M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RUANGAN MTBS
PUSKESMAS KOTA TENGAH
KOTA GORONTALO
DISUSUN OLEH
KELOMPOK B.2
Dalam penyusunan laporan ini cukup banyak hambatan dan kesulitan yangdi
hadapi oleh penulis, namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan moril maupun
material serta kerja sama yang tulus dari berbagai pihak maka hambatan dan
kesulitan tersebut dapat di atasi. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini
perkenankahlah penulis untuk menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Ns. Abdul Wahab Pakaya, M.Kep., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2. Ns. Pipin Yunus, M.Kep selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
3. Ns. Andi Akifa Sudirman, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Gorontalodan selaku Ketua Koordinator
tim keperawatan anak
4. Ns. Firmawati, M.Kep selaku Sekretaris Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
5. Ns. Dewi Modjo, M,Kep selaku preseptor Akademik di ruangan MTBS
Puskesmas Kota Tengah
6. Ns. Wiwi Susanti Piola, M.Kep selaku preseptor Klinik di ruangan MTBS
Puskesmas Kota Tengah
7. Dr. Herni Alwin Pakaya Selaku Kepala Puskesmas Kota Tengah
8. Staf Perawat Ns. Fath Dama, S.Kep, Ns.Yayuk Usman, S.Kep yang telah
membantu dan pembimbingan
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini selanjutnya.
Gorontalo, Agustus 2022
Kelompok B2
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................i
Lembar pengesahan................................................................................................ii
Kata pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi…..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................3
C. Manfaat..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR MEDIS................................................................................4
1. Definisi.........................................................................................................4
2. Klasifikasi.....................................................................................................4
3. Etiologi.........................................................................................................4
4. Patofisiologis................................................................................................7
5. Manifestasi klinis.........................................................................................7
6. Pemeriksaan penunjang................................................................................7
7. Komplikasi...................................................................................................8
8. Penatalaksaan...............................................................................................9
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian....................................................................................................13
2. Penyimpangan KDM....................................................................................19
3. Diagnosa keperawatan..................................................................................20
4. Rencana keperawatan...................................................................................20
BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian MTBS........................................................................................27
2. Klasifikasi MTBS …………………………………………………..
3. Tindakan dan pengobatan berdasarkan Klasifikasi......................................37
4. Asuhan keprawatan......................................................................................42
BAB IV ANALISIS KASUS....................................................................................59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................60
B. Saran...............................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)yang dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri. Sampai saat ini
program dalam pengendalian pneumonia lebih diprioritaskan pada pengendalian pneumonia
balita. Pneumonia pada balita ditandai dengan batuk dan atau tanda kesulitan bernapas yaitu
adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK),
dengan batasan napas cepat berdasarkan usia penderita < 2 bulan : ≤ 60/menit, 2 - < 12 bulan
: ≤ 50/menit, 1 - < 5 tahun : ≤ 40/menit (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
Penyakit pneumonia adalah radang paru yang diakibatkan bakteri, virus dan jamur
yang terdapat dimana-mana sehingga dapat menyebabkan demam, pilek, batuk, sesak napas
dan ketika kekebalan bayi dan balita rendah maka fungsi paru akan terganggu sedangkan
tingkat kekebalan bayi dan balita rendah disebabkan karena asap rokok, asap/debu didalam
rumah merusak saluran napas, ASI sedikit/hanya sebentar, gizi kurang, imunisasi tidak
lengkap, berat lahir rendah, penyakit kronik dan lainnya (Suryawan, 2020).
Menurut (WHO, 2020) pneumonia membunuh 740.180 anak di bawah usia 5 tahun
pada tahun 2019, terhitung 14% dari semua kematian 2 anak di bawah lima tahun tetapi 22%
dari semua kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun. World Health Organization
menyatakan pneumonia sebagai penyebab kematian tertinggi pada balita melebihi penyakit
lainnya seperti campak, malaria, dad aids. Kasus pneumonia banyak terjadi di negara- negara
berkembang seperti Asia Tenggara sebesar 39% dan Afrika sebesar 30%. WHO
menyebutkan Indonesia menduduki peringkat ke 8 dunia dari 15 negara yang memiliki
angka kematian balita dan anak yang diakibatkan oleh pneumonia (Suryawan, 2020).
Menurut Riskesdas 2013 dan 2018, Prevalensi pengidap pneumonia berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia tahun 2013 mencapai 1,6 %, sedangkan pada
tahun 2018 meningkat menjadi 2.0 % (Riskesdas, 2018). Jadi sedari tahun 2013 dan 2018
penyakit pneumonia mengalami peningkatan sebanyak 0,4 % seperti yang dijelaskan pada
data diatas. Selain itu, pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di
rumah sakit, dengan proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan. Dalam
penelitian Arjanardi, tanda dan gejala yang umumterjadi pada pasien pneumonia komunitas
dewasa berupa sesak napas (60,93%), batuk (54,88%), demam (48,37%) (Abdjul et al.,
2020).
Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 Cakupan penemuan
pneumonia pada balita di Indonesia berkisar antara 20 – 30% dari tahun 2010 sampai dengan
2014, dan sejak tahun 2015 hingga 2019 terjadi peningkatan cakupan dikarenakan adanya
perubahan angka perkiraan kasus dari 10% menjadi 3,55%. Namun, pada tahun 2020 terjadi
penurunan kembali menjadi 34,8%. Penurunan ini lebih di sebabkan dampak dari pandemi
COVID-19, dimana adanya stigma pada penderita COVID-19 yang berpengaruh pada
penurunan jumlah kunjungan balita batuk atau kesulitan bernapas di puskesmas, pada tahun
2019 jumlah kunjungan balita batuk atau kesulitan bernapas sebesar 7,047,834 kunjungan,
pada tahun 2020 menjadi 4,972,553 kunjungan, terjadi penurunan 30% dari kunjungan tahun
2019 yangpada akhirnya berdampak pada penemuan pneumonia balita (Kemenkes, 2021).
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan dari laporan ini adalah mahasiswa mampu memaparkan hasil Asuhan
Keperawatan dengan Diagnose Pneumonia
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan Pengkajian Keperawatan
2. Menentukan Klasifikasi
3. Menentukan Tindakan/pengobatan sesuai Klasifikasi
4. Melakukan Asuhan Keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR
MEDIS
1. DEFINISI PNEUMONIA
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang mengenai saluran
pernapasan bawah dengan tanda dan gejala seperti batuk dan sesak napas. Hal ini
diakibatkan oleh adanya agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi),
dan aspirasi substansi asing yang berupa eksudat (cairan) dan konsolidasi (bercak
berawan) pada paru- paru (Abdjul et al., 2020)
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan (paru-
paru) tepatnya di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti
virus, bakteri, jamur, maupun mikroorganismelainya ( Kemenkes RI, 2019).
2. KLASIFIKASI
Menurut Departemen Kesehatan RI 2018, pneumonia diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Penumonia Berat bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada
bawah ke dalam pada waktu menarik nafas
2. Pneumonia bila disertai dengan adanya peningkatan frekuensi polanafas
3. Batuk Bukan pneumonia bila tidak ditemukan adanya perubahan frekuensi
pola nafas dan tidak ada tarikan dinding dada pada saat bernafas.
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGIS
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. KOMPLIKASI
1) Abses paru
Abses paru di dalam paru-paru diding tebal, nanah mengisi rongga yang
dibentuk ketika infeksi atau peradangan merusak jaringan paru-paru.
2) Efusi pleural dan empiema
Daerah yang sempit di antara dua selaput pleural secara normal berisi
sejumlah kecil cairan yang membantu melumasi paru-paru. Sekitar 20%
pasien yang diopname untuk radang paru-paru, cairan ini membangun di
sekeliling paru-paru. Dalam banyak kasus terutama pada streptococcus
pneumoniae, cairan tetap steril, tetapi ada kalanya dapat terkena infeksi dan
bahkan berisi nanah (suatu kondisi yang disebut empiema). Radang paru-paru
dapat juga disebabkan pleura sehingga terjadi peradangan yang mana dapat
mengakibatkan terganggunya jalan nafas dan sakit yang akut.
3) Kegagalan paru-paru
Udara mungkin memenuhi area antara selaput-selaput pleural yang
menyebabkan pneumothorak atau kegagalan paru-paru. Kondisi bisa berupa
suatu kesulitan dari radang paru-paru (terutama sekali radang paru-paru
pneumococcal) atau sebagian dari prosedur pelanggaran yang digunakan
untuk melakukan efusi pleural.
8. PENATALAKSANAAN
Radang paru-paru dapat diobati dengan antibiotik. Itulah yang
biasanya ditentukan di sebuah pusat kesehatan atau rumah sakit , tapi
sebagian besar kasus pneumonia masa kecil dapat diberikan secara efektif
di dalam rumah. Rawat inap disarankan pada bayi berusia dua bulan dan
lebih muda, dan juga dalam kasus yang sangat parah(Slamet Suryono,
2020).
1) Terapi suportif umum:
a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-
96 % berdasarkan pemeriksaan AGD.
b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang
kental.
c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnyadengan
clapping dan vibrasi.
d. Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih
sensitif terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia
bilateral.
e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis.
f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator
dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang
disertai peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest.
