Kesimpulan………………………………………..….………………. 18
Saran …………………………………….….………………………… 18
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Khusus
1.4.2 Umum
A. Metode dan cara sterilisasi dapat melalui 2 jenis yaitu sterilisasi secara fisis dan
secara kimia/chemical.
a. Sterilisasi secara fisis
Metode Radiasi
Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak
digunakan adalah radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau sinar
X dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar
ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses
sterilisasi. Sinar UV atau sinar ultraviolet digunakan dalam proses
sterilisasi untuk memusnahkan berbagai mikroba yang tertempel. Sinar
ultraviolet yang diserap oleh sel organisme yang hidup, khususnya sel
organisme yang hidup khususnya nukleotida maka elektron-elektron dari
molekul sel hidup akan mendapat tambahan energi. Tambahan energi ini
kadang-kadang cukup untuk mengganggu bahkan merusak ikatan
intramolekuler, misalnya ikatan atom hidrogen dalam DNA. Perubahan
intramolekuler ini menyebabkan kematian pada sel-sel tersebut. Pada
radiasi sinar gamma, biasanya dilakukan untuk sterilisasi alat-alat logam,
karet serta bahan sintesis seperti contoh pulietilen.
Metode pemanasan secara kering
Pemanasan kering ini kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi.
Teknik sterilisasi ini dilakukan menggunakan ove. Untuk mencapai
efektivitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur antara 160 oC s/d
180oC. pada temperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel
hidup dan jaringan. Hal ini disebabkan terrjadinya auto oksidasi sehingga
bakteri pathigen dapat terbakar. Pada sistem pemanasan kering terdapat
udara, hal mana telah diketahui bahwa udara memerlukan waktu cukup
lama, rata-rata waku yang diperlukan 45 menit. pada metode pemanasan
kering ini secara rutin dipergunakan untuk mesterilisasikan alat-alat
pipet, tabung reasksi, stick swab, jarum operasi, jarum suntik, syringe.
Oleh karena temperatur tinggi sangat mempengaruhi ketajaman jaruma
tau gunting
Metode pemanasan secara intermittent/terputus-putus
John Tyndall (1877) memperoleh dari hasil penelitiannya bahwa pada
temperatur didih (100oC) selama 1 jam tidak dapat membunuh semua
mikroorganisme tetapi apa bila aor dididihkan berlang-ulang sampai lima
kali dan setiap air mendidih istirahat berlangsung 1 menit akan sangat
berhasil untuk membunuh kuman.
Metode pemanasan dengan air dan pengaruh tekanan (auto
calave/autoklaf)
Benda yang akan disterilisasi diletakkan di atas lempengan saringan dan
tidak langsung mengenai air di bawahnya. Pemansan dilakukan hingga
air mendidih (diperkirakan pada suhu 100oC), pada tekanan 15 lb
temperatur mencapai121oC. orgnisme yang tidak berspora dapat
dimatikan dalam tempo 10 menit saja.
Metode incineration (Pembakaran Langsung)
Alat-alat platina, khrome yang akan disteril dapatdilakukan melalui
pembakan secara langsung pada nyala lampu bunzen hingga mencapai
merah padam. Hanya saja dalam proses pembakaran langsung ini alat-
alat tersebut lama kelamaan menjadi rusak. Tetapi memiliki keuntungan
bahwa seluruh mikroorganisme akan hancur.
Metode Penyaringan (Filtration)
Metode penyaringan dapat membunuh mikroorganisme tetapi
mekroorganisme yang tetap berada material tersebut. Bahan filter adalah
sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing
pabrik. Teknik sterilisasi ini menggunakan saringan berukuran 0,22
mikron atau 0,45 mikron atau merupakan saringan yang berpori sangat
kecil. Cairan yang akan disterilkan melewati saringan sehingga bakteri
tertahan di saringan tersebut. Sterilisasi dengan filtrasi dilakukan untuk
mensterilkan bahan yang mudah rusak jika terkena panas dan bahan
yang tidak tahan panas seperti contoh adalah larutan enzim antibiotik.
b. Sterilisasi secara Kimia
Sterilisasi kimiawi merupakan sterilisasi menggunakan bahan-bahan kimia
seperti, alkohol, fenol, HgCl2 ataupun ozon. Sterilisasi kimia biasanya
dilakukan untuk mensterilkan secara langsung dengan menyemprotkan alat
dan bahan yang akan digunakan, contohnya penyemprotan tangan dengan
alkohol sebelum melakukan isolasi bakteri ataupun meja kerja terlebih
dahulu disemprotkan alkohol sebelum mengisolasi bakteri.
B. Definisi Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme petogen
pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian terhadap endospora bakteri.
Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh
kuman patogen dan apatogen tetapi tidak membunuh spora yang terdapat pada
alat perawatan maupun kedokteran. Desinfeksi dilakukan dengan menggunakan
bahan desinfeksi melalui cara mencuci, mengoles, meredam, dan menjemur utuk
mencegah terjadinya infeksi dan mengkondisikan alat dalam keadaan siap pakai.
Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan
objek, kandungan zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi
dan waktu pemanasan kealamian objek, suhu, sera derajat pH.
Sterilisasi Desinfeksi
Memusnahkan mikroorganisme termasuk Merusak organisme bersifat patogen
dalam bentuk spora tetapi tidak dapat mngeliminasi dalam
bentuk spora
Sterilisasi sering digunakan dalam dunia Desinfeksi biasanya banyak
kesehatan terutama di rumah sakit dan berhubungan dengan kehidupan sehari-
fasilitas kesehatan lainnya hari
Sterilisasi dapat dilakukan dengan Desinfeksi dapat dilakukan denga cara
pemanasan, penguapan, penyaringan penyemprotan cairan desinfektan pada
maupun radiasi benda mati. Hal ini dapat dilakukan di
rumah, gedung, maupun tempat-tempat
umum.
Sterilisasi dilakukan pada makanan dan Desinfeksi dipakai pada benda mati dan
umumnya dipakai untuk membersihkan umumnya digunakan pada permukaan
alat-alat kesehatan saja
1. Sterilisasi
Teknik steril biasanya digunakan di kamar operasi dan bersalin. Selain
digunakan untuk mensterilkan tempat tidur pasien, teknik steril jug digunakan
untuk prosedur invasif lainnya. Contohnya seperti pada proses memasukkan
kateter urinarius, mengganti balutan luka, sanitasi lingkungan rumah sakit, cuci
tangan, pengolahan air limbah dan sampah medis, sterilisasi dan disinfeksi alat-
alat medis, pencucian bilas, dan juga sterilisasi.
2. Desinfeksi
Disinfektan biasanya diaplikasikan untuk aseptic dengan tujuan untuk
meminimalisir mikroorganisme supaya instrumen kesehatan aman ketika
digunakan, antisepsis untuk meminimalisir jumlah mikroorganisme pada tubuh
menggunakan bahan antimikrobial, disinfeksi tingkat tinggi digunakan untuk
memusnahkan seluruh mikroorganisme kecuali beberapa endospora, pada benda
mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan disinfektan kimia.
Peran Perawat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sterilisasi adalah proses pembasmian atau membunuh semua
mikroorganisme seperti protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus dalam
benda/peralatan untuk menjaga peralatan tetap bersih/steril, serta mencegah
terjadinya kontaminasi. Desinfeksi merupakan proses saat menghilangkan
sebagian besar mikroorganisme pathogen, kecuali spora bakteri dari suatu
benda mati. Sterilisasi dan desinfeksi merupakan salah satu upaya untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme agar kebersihan dan
kesterilan alat tetap terjaga serta untuk mencegah terjadinya penyebaran
infeksi. Kedua cara ini memiliki karakteristik, metode dan cara yang berbeda
dalam pelaksanaannya membasmi mikroorganisme.
3.2 Saran
Sebagai tenaga medis yang selalu berada di samping pasien mulai dari
persiapan hingga pasca-tindakan, perawat harus bisa menjaga kebersihan diri
dan ruangan serta alat yang digunakan karena frekuensi kontak langsung
perawat dengan pasien yang tinggi menjadi faktor penting dalam penyebaran
penyakit. Untuk itu penting bagi seorang perawat untuk mengetahui metode
dan cara serta SOP yang benar mengenai sterilisasi dan desinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Larasati, A. L., Gozali, D., & Haribowo, C. (2020). Penggunaan Desinfektan dan
Raudah, R., Zubaidah, T., & Santoso, I. (2017). Efektivitas Sterilisasi Metode
Panas Kering pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit dr. H.
Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. JURNAL KESEHATAN
LINGKUNGAN: Jurnal Dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan,
14(1), 425.
Maryani, M., & Cahyono, T. (2016). Studi Efektifitas Desinfeksi Dan Sterilisasi Dalam
Menurunkan Angka Kuman Alat Set Medikasi Di Rumah Sakit Wijayakusuma
Purwokerto Tahun 2015. Buletin Keslingmas, 35(1), 79–81.
https://doi.org/10.31983/keslingmas.v35i1.3081
Sitorus, A. M. S. (2020). Penerapan Tindakan Precaution Oleh Tenaga Kesehatan
Sebagai Upaya Memutus Rantai Infeksi di Rumah Sakit.
https://osf.io/4mf6e/download
Sulistiani, S., Fitriana, N. E., & Nurwanti, W. (2021). Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi
Dengan Sterilisator (Dry Heat) Dan Teknik Boiling. JDHT Journal of Dental
Hygiene and Therapy, 2(1), 34–38. https://doi.org/10.36082/jdht.v2i1.221