2) Penatalaksanaan pada Bayi dan Balita
Untuk bayi dan anak berusia 2 bulan – 5 tahun
a. Pneumonia berat : Bila ada sesak napas harus dirawat dan
diberikan antibiotic.
b. Pneumonia : Bila tidak ada sesak napas tetapi napas cepat tidak
per;lu dirawat namun diberikan antibiotic oral.
c. Bukan Pneumonia : bila tidak ada napas cepat dan sesak napas,
tidak perlu antibiotic, hanya diberikan pengobatan simptomatis
seperti penurun panas.
Untuk bayi berusia dibawah 2 bulan
a. Pneumonia : Bila ada napas cepat atau sesak napas harus
dirawat dan diberikan antibiotic.
b. Bukan Pneumonia : Tidak ada napas cepat atau sesak napas
tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatansimptomatis.
Pneumonia rawat jalan
a. Pada pneumonia rawat jalan diberikan antibiotik lini pertama
secara oral misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol.
b. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/KgBB .
c. Dosis kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB
sulfametoksazol.
Pneumonia rawat inap
a. Pilihan antibiotika lini pertama dapat menggunakan beta- laktam
atau kloramfenikol.
b. Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap obat diatas, dapat
diberikan antibiotik lain seperti gentamisin,amikasin, atau
sefalosporin.
c. Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan
pneumonia tanpa komplikasi.
d. Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus
dimulai sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis atau
meningitis.
e. Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas
seperti kombinasi beta-laktam/klavunalat dengan aminoglikosid,
atau sefalosporin generasi ketiga.
f. Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik
oral selama 10 hari,
3) Obat –obatan
a) Antibiotik
Antibiotik yang sering digunakan adalah penicillin G.
Mediaksi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin dan
sefalosporin generasi pertama. Bila penderita alergi terhadap
golongan penisilin dapat diberikan eritromisin 500mg 4 x sehari.
Demikian juga bila diduga penyebabnya mikoplasma (batuk
kering). Diberikan kotrimoksazol 2 x 2 tablet. Dosis anak :
- 2 – 12 bulan : 2 x ¼ tablet
- 1 – 3 tahun : 2 x ½ tablet
- 3 – 5 tahun : 2 x 1 tablet
kelemahan Toksin,
Cairan edema + leukosit Leukosif + fibrin mengalami Koagulase
ke alveoli konsolidasi
Permukaan lapisan pleura
tertutup tebal eksudat
trombus vena pulmonal
Nekrosis Hemoragik
Gangguan Pertukaran
Gas
Leukositosis
Produksi Kerusakan
sputum jringan paru
Intoleransi Aktivitas Peningkatan suhu tubuh meningkat
Pola Nafas
Tidak Efektif
Hipertermia
Bersihan Jalan
Nafas Tidak Efektif
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d Dispnea
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d proses infeksi d.d Batuk Tidak Efektif
c. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d Dispnea
d. Hipertermia b.d Proses penyakit d.d. suhu tubuh diatas nilai normal
e. Intoleransi aktivitas b.d kelehaman d.d mengeluih lelah
6. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
1 Pola nafas tidak efektif ( D.0005) Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas (L.01011)
Penyebab keperawatan …x 24 jam makan pola Tindakan
1. Depresi pusat pernapasan nafas membaik (L.01004) dengan Observasi
2. Hambatan upaya nafas kriterial hasil : 1. Monitor pola napas
3. Deformitas dinding dada 1. Dispnea menurun 2. Monitor bunyi napas
4. Deformitas tulang dada 2. penggunaan otot bantu nafas 3. Monitor sputum
5. Gangguan nueromuskular menurun Terapeutik
6. Gangguan neurologis 3. pemanjangan fase ekspirasi 4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-
7. Imaturitas neurologis menurun tilt dan chin-lift
8. Penurunan energi 4. frekunsi nafas membaik 5. Posisikan semi fowler –fowler
9. Obesitas 5. kedalaman napas 6. Berikan minuman hangat
10. Posisi tubuh menghambat 7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
ekspansi paru 8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
23
11. Sindrom hipoventilasi 9. Berikan oksigen jika perlu
12. Kerusakan inervasi diafragma Edukasi
13. Cedera pada medula spinalis 10. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari jika
14. Efek agen farmokologis tidak kontraindikasi
15. Kecemasan 11. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Gejala dan Tanda Mayor 12. Kolaborasi pemberian brokodilator ,
Subjektif : Dispnea ekspektoran, mukolitik jika perlu
Objektif :
1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal
26
4 Hipertermia ( D.0130) Penyebab Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia (I.15506)
1. dehidrasi keperawatan …x24 jam makan Tindakan
2. terpapar lingkungan panas termoregulasi membaik ( L.14134) Observasi
3. proses penyakit dengan kriteria hasil : 1. identifikasi penyebab hipertermia
4. peningkatan laju metabolisme 1.menggigil menurun 2. monitor suhu tubuh
5. respon trauma 2. suhu tubuh membaik 3. monitor kadar elektrolit
6. aktivitas berlebihan 3. suhu kulit membaik 4. monitor haluaran urine
7. penggunaan inkubator 5. monitor komplikasi akibat hipertermia
Geja;a da tanda mayor : Terapeutik
Subketif : - 6. sediakan lingkungan yang dingin
Objektif : 7. longgarkan atau lepaskan pakaina
1. suhu tubuh diats nilai normal 8. basahi dan kipasi permukaan tubuh
Gejala dan tanda minor : 9. berikan cairan oral
Subjektif : - 10. ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
Objektif : mengalami hiperhidrosis
Kulit merah 11. lakukann pendinginan eksternal
Kejang 12. hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Takikardia 13. berikan oksgen
Takipnea Edukasi
Kulit terasa hangat 14. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kondisi klinis terkait : 15. kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
1. proses infeksi intravena jika perlu
2. hipertiroid
3. stroke
4. dehidrasi
5. trauma
5. prematuritas
27
5 Intoleransi Aktivitas ( D.0056) Setelah dilakukan tindakan …x 24 Manajemen Energi
Penyebab : jam maka Toleransi aktivitas Tindakan
1. ketidakseimbangan antra suplai meningkat ( L.05047) Dengan Observasi
da kebutuhan oksigen kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
2. tirah baring 1.keluhan lelah menurun mengakibatkan kelelahan
3. kelemahan 2. dispnea saat beraktivitas 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
4. imobilitas menurun 3. Monitor pola dan jam tidur
5. gaya hidup menonton 3. dispnea setelah 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
aktivitas menurun selama melakukan aktivitas
Gejala dan tanda minor 4. frekuensi nadi membaik Terapeutik
Subjektif : mengeluh lelah 5. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
Objektif : Frekuensi jantung meningkat stimulus
> 20 % dari kondisi istirahat lakukan Latihan rentang gerak pasif
6. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Gejala dan tanda 7. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika tidak
minor Subjektif : daoat berpindah atau berjalan
1. dispnea saat/setelah aktivitas Edukasi
2. merasa tidak nyaman 8. Anjurkan melakukan aktivitas secara
setelah beraktivitas bertahap
3. merasa lemah 9. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda
Objektif : dan gejala kelelahan tidak berkurang
1. tekanan darah berubah >20 % 10. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
dari kondisi istirahat kelelahan
2. gambaran EKG Kolaborasi
menunjukan aritmia saat/ 11. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
setelah aktivitas menungkatkan asupan makan
3. sianosis
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal kunjungan : 13 Agustus 2022 Alamat : Dulolowo
Nama anak : An. Z.M Nama ibu : Ny.R.M / Ayah : Tn.F.M
Umur : 1 Tahun 5 Bulan BB : 8,7 Kg PB: 76 cm Suhu : 37,7°C RR: 54x/m
Anak Sakit apa ? Batuk, Panas,beringus Kunjungan Pertama… Kunjungan Ulang : 3 kali
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang ditemukan) PENGOBATAN
Memeriksa tanda bahaya umum
tidak bisa minum/menyusu
memuntahkan semuanya
kejang
letargis atau tidak sadar -
ada stridor
biru
ujung tangan dan kaki pucat dan dingin
Apakah anak batuk atau sukar bernafas? Ya
● Berapa Lama ? 3 Hari
● Hitung napas dalam 1 menit kali/menit.Napas
cepat? 54x/menit
● Ada tarikan dinding dada kedalam
Pneumonia
● Ada wheezing
● Saturasi oksigen
Ada tanda tanda syok Jika ada syok, beri Oksigen 2-4
atau gelisah ATAU liter/menit dan beri segera cairan
Muntah bercampur DEMAM intravena sesuai petunjuk
darah/seperti kopi BERDARAH Jika tidak ada syok tapi sering muntah
ATAU DENGUE (DBD) atau malas minum, beri cairan infus
Berak berwarna hitam Ringer laktat/Ringer Asetat, jumlah
ATAU cairan rumatan
Perdarahan dari Jika tidak ada syok, tidak muntah dan
hidung atau gusi ATAU masih mau minum, beri oralit atau
Bintik-bintik cairan lain sebanyak mungkin dalam
perdarahan di kulit perjalanan ke rumah sakit
(petekie) dan uji Beri dosis pertama parasetamol, jika
torniket positif demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak boleh
ATAU golongan salisilat dan ibuprofen
Sering muntah RUJUK SEGERA
Demam mendadak Beri dosis pertama parasetamol, jika
tinggi dan terus demam tinggi (≥ 38,5 ° C), tidak boleh
menerus ATAU MUNGKIN DBD golongan salisilat dan ibuprofen
Nyeri ulu hati atau Nasihati untuk lebih banyak minum:
gelisah ATAU oralit/cairan lain.
Bintik-bintik Nasihati kapan kembali segera
perdarahan di kulit
Tidak ditemukan tanda TIDAK Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian
kepucatan pada telapak ANEMIA makanan pada anak. Jika ada masalah
tangan pemberian makan, kunjungan ulang 7
hari
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
A. Klasifikasi Pneumonia
1. Beri amoksilin 2x sehari selama 3 hari
Amoksilin
2x sehari selama 3 hari untuk pneumonia
Berat Badan Tablet (500mg) Sirup
125 mg/ 5 ml 250 mg/ 5 ml
6 - < 10 Kg 3/4 15 ml 7,5 ml
(8,7 kg)
Catatan : kejadian ini bisa terjadi pada saat demam turun, pada umumnya
pada hari ke 3-5
Anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit umur 12 bulan sampai 2
tahun :
Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol
untuk memberikan susu pada anaknya
a) Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/gelas/
mangkuk
b) Peragakan cara memberi susu dengancangkir/
mangkuk/ gelas
c) Berikan makanan pendamping ASI (MP ASI) sesuaidengan
kelompok umur
2. Anjurkan untuk menimbang berat badan setiap bulan
G. Kebutuhan Cairan
10 kg 1 x 100 cc
= 8,7 x 100 cc
= 870 cc
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA UMUM
1. Identitas klien
Nama : An.Z.M
Tempat tanggal lahir : Limboto 11 Maret2021
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Dulalowo
Tanggal masuk PKM : 13 Agustus 2022
Golongan darah :-
Umur : 1 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Gorontalo
DX Medis : Pneumonia
Telepon : 0852 5684 3124
Ruangan : MTBS Puskesmas Kota Tengah
Sumber informasi : Ibu dan Ayah Pasien
x x
22 25
thn thn
1,6 6 bln
thn
Genogram
(Mencantumkan keterangan tentang kondisi kesehatan anggota keluarga saat ini, nama
penyakit yang diderita, penyebab meningga dan usia. Singkatan harus diberikan
keterangan. Genorgram menjabarkan sekurang-kurangnya tiga generasi)
Simbol Genogram :
: Laki-laki : Cerai : Berpisah
: Perempuan : Kembar Non identik : Abortus
X : Meninggal Dunia : Kembar Identik : Diadopsi
: Tinggal serumah
Keterangan :
G1 : kakek dari pihak ayah maupun ibu pasien sudah meninggal, nenek dari ayah
dan ibu pasien masih sehat dan masih hidup
G2 : ibu pasien adalah anak ke empat dari enam bersaudara dan kelima saudaranya
masih hidup dan sehat. Ayah pasien adalah anak tunggal dan dalam keadaaan sehat.
G3 : Pasien memiliki adik laki-laki dan dalam keadaan sakit yang sama
B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Pneumonia
2. Keluhan Utama : BATUK
3. Keluhan saat ini : pada saat dilakukan pengkajian
MTBS di PKM Kota Tengah tanggal 13 agustus 2022 jam 09.30 ibu
pasien mengatakan bahwa pasien batu sejak ± 3 bulan yang lalu dan sudah
di bawa berobat dan batuk sudah hilang tetapi muncul kembali . ibu pasien
mengatakan pasien demam sejak 3 hari yang lalu, serta beringus sejak 3
hari yang lalu.
4. Alasan Masuk Puskesmas : Pada tanggal 13 agustus 2022 jam 09.30
PasienMasuk Puskesmas Kota tengah di ruagan MTBS dengan keluhan
batuk, panas, beringus sudah 3 hari.
- Riwayat penyakit sekarang : pada saat dilakukan pengkajian MTBS di
PKM Kota Tengah tanggal 13 agustus 2022 ibu pasien mengatakan
bahwa pasien batuk sejak ± 3 bulan yang lalu dan sudah di bawa
berobat dan batuk sudah hilang tetapi muncul kembali . ibu pasien
mengatakan pasien demam sejak 3 hari yang lalu, serta beringus sejak
3 hari yang lalu. Suhu badan 37,7 , frekuensi napas : 54x/menit, akral
teraba hangat
c. Postnatal
Kondisi bayi : BB Lahir 2,7 gram PB : 50 cm
Penyakit anak : tidak ada
Problem menyusui : pasien menyusu hanya sampai usia 1 bulan karena
anjuran dokter untuk dihentikan pemberian ASI akibat penyakit Hepatitis yang
di derita oleh ibu pasien.
D. PENGKAJIAN FISIK
Hari Rabu Tanggal 13 AGUSTUS 2022 JAM 09.30
E. PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Berat badan : 8,7 Tahun
Tinggi Badan : 76 cm
Lingkar kepala : 45 cm
Lingkar dada : 46 cm
Lingkar lengan atas : 13 cm
Ketebalan lipat kulit : Tidak di kaji
Kepala :
Bentuk Kepala : (Simetris/Tidak simestris)
Fontanel anterior : (Masih terbuka/Tertutup)
Fontanel posterior : (Masih terbuka/Tertutup)
Kontrol kepala : (Ya/Tidak)
Warna rambut : Hitam
Tekstur rambut : Halus
Bentuk wajah : Simestris Kiri dan Kanan
Keluhan Lainnya : Tidak ada keluhan lainya
(Meliputi : peradangan, kebersihan, keluhan
yang berhubungan dan cara mengatasinya)
Kebutuhan Oksigenasi
Hidung
Potensi nasal : Kanan (Paten/Tidak) : Kiri (Paten/Tidak)
Rabas nasal : Kanan (Ada/Tidak) : Kiri (Ada/Tidak)
Bentuk : Simetris/Tidak simetris
Tes Penciuman : Tidak dilakukan pengkajia
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi : peradangan, perdarahan, sumbatan, reaksi alergi, keluhan yang berhubungan
dan cara mengatasinya)
Dada
Bentuk : Simetris/Tidak
Simetris Jelaskan :…
Retraksi intercostals : Ya/Tidak
Suara perkusi dinding dada : Sonor/Redup/Hipersonor
Fremitus Vokal : Vibrasi simetris/Vibrasi tidak simetris
Perkembangan payudara : Simetris/Tidak simetris
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
Paru-paru
Pola Pernapasan : Reguler/Irreguler, Jelaskan :
Suara nafas tambahan : Tidak/ Ya, Jelaskan : terdapat bunyi napas
tambahan wheezing
Keluhan lainnya : Terdapat Sputum berwarna putih berlendir
Abdomen
Bentuk : Simestris/Tidak Simetris
Umbilikus : Bersih/Tidak Bersih, Jelaskan
Bising Usus : Hiperaktif/Hipoaktif/Tidak ada
Pembesaran Hepar : Ada/Tidak Ada
PembesaranLimpa : Ada/Tidak Ada
Perkusi dinding perut : Timpani/Dullness/Redup
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi ; massa, cairan, ginjal, bising usus, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
Riwayat nutrisi
1. Pemberian ASI (Sejak/lamanya) : sejak lahir sampai usia 1 bulan
2. Pemberian susu formula (sejak/alasan/lamanya/caranya) : sejak usia 2 bulan
sampai sekarang
3. Pemberian makanan tambahan (sejak/Jenis) : makanan tambahan SUN
sejak usia 6 bulan – 8 bulan. Usia 9 bulan- sekarang makan nasi dan tempe
F. BUTUHAN ELIMINASI
Ekstremitas atas dan bawah : bentuk ekstremitas atas dan bawah simetris,
rentang gerak spontan refleks, tonus otot baik, tidak ada keluhan
H. KEBUTUHAN INTERAKSI SOSIAL KOMUNIKASI
Anak-Orangtua : Baik
Anak-Teman : Baik
Anak-Keluarga : Baik
Anak-Orang Lain : Baik
Bicara
Ketidakfasihan (gagap) : Ya/Tidak
Defisiensi artikulasi : Ya/Tidak
Gangguan Suara : Ya/Tidak
Bahasa
Memberikan arti pada kata-kata : Ya/Tidak
Mengatur kata-kata kedalam kalimat : Ya/Tidak
Organ Sensoris
Mata
Penempatan dan kesejajaran : simetris
Warna sclera : putih
Warna Iris : cokelat
Konjungtiva : Merah muda/ Merah/ Pucat
Ukuran pupil : Simetris/ Tidak simetris
Refleks pupil : mengecil saat terkena cahaya
Refleks kornea : normal
Refleks berkedip : normal
Gerakan kelopak mata : normal
Lapang pandang : normal
Penglihatan warna : pasien belum bisa membedakan warna
Jarak pandang : normal
Keluhan lainnya : tidak ada keluhan lainya
(Meliputi ; akomodasi, ketajaman, pemakaian alat bantu, peradangan, keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya)
Telinga
Penempatan dan kesejajaran pinna : Sejajar/ Tidak sejajar
Higiene telinga : Kanan (Bersih / Kotor) : Kiri
(Bersih / Kotor)
Rabas telinga : Kanan (Ada/ Tidak) : Kiri (Ada /
Tidak)
Tes pendengaran : tidak di lakukan pengkajian
Kulit
Warna kulit : kuning langsat
Tekstur : Halus / Kasar
Kelembaban : Lembab / Kering
Turgor : Baik / Buruk (Lambat / Sangat Lambat)
Integritas Kulit : Utuh / Tidak, Jelaskan :
Edema : Tidak /Ya, Jelaskan :
Capilarry Refill : < 3 detik / > 3 detik
Keluhan lainnya :-
(Meliputi ; sensasi, mobilitas, suhu, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
Riwayat psikososial
Tempat tinggal : pasien tinggal bersama kedua
orangtuanya di daerah yang bersih dan aman
Lingkungan rumah : ibu pasien mengatakan lingkungan
rumahnya bersih, sampah di buang pada tempatnya
Hubungan antar anggota keluarga : ibu pasien mengatakan hubungan antara anggota
keluarga baik
Pengasuh anak : tidak ada
Riwayat spiritual
Support system : ibu pasien mengatakan pasien memiliki
dukungan penuh dari keluarga
Kegiatan keagamaan : masih dalam tahap belajar
Riwayat hospitalisasi
Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit :-
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : -
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tidak ada pemeriksaan diagnostik karena pasien pasien rawat jalan
K. PENATALAKSANAAN MEDIS
L. IDENTIFIKASI DATA
1. Data Subjektif
- Ibu pasien mengatakan anaknya batuk berdahak
- Ibu pasien mengatakan anaknya batuk berdahak sudah 3 hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah 3 hari
- Ibu pasien mengatakan anaknya beringus sudah 3 hari
2. Data Objektif
- pasien tampak batuk berdahak
- sputum berwarna putih berlendir
- terdapat suara napas tambahan wheezing
- pasien batuk tidak efektif
- pasien tidak mampu mengeluarkan dahak
- frekuensi napas 54 kali/menit
- suhu badan 37,7 °C
- akral teraba hangat
Diagnosa : Pneumonia
Leukositosis
Nekrosis Hemoragik
Data Subjektif
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah 3 hari
Data Objektif
- suhu badan 37,7 °C
- akral teraba hangat
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : An.NM
Ruangan : MTBS
No Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
1 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan intervensi Latihan Batuk Efektif (I.01006)
(D.0001) B.D proses penyakit keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
D.D batuk tidak efektif bersihkan jalan nafas (L.01001) 1. Identifikasi kemampuan batuk
Data Subjektif meningkat dengan kriterial hasil : 2. Monitor adanya retensi sputum
- Ibu pasien mengatakan - batuk efektif meningkat Terapeutik
anaknya batuk berdahak - Produksi Sputum menurun 3. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan anak
- Ibu pasien mengatakan Edukasi
anaknya batuk berdahak 4. Anjurkan Minum air hangat
sudah 3 hari Kolaborasi
- Ibu pasien mengatakan 5. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
anaknya beringus sudah 3 hari ekspektoran jika perlu
Data Objektif
- pasien tampak batuk berdahak
- sputum berwarna putih
berlendir
- terdapat suara napas tambahan
wheezing
- pasien batuk tidak efektif
62
- pasien tidak mampu
mengeluarkan dahak
- frekuensi napas 54 kali/menit
63
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : An.ZM
Ruangan : MTBS
DIAGNOSA
No TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1 Bersihan Jalan Nafas tidak 13 juli 2022 Latihan Batuk Efektif (I.01006)
efektif (D.0001) B.D proses 10.15 Observasi S : Ibu klien mengatakan
penyakit D.D batuk tidak 1. Mengidentifikasi Kemampuan Batuk anaknyamasih batuk berdahak
efektif Dengan hasil : Pasien nampak tidak
Data Subjektif mampu batuk efektif O:
- Ibu pasien mengatakan 2. Memonitor Adanya Retensi Sputum - Pasien tampak batuk berdahak
anaknya batuk berdahak Dengan hasil : Sputum berwarna putih - Sputum berwarna
- Ibu pasien mengatakan berlendir putihberlendir
anaknya batuk berdahak Terapeutik A :Masalah bersihan jalan napas
sudah 3 hari 3. Memasang Perlak Dan Bengkok Di tidakefektif belum teratasi
- Ibu pasien mengatakan Pangkuan Anak
pasien beringus sudah 3 Dengan hasil : Memasang perlak pada P :lanjutkan intervensi
hari anak untuk menjaga kebersihan tubuh 1. Identifikasi kemampuan
Data Objektif pasien batuk
- pasien tampak batuk Edukasi 2. Monitor adanya retensi
berdahak 4. Meganjurkan Minum Air Hangat sputum
- sputum berwarna putih Dengan hasil : Pasien minum air hangat
3. Pasang perlak dan bengkok
berlendir Kolaborasi
- terdapat suara napas dipangkuan anak
tambahan wheezing 4. Anjurkan Minum air hangat
- pasien batuk tidak efektif
64
- pasien tidak mampu 5. Mengkolaborasi Pemberian Mukolitik 5. Kolaborasi pemberian
mengeluarkan dahak Atau Ekspektoran Jika Perlu mukolitik atau ekspektoran jika
- frekuensi napas 54 Dengan hasil : perlu
kali/menit Pasien di berikan obat :
- GG 3x1/4
65
2 13 juli 2022 Regulasi Temperatur S :Ibu pasien mengatakan anaknya
Hipertermi (D. 0130) B.D
10.15 Observasi Demam
Proses penyakit D.D suhu
tubuh diatas nilai normal 1. memonitor suhu tubuh
(37,7 C) Dengan hasil : suhu tubuh pasien 37, 7 O:- Suhu badan 37,7°C
Data Subjektif C. Akral teraba hangat
C
A :Masalah hipertermi belum
- Ibu pasien mengatakan 2. Identifikasi penyebab hipertermi teratasi
anaknya demam sudah 3 Hasil : Penyebab hipertermi karena
hari penyakitnya P :lanjutkan intervensi
Data Objektif Terapeutik 1. monitor suhu tubuh
- suhu badan 37,7 °C 3. Sediakan lingkungan yang dingin 2. identifikasi penyebab
- akral teraba hangat Dengan hasil : Menganjurkan orang tua hipertermi
untuk menyediakan lingkungan yang 3. sediakan lingkungan yang
dingin dingin
4. Lakukan pendinginan eksternal 4. lakukan pendinginan
Hasil : Menganjurkan kepada orang eksternal
tua untuk melakukan kompres hangat 5. anjurkan tirah baring
pada dahi anak 6. kolaborasi pemberian
Edukasi antipiretik
5. Anjurkan tirah baring
Dengan Hasil : Orang tua paham tentang
cara dan manfaat melakukan tirah baring
Kolaborasi
6. Mengkolaborasi pemberian antipiretik
Dengan hasil : Paracetamol 3 x 1
BAB IV
ANALISA KASUS
Pasien atas nama An. ZN berusia 1 tahun 5 bulan dengan jenis kelamin
perempuan datang ke puskesmas Kota Tengah pada tanggal 13 Agustus 2022 jam
09.30 dengan keluhan batuk dan demam. Pada saat dilakukan pengkajian ibu pasien
mengatakan anaknya batuk sudah 3 hari, batuk berdahak dan ibu pasien juga
mengatakan anaknya demam sudah 3 hari.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien batuk berdahak, sputum berwarna
putih berlendir, terdapat bunyi napas tambahan (wheezing), frekuensi napas
54x/menit, suhu tubuh 37,7 C, akral teraba hangat, demam sudah 3 hari. Pasien tidak
ada Riwayat malaria, pasien tidak ada masalah pada telinga. Hasil pengukuran berat
badan = 8,7, tinggi badan 76 cm. diagnose medis Pneumonia. Masalah keperawatan
yaitu Bersihan jalan napas tidak efektif dan Hipertermia . Pasien mendapatkan terapi
obat paracetamol sirup 3 x 1 cth, amoxicillin 3 x ½ cth, GG tablet 3 x ¼ , CTM
Tablet 3 x ¼ , Dexametason tablet 3 x ¼.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada An. ZN dengan diagnose
Pneumonia diruangan MTBS Puskesmas Kota Tengah didapatkan
klasisfikasi masalah pneumonia, demam bukan malaria, demam mungkin
bukan DBD, Tidak ada infeksi telinga, gizi baik, dan tidak anemia. Untuk
Tindakan pengobatan sesuai dengan klasifikasi yang didapatkan dalam
pengkajian.
B. Saran
Diharapkan bagi mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya
agar lebih memperhatikan dalam menentukan klasifikasi dan Tindakan
pengobatan sesuai dengan data yang diperoleh saat pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdjul, R. L., & Herlina, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dewasa Dengan Pneumonia : Study Kasus Indonesia Jurnal Of Health
Development. Indonesian Jurnal Of Health Development, 2(2), 102-
107. https://ijhd.upnvj.ac.id/index.php/ijhd/article/view/40
Kemenkes RI. (2019), Profil Kesehatan Indonesia 2018 [ Indonesia Health
Profiel2018].http://www.defkes.go.id/resourees/donwload/pusdatin/profi
l- kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-
2018.pdf
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC.Jogjakarta: Mediaction
Patrisia, I., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro B.,
Hutapea, A., D., Khusniyah, Z., & Sihombang, , M. (2020). Asuhan
Keperawatan Dasar Pada Kebuthan Manusia (Edisi I), Yayasan Kita
Menulis. (diakses tanggal 15 juni 2021, jam 15.00)
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1
cetakan III. Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1 cetakan
III. Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan
III. Jakarta: Tim Pokja SDKI PPNI
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Berbasis KKNI
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) (Edisi I). AR-RUZZ Media.
(diakses tanggal 17 juni 2021, jam 11.50).